• (GFD-2020-5797) [SALAH] Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/12/2020

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan
    Vaksin tersebut mengandung protein Spike yang disebut sebagai syncytin-1, dan berperan penting dalam pembentukan plasenta bagi perempuan. Jika vaksin ditujukan untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike, maka vaksin juga akan mempengaruhi sistem daya tahan tubuh perempuan untuk menyerang syncytin-1, yang akan menyebabkan kemandulan bagi perempuan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan.
    […]
    (Narasi dilanjutkan setelah bagian Referensi)

    Vaksin covid mandul

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Facebook Ania Ostrowski mengunggah sebuah foto artikel (5/12) yang menunjukkan pernyataan Ketua Tim Peneliti Pfizer bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan. Dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa vaksin yang dimaksud adalah vaksin berbasis mRNA yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech. Artikel tersebut juga menyatakan bahwa vaksin mRNA akan memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2, yang akan berdampak bagi protein pembentuk plasenta bagi perempuan sehingga dapat menyebabkan kemandulan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, Ketua Tim Peneliti Pfizer yang dimaksud adalah Michael Yeadon, yang sudah tidak lagi bekerja di Pfizer sejak tahun 2011 dan tidak terlibat dalam proses pengembangan vaksin mRNA tersebut. Beberapa ahli juga telah menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.

    Melansir dari AFP, Profesor Mikrobiologi dari Universitas York, Dasantila Golemi-Kotra, menjelaskan bahwa vaksin mRNA hanya memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2 dan tidak akan menyerang protein lain yang terkandung dalam tubuh manusia. Juru bicara Pfizer, Dervila Keane, juga menyatakan bahwa kandungan syncytin-1 dalam protein Spike hanya berjumlah 4 asam amino. Jumlah tersebut terlalu sedikit untuk menyebabkan auto-imun terhadap protein pembentuk plasenta.

    Informasi dengan topik serupa juga pernah dimuat dalam situs AFP dengan judul artikel ‘Covid-19 Vaccine Not Shown to Cause Female Sterilization’.

    Dengan demikian, foto yang diunggah oleh pengguna Facebook Ania Ostrowski tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Informasi yang salah. Faktanya, Ketua Tim Peneliti Pfizer yang dimaksud adalah Michael Yeadon yang sudah tidak lagi bekerja di Pfizer sejak tahun 2011 dan tidak terlibat dalam proses pengembangan vaksin tersebut. Lebih lanjut, beberapa ahli telah menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi perempuan.

    = = = = =

    Rujukan

  • (GFD-2020-5796) [SALAH] Telapak Kaki Relawan Melepuh Efek Samping Suntik Vaksin Covid-19

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 12/12/2020

    Berita

    “Sorry Judge but I like you but I’m not trusting no vaccine, the side effects are far worse than Siegel who’s getting paid to push wants to let on. How about getting Patricia Chandler on your show and asking her how she’s dealing with the side effects, take look.”

    Narasi dalam gambar:
    “my cousin patricia whi live in Austin, Texas was a volunteer in a covid-19 vaccine study recently and has had a severe adverse reaction. She has not been able to walk or go to work for almost 4 weeks now because of huge bleeding sores on her feet. These sores are called a Fixed Drug Eruption for those who may want to dig a little deeper into how this come about…”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar foto di media sosial berupa telapak kaki seseorang yang melepuh dan bernanah dengan narasi foto tersebut adalah efek samping dari penggunaan vaksin Covid-19. Dalam beberapa narasi disebutkan foto kaki yang beredar adalah milik Patricia, seorang relawan suntik vaksin Covid-19.

    Dari hasil penelusuran diketahui luka tersebut bukan karena suntik vaksin. Foto telapak kaki tersebut memang milik Patricia Chandler, seorang wanita yang hidup di Alaska, Texas. Dia mengajukan diri sebagai sukarelawan pada suntik vaksin Pfizer/BioNTech COVID-19 namun nyatanya dia termasuk kelompok sukarelawan yang diberi obat plasebo.

