Bukan polisi India, tetapi polisi Nepal, peristiwa tersebut di daerah Bhaisepati, Lalitpur,Nepal pada 27 Februari 2020
[NARASI] Perilaku polisi india terhadap wanita yang membawa anak
(GFD-2020-3636) [SALAH] Video “Perilaku Polisi India Terhadap Wanita yang Membawa Anak”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 10/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
[PENJELASAN]
Fanspage Status Lucu 2019 pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 22:24 WIB mengunggah video polisi sedang memukul wanita sambil menggendong anak kecil dengan menggunakan tongkat dan mendorongnya sampai tersungkur yang oleh fanspage Status Lucu 2019 dikatakan kejadian itu dilakukan oleh polisi India, dengan narasi sebagai berikut “Perilaku polisi india terhadap wanita yang membawa anak”. Postingan inipun mendapatkan 544 tanggapan, 253 komentar dan 5.651 share saat periksa fakta ini dibuat.
Setelah ditelusuri, peristiwa tersebut bukan terjadi di India, tetapi di Bhaisepati, Lalitpur,Nepal pada 27 Februari 2020 yang dilakukan oleh Inspektur polisi di Sektor Kepolisian Metropolitan Bungmati.
Menurut polisi, insiden itu terjadi pada hari Kamis di kediaman Bhainsepati Hem Khatri, seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat Nepal, di mana sekelompok wanita telah berkumpul untuk memprotes, “menuntut keadilan” untuk seorang wanita, yang diidentifikasi sebagai Mala Shah, yang telah menuduh bahwa dia menjalin hubungan dengan Khatri. Shah mulai memprotes setelah Khatri diduga memutuskan kontak dengannya, menurut Inspektur Senior Tek Prasad Rai, kepala Polisi Lalitpur. Hema Shrestha, wanita yang terlihat dipukuli, ada di sana untuk mendukung Shah dalam protesnya.
Dilansir dari radiokantipur.com “Investigasi telah dimulai pada Inspektur Poudel setelah menikam Hema Shrestha, seorang peserta dalam tim yang mengepung rumah Rathi Hem Khatri, seorang pensiunan asisten Tentara Nepal di Bhansapati.
Inspektur Poudel kemarin diduga melobi Shrestha, yang menyebut dirinya ekspedisi, selama perselisihan antara Khatri dan seorang wanita bernama Mala Shah.
Video Inspektur Poudel yang memanas di Shrestha yang menggendong bayi itu beredar di media sosial.
Mengikuti arahan dari Markas Besar Kepolisian, Kampus Polisi Metropolitan, Lalitpur, telah membentuk komite investigasi beranggotakan tiga orang yang dipimpin oleh SP Durga Singh”.
Sedangkan laporan dari onlinekhabar.com polisi tersebut sudah dipindahkan dari Polisi Metropolitan Bhaisepati.
“Kepala Polisi Metropolitan Range, Lalitpur, SSP Tek Prasad Rai, menginformasikan bahwa Paudel telah dipindahkan ke Jawalakhel setelah insiden tersebut. Inspektur Sujit Ojha yang baru diangkat telah ditunjuk untuk Lingkaran Polisi Metropolitan, Bhaisepati”.
KESIMPULAN
Benar kejadian dalam video tersebut seorang polisi memukul seorang wanita yang sedang menggendong anak kecil yang sedang melakukan protes.
Kejadian bukan di India tetapi di Nepal.
Fanspage Status Lucu 2019 pada tanggal 29 Februari 2020 pukul 22:24 WIB mengunggah video polisi sedang memukul wanita sambil menggendong anak kecil dengan menggunakan tongkat dan mendorongnya sampai tersungkur yang oleh fanspage Status Lucu 2019 dikatakan kejadian itu dilakukan oleh polisi India, dengan narasi sebagai berikut “Perilaku polisi india terhadap wanita yang membawa anak”. Postingan inipun mendapatkan 544 tanggapan, 253 komentar dan 5.651 share saat periksa fakta ini dibuat.
Setelah ditelusuri, peristiwa tersebut bukan terjadi di India, tetapi di Bhaisepati, Lalitpur,Nepal pada 27 Februari 2020 yang dilakukan oleh Inspektur polisi di Sektor Kepolisian Metropolitan Bungmati.
Menurut polisi, insiden itu terjadi pada hari Kamis di kediaman Bhainsepati Hem Khatri, seorang pensiunan jenderal Angkatan Darat Nepal, di mana sekelompok wanita telah berkumpul untuk memprotes, “menuntut keadilan” untuk seorang wanita, yang diidentifikasi sebagai Mala Shah, yang telah menuduh bahwa dia menjalin hubungan dengan Khatri. Shah mulai memprotes setelah Khatri diduga memutuskan kontak dengannya, menurut Inspektur Senior Tek Prasad Rai, kepala Polisi Lalitpur. Hema Shrestha, wanita yang terlihat dipukuli, ada di sana untuk mendukung Shah dalam protesnya.
Dilansir dari radiokantipur.com “Investigasi telah dimulai pada Inspektur Poudel setelah menikam Hema Shrestha, seorang peserta dalam tim yang mengepung rumah Rathi Hem Khatri, seorang pensiunan asisten Tentara Nepal di Bhansapati.
Inspektur Poudel kemarin diduga melobi Shrestha, yang menyebut dirinya ekspedisi, selama perselisihan antara Khatri dan seorang wanita bernama Mala Shah.
