• (GFD-2021-6081) [SALAH] Paus Fransiskus Ditangkap Atas Tuduhan Perdagangan Manusia, Pornografi Anak, dan Penipuan

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 13/01/2021

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Paus Fransiskus ditangkap”

    Hasil Cek Fakta

    Pengguna Twitter Universaltweet4 mengunggah sebuah video hasil tangkapan layar (10/1) yang menunjukkan sebuah artikel berita dari situs conservativebeaver.com bahwa Paus Fransiskus telah ditangkap pada tanggal 9 Januari 2021 waktu setempat atas tuduhan perdagangan manusia, pornografi anak, serta penipuan. Unggahan tersebut juga disertai dengan keterangan yang menegaskan bahwa Paus Fransiskus telah ditangkap.

    Melansir dari Politifact, Perwakilan Takhta Suci Vatikan untuk PBB, Rev. Fr. Roger Landry, membantah kabar tersebut. Paus sendiri sempat mengadakan siaran langsung melalui kanal YouTube resmi Vatikan pada tanggal 10 Januari 2021 waktu setempat. Lebih lanjut, Paus Fransiskus melalui akun Twitter resminya, Pontifex, sempat mengunggah twit mengenai insiden yang terjadi di Gedung Capitol, Amerika Serikat, beberapa jam setelah berita penangkapan tersebut beredar. Pihak Vatikan juga telah merilis jadwal Paus Fransiskus untuk tanggal 11 Januari 2021.

    Informasi dengan topik serupa juga dimuat dalam situs Politifact dengan judul artikel “No, Pope Francis Has Not Been Arrested” dan mengkategorikannya sebagai ‘pants on fire’.

    Dengan demikian, informasi yang diunggah oleh pengguna Twitter Universaltweet4 tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu/Fabricated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Perwakilan Takhta Suci Vatikan untuk PBB, Rev. Fr. Roger Landry, membantah kabar tersebut. Paus Fransiskus sendiri sempat mengadakan siaran langsung melalui kanal YouTube resmi Vatikan serta mengunggah twit mengenai insiden yang terjadi di Gedung Capitol, Amerika Serikat, beberapa saat setelah kabar penangkapan tersebut beredar.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6080) [SALAH] Kicauan Barack Obama Sindir Donald Trump

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 13/01/2021

    Berita

    Warga Facebook berbondong-bondong mengunggah tangkapan layar dari mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. Dari tangkapan layar, terlihat kalau Barack Obama membuat kicauan itu di Twitter pada 9 Januari 2021.

    Dalam kicauannya, Barack Obama mengaku senang bisa memiliki akun Twitter. Sebab, dengan media sosial yang satu ini, dia bisa berinteraksi dengan jutaan orang di seluruh dunia.

    Begini narasi Barack Obama dalam tangkapan layar:

    "Sungguh, saya suka memiliki akun Twitter. Ini membuat saya terhubung dengan jutaan orang, untuk mengungkapkan perasaan dan pandangan saya, mengetahui bahwa semua media besar dan pemimpin dunia membaca kata-kata ini, bahwa kata-kata itu direkam untuk anak cucu. Betapa hebatnya itu?"

    Tangkapan layar itu pun ramai dibicarakan oleh netizen. Bahkan, ada yang menyebut kalau kicauan itu seperti meledek Donald Trump yang akunnya sudah menghilang dari Twitter.

    Hasil Cek Fakta

    Untuk membuktikan klaim tersebut, Cek Fakta Liputan6.com memeriksa akun Twitter Barack Obama. Namun, Cek Fakta Liputan6.com tidak menemukan kicauan seperti diklaim warga Facebook yang disebut sebagai postingan Barack Obama pada 9 Januari 2021.

    Kicauan Barack Obama pada 9 Januari 2021, yakni membahas soal kekerasan polisi terhadap pendemo yang terjadi di Capitol Hill, Washington DC. Dia mengunggah sebuah artikel dari media fivethirtyeight.com. Kicauan itu mendapat 5,9 ribu komentar, 41 ribu dibagikan ulang, dan 150,3 ribu like.

    Selanjutnya, Cek Fakta Liputan6.com menggunakan mesin pencari dengan kata kunci: "tweet Obama". Hasil penelusuran mengarahkan ke situs USA Today dengan artikel berjudul: "Fact check: Barack Obama tweet about Donald Trump's Twitter ban is fake".

    Dalam artikel tersebut, USA Today menyebut tangkapan layar yang diklaim sebagai kicauan Barack Obama di Twitter sebagai twit palsu. USA Today juga tidak menemukan kicauan Obama yang mengolok-olok akun Donald Trump yang dibekukan Twitter.

