“Kabar dari Pondok Wali Barokah Burengan, Kediri, untuk intern.
Wanhat (Dewan Penasehat) meminta penelitian kesehatan untuk bahan makanan yang mengandung babi…🐖🐖
Dari 8 barang yang diteliti:
Masako; positif (mengandung babi); 🐖🐖
Royko, negatif (tidak mengandung babi); 👍👍🏻
Micin sasa; positif (mengandung babi); 🐖🐖
Micin ajinamoto positif (mengandung babi); 🐖🐖
Indomie babi bumbunya positif (mengandung babi); 🐖🐖
Saori-saos tiram negatif (tidak menganduk babi); 👍👍🏻
Tepung bumbu sasa negatif (tidak mengandung babi); 👍👍🏻
Tepung bumbu sajiku negatif (tidak mengandung babi): 👍👍🏻”
masako mengandung babi
(GFD-2021-7167) [SALAH] Bumbu Penyedap Makanan Mengandung Babi dari Pondok Wali Barokah
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 30/06/2021
Berita
Hasil Cek Fakta
Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp dari Pondok Wali Barokah, Burengan, Kediri yang berisi daftar 8 bumbu penyedap makanan yang telah melalui proses penelitian kesehatan. Dari daftar tersebut, 4 di antaranya positif mengandung babi, yaitu Masako, MSG Sasa, MSG Ajinamoto, dan bumbu Indomie Mi Instan Goreng.
Berdasarkan hasil penelusuran, daftar bumbu penyedap yang mengandung babi itu tidak benar. Melalui situs halalmui.org, LPPOM MUI memastikan kehalalan produk Masako, MSG Ajinamoto, MSG Sasa, dan bumbu Indomie Mi Instan Goreng berdasarkan hasil audit yang tertuang dalam Surat Pemberitahuan DN16/Dir/LPPOM MUI/IX/20.
Selain itu, informasi seputar bumbu penyedap makanan yang mengandung babi sebelumnya pernah beberapa kali dibahas oleh Turn Back Hoax dalam artikel berjudul [SALAH] Daftar Bumbu Masakan Mengandung Babi dan [SALAH] “MUI Mengeluarkan Daftar Bumbu dan Makanan yang Mengandung Babi”.
Dari berbagai fakta di atas, pesan berantai WhatsApp itu dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, daftar bumbu penyedap yang mengandung babi itu tidak benar. Melalui situs halalmui.org, LPPOM MUI memastikan kehalalan produk Masako, MSG Ajinamoto, MSG Sasa, dan bumbu Indomie Mi Instan Goreng berdasarkan hasil audit yang tertuang dalam Surat Pemberitahuan DN16/Dir/LPPOM MUI/IX/20.
Selain itu, informasi seputar bumbu penyedap makanan yang mengandung babi sebelumnya pernah beberapa kali dibahas oleh Turn Back Hoax dalam artikel berjudul [SALAH] Daftar Bumbu Masakan Mengandung Babi dan [SALAH] “MUI Mengeluarkan Daftar Bumbu dan Makanan yang Mengandung Babi”.
Dari berbagai fakta di atas, pesan berantai WhatsApp itu dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, informasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar dan telah dikonfirmasi oleh LPPOM MUI.
Faktanya, informasi tersebut merupakan hoaks lama yang kembali beredar dan telah dikonfirmasi oleh LPPOM MUI.
Rujukan
(GFD-2021-7166) [SALAH] Video Perpisahan Tentara Irak dengan Keluarganya saat Melawan Daesh
Sumber: twitter.comTanggal publish: 30/06/2021
Berita
“An Iraqi soldier’s emotional farewell to his mother & family while fighting daesh ..”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter KUNAL BISWAS (@Kunal_Biswas707) mengunggah video disertai dengan narasi yang menyebutkan video tersebut adalah perpisahan tentara Irak dengan ibu dan keluarganya saat perang melawan Daesh. Unggahan tersebut mendapatkan atensi sebanyak 55 retweet, 11 balasan, dan 186 suka.
Berdasarkan hasil penelusuran, video unggahan itu adalah potongan video dari film yang berdurasi 15 menit dan diunggah oleh aktor Menhel Abbas yang bermain dalam film tersebut melalui akun Instagram pribadinya (@menhelabbas) pada 7 Juni 2019. Diketahui film berjudul “Dialing” itu berkisah tentang seorang ibu yang tidak menerima kematian putranya. Film tersebut dirilis tahun 2015 dan ditayangkan dalam Dubai International Film Festival 2015.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter KUNAL BISWAS (@Kunal_Biswas707) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, video unggahan itu adalah potongan video dari film yang berdurasi 15 menit dan diunggah oleh aktor Menhel Abbas yang bermain dalam film tersebut melalui akun Instagram pribadinya (@menhelabbas) pada 7 Juni 2019. Diketahui film berjudul “Dialing” itu berkisah tentang seorang ibu yang tidak menerima kematian putranya. Film tersebut dirilis tahun 2015 dan ditayangkan dalam Dubai International Film Festival 2015.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter KUNAL BISWAS (@Kunal_Biswas707) dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, video tersebut merupakan bagian dari film yang diunggah melalui akun Instagram aktor yang membintangi film tersebut, Menhel Abbas.