Video Inspektur Poudel yang memanas di Shrestha yang menggendong bayi itu beredar di media sosial.
Mengikuti arahan dari Markas Besar Kepolisian, Kampus Polisi Metropolitan, Lalitpur, telah membentuk komite investigasi beranggotakan tiga orang yang dipimpin oleh SP Durga Singh”.
Sedangkan laporan dari onlinekhabar.com polisi tersebut sudah dipindahkan dari Polisi Metropolitan Bhaisepati.
“Kepala Polisi Metropolitan Range, Lalitpur, SSP Tek Prasad Rai, menginformasikan bahwa Paudel telah dipindahkan ke Jawalakhel setelah insiden tersebut. Inspektur Sujit Ojha yang baru diangkat telah ditunjuk untuk Lingkaran Polisi Metropolitan, Bhaisepati”.
KESIMPULAN
Benar kejadian dalam video tersebut seorang polisi memukul seorang wanita yang sedang menggendong anak kecil yang sedang melakukan protes.
Kejadian bukan di India tetapi di Nepal.
Rujukan
(GFD-2020-3633) [SALAH] "Kabar Terkini, India di Landa Badai Tornado"
Sumber: facebook.comTanggal publish: 05/03/2020
Berita
Sebuah fanpage Facebook bernama Berita Aceh Terkini mengunggah video yang mengklaim peristiwa yang ditayangkan adalah berita terkini India yang terkena badai tornado. Per 4 Maret 2020, video tersebut sudah ditanyangkan sebanyak 1,9 juta kali, dibagikan sekitar 37 ribu kali, dan ditanggapi 21 ribu orang. Berikut kutipan narasinya:
Kabar Terkini... India di Landa Badai Tornado.... Azab ALLAH Sangat Nyata...
Kabar Terkini... India di Landa Badai Tornado.... Azab ALLAH Sangat Nyata...
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, peristiwa yang terjadi di video tersebut bukan merupakan peristiwa terkini, melainkan telah terjadi pada 3 Mei 2020. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh media CNN yang menayangkan video serupa:
[…] See the strongest storm to hit India in 20 years
Tropical Cyclone Fani has already forced authorities to evacuate more than 1 million people as it touched down on India's Odisha state.
Source: CNN […]
Terjemahan:
[…] Lihat bagaimana badai terkuat dalam 20 tahun terakhir menghantam India
Siklon tropis Fani telah memaksa pemerintah mengevakuasi lebih dari 1 juta orang setelah menghancurkan negara bagian Odisha, India. Sumber: CNN […]
Peristiwa tersebut juga diberitakan oleh media The Guardian sebagai berikut:
[…] Cyclone Fani: at least eight dead in India’s biggest storm in decades
One million people evacuated as 170km/h winds make landfall in eastern Odisha state
Cyclone Fari barrelled into Bangladesh on Saturday after leaving a trail of deadly destruction in India, passing through hundreds of densely populated, low-lying communities along the Bay of Bengal, one of the most vulnerable regions to flooding in the world.
Major roads in the capital of eastern India’s Odisha state were scattered with trees and power lines, and the roof was torn off the city’s main railway station, after on Friday it was hit by the most severe storm on the Indian subcontinent in two decades.
Almost all thatched-roof and mud houses across four districts in the state were destroyed by the cyclone, which made landfall at about 8am on Friday morning and began migrating north-west towards the city of Kolkata. […]
Terjemahan:
[…] Siklon Fani: Setidaknya 8 Orang Meninggal dalam Badai Terbesar India dalam Beberapa Dekade Terakhir
Satu juta orang dievakuasi setelah angin berkecepatan 170 km / jam menyebabkan longsor di bagian timur negara bagian Odisha.
Siklon Fani bergerak ke Bangladesh pada hari Sabtu setelah meninggalkan jejak kerusakan mematikan di India, melewati ratusan populasi padat, di tengah komunitas di dataran rendah sepanjang Teluk Bengal, salah satu dari daerah paling rawan banjir di dunia.
Jalan-jalan utama di ibukota negara bagian Odisha, India, dipenuhi pohon dan tiang listrik yang rubuh, dan atap-atap tersapu di stasiun kereta utama negara tersebut, setelah pada hari Jumat badai paling mematikan di India dalam dua dekade terakhir menghantam daerah tersebut.
Hampir semua atap jerami dan rumah lumpur dalam empat distrik di Odisha hancur akibat dihantam siklon, yang menyebabkan longsor pada sekitar jam 8 hari Jumat pagi dan bergerak menuju barat laut ke arah Kota Kolkata. […]
[…] See the strongest storm to hit India in 20 years
Tropical Cyclone Fani has already forced authorities to evacuate more than 1 million people as it touched down on India's Odisha state.
Source: CNN […]
Terjemahan:
[…] Lihat bagaimana badai terkuat dalam 20 tahun terakhir menghantam India
Siklon tropis Fani telah memaksa pemerintah mengevakuasi lebih dari 1 juta orang setelah menghancurkan negara bagian Odisha, India. Sumber: CNN […]
Peristiwa tersebut juga diberitakan oleh media The Guardian sebagai berikut:
[…] Cyclone Fani: at least eight dead in India’s biggest storm in decades
One million people evacuated as 170km/h winds make landfall in eastern Odisha state
Cyclone Fari barrelled into Bangladesh on Saturday after leaving a trail of deadly destruction in India, passing through hundreds of densely populated, low-lying communities along the Bay of Bengal, one of the most vulnerable regions to flooding in the world.
