Beredar pesan berantai yang menyebutkan ada seorang dosen Universitas Indonesia (UI) meninggal dunia karena virus Corona atau COVID-19. Pada narasi disebutkan pula dosen tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) UI. Berikut kutipan narasinya:
“Innalilahi wa'innalilaihi rojiun telah meninggal dunia Dosen UI ada berita yg menyedihkan, pagi tadi jam 10.00 Dosen kedokteran Gigi, dr Umi Susiana, meninggal (covid 19) pimpinan memutus semua dosen dan karyawan libur 3 Minggu, masuk tgl 6 April 2020. Sekarang kita semua disuruh cepet pulang karena kampus akan ditutup dan di semprot... Jadi kita semua sholat dhuhur dan sholat ghoib, karena jenazah tdk boleh di bezuk.. msh di RSI Cemputih...
Semoga Allah melindungi kita semua, aamiin yaa rabbal aalaamiin...”
(GFD-2020-3699) [SALAH] Dosen Kedokteran Gigi UI Meninggal Karena COVID-19
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 18/03/2020
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui hal itu tidak benar. Pihak FKG UI sudah memberikan klarifikasi terkait hal itu dan menyatakannya tidak ada dosennya yang meninggal lantaran COVID-19.
Ditelusuri lebih lanjut, didapatkan pemberitaan dari liputan6.com dan cnnindonesia.com, isu dosen kedokteran gigi yang diduga meninggal lantaran COVID-19 berasal dari Universitas Yarsi. Berikut kutipan pemberitaannya:
Dari liputan6.com:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal Dunia Setelah Tes Covid-19
Liputan6.com, Jakarta Seorang dosen di Universitas Yarsi, Jakarta dilaporkan meninggal dunia diduga terkait virus corona atau Covid-19. Dosen tersebut meninggal pada Senin (16/3/2020) siang setelah sempat dirawat beberapa hari di sebuah rumah sakit di Jakarta.
"Memang ada dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi ya, meninggal tadi siang," kata Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (16/3/2020).
Fasil mengatakan, hingga pasien meninggal, pihak rumah sakit belum mendapatkan hasil pemeriksaan spesimennya apakah negatif atau positif Covid-19.
Fasli tidak bisa secara rinci mengungkapkan kondisi pasien sebelum meninggal. Yang pasti, sang dosen sempat melakukan tes untuk mengetahui apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.
"Tesnya baru keluar dua atau tiga hari ke depan," tuturnya.
Fasli mengungkapkan, almarhum meninggal dunia di usia berkisar 65 tahun. Ia merupakan dosen sekaligus dokter gigi senior di kampusnya. […]
Dari Cnn Indonesia:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal, RS Periksa soal Corona
Jakarta, CNN Indonesia -- Rektor Universitas Yarsi Jakarta Fasli Jalal menyatakan seorang dosen Fakultas Kedokteran Gigi dinyatakan meninggal dunia pada Senin (16/3).
Menurut pernyataan rumah sakit, saat ini tengah dilakukan pemeriksaan terkait virus corona (covid-19) terhadap dosen tersebut.
"Maka keluarganya [menyatakan] statusnya itu masih dalam pemeriksaan. Apa penyebab kematiannya itu [belum tahu]. Karena dia juga punya penyakit kronik sebelum itu. Tapi kata rumah sakit belum bisa sebut apa-apa karena hasil lab belum keluar. Baru akan tahu konfirmasi iya atau tidak itu dua tiga hari lagi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Fasli mengatakan dosen tersebut sudah berusia 67 tahun serta mempunyai riwayat penyakit kronis. Ia juga sudah dirawat di salah satu rumah sakit Islam selama beberapa hari belakangan.
Sepengetahuannya dosen tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Terkait isu corona, Fasli menyatakan hal tersebut baru bisa dikonfirmasi oleh pihak rumah sakit yang berwenang atas riwayat kesehatan pasien.