    Plasebo merupakan metode untuk menguji efektivitas obat atau suatu perawatan medis tertentu sebelum dipergunakan secara massal. Plasebo bisa berupa pil, suntikan, atau metode pengobatan lainnya. Plasebo juga sering disebut sebagai obat kosong karena “obat-obatan” plasebo tidak mengandung bahan aktif yang dimaksudkan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Orang yang menerima obat plasebo tidak mengetahui dirinya menggunakan obat kosong.

    Dalam melakukan uji klinis vaksin, relawan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok uji dan kelompok plasebo. Kelompok uji adalah mereka yang mendapatkan vaksin sesungguhnya, sementara kelompok plasebo hanya diberi obat kosong. Tujuannya untuk mengetahui efek psikologis dari relawan setelah mendapatkan suntikan sehingga membantu peneliti mengetahui apakah vaksin benar-benar efektif atau hanya sugesti dari pasien. Patricia merupakan relawan yang masuk kelompok plasebo, dirinya hanya mendapatkan suntikan berupa sedikit air garam (isotonik). Oleh karenanya kondisi pada kulit tidak termasuk dalam gejala suntikan tersebut.

    Penyakit yang diderita Patricia berawal pada akhir Oktober hingga menyebabkan bengkak dan luka yang besar. Setelah menjalani beberapa perawatan, dokter mengatakan luka di kakinya dengan istilah “Fixed Drug Eruption” (FDE), yakni sebuah reaksi alergi akibat dari obat yang dikonsumsi pada kulit atau bagian tubuh. Seorang kenalan dari Patricia membuatkan halaman untuk menggalang dana di situs gofundme.com, dengan narasi yang menyebut hal tersebut karena efek samping dari vaksin. Setelah beberapa waktu, pengelola gofundme telah memperbaiki narasi yang ditampilkan agar tidak menimbulkan kesalahpahaman pembaca.

    Namun gambar dan narasi tersebut terlanjur tersebar di internet dan dijadikan propaganda anti-vaksin. Patricia sendiri telah memberikan klarifikasi melalui video yang menyebutkan luka di kakinya bukan diakibatkan karena suntik vaksin. Dari hasil penelusuran di atas, gambar yang diklaim sebagai efek samping vaksin Covid-19 masuk kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Informasi tidak sesuai fakta. Relawan vaksin dalam foto hanya mendapatkan suntikan obat plasebo, bukan vaksin sebenarnya. Relawan tersebut telah memberikan klarifikasi terhadap isu yang beredar dan tidak membenarkan luka yang dideritanya disebabkan oleh suntik vaksin Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5795) [SALAH] Surat Kepala BKN Tentang Pedoman Pengangkatan Tenaga Honorer Kategori II Formasi TA 2019 & 2020 Menjadi CPNS

    Sumber: Pesan Berantai
    Tanggal publish: 12/12/2020

    Berita

    Telah beredar surat Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) tentang pedoman pengangkatan tenaga honorer kategori II formasi tahun anggaran 2019 & 2020 menjadi CPNS.

    Pengumuman tersebut terdiri dari lima halaman, yang seolah ditandatangani oleh Kepala BKN Bima Haria Wibisana. Pada informasi yang beredar itu dituliskan sejumlah poin penting seperti dasar hukum pengangkatan tenaga honorer, persyaratan, hingga penyampaian usul NIP. Pengumuman palsu tersebut ditujukan ke semua Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) Pusat, PPK Provinsi, dan PPK Kabupaten/Kota.

    Mendikbud, menpanRB dan BKN sepakat formasi cpns diganti formasi pppk

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, infromasi tersebut adalah tidak benar. Dilansir dari Kompas.com, Plt Kepala Biro Humas, Hukum, dan Kerjasama BKN Paryono menegaskan pihaknya tidak pernah mengeluarkan pengumuman ini. Ia menjelaskan, BKN menerima laporan dari masyarakat terkait munculnya pengumuman palsu tersebut.