Major roads in the capital of eastern India’s Odisha state were scattered with trees and power lines, and the roof was torn off the city’s main railway station, after on Friday it was hit by the most severe storm on the Indian subcontinent in two decades.
Almost all thatched-roof and mud houses across four districts in the state were destroyed by the cyclone, which made landfall at about 8am on Friday morning and began migrating north-west towards the city of Kolkata. […]
Terjemahan:
[…] Siklon Fani: Setidaknya 8 Orang Meninggal dalam Badai Terbesar India dalam Beberapa Dekade Terakhir
Satu juta orang dievakuasi setelah angin berkecepatan 170 km / jam menyebabkan longsor di bagian timur negara bagian Odisha.
Siklon Fani bergerak ke Bangladesh pada hari Sabtu setelah meninggalkan jejak kerusakan mematikan di India, melewati ratusan populasi padat, di tengah komunitas di dataran rendah sepanjang Teluk Bengal, salah satu dari daerah paling rawan banjir di dunia.
Jalan-jalan utama di ibukota negara bagian Odisha, India, dipenuhi pohon dan tiang listrik yang rubuh, dan atap-atap tersapu di stasiun kereta utama negara tersebut, setelah pada hari Jumat badai paling mematikan di India dalam dua dekade terakhir menghantam daerah tersebut.
Hampir semua atap jerami dan rumah lumpur dalam empat distrik di Odisha hancur akibat dihantam siklon, yang menyebabkan longsor pada sekitar jam 8 hari Jumat pagi dan bergerak menuju barat laut ke arah Kota Kolkata. […]
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa klaim di video tidak benar. Peristiwa dalam video tersebut bukan merupakan peristiwa terkini, melainkan terjadi pada 3 Mei 2019. Oleh karena itu, konten tersebut termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan / misleading content.
Rujukan
(GFD-2020-3632) [SALAH] Orang yang Bergolongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona
Sumber: laman daringTanggal publish: 05/03/2020
Berita
Beredar informasi yang menyebutkan orang dengan golongan darah O lebih rentan terinfeksi virus Corona. Dalam artikel pada laman selebku[dot]com disebutkan ada lima poin alasannya. Berikut kutipannya:
Orang yang Bergolongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasannya
Oráng memìlìkì golongán dáráh O terbìláng lebìh járáng átáu lebìh sedìkìt dìbándìngkán dengán oráng yáng memìlìkì golongán dáráh seláìn O. Berbìcárá golongán dáráh memáng sesuátu hál yáng menárìk. Pásálnyá, ádá beberápá hál sejáuh ìnì yáng teláh dìketáhuì tentáng kárákterìstìk golongán dáráh ìnì.
Pengetáhuán yáng berkáìtán dengán golongán dáráh, sángát pentìng untuk dìketáhuì oleh semuá oráng. Náh ágár memperjelás, dìsìnì kámì memberìkán ìnformásì terkáìt tìpe golongán dáráh O. Dìlánsìr dárì brìghtsìde, berìkut ìnì penjelásánnyá.
1) Golongán dáráh O bìsá menjádì donor unìversál
Dálám hál ìnì seseoráng yáng memìlìkì golongán dáráh O dápát membántu pásìen yáng mengálámì másáláh kekurángán dáráh. Sebáb ìá dápát dì tránsfusì ke subkelompok RH O+, A+, B+ dán AB+.
2) Tìdák bìsá menerìmá donor seláìn dárì golongán dáráh O
Berbedá dengán kelebìhánnyá yáng bìsá menjádì donor unìversál. Golongán dáráh O tìdák bìsá menerìmá donor dáráh beberápá golongán dáráh láìnnyá.
3) Resìko kesehátán
Golongán dáráh O dìketáhuì sángát rentán sekálì terkená vìrus dán bákterì. Menurut beberápá penelìtìán golongán dáráh O memìlìkì ìnsìden ulkus duodenum 35% lebìh tìnggì dárìpádá golongán dáráh A, B dán AB.
4) Másáláh keprìbádìán
Berbìcárá tentáng hál ìnì golongán dáráh O dìkenál sebágáì prìbádì yáng semángát, dermáwán, mudáh bergául dán cukup bágus dárì sìsì fìnánsìál. Dálám hál percìntáán pun yáng memìlìkì dáráh O dìketáhuì sángát cocok dengán seseoráng yáng memìlìkì golongán dáráh A.
5) Mánfáát kesehátán
Meskì rentán terkená vìrus dán bákterì. Námun golongán dáráh O jugá memìlìkì keunggulán lho. Dìmáná ìá sángát rendáh untuk terkená kánker pánkreás.
Nág, ìtuláh beberápá hál yáng wájìb kámu ketáhuì tentáng golongán dáráh O. Oráng yáng bergolongán dáráh O rentán terhádáp serángán vìrus, termásuk vìrus coroná yáng sedáng márák penyebáránnyá.
Oleh kárená ìtu, bágì ándá yáng bergolongán dáráh O, hárus benár-benár menjágá kesehátán tubuh. Semogá bermánfáát.
