• (GFD-2021-6859) [SALAH] Akun Facebook Wali Kota Bogor Tawarkan Bantuan Modal Usaha

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/05/2021

    Berita

    “assalamualikum..
    ni ad program bagus dari pemerintah .
    bantuan mudal wira usaha dngan bunga 0%.
    Dan biaya subsidi 50% perbulan di bantu
    pemerintah. dan program ini ad selama covid 19.
    terima kasih..
    waalaikum salam”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar akun Facebook Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dengan nama pengguna Bima Arya S. Akun tersebut menyebarkan informasi terkait program bantuan modal usaha dari pemerintah dengan bunga 0% serta biaya subsidi sebesar 50% setiap bulan dari pemerintah. Akun tersebut juga berkomunikasi dengan beberapa warga melalui fitur Messenger di Facebook dan meminta data pribadi warga berupa foto KTP dan Kartu Keluarga.

    Pemerintah Kota Bogor melalui akun Facebook resminya telah menegaskan bahwa akun tersebut bukan merupakan milik Wali Kota Bogor. Pemerintah Kota Bogor juga meminta warga untuk melaporkan segala bentuk informasi mencurigakan yang mengatasnamakan Wali Kota Bogor melalui aplikasi SiBadra yang dapat diunduh di Play Store dan App Store.

    Lebih lanjut, melansir dari Tribun News, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kota Bogor, Samson Purba menegaskan bahwa informasi terkait bantuan dana usaha yang disebarkan oleh akun Facebook tersebut adalah hoaks. Samson menjelaskan bahwa dana bantuan usaha dari pemerintah memiliki suku pinjaman sebesar 6% tanpa jaminan, asalkan usahanya benar-benar ada.

    Dengan demikian, akun Facebook Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dengan nama pengguna Bima Arya S tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini (Universitas Diponegoro).

    Pemerintah Kota Bogor melalui akun Facebook resminya telah menegaskan bahwa akun tersebut bukan merupakan milik Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6858) [SALAH] Covid-19 Adalah Bakteri yang Terpapar Radiasi, Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 03/05/2021

    Berita

    “Rusia menjadi negara pertama di dunia yang melakukan otopsi (post mortem) terhadap jenazah Covid-19. Setelah dilakukan penyelidikan menyeluruh, ditemukan bahwa Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.

    Penyakit Covid-19 telah ditemukan menyebabkan pembekuan darah, yang menyebabkan pembekuan darah manusia dan pembekuan darah vena, yang membuat orang sulit bernapas karena otak, jantung, dan paru-paru tidak dapat menyerap oksigen, menyebabkan orang mati dengan cepat.

    Guna mengetahui penyebab kurangnya energi pernapasan, dokter Rusia tidak mendengarkan kesepakatan WHO, melainkan melakukan otopsi terhadap COVID-19. Setelah dokter membuka lengan, kaki, dan bagian tubuh lainnya dan memeriksanya dengan cermat, mereka menemukan bahwa pembuluh darah melebar dan berisi gumpalan darah, yang menghalangi aliran darah dan mengurangi aliran oksigen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian pada tubuh.

    Setelah mengetahui penelitian tersebut, Kementerian Kesehatan Rusia segera mengubah rencana pengobatan Covid-19 dan menggunakan aspirin untuk pasien positif. Mulailah mengonsumsi 100 mg dan Imromac. Hasilnya, para pasien mulai pulih dan kesehatan mereka mulai membaik.

    Setelah periode penemuan ilmiah, dokter Rusia menjelaskan bahwa penyakit ini adalah tipuan global, dan metode pengobatan ini menjelaskan, “Ini tidak lain adalah gumpalan di pembuluh darah (bekuan darah) dan metode pengobatan.

    Tablet antibiotik

    Anti-inflamasi dan Minum antikoagulan (aspirin).

    Untuk tujuan ini, kesepakatan telah dikeluarkan di Rusia.

    Bagikan informasi ini dengan keluarga, tetangga, kenalan, teman, dan kolega Anda sehingga mereka dapat menghilangkan rasa takut akan Covid-19 dan menyadari bahwa itu bukan virus, melainkan bakteri yang hanya terpapar radiasi.

    Hanya orang dengan kekebalan rendah yang harus berhati-hati. Radiasi ini juga dapat menyebabkan peradangan dan hipoksia. Korban harus mengonsumsi Asprin-100mg dan Apronik atau parasetamol 650mg.