    “Kemarin ada yang menanyakan ke kami melalui WA (WhatsApp),” kata Paryono saat dihubungi Kompas.com, Kamis (10/12/2020).

    Paryono mengatakan, masyarakat harus berhati-hati terutama terhadap informasi mengenai pengangkatan CPNS dan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). Menurut dia, informasi terkait dua hal ini akan diumumkan secara resmi.

    “Pasti ada prosedurnya yang diumumkan di web BKN,” ujar dia.

    Masyarakat, lanjut Paryono, dapat melakukan pengecekan produk hukum suatu instansi melalui situs resmi masing-masing kemudian memilih menu JDIH. Paryono mengimbau agar tidak mempercayai oknum-oknum yang menawarkan dapat membantu kelulusan peserta dalam rekrutmen CPNS atau PPPK.

    “Jangan mudah percaya pada oknum yg katanya bisa membantu memasukkan seseorang menjadi cpns ataupun PPPK dengan meminta imbalan uang, ikuti saja prosedur resmi melalui pendaftaran, tes dan sebagainya,” tegasnya.

    Sebagai tambahan informasi, pemerintah merencanakan akan kembali membuka rekrutmen CPNS pada 2021 mendatang. Formasi yang dialokasikan pada seleksi CPNS tahun depan kemungkinan akan lebih banyak dibandingkan CPNS formasi 2019.

    Dengan demikian, informasi yang mencatut BKN mengenai tentang pedoman pengangkatan tenaga honorer kategori II formasi tahun anggaran 2019 & 2020 menjadi CPNS adalah tidak benar karena tidak sesuai fakta dan termasuk dalam ketegori konten tiruan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5794) [SALAH] Video Mensos Juliari Bantu Kampanye Paslon Pilkada Surabaya

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/12/2020

    Berita

    Akun Facebook Servita Ifanka memposting video berdurasi 42 detik dengan klaim bahwa Menteri Sosial nonaktif Juliari Peter Batubara membantu kampanye pasangan calon wali kota Surabaya nomor urut 01, Eri Cahyadi-Armuji dengan membagikan bantuan beras di Kecamatan Gayungan, Surabaya. Disebutkan juga bahwa Kadinsos Surabaya dicopot karena menolak menyalurkan bantuan untuk keperluan kampanye Erji. Postingan itu dibagikan pada Selasa (08/12/2020).

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran, video tersebut merupakan kegiatan komunitas Cangkrukan 83 Family yang merupakan salah satu relawan paslon no 1 Eri-Pamuji di kawasan kampung Wilayah Sidonipah, Kelurahan Simolawang, Surabaya pada Rabu (02/12/2020). Dalam kampanye serta video tersebut tidak dibantu maupun dihadiri oleh Mensos Juliari Batubara, juga tidak berkaitan dengan kasus yang menjeratnya saat ini.

    Melansir beritajatim.com, bentuk kegiatan tersebut adalah Bakti Sosial Pasar Gratis. Kegiatan ini juga dipublikasikan beberapa media salah satunya adalah beritabangsa.com . Dalam berita itu disebutkan bahwa yang dibagikan adalah sayur mayur, bukan beras.

    Sedangkan foto kantong beras dalam plastik bergambar salah satu pasangan calon pada video tersebut adalah kegiatan komunitas Keluarga Besar Rakyat Surabaya (KBRS) Perjuangan yang juga adalah salah satu relawan pasangan calon yang dimaksud.

    Seperti diberitakan klikjatim.com, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo), M Fikser bahwa beras bantuan sosial Pemkot Surabaya tidak berlabel.

    Fakta lain, Kepala Dinas Sosial Surabaya, Suharto Wardoyo sampai saat ini masih aktif menjabat sebagai Kepala Dinas Sosial, tidak mundur atau dipecat.

    Atas penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan informasi yang diklaim oleh akun Facebook Servita Ifanka adalah tidak benar dan masuk ke dalam kategori konten yang menyesatkan.

    #CekFaktaPilkadaMafindo

    Rujukan