Goldar o
Orang yang Bergolongan Darah O Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona, Ini Penjelasannya
Oráng memìlìkì golongán dáráh O terbìláng lebìh járáng átáu lebìh sedìkìt dìbándìngkán dengán oráng yáng memìlìkì golongán dáráh seláìn O. Berbìcárá golongán dáráh memáng sesuátu hál yáng menárìk. Pásálnyá, ádá beberápá hál sejáuh ìnì yáng teláh dìketáhuì tentáng kárákterìstìk golongán dáráh ìnì.
Pengetáhuán yáng berkáìtán dengán golongán dáráh, sángát pentìng untuk dìketáhuì oleh semuá oráng. Náh ágár memperjelás, dìsìnì kámì memberìkán ìnformásì terkáìt tìpe golongán dáráh O. Dìlánsìr dárì brìghtsìde, berìkut ìnì penjelásánnyá.
1) Golongán dáráh O bìsá menjádì donor unìversál
Dálám hál ìnì seseoráng yáng memìlìkì golongán dáráh O dápát membántu pásìen yáng mengálámì másáláh kekurángán dáráh. Sebáb ìá dápát dì tránsfusì ke subkelompok RH O+, A+, B+ dán AB+.
2) Tìdák bìsá menerìmá donor seláìn dárì golongán dáráh O
Berbedá dengán kelebìhánnyá yáng bìsá menjádì donor unìversál. Golongán dáráh O tìdák bìsá menerìmá donor dáráh beberápá golongán dáráh láìnnyá.
3) Resìko kesehátán
Golongán dáráh O dìketáhuì sángát rentán sekálì terkená vìrus dán bákterì. Menurut beberápá penelìtìán golongán dáráh O memìlìkì ìnsìden ulkus duodenum 35% lebìh tìnggì dárìpádá golongán dáráh A, B dán AB.
4) Másáláh keprìbádìán
Berbìcárá tentáng hál ìnì golongán dáráh O dìkenál sebágáì prìbádì yáng semángát, dermáwán, mudáh bergául dán cukup bágus dárì sìsì fìnánsìál. Dálám hál percìntáán pun yáng memìlìkì dáráh O dìketáhuì sángát cocok dengán seseoráng yáng memìlìkì golongán dáráh A.
5) Mánfáát kesehátán
Meskì rentán terkená vìrus dán bákterì. Námun golongán dáráh O jugá memìlìkì keunggulán lho. Dìmáná ìá sángát rendáh untuk terkená kánker pánkreás.
Nág, ìtuláh beberápá hál yáng wájìb kámu ketáhuì tentáng golongán dáráh O. Oráng yáng bergolongán dáráh O rentán terhádáp serángán vìrus, termásuk vìrus coroná yáng sedáng márák penyebáránnyá.
Oleh kárená ìtu, bágì ándá yáng bergolongán dáráh O, hárus benár-benár menjágá kesehátán tubuh. Semogá bermánfáát.
Goldar o
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut tidak benar. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH., MMB membantah kabar tersebut. Dia menyebut bahwa kabar orang dengan golongan darah O rentan terjangkit virus corona adalah hoaks. "Itu hoaks," kata dr. Ari Fahrial Syam.
Adapun, menurut penjelasan pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, kelompok orang yang paling rentan tertular virus corona (COVID-19) masuk dalam tiga kategori. Berikut penjelasan Syahrizal:
[…] Pertama, kelompok orang yang kontak dekat (closed contact). Menurut pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, yang termasuk kontak dekat adalah orang yang tinggal berpasangan atau satu rumah.
"Closed contact itu orang yang tinggalnya pasangan, pasangan dari kasus (COVID-19) yang konfirmasi. Atau orang yang tinggal satu rumah dengan yang suspek atau punya gejala COVID-19," jelas Syahrizal saat konferensi pers di Gedung Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Komplek Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Tenaga medis yang menangani pasien suspek dan positif COVID-19 juga termasuk kontak dekat. Mereka langsung bersentuhan dengan pasien.
"Untuk tenaga medis itu kontak erat. Mereka kan berkali-kali memeriksa pasien. Mengukur tensi, suhu tubuh, dan sebagainya. Ada kontak bersentuhan," lanjut Syahrizal.
Kedua, kelompok orang yang masuk kontak sosial. Kontak sosial artinya, orang-orang yang berada dalam satu kelompok sosial. Seperti halnya kasus dua pasien asal Depok, Jawa Barat yang positif virus corona.
"Orang-orang yang berada pada satu klub dansa tersebut harusnya diperiksa dan dipantau juga. Perlu ditelusuri, apakah orang-orang di klub dansa mengalami gejala COVID-19 yang mirip flu, demam dan sesak napas," Syahrizal menerangkan.
Syahrizal pun mencontohkan, kasus orang yang terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan.
"Satu orang yang terinfeksi corona, lantas bisa menularkan pada seluruh anggota di komunitas gereja. Kontak sosial juga bisa dari anggota pengajian," terangnya.
Ketiga, kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Misalnya, area yang konfirmasi Kelurahan Sukmajaya. Di sana, akan ditelusuri siapa saja yang berada pada wilayah tersebut, dari satpam sampai penjual makanan atau minuman.
