• (GFD-2018-107) [DISINFORMASI] "Tiga Bank Besar Indonesia Jatuh ke Tangan Cina"

    Sumber: voa-islam.com
    Tanggal publish: 19/05/2018

    Berita

    "(foto)
    Ahad, 4 Ramadhan 1439 H / 20 September 2015 10:09 wib 397.992 views

    Tiga Bank Besar Indonesia Jatuh ke Tangan Cina

    JAKARTA (voa-islam.com) - Penguasaan sektor finansiil oleh Cina semakin jelas. Ini dampaknya Indonesia semakin terjajah secara ekonomi oleh Cina. Karena tiga Bank BUMN yaitu PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk pinjam ke Cina Development Bank (CDB).

    Sebelumnya, Meneg BUMN RiniSoemarno, menandatangi pinjaman dengan BOC (Bank fo Cina) senilai Rp 570 triliun. Rini juga berusaha memasukan modal dari CDB dan BOC ke bank-bank BUMN dengan demikian perlahan terjadi pengusaan terhadap sektor finansiil yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

    “Ini menandakan ada kepentingan tersembunyi dari Menteri BUMN Rini Soemarno. Utang itu beban bagi bangsa Indonesia khusunya bank-bank tersebut,” jelas seorang pengamat ekonomi Muslim. Cina sangat berkepentingan menguasai perekonomian Indonesia dengan memberikan utangan. “Kalau Bank BUMN sudah dikuasai China, maka dengan mudah negeri Tirai Bambu itu menguasai Indonesia,” tambahnya.

    Sebelumnya, tiga bank pelat merah memperoleh pinjaman senilai total US$3 miliar atau sekitar Rp43,5 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) dari China Development Bank (CDB). Ketiga bank yang memperoleh pinjaman tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk.

    Penandatanganan kesepakatan pinjaman dilakukan Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin, Direktur Utama BRI Asmawi Syam, dan Direktur Utama BNI Achmad Baiquni dengan President of Cina Development Bank Zheng Zhijie yang disaksikan Menteri BUMN Rini Soemarno dan Minister/Chairman of National Development and Reform Comittee Xu Shaoshi di Beijing, Cina, Rabu (16/9/2015) malam.

    Indonesia menjadi anak jajahan Cina yang memang memiliki kepentingan di Indonesia, dan Jokowi memfaslitasi kepentingan juragan Cina yang ingin mengambil alih Indonesia. Sungguh sangat berbahaya bagi masa depan anak cucu. (afth/dbs/voa-islma.com)

    Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!".

    Hasil Cek Fakta

    Disinformasi yang beredar di 2015, dan sudah diklarifikasi: "Kabar yang menyebutkan pemerintah menjaminkan kepemilikan bank BUMN ke Cina tidak benar Dana pinjaman akan dipakai untuk membiayai proyek jangka panjang". Selengkapnya di poin (1) bagian REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2018-106) [DISINFORMASI] "WIRANTO Tegas Akan Bubarkan DPR Jika Tak Selesaikan RUU T3ROR1SME, Fadli Zon CIUT"

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 18/05/2018

    Berita

    "WIRANTO Tegas Akan Bubarkan DPR Jika Tak Selesaikan RUU T3ROR1SME, Fadli Zon CIUT - Berita Viral

    Berita Viral
    Published on May 15, 2018

    WIRANTO Tegas Akan Bubarkan DPR Jika Tak Selesaikan RUU T3ROR1SME, Fadli Zon CIUT - Berita Viral
    Selengkapnya : (http:)//zipansion(dot)com/A1pf
    WIRANTO Tegas Akan Bubarkan DPR".

    Hasil Cek Fakta

    Judul tersebut adalah pancingan klik (click bait), tidak ada pernyataan yang seperti itu dari Wiranto. Video adalah hasil suntingan kompilasi dari beberapa video yang sudah dipublikasikan sebelumnya, selengkapnya di bagian REFERENSI.

    Rujukan

  • (GFD-2018-105) [KLARIFIKASI] Pengibaran Bendera Israel dalam Acara dan Konvoi Kendaraan di Jayapura

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/05/2018

    Berita

    Beredar di media sosial sebuah video pengibaran bendera Israel oleh suatu kelompok dalam sebuah acara di GOR Waringin, Jayapura, Irian Jaya, yang membuat heboh warganet. Selain itu, mereka melakukan aksi konvoi kendaraan yang juga mengibarkan bendera Israel selama perjalanan.

    Hasil Cek Fakta

    Polisi menyebut aksi tersebut sebagai tradisi dan tak ada kaitannya dengan politik. Kapolda Papua Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan konvoi ini dilakukan oleh komunitas Sion Kids. Menurutnya, mereka menggelar acara peringatan budaya yang sudah menjadi tradisi. Boy mengatakan acara peringatan ini tidak memiliki kepentingan politik apapun. Boy menyebut komunitas ini mengagungkan budaya Israel yang berasal dari keturunan Adam. Boy mengatakan kegiatan mereka tidak mencerminkan dukungan terhadap Israel sebagai sebuah negara.