    Akun Twitter Donald Trump dibekukan Twitter pada tiga hari lalu. Bahasan soal ini bisa dilihat di artikel Liputan6.com dengan judul: "Twitter Akhirnya Bekukan Akun Donald Trump secara Permanen".

    Artikel ini menyebut Twitter akhirnya membekukan akun Donald Trump secara permanen setelah melakukan peninjauan terhadap twit-twit yang diterbitkan di akun @realDonaldTrump.

    "Kami telah menangguhkan akun Donald Trump secara permanen karena risiko hasutan lebih lanjut untuk melakukan kekerasan," tutur perusahaan lewat akun Twitter Safety (@TwitterSafety), Sabtu (9/1/2021) pukul 6.21 WIB.

    Kesimpulan

    Tangkapan layar yang diklaim kicauan asli dari Barack Obama yang bernada meledek untuk Donald Trump adalah hoaks. Faktanya, tidak ada kicauan Obama seperti yang diklaim netizen.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6079) [SALAH] Dokter dan Perawat di RS Purwakarta Tolak Disuntik Vaksin

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 13/01/2021

    Berita

    Kabar tentang dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin beredar di media sosial. Kabar ini disebarkan akun Facebook The Rocky Gerung pada 9 Januari 2021.

    Akun Facebook The Rocky Gerung mengunggah artike berjudul "Viral Video Dokter dan Perawat di RS Purwakarta Tolak Disuntik Vaksin" yang dimuat situs nalars.com.

    "Viral Video Dokter dan Perawat di RS Purwakarta Tolak Disuntik Vaksin," tulis akun Facebook The Rocky Gerung.

    Konten yang disebarkan akun Facebook The Rocky Gerung telah 2.200 kali dibagikan dan mendapat 129 komentar warganet.

    Benarkah dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin? Berikut penelusurannya.

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri kabar dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin.

    Penelusuran dilakukan dengan menghubungi Kepala Dinas Kabupaten Purwakarta, dr Deni Darmawan. Dr Deni mengatakan bahwa video yang menampilkan dokter dan perawat di Purwakarta yang seakan-akan menolak vaksin ternyata hanya sebatas candaan.

    "Enggak benar (menolak vaksin). Itu meme tiktok saja," kata dr Deni kepada Liputan6.com, Rabu (13/1/2021).

    Menurut dr Deni, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Purwakarta mengkritik keras para dokter dan perawat yang terlibat dalam video tersebut.

    "IDI Purwakarta mengkritik keras," ucap dr Deni.

    Bahkan, kata dia, direktur hingga jajaran manajemen rumah sakit tempat dokter dan perawat itu merekam video juga sudah dimintai keterangan.

    "Tadi pagi sudah dipanggil ke badan kepegawaian," ungkap dr Deni.

    Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil juga meluruskan kabar tersebut. Menurut pria yang akrab disapa Emil ini, kabar dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin awalnya viral lewat rekaman video di TikTok.

    Emil mengaku, pihaknya sudah menelusuri kabar tersebut. Ternyata, video yang dibuat oleh sejumlah tenaga medis itu hanya sebatas candaan.

    "Saya sudah telusuri, itu main-main. Mengobati stres, main tiktok, main rekam video tapi setelah ditelusuri tidak ada niat (menolak vaksin)," kata Emil saat menyampaikan keterangan persnya di Bandung, Jawa Barat, Senin 11 Januari 2021.

    Emil memastikan bahwa pihaknya sudah menegur para tenaga medis yang terlibat pembuatan video tersebut.

    "Ini sudah kami tegur, yang namanya hiburan, main-main jangan menggunakan isu-isu yang sedang sensitif. Sehingga itu diterjemahkan kepada orang menjadi serius, dan menimbulkan opini-opini yang tidak perlu," tambah Emil.

    Emil mengimbau kepada semua pihak agar menahan diri dan tidak mengangkat isu Covid-19 sebagai bahan candaan.

    "Jadi saya titip di situasi pandemi, semua orang capek, semua orang stres, hindari mencari hiburan-hiburan menggunakan isu-isu yang sangat sensitif seperti itu. Mohon jangan diulangi lagi," ucap Emil.

    Kesimpulan

    Kabar dokter dan perawat di salah satu rumah sakit di Purwakarta menolak disuntik vaksin ternyata tidak benar.