"Di wilayah itu, ada tukang sayur dan security. Saya kira bisa ditelusuri, apalagi ada penjaga malam. Yang kasus pasien asal Depok, kalau tidak salah saya baca, ada tetangga yang jenguk sewaktu dia (yang bersangkutan) sakit," lanjut Syahrizal. […]
Berdasarkan penjelasan tersebut maka orang yang rentan tertular Covid-19 baru ada tiga kategori. Ketiga kategori itu ialah kelompok orang yang kontak dekat (closed contact), kelompok orang yang masuk kontak sosial, dan kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Dari ketiga kategori yang sudah dikemukakan itu tidak ada yang menyangkutpautkannya dengan golongan darah tertentu rentan terinfeksi COVID-19.
Selain tiga kategori itu, dilansir dari theguardian.com, orang dengan pengidap diabetes dan penyakit jantung juga rentan terinfeksi COVID-19. Berikut kutipan pemberitaan yang sudah diterjemahkan:
[…] Penderita diabetes atau penyakit jantung diketahui lebih berisiko terkena coronavirus, yang mulai menyebar dengan cepat di Inggris dan internasional. Itu adalah keprihatinan bagi 7,4 juta warga Inggris yang memiliki beberapa bentuk penyakit jantung atau peredaran darah, yang mencakup 4,8 juta orang dengan diabetes.
Faktor risiko yang umum adalah paru-paru, karena dengan kedua jenis pasien itu adalah organ yang cenderung rusak oleh coronavirus. Kesehatan mendasar mereka yang buruk berarti mereka berada dalam bahaya yang lebih besar menderita kerusakan medis serius dari Covid-19 daripada orang-orang dengan kesehatan yang baik.
Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di sekolah kedokteran Brighton dan Sussex, mengatakan: “Virus corona menyebabkan infeksi paru-paru - pneumonia. Ketika paru-paru mendapat infeksi - segala jenis pneumonia, bukan hanya coronavirus - udara mengisi dengan cairan yang disebabkan oleh peradangan. Jadi tubuh harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah.
"Jantung dan paru-paru bekerja sebagai 'tim' yang terintegrasi erat, jadi ketika ada pneumonia, jantung harus bekerja lebih keras, dan jelas jika ada penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya yang membuat tekanan ekstra pada jantung."
Laporan awal dari wabah yang dimulai di China menyarankan 40% orang yang cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit karena coronavirus memiliki penyakit kardiovaskular atau penyakit serebrovaskular - yang mempengaruhi aliran darah di otak mereka - seperti stroke.
"Statistik itu tidak berarti orang dengan penyakit jantung lebih mungkin untuk tertular virus corona," kata Orly Vardeny, seorang profesor kedokteran di Sistem Perawatan Kesehatan Minneapolis VA dan University of Minnesota. "Itu hanya berarti bahwa orang-orang itu lebih cenderung mengalami komplikasi begitu mereka mendapatkannya."
Orang-orang yang memiliki penumpukan lemak atau plak di arteri mereka dapat berisiko mengalami serangan jantung karena penyakit virus yang mirip dengan Covid-19 dapat mengacaukan plak-plak ini, yang kemudian dapat memblokir arteri yang menuju ke jantung, menurut Vardeny.
Penderita diabetes, dengan tipe 1 atau tipe 2, beresiko menderita Covid-19 karena alasan yang sama.
“Pasien dengan diabetes sering mengalami komplikasi yang melibatkan jantung, tetapi juga ginjal, dan dengan cara yang sama ketegangan tambahan pada tubuh dari infeksi dapat menyebabkan masalah sekunder pada organ-organ tersebut. Selain itu, kita tahu bahwa sistem kekebalan tubuh penderita diabetes tidak sebagus melawan infeksi seperti non-penderita diabetes, ”tambah Cohen.
“Coronavirus dapat menyebabkan gejala dan komplikasi yang lebih parah pada diabetisi. Jika Anda menderita diabetes dan memiliki gejala seperti batuk, suhu tinggi, dan napas pendek, Anda perlu memantau gula darah dengan cermat dan menghubungi NHS 111, ”kata Dan Howarth, kepala perawatan di Diabetes UK. […]
Adapun, menurut penjelasan pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, kelompok orang yang paling rentan tertular virus corona (COVID-19) masuk dalam tiga kategori. Berikut penjelasan Syahrizal:
[…] Pertama, kelompok orang yang kontak dekat (closed contact). Menurut pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, yang termasuk kontak dekat adalah orang yang tinggal berpasangan atau satu rumah.
"Closed contact itu orang yang tinggalnya pasangan, pasangan dari kasus (COVID-19) yang konfirmasi. Atau orang yang tinggal satu rumah dengan yang suspek atau punya gejala COVID-19," jelas Syahrizal saat konferensi pers di Gedung Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Komplek Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Selasa (3/3/2020).
Tenaga medis yang menangani pasien suspek dan positif COVID-19 juga termasuk kontak dekat. Mereka langsung bersentuhan dengan pasien.
"Untuk tenaga medis itu kontak erat. Mereka kan berkali-kali memeriksa pasien. Mengukur tensi, suhu tubuh, dan sebagainya. Ada kontak bersentuhan," lanjut Syahrizal.
Kedua, kelompok orang yang masuk kontak sosial. Kontak sosial artinya, orang-orang yang berada dalam satu kelompok sosial. Seperti halnya kasus dua pasien asal Depok, Jawa Barat yang positif virus corona.
"Orang-orang yang berada pada satu klub dansa tersebut harusnya diperiksa dan dipantau juga. Perlu ditelusuri, apakah orang-orang di klub dansa mengalami gejala COVID-19 yang mirip flu, demam dan sesak napas," Syahrizal menerangkan.
