• (GFD-2020-3511) [KLARIFIKASI] Video Kekerasan Anak “viralkan biar tertangkap”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 06/01/2020

    Berita

    MEMANG SUDAH tertangkap, peristiwa di Filipina pada tahun 2018.

    NARASI

    * “ayo viralkan biar pelakunya cepat tertangkap” (di cuitan).

    * ” viralkan biar tertangkap” (di video).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Beberapa artikel yang terkait,


    * The Summit Express: “Ayah yang memukuli dan menggantung anaknya terbalik di video viral ditangkap”

    Google Translate, selengkapnya di http://bit.ly/2QJ0cnS / http://archive.md/d1Rga (arsip cadangan).




    * detikNews: “Viral Video Ayah Gantung Terbalik Balita, Dipastikan Terjadi di Filipina”.

    Selengkapnya di http://bit.ly/2SNvs7M.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3510) [SALAH] Foto “Hati2ada bakso tikus”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 06/01/2020

    Berita

    Selain berasal dari foto peristiwa BUKAN di Indonesia, salah satu foto yang dibagikan tidak ada kaitannya dengan klaim.
    NARASI

    * “Hati2ada bakso tikus”



    * “Tlong jngn trlalu prcyg sm penjual bkso yg selalu pindh2 sm yg dpngr jln cbk klian lihat ni tryta ad yg pngn irit gk mau bli dging jdi dia critkus pngr jln ting sbrkn ni bg ady”

    (“Tolong jangan terlalu percaya sama penjual bakso yang selalu pindah-pindah sama yang dipinggir jalan coba kalian lihat ini ternyata ada yang pengen irit gak mau beli daging jadi dia cari tikus pinggir jalan tolong sebarkan ini Bang Ady”).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S, First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”.

    * SUMBER menyebarkan tangkapan layar post yang berisi foto peristiwa BUKAN di Indonesia (foto pertama dan ketiga).

    * SUMBER menambahkan narasi sehingga membangun premis pelintiran, selain itu foto keempat tidak ada kaitannya dengan narasi/klaim.

    (2) Beberapa sumber foto:



    * Foto (1): http://bit.ly/2QXcRnl / http://archive.md/LHIWT (arsip cadangan), foto peristiwa di Kamboja pada tahun 2008.






    Foto (3): http://bit.ly/2MU2Oya / http://archive.md/RXG03 (arsip cadangan), pembahasan di situs di Snopes mengenai pesan berantai yang beredar pada tahun 2006.





    Foto (4): http://bit.ly/36owif8 / http://archive.md/YdE5d (arsip cadangan), foto bakso di situs “Dreamstime” yang diunggah pada tahun 2009.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3509) [SALAH] Luhut Menteri Indonesia atau Dubes Khusus China Untuk Indonesia Tulisan Akbar Tandjung

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 05/01/2020

    Berita

    Beredar tulisan berjudul “Luhut Menteri Indonesia atau Dubes Khusus China Untuk Indonesia?” dengan cantuman nama penulisnya ialah Akbar Tandjung. Tulisan itu berisikan kritik kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan terkait kasus Natuna. Berikut kutipannya:

    *LUHUT ITU MENTERI INDONESIA ATAU 'DUBES KHUSUS' CHINA UNTUK INDONESIA ?*

    Oleh : AKBAR TANJUNG

    _"Sebenarnya enggak usah dibesar-besarin lah kalau soal kehadiran kapal (Coast Guard China) itu,"_

    *[Luhut Binsar Panjaitan, usai pertemuan sore bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (3/1)].*

    Disaat umat ini marah karena China melanggar batas kedaulatan Negara, disaat upaya maksimal perlu dipersiapkan untuk menghalau eksistensi kapal dan kedaulatan China di perairan Indonesia di selat Natuna, Luhut Binsar Panjaitan jusrtu menganggap remeh masalah. Bukannya protes dan marah kepada China, Luhut justru meminta negara ini marah pada negaranya sendiri.

    Persoalan ketercukupan kapal patroli dan bahkan kapal perang untuk mengamankan wilayah perbatasan negara itu satu hal. Pelanggaran kedaulatan China, itu hal yang lain yang perlu disikapi secara tegas.

    Jika menggunakan logika Luhut, maka ketika rumah kecurian karena pagar tidak digembok kita justru diminta marah kepada diri sendiri, kenapa tidak punya kemampuan untuk membeli gembok pagar. Sementara, persoalan pencuri yang telah masuk rumah dan mengacak-ngacak privasi tidak perlu di besar-besarkan.

    Luhut mengganggap, masuknya kapal-kapal asing dari China ini akibat kurangnya kemampuan Indonesia mengawasi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).

    "Sebenarnya kan kita juga kekurangan kemampuan kapal untuk melakukan patroli di ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) kita itu. Sekarang memang Coast Guard kita itu, Bakamla, sedang diproses supaya betul-betul menjadi Coast Guard yang besar sekaligus dengan peralatannya," kata Luhut.