Universitas Yarsi Jakarta, menurutnya, sudah menerapkan kebijakan perkuliahan dari rumah secara daring. Masih ada beberapa prodi yang belum menerapkan perkuliahan dari rumah, namun diharuskan menaati protokol pencegahan virus corona.
Fasli juga sudah meminta semua civitas kampus maupun anggota keluarga agar mengisolasi diri selama setidaknya 14 hari di tempat tinggal masing-masing.
Saat ini, total pasien positif virus corona per Senin (16/3) bertambah menjadi 134 orang. Juru Bicara pemerintah penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan penambahan tersebut berasal dari 17 kasus baru yang ditemukan hari ini.
Dari 134 orang itu, lima orang di antaranya meninggal dunia dan delapan lainnya dinyatakan sembuh. […]
Ditelusuri lebih lanjut, didapatkan pemberitaan dari liputan6.com dan cnnindonesia.com, isu dosen kedokteran gigi yang diduga meninggal lantaran COVID-19 berasal dari Universitas Yarsi. Berikut kutipan pemberitaannya:
Dari liputan6.com:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal Dunia Setelah Tes Covid-19
Liputan6.com, Jakarta Seorang dosen di Universitas Yarsi, Jakarta dilaporkan meninggal dunia diduga terkait virus corona atau Covid-19. Dosen tersebut meninggal pada Senin (16/3/2020) siang setelah sempat dirawat beberapa hari di sebuah rumah sakit di Jakarta.
"Memang ada dosen dari Fakultas Kedokteran Gigi ya, meninggal tadi siang," kata Rektor Universitas Yarsi, Fasli Jalal saat dikonfirmasi Liputan6.com, Senin (16/3/2020).
Fasil mengatakan, hingga pasien meninggal, pihak rumah sakit belum mendapatkan hasil pemeriksaan spesimennya apakah negatif atau positif Covid-19.
Fasli tidak bisa secara rinci mengungkapkan kondisi pasien sebelum meninggal. Yang pasti, sang dosen sempat melakukan tes untuk mengetahui apakah terinfeksi Covid-19 atau tidak.
"Tesnya baru keluar dua atau tiga hari ke depan," tuturnya.
Fasli mengungkapkan, almarhum meninggal dunia di usia berkisar 65 tahun. Ia merupakan dosen sekaligus dokter gigi senior di kampusnya. […]
Dari Cnn Indonesia:
[…] Dosen Universitas Yarsi Meninggal, RS Periksa soal Corona
Jakarta, CNN Indonesia -- Rektor Universitas Yarsi Jakarta Fasli Jalal menyatakan seorang dosen Fakultas Kedokteran Gigi dinyatakan meninggal dunia pada Senin (16/3).
Menurut pernyataan rumah sakit, saat ini tengah dilakukan pemeriksaan terkait virus corona (covid-19) terhadap dosen tersebut.
"Maka keluarganya [menyatakan] statusnya itu masih dalam pemeriksaan. Apa penyebab kematiannya itu [belum tahu]. Karena dia juga punya penyakit kronik sebelum itu. Tapi kata rumah sakit belum bisa sebut apa-apa karena hasil lab belum keluar. Baru akan tahu konfirmasi iya atau tidak itu dua tiga hari lagi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com melalui sambungan telepon.
Fasli mengatakan dosen tersebut sudah berusia 67 tahun serta mempunyai riwayat penyakit kronis. Ia juga sudah dirawat di salah satu rumah sakit Islam selama beberapa hari belakangan.
Sepengetahuannya dosen tersebut tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri. Terkait isu corona, Fasli menyatakan hal tersebut baru bisa dikonfirmasi oleh pihak rumah sakit yang berwenang atas riwayat kesehatan pasien.
Universitas Yarsi Jakarta, menurutnya, sudah menerapkan kebijakan perkuliahan dari rumah secara daring. Masih ada beberapa prodi yang belum menerapkan perkuliahan dari rumah, namun diharuskan menaati protokol pencegahan virus corona.