Syahrizal pun mencontohkan, kasus orang yang terinfeksi COVID-19 di Korea Selatan.
"Satu orang yang terinfeksi corona, lantas bisa menularkan pada seluruh anggota di komunitas gereja. Kontak sosial juga bisa dari anggota pengajian," terangnya.
Ketiga, kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Misalnya, area yang konfirmasi Kelurahan Sukmajaya. Di sana, akan ditelusuri siapa saja yang berada pada wilayah tersebut, dari satpam sampai penjual makanan atau minuman.
"Di wilayah itu, ada tukang sayur dan security. Saya kira bisa ditelusuri, apalagi ada penjaga malam. Yang kasus pasien asal Depok, kalau tidak salah saya baca, ada tetangga yang jenguk sewaktu dia (yang bersangkutan) sakit," lanjut Syahrizal. […]
Berdasarkan penjelasan tersebut maka orang yang rentan tertular Covid-19 baru ada tiga kategori. Ketiga kategori itu ialah kelompok orang yang kontak dekat (closed contact), kelompok orang yang masuk kontak sosial, dan kontak area dilihat dari orang-orang yang berada pada satu wilayah yang terkonfirmasi COVID-19. Dari ketiga kategori yang sudah dikemukakan itu tidak ada yang menyangkutpautkannya dengan golongan darah tertentu rentan terinfeksi COVID-19.
Selain tiga kategori itu, dilansir dari theguardian.com, orang dengan pengidap diabetes dan penyakit jantung juga rentan terinfeksi COVID-19. Berikut kutipan pemberitaan yang sudah diterjemahkan:
[…] Penderita diabetes atau penyakit jantung diketahui lebih berisiko terkena coronavirus, yang mulai menyebar dengan cepat di Inggris dan internasional. Itu adalah keprihatinan bagi 7,4 juta warga Inggris yang memiliki beberapa bentuk penyakit jantung atau peredaran darah, yang mencakup 4,8 juta orang dengan diabetes.
Faktor risiko yang umum adalah paru-paru, karena dengan kedua jenis pasien itu adalah organ yang cenderung rusak oleh coronavirus. Kesehatan mendasar mereka yang buruk berarti mereka berada dalam bahaya yang lebih besar menderita kerusakan medis serius dari Covid-19 daripada orang-orang dengan kesehatan yang baik.
Jon Cohen, profesor emeritus penyakit menular di sekolah kedokteran Brighton dan Sussex, mengatakan: “Virus corona menyebabkan infeksi paru-paru - pneumonia. Ketika paru-paru mendapat infeksi - segala jenis pneumonia, bukan hanya coronavirus - udara mengisi dengan cairan yang disebabkan oleh peradangan. Jadi tubuh harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah.
"Jantung dan paru-paru bekerja sebagai 'tim' yang terintegrasi erat, jadi ketika ada pneumonia, jantung harus bekerja lebih keras, dan jelas jika ada penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya yang membuat tekanan ekstra pada jantung."
Laporan awal dari wabah yang dimulai di China menyarankan 40% orang yang cukup sakit untuk dirawat di rumah sakit karena coronavirus memiliki penyakit kardiovaskular atau penyakit serebrovaskular - yang mempengaruhi aliran darah di otak mereka - seperti stroke.
"Statistik itu tidak berarti orang dengan penyakit jantung lebih mungkin untuk tertular virus corona," kata Orly Vardeny, seorang profesor kedokteran di Sistem Perawatan Kesehatan Minneapolis VA dan University of Minnesota. "Itu hanya berarti bahwa orang-orang itu lebih cenderung mengalami komplikasi begitu mereka mendapatkannya."
Orang-orang yang memiliki penumpukan lemak atau plak di arteri mereka dapat berisiko mengalami serangan jantung karena penyakit virus yang mirip dengan Covid-19 dapat mengacaukan plak-plak ini, yang kemudian dapat memblokir arteri yang menuju ke jantung, menurut Vardeny.
Penderita diabetes, dengan tipe 1 atau tipe 2, beresiko menderita Covid-19 karena alasan yang sama.
“Pasien dengan diabetes sering mengalami komplikasi yang melibatkan jantung, tetapi juga ginjal, dan dengan cara yang sama ketegangan tambahan pada tubuh dari infeksi dapat menyebabkan masalah sekunder pada organ-organ tersebut. Selain itu, kita tahu bahwa sistem kekebalan tubuh penderita diabetes tidak sebagus melawan infeksi seperti non-penderita diabetes, ”tambah Cohen.
“Coronavirus dapat menyebabkan gejala dan komplikasi yang lebih parah pada diabetisi. Jika Anda menderita diabetes dan memiliki gejala seperti batuk, suhu tinggi, dan napas pendek, Anda perlu memantau gula darah dengan cermat dan menghubungi NHS 111, ”kata Dan Howarth, kepala perawatan di Diabetes UK. […]
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim bahwa orang dengan golongan darah O rentan terinfeksi COVID-19 tidak benar. Berdasarkan hal tersebut, maka konten informasi yang menyatakan orang dengan golongan darah O rentan terinfeksi COVID-19 masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.