Faktanya, video tersebut merupakan bagian dari film yang diunggah melalui akun Instagram aktor yang membintangi film tersebut, Menhel Abbas.
Rujukan
(GFD-2021-7165) [SALAH] Foto Penemuan Kerangka Raksasa di dalam Gua tahun 2017
Sumber: twitter.comTanggal publish: 30/06/2021
Berita
“The skeleton of this giant was discovered in November 2017 in a cave in Krabi, Thailand. This was just made public a few months ago. The skeleton appeared to have been battling a large horned serpent upon death.
“Tengkorak raksasa ini ditemukan pada November 2017 di sebuah gua di Krabi, Thailand. Ini baru diumumkan beberapa bulan lalu. Tengkorak itu tampaknya telah melawan seekor ular bertanduk besar saat mati.”
“Tengkorak raksasa ini ditemukan pada November 2017 di sebuah gua di Krabi, Thailand. Ini baru diumumkan beberapa bulan lalu. Tengkorak itu tampaknya telah melawan seekor ular bertanduk besar saat mati.”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Curiosity (@SciencePorn1) mengunggah foto kerangka raksasa disertai dengan narasi yang menjelaskan bahwa tengkorak tersebut ditemukan pada November 2017 di sebuah gua di Krabi, Thailand. Unggahan tersebut telah mendapat atensi sebanyak 40 retweet, 159 suka, dan 14 balasan.
Berdasarkan hasil penelusuran, kerangka raksasa adalah hasil karya seniman Taiwan bernama Tu Wei-cheng yang terbuat dari plastik. Mengutip dari Taiwan Today, menurut Kementerian Kebudayaan Taiwan, karya dengan judul “Giant Ruins” itu menampilkan kerangka raksasa, ular, dan perahu berekor panjang. Selain itu, mengutip dari NSPP, karya milik Tu Wei-cheng itu ditampilkan dalam eksibisi Thailand Biennale di Goa Khao Khanab Nam, Krabi, Thailand sejak 2 November 2018 sampai dengan 28 Februari 2019.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Curiosity (@SciencePorn1) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, kerangka raksasa adalah hasil karya seniman Taiwan bernama Tu Wei-cheng yang terbuat dari plastik. Mengutip dari Taiwan Today, menurut Kementerian Kebudayaan Taiwan, karya dengan judul “Giant Ruins” itu menampilkan kerangka raksasa, ular, dan perahu berekor panjang. Selain itu, mengutip dari NSPP, karya milik Tu Wei-cheng itu ditampilkan dalam eksibisi Thailand Biennale di Goa Khao Khanab Nam, Krabi, Thailand sejak 2 November 2018 sampai dengan 28 Februari 2019.
Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Curiosity (@SciencePorn1) dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, kerangka tersebut hanyalah replika terbuat dari plastik yang merupakan hasil karya seniman Taiwan bernama Tu Wei-cheng dan ditampilkan dalam eksibisi Thailand Biennale di Krabi, Thailand tahun 2018.
Faktanya, kerangka tersebut hanyalah replika terbuat dari plastik yang merupakan hasil karya seniman Taiwan bernama Tu Wei-cheng dan ditampilkan dalam eksibisi Thailand Biennale di Krabi, Thailand tahun 2018.
Rujukan
(GFD-2021-7164) [SALAH] WHO Larang Wanita Untuk Konsumsi Alkohol
Sumber: MediaTanggal publish: 29/06/2021
Berita
“Rancangan Rencana Aksi Alkohol Global yang diterbitkan di situs web organisasi itu mengatakan kampanye anti-minum harus menargetkan wanita secara khusus, terlepas dari apakah mereka berniat untuk hamil atau tidak. Itu karena risiko merusak bayi di dalam rahim tetapi para kritikus menyebut saran itu ‘paternalistik’ dan ‘seksis’. Langkah ini dapat berarti bahwa jutaan wanita di seluruh dunia diperintahkan untuk tidak minum alkohol selama beberapa dekade dalam hidup mereka….”
Hasil Cek Fakta
Sebuah headline dari media luar negeri mengunggah sebuah artikel dengan judul yang menyatakan bahwa WHO mengeluarkan larangan terhadap wanita hamil atau yang berada di usia subur (18-50 tahun) untuk mengonsumsi minuman beralkohol. Dalam artikelnya disebutkan bahwa Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan kampanye ini untuk mencegah terjadinya risiko kehamilan atau kemandulan bagi wanita. Artikel ini bahkan menambahkan bahwa dengan dikeluarkannya larangan dari WHO ini, jutaan wanita di seluruh dunia harus menghindari minuman alkohol di sepanjang kehidupannya.