Fasli juga sudah meminta semua civitas kampus maupun anggota keluarga agar mengisolasi diri selama setidaknya 14 hari di tempat tinggal masing-masing.
Saat ini, total pasien positif virus corona per Senin (16/3) bertambah menjadi 134 orang. Juru Bicara pemerintah penanganan virus corona, Achmad Yurianto mengatakan penambahan tersebut berasal dari 17 kasus baru yang ditemukan hari ini.
Dari 134 orang itu, lima orang di antaranya meninggal dunia dan delapan lainnya dinyatakan sembuh. […]
Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan tersebut, tidak ada dosen dari FKG UI yang meninggal karena COVID-19. Adapun, kabar mengenai adanya dosen kedokteran gigi yang meninggal diduga COVID-19 dikabarkan oleh beberapa media berasal dari Universitas Yarsi. Oleh karena itu, konten pesan berantai di Whatsapp itu masuk ke dalam kategori False Context/Konten yang Salah.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/03/18/salah-dosen-kedokteran-gigi-ui-meninggal-karena-covid-19/ Surat Edaran Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Nomor: SE-0612/UN2.F2.D/HKP.04/2020
- https://www.liputan6.com/news/read/4203557/dosen-universitas-yarsi-meninggal-dunia-setelah-tes-covid-19
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200316202712-20-484015/dosen-universitas-yarsi-meninggal-rs-periksa-soal-corona
(GFD-2020-3698) [SALAH] Video “Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/03/2020
Berita
Bukan karena terjangkit virus Corona atau Covid-19. Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.
Akun Fie Jie (fb.com/100000146618810) mengunggah sebuah video dengan narasi:
“Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin… Kameramen pekok”
Video itu memperlihatkan seorang pria pengendara motor yang tiba-tiba jatuh terkapar tak sadarkan diri di depan sebuah rumah makan Padang. Dalam video juga terdengar suara seorang pria yang merekam kejadian itu mengimbau kepada warga untuk tak menyentuh pemotor tersebut.
“Takutnya dia kena corona lho, gak ada yang berani nyentuh, tolong, jangan disentuh, jangan disentuh, jangan disentuh ” kata pria yang merekam video tersebut.
Akun Fie Jie (fb.com/100000146618810) mengunggah sebuah video dengan narasi:
“Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin… Kameramen pekok”
Video itu memperlihatkan seorang pria pengendara motor yang tiba-tiba jatuh terkapar tak sadarkan diri di depan sebuah rumah makan Padang. Dalam video juga terdengar suara seorang pria yang merekam kejadian itu mengimbau kepada warga untuk tak menyentuh pemotor tersebut.
“Takutnya dia kena corona lho, gak ada yang berani nyentuh, tolong, jangan disentuh, jangan disentuh, jangan disentuh ” kata pria yang merekam video tersebut.
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pria yang terjatuh dari motornya itu karena virus corona covid-19 adalah klaim yang salah.
Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.
Insiden tersebut terjadi di halaman parkir rumah makan Padang di Jalan Blambangan Kuta Bali, Minggu (15/3/2020) sekira pikul 15.00 WITA.
Iron, pemilik rumah makan Padang mengaku, kejadian tersebut sempat membuat warga setempat ketakutan sehingga tidak berani memberikan pertolongan.
“Setelah jatuh, dia kejang-kejang dan mulutnya berbusa sampai warga tidak berani menolong karena takut virus corona,” ucap Iron seperti dikutip dari Beritabali.com — jaringan Suara.com.
Melihat kondisi tersebut, seorang saksi lainnya sempat meminta bantuan kepada anggota Koramil yang berada di seberang warung.
Bahkan sampai mengundang anggota TNI untuk datang. Namun mereka tak berani menyentuh korban setelah melihat mulut korban berbusa. Begitu pula dengan aparat kepolisian yang turut mendatangi lokasi kejadian. Polisi merasa ketakutan hingga tidak berani menyentuh korban.