Rujukan
- https://web.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1127605977571936/
- https://turnbackhoax.id/2020/03/05/salah-orang-yang-bergolongan-darah-o-lebih-rentan-terinfeksi-virus-corona/
- https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/4193810/cek-fakta-hoaks-golongan-darah-o-rentan-terjangkit-virus-corona
- https://www.liputan6.com/health/read/4192859/kelompok-orang-yang-paling-rentan-tertular-covid-19
- https://www.theguardian.com/world/2020/mar/04/why-are-some-people-at-greater-risk-from-coronavirus
(GFD-2020-3631) [SALAH] Virus Corona Mati dalam Suhu 26-27 Derajat dan Saat Terkena Sinar Matahari
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 04/03/2020
Berita
Beredar pesan berantai melalui Whatsapp yang menyebutkan bahwa virus Corona dapat terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Selain itu, pada narasi disebutkan bahwa virus tersebut akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari. Berikut kutipan narasinya:
“Teman sekelas keponakan laki-laki , lulus dengan gelar master, dan bekerja di Rumah Sakit Shenzen. Dia dipindahkan ke Wuhan untuk mempelajari virus pneumonia baru. Dia baru saja menelepon dan meminta saya untuk memberi tahu semua kerabat dan teman saya bahwa jika pilek dan dahak selama pilek, tidak dapat disimpulkan bahwa itu adalah pneumonia coronavirus tipe baru. Karena coronavirus pneumonia adalah batuk kering tanpa pilek, ini adalah cara paling sederhana untuk mengidentifikasinya. Dia juga menginformasikan bahwa tipe baru virus pneumonia koroner tidak tahan panas dan akan terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Karena itu, minumlah air panas untuk mencegah virus. Olahraga, Anda tidak akan terinfeksi virus. Jika Anda demam tinggi, tutupi selimut dan minumlah sup jahe untuk menambah energi panas tubuh tanpa perlu vaksin. Makan lebih banyak jahe, merica bawang putih, dan merica bisa menyelesaikannya,kurangi makan yg manis, asam, dan asin, dan jangan pergi ke daerah cuaca dingin. Virus akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari.”
Ada juga yang diklaim berasal dari UNICEF sebagai berikut;
Unicef
* Buletin dari UNICEF *
Virus corona berukuran besar, karena diameter sel 400 hingga 500, jadi setiap masker yang mencegah pemasukannya tidak harus digunakan oleh apoteker untuk moncong.
Virus tidak mengendap di udara tetapi di tanah, sehingga tidak menular melalui udara.
ور Coronavirus ketika jatuh di permukaan logam, itu akan hidup 12 jam, jadi mencuci tangan dengan sabun dan air cukup baik.
Saat coronavirus jatuh pada kain, tetap sembilan jam, jadi mencuci pakaian atau memaparkannya di bawah sinar matahari selama dua jam sudah cukup untuk tujuan membunuh mereka.
Virus ini hidup di tangan hanya selama 10 menit, sehingga menempatkan alat sterilisasi alkohol di saku akan memenuhi tujuan pencegahan.
Jika virus terpapar pada suhu 26 atau 27, virus itu akan dibunuh, sehingga tidak hidup di daerah yang panas, seperti halnya meminum air panas dan paparan sinar matahari memenuhi tujuannya.
Dan jauhi es krim dan makan cepat
Berkumurlah dengan air hangat dan garam atau
Betadine sakit tenggorokan
Ini membunuh spora amandel dan mencegahnya bocor ke paru-paru
Selain banyak minum air putih.
Ketaatan terhadap instruksi ini memenuhi tujuan mencegah virus dan cukup untuk mendramatisasi media sosial dan rumor yang mengelilinginya
UNICEF IQ HOME
"Benarkah cuaca panas bisa mematikan virus corona?"
"Virus corona bertahan di udara, melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, tidak lagi butuh medium cairan utk bertahan. Di ruangan tertutup dan ber-AC lebih lama lagi"
Sinar ultraviolet dapat membunuh cofid 19
“Teman sekelas keponakan laki-laki , lulus dengan gelar master, dan bekerja di Rumah Sakit Shenzen. Dia dipindahkan ke Wuhan untuk mempelajari virus pneumonia baru. Dia baru saja menelepon dan meminta saya untuk memberi tahu semua kerabat dan teman saya bahwa jika pilek dan dahak selama pilek, tidak dapat disimpulkan bahwa itu adalah pneumonia coronavirus tipe baru. Karena coronavirus pneumonia adalah batuk kering tanpa pilek, ini adalah cara paling sederhana untuk mengidentifikasinya. Dia juga menginformasikan bahwa tipe baru virus pneumonia koroner tidak tahan panas dan akan terbunuh dalam suhu 26-27 derajat. Karena itu, minumlah air panas untuk mencegah virus. Olahraga, Anda tidak akan terinfeksi virus. Jika Anda demam tinggi, tutupi selimut dan minumlah sup jahe untuk menambah energi panas tubuh tanpa perlu vaksin. Makan lebih banyak jahe, merica bawang putih, dan merica bisa menyelesaikannya,kurangi makan yg manis, asam, dan asin, dan jangan pergi ke daerah cuaca dingin. Virus akan hilang sepenuhnya saat terkena sinar matahari.”
Ada juga yang diklaim berasal dari UNICEF sebagai berikut;
Unicef
* Buletin dari UNICEF *
Virus corona berukuran besar, karena diameter sel 400 hingga 500, jadi setiap masker yang mencegah pemasukannya tidak harus digunakan oleh apoteker untuk moncong.