    Rujukan

  • (GFD-2018-104) [DISINFORMASI] Artikel "Analisis Mulyo Wibisono" yang Diedarkan Kembali

    Sumber: satusuaraexpress.com
    Tanggal publish: 17/05/2018

    Berita

    "Analisis Mulyo Wibisono, Mantan Komandan BAIS Terkait Terorisme di Indonesia

    (foto)

    Mulyo Wibisono, Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis, (BAIS), Laksamana Pertama TNI, Purnawirawan

    SatuSuaraExpress.com – Mantan Komandan Satgas Intelijen Strategis (BAIS), Laksamana Pertama TNI (Purn) Mulyo Wibisono bicara soal terorisme di Indonesia.

    1. Teroris Dipelihara Intelijen untuk Meraup Dollar dari AS

    Keberadaan teroris di Indonesia sengaja dipelihara institusi tertentu untuk mendapatkan proyek dari Amerika Serikat (AS).

    “Teroris itu sengaja dipelihara institusi tertentu yang mempunyai kemampuan intelijen. Institusi ini mendapatkan keuntungan dengan adanya teroris karena mendapatkan kucuran dana dari AS,” kata Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis, (BAIS), Laksamana TNI, Purnawirawan, Mulyo Wibisono, Kamis (6/9).

    Menurut Mulyo, kemunculan teroris disengaja dengan memprovokasi untuk melakukan kegiatan teror. “Dalam intelijen ini penyusupan itu hal yang biasa. Sebetulnya aparat sudah tahu, tetapi dibiarkan saja. Dan pelaku teroris ini akibat provokasi intelijen,” paparnya.

    Kata Mulyo, teroris Solo semakin mencurigakan karena aparat kepolisian menyebutkan para pelakunya melakukan pelatihan di Gunung Merbabu. “Polisi harus mengungkap siapa yang melatih para teroris itu, atau jangan-jangan intelijen sendiri. Menggunakan senjata terlebih lagi umur mereka masih muda itu sangat aneh sekali dan mampu membunuh polisi,” jelasnya.

    Kecurigaan Mulyo bertambah, korban aparat kepolisian yang tertembak di Solo tidak diotopsi. “Harusnya korban dari pihak kepolisian diotopsi dan diumumkan ke publik agar masyarakat semakin tahu. Kalau kayak gini semakin menambah kecurigaan,” paparnya.

    Ia juga mengatakan, dalam sebuah operasi intelijen itu hal yang biasa membunuh temannya sendiri itu untuk menekankan teroris melakukan perlawanan. “Dalam operasi intelijen itu sudah biasa untuk membunuh temannya sendiri. Dan kejadian di Solo itu ada kemungkinan itu, yang membunuh Densus ya temannya sendiri,” ungkap Mulyo

    Kata Mulyo, dari pengakuan warga yang berada di lokasi bahwa Densus langsung memberondong orang-orang yang diduga teroris. “Kalau saya baca di media, ada pengakuan warga di lokasi bahwa orang-orang yang diduga teroris langsung diberondong dan tidak ada perlawanan. Ini yang jarang diungkap di televisi,” pungkasnya.

    2. ‘Teroris Tambora dan Depok’, Rekayasa yang Mudah Ditebak

    Kemunculan teroris termasuk yang ada di Tambora, Depok dan penemuan bahan peledak Bojong Gede itu merupakan rekayasa pihak-pihak tertentu untuk mendapatkan kucuran dana baik dari dalam negeri maupun Amerika Serikat.

    “Katanya ada teroris dan penemuan bahan peledak itu rekayasa dan mudah ditebak, dan dihubungkan teroris Tambora dengan Depok serta ada surat wasiat hanya fakta rekayasa,” kata Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis, (BAIS), Laksamana Pertama TNI, Purnawirawan, Mulyo Wibisono kepada itoday, Selasa (11/9).

    Kata Mulyo, surat wasiat Thoriq yang ditemukan di Bojong Gede sangat aneh sekali. “Kalau surat wasiat Thoriq ditemukan di rumahnya di Tambora itu logis, kalau ditemukan Bojong Gede aneh juga. Selama ini Thoriq lebih banyak beraktivitas di rumahnya jualan pulsa,” ungkap Mulyo.

    Mulyo menerangkan rekayasa ini terlihat dengan adanya orang yang diduga teroris Tambora bernama Thoriq mempunyai bahan peledak di rumahnya.

    “Thoriq ini siapa sebenarnya, rumahnya tiba-tiba ada bahan peledak dan dapat melarikan diri dalam beberapa hari, kemudian menyerahkan diri ke polisi dengan membawa pistol. Ini juga tidak masuk akal.Seorang teroris itu lebih suka mati syahid, tetapi kok tiba-tiba menyesal,” ujarnya.