Kepanikan warga itupun terjawab selang 15 menit kemudian, setelah pemotor Honda Scoopy tersebut sadar. Laki-laki itu mengaku tiba-tiba pingsan dan jatuh dari sepeda motor karena epilepsinya kumat.
“Dia bilang, sebelum terjatuh sebenarnya hendak berhenti. Tapi epilepsinya sudah kumat. Saya saja kaget tiba-tiba dia tarik gas motornya hingga menabrak motor yang terparkir,” kata Iron.
Bahkan, menurut seorang saksi, korban yang diketahui hendak pergi ke Jimbaran itu langsung tancap gas dengan sepeda motornya setelah sadar.
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pria yang terjatuh dari motornya itu karena virus corona covid-19 adalah klaim yang salah.
Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.
Insiden tersebut terjadi di halaman parkir rumah makan Padang di Jalan Blambangan Kuta Bali, Minggu (15/3/2020) sekira pikul 15.00 WITA.
Iron, pemilik rumah makan Padang mengaku, kejadian tersebut sempat membuat warga setempat ketakutan sehingga tidak berani memberikan pertolongan.
“Setelah jatuh, dia kejang-kejang dan mulutnya berbusa sampai warga tidak berani menolong karena takut virus corona,” ucap Iron seperti dikutip dari Beritabali.com — jaringan Suara.com.
Melihat kondisi tersebut, seorang saksi lainnya sempat meminta bantuan kepada anggota Koramil yang berada di seberang warung.
Bahkan sampai mengundang anggota TNI untuk datang. Namun mereka tak berani menyentuh korban setelah melihat mulut korban berbusa. Begitu pula dengan aparat kepolisian yang turut mendatangi lokasi kejadian. Polisi merasa ketakutan hingga tidak berani menyentuh korban.
Kepanikan warga itupun terjawab selang 15 menit kemudian, setelah pemotor Honda Scoopy tersebut sadar. Laki-laki itu mengaku tiba-tiba pingsan dan jatuh dari sepeda motor karena epilepsinya kumat.
“Dia bilang, sebelum terjatuh sebenarnya hendak berhenti. Tapi epilepsinya sudah kumat. Saya saja kaget tiba-tiba dia tarik gas motornya hingga menabrak motor yang terparkir,” kata Iron.
Bahkan, menurut seorang saksi, korban yang diketahui hendak pergi ke Jimbaran itu langsung tancap gas dengan sepeda motornya setelah sadar.
Rujukan
(GFD-2020-3697) [SALAH] “Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, memberlakukan kerantina parsial terbatas”
Sumber: www.whatsapp.comTanggal publish: 18/03/2020
Berita
Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memastikan bahwa narasi tersebut tidak bersumber dari pernyataan Presiden Joko Widodo maupun sumber lainnya.
Beredar pesan di aplikasi whatsapp dan media sosial yang mengatasnamakan Presiden Joko Widodo.
Berikut kutipan pesan itu:
“Saya, Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, memberlakukan kerantina parsial terbatas terhadap aktifitas publik di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu
1. DKI Jakarta
2. BEKASI
3. DEPOK
4. BOGOR
5. BANDUNG dan sekitarnya
6. SURABAYA dan sekitarnya
7. BANTEN
8. TANGERANG
9. SEMARANG
10. BALI”
Beredar pesan di aplikasi whatsapp dan media sosial yang mengatasnamakan Presiden Joko Widodo.
Berikut kutipan pesan itu:
“Saya, Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, memberlakukan kerantina parsial terbatas terhadap aktifitas publik di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu
1. DKI Jakarta
2. BEKASI
3. DEPOK
4. BOGOR
5. BANDUNG dan sekitarnya
6. SURABAYA dan sekitarnya
7. BANTEN
8. TANGERANG
9. SEMARANG
10. BALI”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, menegaskan pesan tersebut hoaks. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memastikan bahwa narasi tersebut tidak bersumber dari pernyataan Presiden Joko Widodo maupun sumber lainnya.