    Sumber: Kementerian Kesehatan Rusia”
    Rusia otopsi pasien covid
    covid conspiracy
    Rusia otopsi mayat covid-19
    Rusia otopsi covid 19
    Rusia covid 19 bakteri
    Rusia klaim covid 19 bukan virus
    Kemenkes rusia, covid 19
    Berita tentang rusia
    Covid adalah bakteri
    Kementerian rusia
    Covid-19 bakteri
    Covid-19 bukan virus
    Covid-19 adalah bakteri yang terpapar radiasi
    Covid-19 tidak ada dalam bentuk virus, melainkan bakteri yang telah terpapar radiasi dan menggumpal melalui darah
    Otopsi mayat covid 19
    Mengurangi kadar oksigen
    Bakteri penggumpal darah
    Covid bukan virus tapi bakteri
    "Rusia otupsi covid 19"
    1. Covid radiasi rusia
    Covid karena radiasi

    Rusia nekat berani otopsi
    Rusia radiasi
    Rusia nekat otopsi korban covid
    ilmuwan rusia
    Rusia nekad otopsi jenazah covid

    Otopsi jenazah covid
    Sumber COVID bakteri
    Rusia otopsi korban covid
    Otopsi pasien corona
    Rusia atopsi
    Rusia negara pertama covid
    Covid-19 bukanlah virus
    Covid-19 bukan virus tapi bakteru yang terkena radiasi
    Covid-19 bukan virus tapi bakteri yang terkena radiasi
    Covid-19 bukan virus

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan berantai whatsapp yang menyebutkan bahwa covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi radiasi dan menggumpal melalui darah hingga menyebabkan kematian.

    Berdasarkan hasil penelusuran, Faktanya, narasi tersebut merupakan hoaks daur ulang dengan mencatut instansi Kementerian Kesehatan Ruisa, setelah sebelumnya narasi serupa pernah diperiksa faktanya oleh Mafindo dengan dudul “[SALAH] “Covid-19 BUKAN Virus, Sumber : Kementerian Kesehatan Italy” pada 14 februari 2021 lalu.

    Kemudian untuk klaim yang menyebut bahwa covid-19 bukanlah virus melainkan bakteri yang terpapar radiasi juga menyesatkan. Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int, penyakit Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang baru ditemukan.

    Radiasi dapat bersentuhan dengan kulit, misalnya saat kita meletakkan ponsel 5G ke telinga untuk melakukan panggilan. Ini adalah saat kita paling terpapar radiasi non-ionisasi. Tetapi eksposur ini jauh di bawah tingkat keamanan yang direkomendasikan. Radiasi 5G tidak dapat menembus kulit, atau membiarkan virus menembus kulit. Tidak ada bukti frekuensi radio 5G menyebabkan atau memperburuk penyebaran virus corona.

    Namun ponsel bisa berbahaya jika orang yang terinfeksi berbicara melalui telepon yang dipegang di dekat mulutnya, cukup banyak tetesan infeksius yang dapat mendarat di permukaannya untuk membuatnya mampu menyebarkan virus. Inilah sebabnya mengapa tidak disarankan untuk berbagi ponsel selama pandemi. Anda juga harus mendisinfeksi ponsel Anda secara teratur.

    Dilansir dari The Guardian, 5G aman, menurut badan internasional yang bertanggung jawab untuk menetapkan batas paparan radiasi, yang telah memperbarui pedoman penasehatnya untuk pertama kalinya dalam lebih dari 20 tahun. Tidak ada bukti yang mendukung terkait penyebaran virus covid-19 karena radiasi 5G.

    Kesimpulan

    Hoaks daur ulang. Sebelumnya narasi serupa pernah muncul dan mengatasnamakan Kementerian Kesehatan Italy. Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), who.int, penyakit Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus korona yang baru ditemukan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6857) [SALAH] Denjaka Dilibatkan Tumpas KKB Teroris Papua

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 03/05/2021

    Berita

    “Pasukan elit angkatan laut DENJAKA sampai di tanah Papua. Kekuatan 1Denjaka = 12 orang. Mempunya kekuatan misterius yang bikin angkatan laut amerika gemetaran.”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah pesan disertai foto yang diklaim sebagai bukti keterlibatan Pasukan Elit Angkatan Laut Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) dalam misi penumpasan KKB Teroris Papua. Pesan tersebut menyatakan bahwa Denjaka sudah tiba di Papua pada 1 Mei 2021.