Namun setelah mengecek kebenaran narasi ini ditemukan fakta bahwa judul serta isi artikel yang diterbitkan oleh salah satu media online luar negeri ini ternyata mengandung kekeliruan. Klaim keliru ini diketahui muncul setelah keluarnya draf dari rencana aksi global atau WHO’s Global Alcohol Action Plan 2022-2030.
Melansir dari artikel periksa fakta fullfact.org, WHO menyatakan bahwa berita yang beredar tersebut adalah hoaks. Dalam drafnya, WHO tidak menyatakan bahwa wanita hamil atau wanita yang berada di usia subur dilarang untuk mengonsumsi alkohol. Dalam draf ini kampanye dari WHO hanya berupa upaya untuk melakukan pencegahan risiko terhadap kehamilan bagi wanita di dunia jika mengonsumsi alkohol.
Dalam penggalannya dinyatakan bahwa:
“Perhatian yang tepat harus diberikan untuk pencegahan inisiasi minum di kalangan anak-anak dan remaja, pencegahan minum di antara wanita hamil dan wanita usia subur, dan perlindungan orang dari tekanan untuk minum, terutama di masyarakat dengan tingkat alkohol yang tinggi dan konsumsi dimana peminum berat didorong untuk minum lebih banyak lagi.”
Dalam klarifikasinya kepada media Snopes.com, WHO juga menyatakan bahwa draf rencana aksi global WHO saat ini tidak merekomendasikan pantangan terhadap semua wanita yang berada di usia bisa hamil. Namun kampanye ini berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan konsekuensi serius yang dapat ditimbulkan dari minum alkohol saat hamil, bahkan ketika kehamilannya belum diketahui. WHO menambahkan bahwa laporan itu adalah “draf pertama” dan masih ada beberapa putaran konsultasi yang akan dilakukan sebelum difinalisasi dan dirilis.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa WHO melarang wanita hamil atau wanita usi subur untuk mengonsumsi alkohol adalah kekeliruan yang termasuk dalam hoaks kategori false content atau konten yang salah.
Namun setelah mengecek kebenaran narasi ini ditemukan fakta bahwa judul serta isi artikel yang diterbitkan oleh salah satu media online luar negeri ini ternyata mengandung kekeliruan. Klaim keliru ini diketahui muncul setelah keluarnya draf dari rencana aksi global atau WHO’s Global Alcohol Action Plan 2022-2030.
Melansir dari artikel periksa fakta fullfact.org, WHO menyatakan bahwa berita yang beredar tersebut adalah hoaks. Dalam drafnya, WHO tidak menyatakan bahwa wanita hamil atau wanita yang berada di usia subur dilarang untuk mengonsumsi alkohol. Dalam draf ini kampanye dari WHO hanya berupa upaya untuk melakukan pencegahan risiko terhadap kehamilan bagi wanita di dunia jika mengonsumsi alkohol.
Dalam penggalannya dinyatakan bahwa:
“Perhatian yang tepat harus diberikan untuk pencegahan inisiasi minum di kalangan anak-anak dan remaja, pencegahan minum di antara wanita hamil dan wanita usia subur, dan perlindungan orang dari tekanan untuk minum, terutama di masyarakat dengan tingkat alkohol yang tinggi dan konsumsi dimana peminum berat didorong untuk minum lebih banyak lagi.”
Dalam klarifikasinya kepada media Snopes.com, WHO juga menyatakan bahwa draf rencana aksi global WHO saat ini tidak merekomendasikan pantangan terhadap semua wanita yang berada di usia bisa hamil. Namun kampanye ini berusaha untuk meningkatkan kesadaran akan konsekuensi serius yang dapat ditimbulkan dari minum alkohol saat hamil, bahkan ketika kehamilannya belum diketahui. WHO menambahkan bahwa laporan itu adalah “draf pertama” dan masih ada beberapa putaran konsultasi yang akan dilakukan sebelum difinalisasi dan dirilis.
Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa WHO melarang wanita hamil atau wanita usi subur untuk mengonsumsi alkohol adalah kekeliruan yang termasuk dalam hoaks kategori false content atau konten yang salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Gabriela Nauli Sinaga (Universitas Sumatera Utara)
Faktanya klaim tersebut keliru. WHO tidak pernah menyatakan bahwa akan melarang wanita untuk mengonsumsi alkohol. Namun dalam kampanyenya, WHO hanya melakukan tindakan pencegahan terhadap risiko kehamilan yang mungkin terjadi pada wanita yang mengonsumsi alkohol.
Faktanya klaim tersebut keliru. WHO tidak pernah menyatakan bahwa akan melarang wanita untuk mengonsumsi alkohol. Namun dalam kampanyenya, WHO hanya melakukan tindakan pencegahan terhadap risiko kehamilan yang mungkin terjadi pada wanita yang mengonsumsi alkohol.
Rujukan
Halaman: 5434/6645