Presiden dalam keterangan persnya pada Senin, 16 Maret 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, telah menyampaikan sejumlah arahan yang justru tidak sesuai dengan narasi yang beredar tersebut. Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020), tidak pernah menggunakan kata ‘meliburkan’.
“Presiden juga tidak pernah menggunakan istilah meliburkan, tapi bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah,” kata Bey kepada kumparan, Selasa (17/32020).
Bey juga memastikan Jokowi tidak pernah mengeluarkan kebijakan karantina seperti yang disebutkan dalam pesan tersebut. Sebab dalam konferensi pers sebelumnya, Jokowi mengatakan masih belum berpikiran untuk mengambil kebijakan lockdown.
“Berita itu tidak benar. Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin, 16 Maret 2020 justru menyampaikan bahwa dan sampai saat ini, tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown,” tegasnya.
Adapun langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah pembatasan sosial (social distancing), yaitu dengan mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko besar kepada penyebaran Covid-19.
“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu terus untuk kita gencarkan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat, baik itu urusan kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan layanan-layanan publik lainnya,” jelas Presiden.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, menegaskan pesan tersebut hoaks. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memastikan bahwa narasi tersebut tidak bersumber dari pernyataan Presiden Joko Widodo maupun sumber lainnya.
Presiden dalam keterangan persnya pada Senin, 16 Maret 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, telah menyampaikan sejumlah arahan yang justru tidak sesuai dengan narasi yang beredar tersebut. Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020), tidak pernah menggunakan kata ‘meliburkan’.
“Presiden juga tidak pernah menggunakan istilah meliburkan, tapi bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah,” kata Bey kepada kumparan, Selasa (17/32020).
Bey juga memastikan Jokowi tidak pernah mengeluarkan kebijakan karantina seperti yang disebutkan dalam pesan tersebut. Sebab dalam konferensi pers sebelumnya, Jokowi mengatakan masih belum berpikiran untuk mengambil kebijakan lockdown.
“Berita itu tidak benar. Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin, 16 Maret 2020 justru menyampaikan bahwa dan sampai saat ini, tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown,” tegasnya.
Adapun langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah pembatasan sosial (social distancing), yaitu dengan mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko besar kepada penyebaran Covid-19.
“Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu terus untuk kita gencarkan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat, baik itu urusan kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan layanan-layanan publik lainnya,” jelas Presiden.
Rujukan
(GFD-2020-3696) [SALAH] Foto “1 korban dlm pengawasan Covid-19 di RS wahidin mks setelah bersalaman dgn Menhub Budi Karya”
Sumber: Sosial MediaTanggal publish: 18/03/2020
Berita
Pria di foto itu, Mujahidin alias Moja menyatakan informasi yang beredar itu tidak benar alias hoaks. Moja yang juga Ketua Aliansi Driver Online Individu Makassar mengatakan bahwa fotonya yang sedang dirawat itu adalah foto setahun lalu. Klarifikasi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar: tidak merawat pasien yang dimaksud baik terkait sebagai ODP ataupun PDP.