    Faktanya, video dokter dan perawat yang itu hanya sebatas candaan dan tidak ada niat menolak vaksin. Konten yang disebarkan akun Facebook The Rocky Gerung masuk kategori palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6078) [SALAH] “Kemasan vaksin Sinovac ga pake ampulan Didalam box vaksin sudah ada spuit khusus yg sdh ada vaksin nya”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 13/01/2021

    Berita

    Akun Kimberly Rebecca (fb.com/ervina.susanti.9619) pada 13 Januari 2021 mengunggah 2 foto dengan narasi sebagai berikut:

    “Kemasan vaksin Sinovac setau saya ga pake ampulan
    Didalam box vaksin sudah ada spuit khusus yg sdh ada vaksin nya…
    Jd tenaga medis tinggal tusuk aja…
    Jadi yang Jokowi pake apa ?”

    Foto yang pertama adalah foto ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) sedang disuntik vaksin Sinovac. Foto kedua adalah foto kemasan vaksin Sinovac.

    Vaksin spuit

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa kemasan vaksin Sinovac tidak memakai ampulan karena di dalam box vaksin sudah ada spuit khusus yang sudah ada vaksinnya dan dikaitkan dengan vaksin yang disuntikkan ke Presiden Joko Widodo (Jokowi) adalah klaim yang keliru.

    Faktanya, kemasan vaksin Sinovac di foto yang diunggah sumber klaim adalah kemasan uji klinis. Dalam kemasan vaksin uji klinis, memang terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik. Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose atau botol dosis tunggal / sekali pakai.

    Berdasarkan hasil penelusuran gambar terhadap foto yang diunggah oleh sumber klaim, salah satu foto yang identik dimuat di artikel berjudul “Κορονοϊός: Έγκριση για επείγουσα χρήση το εμβόλιο της κινεζικής Sinovac” atau yang jika diterjemahkan “Coronavirus: Vaksin Sinovac China disetujui untuk penggunaan darurat”. Artikel ini dimuat di situs pentapostagma.gr pada 28 Agustus 2020.

    Pada foto ini, terlihat tulisan “Only for Clinical Trial” pada kemasan vaksin Sinovac tersebut.

    Dilansir dari artikel berjudul [SALAH] “Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga hanya untuk kelinci percobaan” yang dimuat di situs turnbackhoax.id pada 6 Janauri 2020, Juru bicara vaksin Covid-19 PT Bio Farma Bambang Herianto menyatakan bahwa vaksin dalam foto itu adalah vaksin yang dipakai dalam uji klinis fase III yang saat ini sedang dilaksanakan.

    Sementara vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi (jika telah mendapatkan UEA dari BPOM) memiliki kemasan yang berbeda, tidak ada tulisan “Only for Clinical Trial”. Dalam kemasan vaksin uji klinis, juga terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik. Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose.

    Dilansir dari situs resmi Centers for Disease Control and Prevention (CDC), vial single dose (botol dosis tunggal atau sekali pakai) adalah botol obat cair yang ditujukan untuk pemberian parenteral (injeksi atau infus) yang dimaksudkan untuk digunakan pada satu pasien untuk satu kasus, prosedur, injeksi. Botol dosis tunggal atau sekali pakai diberi label seperti itu oleh pabrikan dan biasanya tidak memiliki pengawet antimikroba.

    Sementara itu, Presiden Joko Widodo akhirnya disuntik vaksin virus corona (Covid-19) buatan Sinovac Cina, di Istana Negara, Jakarta, Rabu 13 Januari 2021 sekitar pukul 09.30 WIB.

    Berdasarkan video siaran langsung dari kanal Youtube Sekretariat Presiden, kemasan vaksin Sinovac yang disuntikkan ke Presiden Jokowi berbeda dengan kemasan vaksin uji klinis yang ada di foto yang diunggah oleh sumber klaim.

    Jokowi menerima suntikan vaksin bersama dengan beberapa pejabat negara lainnya. Sebagai orang pertama, Jokowi disuntik vaksin oleh Wakil Ketua Dokter Kepresidenan, Prof. Dr. Abdul Muthalib.

    Dalam proses vaksinasi, Jokowi harus mengikuti alur vaksinasi yang terdiri dari empat meja. Meja pertama adalah meja untuk pendaftaran dan verifikasi, meja kedua adalah meja pemeriksaan kesehatan, meja ketiga adalah meja penyuntikan, dan meja keempat adalah meja petugas pencatatan.

    Kesimpulan

    Kemasan vaksin Sinovac di foto yang diunggah sumber klaim adalah kemasan uji klinis. Dalam kemasan vaksin uji klinis, memang terdapat wadah vaksin sekaligus jarum suntik. Sementara dalam kemasan vaksinasi, hanya terdiri dari vial single dose atau botol dosis tunggal / sekali pakai.

    Rujukan