Virus tidak mengendap di udara tetapi di tanah, sehingga tidak menular melalui udara.
ور Coronavirus ketika jatuh di permukaan logam, itu akan hidup 12 jam, jadi mencuci tangan dengan sabun dan air cukup baik.
Saat coronavirus jatuh pada kain, tetap sembilan jam, jadi mencuci pakaian atau memaparkannya di bawah sinar matahari selama dua jam sudah cukup untuk tujuan membunuh mereka.
Virus ini hidup di tangan hanya selama 10 menit, sehingga menempatkan alat sterilisasi alkohol di saku akan memenuhi tujuan pencegahan.
Jika virus terpapar pada suhu 26 atau 27, virus itu akan dibunuh, sehingga tidak hidup di daerah yang panas, seperti halnya meminum air panas dan paparan sinar matahari memenuhi tujuannya.
Dan jauhi es krim dan makan cepat
Berkumurlah dengan air hangat dan garam atau
Betadine sakit tenggorokan
Ini membunuh spora amandel dan mencegahnya bocor ke paru-paru
Selain banyak minum air putih.
Ketaatan terhadap instruksi ini memenuhi tujuan mencegah virus dan cukup untuk mendramatisasi media sosial dan rumor yang mengelilinginya
UNICEF IQ HOME
"Benarkah cuaca panas bisa mematikan virus corona?"
"Virus corona bertahan di udara, melayang-layang sampai 8 jam sesudah keluar dari tubuh penderita saat bersin atau batuk, tidak lagi butuh medium cairan utk bertahan. Di ruangan tertutup dan ber-AC lebih lama lagi"
Sinar ultraviolet dapat membunuh cofid 19
Hasil Cek Fakta
Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim tersebut belum teruji secara ilmiah. Wakil Kepala Bidang Penelitian Fundamental Lembaga Biologi Molekular Eijkman, Herawati Sudoyo, pada 1 Maret 2020 mengatakan bahwa belum ada penelitian ihwal kaitan hidup matinya virus Corona dengan suhu udara.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya Coronavirus," kata Herawati.
Herawati menjelaskan bahwa virus Corona memang akan mati jika dipanasi dengan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit. Namun, dia mengingatkan, suhu di Indonesia tak mencapai 56 derajat.
Merujuk laporan cuaca dari Google Weather, suhu di Jakarta hari ini 29 derajat Celcius. Kategori panas ekstrem pernah terjadi pada Oktober 2019 yakni 37-39 derajat Celcius.
"Jadi itu sangat spekulatif kalau dibilang temperatur akan mengurangi (potensi terjangkit Corona)," ujar Herawati.
Selain itu, pada 8 Februari 2020, China Daily membantah isu bahwa sinar matahari bisa membunuh virus Corona Covid-19. Suhu iradiasi matahari tidak bisa mencapai 56 derajat Celcius. Sinar ultraviolet pun tidak dapat menyamai intensitas dari lampu ultraviolet. Karena itu, virus tersebut tidak dapat dibunuh oleh sinar matahari.
"Sampai sekarang belum ada penelitian mengenai peran dari suhu terhadap mati atau hidupnya Coronavirus," kata Herawati.
Herawati menjelaskan bahwa virus Corona memang akan mati jika dipanasi dengan suhu 56 derajat Celcius selama 30 menit. Namun, dia mengingatkan, suhu di Indonesia tak mencapai 56 derajat.
Merujuk laporan cuaca dari Google Weather, suhu di Jakarta hari ini 29 derajat Celcius. Kategori panas ekstrem pernah terjadi pada Oktober 2019 yakni 37-39 derajat Celcius.
"Jadi itu sangat spekulatif kalau dibilang temperatur akan mengurangi (potensi terjangkit Corona)," ujar Herawati.
Selain itu, pada 8 Februari 2020, China Daily membantah isu bahwa sinar matahari bisa membunuh virus Corona Covid-19. Suhu iradiasi matahari tidak bisa mencapai 56 derajat Celcius. Sinar ultraviolet pun tidak dapat menyamai intensitas dari lampu ultraviolet. Karena itu, virus tersebut tidak dapat dibunuh oleh sinar matahari.
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim virus Corona akan mati pada suhu 26-27 derajat Celcius dan saat terkena sinar matahari belum ada hasil penelitian ilmiahnya. Dengan demikian, konten pesan berantai itu masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.
Rujukan
- https://www.facebook.com/groups/fafhh/permalink/1126837814315419/
- https://turnbackhoax.id/2020/03/04/salah-virus-corona-mati-dalam-suhu-26-27-derajat-dan-saat-terkena-sinar-matahari/
- https://cekfakta.tempo.co/fakta/650/fakta-atau-hoaks-benarkah-virus-corona-mati-dalam-suhu-26-27-derajat-dan-saat-terkena-sinar-matahari
- https://www.suara.com/news/2020/03/03/202532/cek-fakta-benarkah-virus-corona-bisa-mati-terkena-sinar-matahari
- https://nasional.tempo.co/read/1314134/peneliti-eijkman-jawab-debat-soal-virus-corona-vs-panas/full&view=ok
- https://www.chinadaily.com.cn/a/202002/08/WS5e3eb7aea31012821727601d.html
Halaman: 5229/5615