Akun Ishak Assa (fb.com/ishak.assa.9) mengunggah 2 gambar yang disertai narasi:
“Waspada,,, elakkan bersalaman”
Gambar pertama, tampak seorang pria bersalaman dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dengan tulisan “1 korban dlm pengawasan Covid-19 di RS wahidin mks setelah bersalaman dgn Menhub Budi Karya”
Gambar kedua, tampak seorang pria terbaring di ranjang rumah sakit dengan tulisan “Pasien Covid-19 dlm pengawasan RS wahidin makassar”
Akun Ishak Assa (fb.com/ishak.assa.9) mengunggah 2 gambar yang disertai narasi:
“Waspada,,, elakkan bersalaman”
Gambar pertama, tampak seorang pria bersalaman dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dengan tulisan “1 korban dlm pengawasan Covid-19 di RS wahidin mks setelah bersalaman dgn Menhub Budi Karya”
Gambar kedua, tampak seorang pria terbaring di ranjang rumah sakit dengan tulisan “Pasien Covid-19 dlm pengawasan RS wahidin makassar”
Hasil Cek Fakta
PENJELASAN
Klaim itu dibantah langsung oleh Moja yang juga Ketua Aliansi Driver Online Individu Makassar ini. Pasca fotonya beredar luas dan dikabarkan sedang terpapar virus korona, dia mulai angkat bicara.
Kepada terkini.id, Moja dirinya sangat kaget saat dirinya mendapat kabar jika fotonya tersebar luas.
Diketahui terdapat dua foto milik Moja yang tersebar luas di dunia maya, masing-masing foto salam komando dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya yang kini sudah diumumkan positif korona. Kemudian di foto kedua dirinya tampak sedang terbaring dalam sebuah ruang perawatan rumah sakit.
“Alhamdulillah saya baik-baik saja. Saya sangat kaget. Sangat menyesalkan dengan informasi tidak benar yang beredar di masyakat.”
Di sela-sela wawancara dengan terkini.id, Moja membenarkan jika dirinya memang pernah bertemu dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, bapak Budi Karya di Kampung Popsa pada 28 Februari 2020 lalu.
“Saya mengakui melakukan pertemuan dengan bapak Menteri dengan tujuan untuk penyampaian aspirasi yang selama ini belum terakomodir terkait masalah tariff dan juga masalah-masalah driver yang lain yang juga belum terakomodir,” urainya.
Ditambahkan jika dirinya menjamin saat bertemu dengan pak Menteri Budi Karya pada tanggal 28 Februari 2020 lalu, yang bersangkutan belum positif virus corona.
“Jadi saat pertemuan saya dengan pak Menteri di Makassar itu masih status sehat. Jadi, informasi tentang saya yang beredar itu tidak benar alias hoaks. Foto yang saya sedang dirawat itu foto setahun lalu,” terangnya.
Ia juga mengaku jika secara pribadi selaku driver online sangat merugikan karena dirinya tidak bisa bekerja lagi karena masyarakat mulai menjauhi dirinya.
“Sekarang saya tidak bekerja lagi, orang mulai menjauh karena pemberitaan yang tidak benar itu. Saya sangat menyesalkan juga masyarakat jadi resah karena info hoaks itu,” bebernya.
Melalui instagram, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar juga membantah jika sebelumnya dikabarkan pihaknya merawat pasien yang dimaksud.
“Ditengah sibuknya kami berjibaku dengan pasien, kembali beredar informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kami informasikan bahwa kami sampai saat ini tidak merawat pasien yang dimaksud baik terkait sebagai ODP ataupun PDP. Untuk itu kami himbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menghormati Hak Pasien di RS manapun dirawat, temasuk dengan tidak mengedarkan foto terlebih lagi dengan keterangan yang tidak benar.
Mengambil dan Menyebar foto seseorang tanpa izin dalam UU ITE Pasal 48 hukumannya penjara minimal 8 tahun dan denda paling murah Rp 3 miliar. Mari gunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat.
Kami informasikan kembali bahwa kita semua perlu WASPADA dan senantiasa melakukan upaya-upaya pencegahan terutama dengan mengurangi aktivitas di luar rumah, menhindari kerumunan dalam jumlah besar, menjaga jarak berkomunikasi, serta mencuci tangan dengan sabun ataupun hand sanitizer, hindari memegang pegangan pintu, meja, tangga, kursi dan benda2 lainnya.
Demikian untuk diketahui.” tulis akun RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar pada 15 Maret 2020.
Selain itu, foto tersebut juga sempat dinarasikan berada di daerah Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru memastikan info tersebut hoax.