    Sebelumnya, Kapal-kapal ikan China dilaporkan telah masuk ke perairan Natuna dan melakukan pencurian ikan. Kapal-kapal pencuri ikan tersebut bahkan dikawal oleh kapal Coast Guard China. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia telah menyampaikan protes keras karena pelanggaran kedaulatan yang dilakukan oleh China.

    Umat Islam justru bertanya, Luhut ini menteri negara mana ? Menteri Indonesia atau duta besar khusus China untuk Indonesia ? Kenapa Luhut, justru bicara dalam konteks kepentingan China dimana Indonesia diminta 'memaklumi' tindakan China bahkan meminta Indonesia menyalahkan diri sendiri ?

    Kalau Luhut diam dalam urusan pembantaian muslim Uighur mungkin saja dapat dibenarkan, karena Luhut memang merasa tak bersaudara dengan muslim Uighur. Tetapi jika Luhut tak bicara lantang terhadap China karena pelanggaran batas kedaulatan, maka wajar jika banyak yang menyebut Luhut sebagai pengkhianat.

    Apalagi, bagi eks militer tentu isu kedaulatan adalah isu krusial. Jiwa tentara, tak akan mungkin rela sejengkal pun tanah perbatasan dirampas musuh.

    Luhut telah menunjukan watak aslinya yang menghamba pada kepentingan China. Sikap Luhut dalam isu kedaulatan ini, mengokohkan posisi Luhut yang berfungsi sebagai 'pengaman kebijakan China' dalam melakukan ekspansi ekonomi ke Indonesia melalui proyek OBOR dan belitan hutang China terhadap Indonesia.

    Adapun Jokowi, dia tak akan berani mendongakan kepala kepada Luhut dan mengusir Luhut dari kabinet. Jokowi berkuasa juga atas sokongan Luhut, karena itu persoalan intervensi China ke Indonesia tidak saja dipahami sebagai kebijakan persoanal seorang luhut.

    Namun, rezim Jokowi ini memang telah menyerahkan 'leher kedaulatan' negeri ini ketangan rezim komunis China, melalui sejumlah utang dan perjanjian. Indonesia telah dipenjara menjadi 'Provinsi baru China diluar China daratan' yang akan menghamba dan melayani kepentingan China.

    Protes kemenlu juga bisa dipahami sebagai 'basa-basi politik' belaka, karena sejatinya kebijakan Indonesia benar-benar telah berada dibawah ketiak China. Buktinya, hingga saat ini Jokowi masih bungkam atas isu kemanusiaan yang menimpa muslim Uighur. [].

    #copast

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa tulisan tersebut bukanlah tulisan Akbar Tandjung, Politisi Senior Partai Golongan Karya (Golkar). Bantahan terkait hal tersebut disampaikan oleh Akbar Tandjung Institute (ATI) melalui siaran persnya kepada sejumlah media.

    Dalam siaran pers tersebut, ATI menuliskan bahwa tulisan yang beredar dengan judul tersebut bukanlah tulisan Akbar Tandjung.

    “Terkait tulisan yang sedang marak dibicarakan di kanal WhatsApp, yang kebetulan penulisnya mengatasnamakan dirinya sebagai Akbar Tanjung, dan berjudul Luhut Itu Menteri Indonesia Atau ‘Dubes Khusus’ China Untuk Indonesia, kami ingin menyatakan bahwa tulisan ini tidak ditulis, diprakarsai, dan distribusikan oleh Bapak Dr. Ir. Hj. Akbar Tandjung, Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar,” tegas ATI dalam siaran persnya.

    Dalam siaran pers tersebut, ATI juga mengapresiasi kepada rekan-rekan dan kolega Akbar Tandjung yang sudah mengkonfirmasi atas edaran tulisan tersebut. ATI pun kembali menegaskan di akhir siaran persnya bahwa Akbar Tandjung tidak pernah menuliskan atau mendistribusikan isi informasi yang tersebar tersebut.

    “Terima kasih kepada keluarga dan teman-teman yang mengkonfirmasi kepada kami perihal keberadaan tulisan tersebut. Selebihnya, kami mohon bantuan keluarga dan teman-teman sekalian untuk mengklarifikasi kepada mereka yang bertanya, bahwa tulisan tersebut sekali lagi tidak diprakarsai, ditulis, dan didistribusikan oleh Bapak Dr. Ir. Hj. Akbar Tandjung,” tutup siaran pers ATI.