    Informasi itu mendapatkan atensi cukup banyak dari warganet dan sempat menduduki trending topik Twitter. Hingga Senin (3/5/2021) pagi, twit telah diretweet 863 kali, disukai 4.324 kali, dan dikomentari 304 kali.

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut tidak benar. Melansir dari detik.news, Komandan Korps Marinir Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar), Suhartono, membantah isu tersebut, “Tidak ada” kata Mayjen Suhartono saat menjawab pertanyaan terkait isu pelibatan Denjaka di Papua.

    Kadispenal Laksamana Pertama TNI, Julius Widjojono juga menegaskan bahwa informasi terkait Denjaka tidak pernah disebarkan. Denjaka merupakan pasukan siluman yang semua pergerakannya tidak disebarkan dan berisikan pasukan-pasukan terpilih dan terlatih.

    “Nggak ada, kalau Denjaka pasti tidak pernah disampaikan mau ke mana, di mana, nggak ada. Tidak pernah ada informasi, kalau diinformasikan berarti hoax,” ujar Julius, melalui detik.news, pada Sabtu, 01/05/21.

    Selain itu, foto yang diklaim sebagai bukti keterlibatan Denjaka dalam misi penumpasan KKB Papua adalah foto lama yang sempat diunggah pada tahun 2020. Foto tersebut digunakan oleh tribunnews saat membahas terkait kemampuan pasukan elit Indonesia.

    Mengacu kepada seluruh hasil referensi, klaim bahwa Denjaka dilibatkan dalam misi penumpasan teroris KKB di Papua adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut tidak benar. Komandan Korps Marinir Dankormar Mayor Jenderal TNI (Mar), Suhartono, membantah isu tersebut, “Tidak ada” kata Mayjen Suhartono saat menjawab pertanyaan terkait isu pelibatan Denjaka di Papua.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6856) [SALAH] Video Hewan Hasil Gabungan DNA Kelinci dengan Ayam

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 03/05/2021

    Berita

    Narasi dalam video:

    “Orang ini mencoba menggabungkan DNA seekor kelinci dan ayam, lihatlah hasilnya”

    Narasi postingan:

    “Bisa gitu ya guys 😁

    .

    Follow @kutipaninfo_ for more information💡”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Instagram @/kutipaninfo_ mengunggah konten video yang mengklaim bahwa hewan dalam video merupakan hasil menggambungan DNA antara kelinci dan ayam. Dalam konten video itu terlihat seekor ayam dengan bulu lebat.

    Berdasarkan hasil penelusuran, hewan dalam konten tersebut merupakan ayam Silkie. Ayam tersebut diketahui berasal dari dataran benua Asia yang kemudian telah dibudidayakan di berbagai negara, salah satunya ialah Amerika Serikat.

    Ayam tersebut diketahui pertama kali dikenalkan ke Eropa dan negara Barat lainnya oleh Marco Polo melalui tulisannya terkait hewan unggas berbulu lebat saat ia menempuh perjalanan di daerah Asia. Sejak itu, muncul ketertarikan bangsa Barat terhadap ayam Silkie yang kemudian mereka peroleh melalui jalur perdagangan Jalur Sutra dari China.

    Berbeda dengan jenis ayam lainnya, ayam Silkie saat ini lebih diperuntukkan sebagai hewan peliharaan. Meski demikian, ayam Silkie juga dikonsumsi sebagai bahan makanan dan obat-obatan di dataran China dan beberapa negara Asia lainnya, seperti Jepang, Kamboja, Vietnam, dan lain sebagainya.

    Berdasarkan penjelasan itu, maka klaim bahwa ayam Silkie merupakan penggabungan DNA kelinci dengan ayam merupakan klaim yang salah. Oleh sebab itu, konten postingan Instagram itu masuk ke dalam kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hewan dalam postingan Instagram bukan hasil penggabungan DNA kelinci dengan ayam. Hewan tersebut ialah ayam Silkie. Ayam tersebut merupakan salah satu varian ayam yang originalnya berasal dari Asia yang kemudian dibudidayakan di beberapa negara, salah satunya Amerika Serikat.

    Rujukan