    Kata Mulyo, keanehan juga nampak dari keterangan polisi bahwa Thoriq akan merencanakan bom bunuh diri di empat lokasi. “Mau rencanakan bom bunuh diri di bom lokasi, ini juga ngak logis, satu orang kok bisa melakukan bom bunuh diri di empat lokasi. Satu bom bunuh diri saja, sudah meninggal,” ungkapnya.

    Ia juga mengatakan, adanya pengakuan saksi kunci dalam ledakan di Beji, Depok itu layak dipertanyakan. “Apakah saksi kunci ledakan di Beji Depok itu yang mengatakan melihat asap dan menyelamatkan orang-orang di dalam bisa dipercaya. Ini juga harus kritisi,” ujar Mulyo.

    Selain itu, menurut Mulyo, dalam operasi intelijen melakukan penyusupan dan pembelokan opini dengan merekayasa fakta itu hal yang biasa. “Pengalaman saya, operasi intelijen dengan melakukan teror dan pembelokkan opini dengan penyusupan ke kelompok-kelompok yang dicurigai teroris maupun membentuk kelompok-kelompok baru. Kalau dulu terlihat rapi, sekarang ini mudah ditebak cara kerjanya,” jelasnya.

    Mulya menjelaskan kemunculan terorisme itu upaya untuk memberikan stigma negatif terhadap Islam. “Ini bagian dari perang global dan Indonesia ikut dalam perang global itu, dan memberikan stigma teroris terhadap Islam. Kalau kita lihat berita teroris langsung disebut alumni pesantren tertentu, selanjutnya ada sertifikasi ulama, terus ada apalagi, ya ujung-ujungnya stigma negatif terhadap Islam,” pungkasnya.

    3. Penangkapan Terduga Teroris Solo, Upaya Densus 88 Cari Duit ke AS

    Penangkapan orang-orang yang diduga teroris di Solo sebagai upaya Densus 88 mencari proyek ke AS.

    “Sekarang ini, SBY dalam perjalanan ke AS, dan ada penangkapan orang-orang yang diduga teroris. Ini bukan penangkapan biasa, tetapi mencari momentum agar teroris dianggap masih ada,” kata mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) Laksamana Pertama TNI (Purn) Mulyo Wibisono kepada itoday (22/9).

    Kata Mulyo, ketika orang-orang yang diduga teroris ada berarti masih diperlukan biaya untuk pencegahan dan penindakan. “Kalau teroris tidak ada, mereka yang menumpas dan mencegah teroris tidak ada duit dan kerjaan,” ujarnya.

    Ia mengkritisi pihak Densus 88 yang menangkap orang-orang yang diduga teroris itu berhubungan dengan perekrutan Poso.

    “Densus 88 itu sudah punya data jaringan Poso dan ada yang “disusupkan” di jaringan ini. Artinya mereka yang melakukan perakitan bahan peledak maupun senjata-senjata tak bisa dilepaskan dari orang-orang Densus yang disusupkan. Ini hal biasa dalam operasi intelijen,” papar Mulyo yang sudah malang melintang dalam dunia intelijen.

    Kata Mulyo, penangkapan teroris termasuk yang di Surakarta merupakan sandiwara pihak Densus 88. “Penangkapan itu hanya bagian sandiwara yang mudah ditebak dan sedang dijalankan Densus 88. Dan penangkapan ini didramatisir dengan pemusnahan bahan peledak oleh pihak gegana,” jelasnya.

    Ia juga mengingatkan protes yang dilakukan umat Islam terhadap film anti-islam secara besar-besaran bisa menjadi pembenar pihak AS bahwa Islam diidentikan dengan kekerasan dan teroris. “Setelah komunis jatuh, Islam musuh AS, dan teroris itu selalu diidentikan dengan Islam, padahal gerakan teror juga dilakukan agama lain, seperti di Irlandia utara maupun di AS sendiri ada ekstrimis Kristen,” pungkasnya.

    SEMOGA BERMANFAAT UNTUK MENAMBAH WAWASAN KITA SEMUA, JADI LAH ORANG YANG CERDAS DAN TAK MUDAH (LATAH) MENUDUH AKAN SESUATU YANG BELUM KITA KETAHUI DENGAN PASTI, TAK ADA SALAHNYA KITA MENGANALISIS DENGAN PENUH HATI-HATI

    #ISLAM BUKAN TERORIS, DAN TERRORIS BUKAN ISLAM…!!".

    Hasil Cek Fakta

    Artikel tersebut dimuat oleh media-media non kredibel pada tahun 2012, dimuat kembali oleh satusuaraexpress(dot)com 4 hari lalu, kemudian diedarkan melalui aplikasi Telegram.

    Rujukan