    Kesimpulan

    Berdasarkan hal tersebut, maka konten yang tertera pada sumber bukan tulisan Akbar Tandjung. Oleh sebab itu, maka konten tersebut masuk ke dalam kategori Imposter Content atau Konten Tiruan.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3508) [SALAH] Sri Sultan Hamengku Buwono X Katakan Cina dan Keturunannya Tidak Pantas Jadi Pemimpin di Bumi Nusantara dan Fakta Sejarah, Tionghoa adalah Satu-satunya Penghianat NKRI

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 04/01/2020

    Berita

    Postingan akun Facebook Harimau Sumatera atau @dormeng.meng.5 yang menayangan screenshot atau potongan gambar dari salah satu web (namanya tertera dalam screenshot) yang berjudul “SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO : MAAF BUKAN SARA, TAPI CINA DAN KETURUNANNYA TIDAK PANTAS JADI PEMIMPIN DI BUMI NUSANTARA. FAKTA SEJARAH, TIONGHOA ADALAH SATU-SATUNYA PENGHIANAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI),” adalah tidak benar adanya. “Itu tidak betul, wong saya tidak pernah bicara itu,” ungkap Sri Sultan, Rabu (19/4/2017).

    Polda DIY sudah menangkap pelaku berdasarkan laporan yang dilakukan oleh Sri Sultan. Pelaku adalah warga Sumsel berinisial RNM, 25 tahun. Atas perbuatan tersebut, tersangka RNM melanggar Pasal 27 UU No.11/2008 dengan ancaman hukum enam tahun penjara dan denda Rp. 1 miliar.

    Diketahui foto Sri Sultan yang disematkan dan diunggah kembali oleh akun @dormeng.meng.5 adalah hasil karya Jurnalis Liputan 6 yakni Fathi Mahmud yang digunakan dalam artikel “Sultan HB X: Gunakan Hak Pilih Sebaik-baiknya”.

    NARASI:

    “SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO : MAAF BUKAN SARA, TAPI CINA DAN KETURUNANNYA TIDAK PANTAS JADI PEMIMPIN DI BUMI NUSANTARA. FAKTA SEJARAH, TIONGHOA ADALAH SATU-SATUNYA PENGHIANAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI),” posting akun Facebook Harimau Sumatera atau @dormeng.meng.5, Senin (30/12/2019).

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:





    Akun Facebook Harimau Sumatera atau @dormeng.meng.5 mengunggah screenshot atau potongan gambar yang diambil dari salah satu web (namanya tertera dalam screenshot) dengan judul artikel “SRI SULTAN HAMENGKUBUWONO : MAAF BUKAN SARA, TAPI CINA DAN KETURUNANNYA TIDAK PANTAS JADI PEMIMPIN DI BUMI NUSANTARA. FAKTA SEJARAH, TIONGHOA ADALAH SATU-SATUNYA PENGHIANAT NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA (NKRI),” pada Senin (30/12/2019).


    Unggahan akun @dormeng.meng.5 tersebut, ketika artikel ini dibuat sudah direspon 864 kali dengan 191 komentar dan dibagikan sekitar 2 ribu kali. Setelah ditelusuri melalui mesin pencari, ketika diketikan judul tersebut, tidak muncul dalam pemberitaan media daring dan situsnya pun sudah tidak dapat diakses.


    Diketahui unggahan akun @dormeng.meng.5 adalah tidak benar, “Itu tidak betul, wong saya tidak pernah bicara itu,” ungkap Sri Sultan, Rabu (19/4/2017). Dan Sri Sultan pun sudah melaporkannya ke Kepolisan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


    Tidak menunggu waktu lama, sekitar seminggu dari laporan Sri Sultan, Polda DIY berhasil menangkap penyebar berita hoax yang mengutip Gubernur DIY Sri Sultan HB X, pada Rabu (26/4/2017) lalu.


    Pelaku adalah warga Sumatra Selatan (Sumsel) berinisial RNM, 25 tahun. Tersangka ditangkap di tempat tinggalnya di Sumsel. Kapolda DIY, Brigjen Pol Ahmad Dofiri menjelaskan dari hasil pemeriksaan, motif pelaku adalah ekonomi agar laman miliknya semakin banyak dikunjungi. Dengan demikian, iklan yang masuk juga semakin banyak.


    “Yang hoax-nya dia yang membuat, dia ambil dari beberapa konten dipotong-potong. Seolah-olah itu bahasanya Pak Gubernur (DIY),” tegasnya di Yogyakarta, Jumat (28/4.2017).


    Dari hasil penyelidikan, banyak warga di kampung tempat tinggal tersangka yang membuat blog kemudian mendapatkan penghasilan dari iklan.


    Beberapa barang bukti yang disita, antara lain ponsel, sebuah laptop, dan beberapa kartu seluler. Barang bukti berupa laptop telah diuji laboratorium forensik. Hasilnya, laptop tersebut menjadi alat untuk mengunggah berita hoax yang menyudutkan Sri Sultan HB X.
    Atas perbuatan tersebut, tersangka RNM melanggar Pasal 27 UU No.11/2008 dengan ancaman hukum enam tahun penjara dan denda Rp. 1 miliar.


    Terakhir, foto yang digunakan dan diunggah kembali oleh akun @dormeng.meng.5 adalah hasil karya Jurnalis Liputan 6 yakni Fathi Mahmud dan digunakan dalam artikel “Sultan HB X: Gunakan Hak Pilih Sebaik-baiknya”.

    Rujukan