“Pria itu inisial M, pria Parepare seorang ojol dan sakit di dalam foto adalah sakit satu tahun lalu. Ini saya lihatnya beredar di media sosial dan sudah dikonfirmasi ke Dirjen Hubungan Darat di Kemenhub,” kata Herman saat rapat koordinasi Satgas Corona di Pemprov Sumsel, Senin (16/3).
Dengan beredarnya kabar hoax tersebut, Herman meminta masyarakat lebih selektif menerima informasi. Selain itu, dia minta pihak berwajib untuk segera bertindak.
Menurut Herman, kabar bohong itu harus segera diusut. Sebab, hal itu sudah menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya di Sumatera Selatan.
“Harus diusut, ini ada Pak Kapolda. Nanti bisa diproses. Ini juga tanggung jawab di Kominfo, jangan sampai membuat resah masyarakat,” katanya di Palembang, Selasa (17/3/2020).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona COVID-19. Dalam konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (14/3/2020), Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Budi Sulistya menyebut Budi Karya merupakan pasien dengan nomor kasus ke-76 di Indonesia.
Klaim itu dibantah langsung oleh Moja yang juga Ketua Aliansi Driver Online Individu Makassar ini. Pasca fotonya beredar luas dan dikabarkan sedang terpapar virus korona, dia mulai angkat bicara.
Kepada terkini.id, Moja dirinya sangat kaget saat dirinya mendapat kabar jika fotonya tersebar luas.
Diketahui terdapat dua foto milik Moja yang tersebar luas di dunia maya, masing-masing foto salam komando dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya yang kini sudah diumumkan positif korona. Kemudian di foto kedua dirinya tampak sedang terbaring dalam sebuah ruang perawatan rumah sakit.
“Alhamdulillah saya baik-baik saja. Saya sangat kaget. Sangat menyesalkan dengan informasi tidak benar yang beredar di masyakat.”
Di sela-sela wawancara dengan terkini.id, Moja membenarkan jika dirinya memang pernah bertemu dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, bapak Budi Karya di Kampung Popsa pada 28 Februari 2020 lalu.
“Saya mengakui melakukan pertemuan dengan bapak Menteri dengan tujuan untuk penyampaian aspirasi yang selama ini belum terakomodir terkait masalah tariff dan juga masalah-masalah driver yang lain yang juga belum terakomodir,” urainya.
Ditambahkan jika dirinya menjamin saat bertemu dengan pak Menteri Budi Karya pada tanggal 28 Februari 2020 lalu, yang bersangkutan belum positif virus corona.
“Jadi saat pertemuan saya dengan pak Menteri di Makassar itu masih status sehat. Jadi, informasi tentang saya yang beredar itu tidak benar alias hoaks. Foto yang saya sedang dirawat itu foto setahun lalu,” terangnya.
Ia juga mengaku jika secara pribadi selaku driver online sangat merugikan karena dirinya tidak bisa bekerja lagi karena masyarakat mulai menjauhi dirinya.
“Sekarang saya tidak bekerja lagi, orang mulai menjauh karena pemberitaan yang tidak benar itu. Saya sangat menyesalkan juga masyarakat jadi resah karena info hoaks itu,” bebernya.
Melalui instagram, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar juga membantah jika sebelumnya dikabarkan pihaknya merawat pasien yang dimaksud.
“Ditengah sibuknya kami berjibaku dengan pasien, kembali beredar informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kami informasikan bahwa kami sampai saat ini tidak merawat pasien yang dimaksud baik terkait sebagai ODP ataupun PDP. Untuk itu kami himbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menghormati Hak Pasien di RS manapun dirawat, temasuk dengan tidak mengedarkan foto terlebih lagi dengan keterangan yang tidak benar.
Mengambil dan Menyebar foto seseorang tanpa izin dalam UU ITE Pasal 48 hukumannya penjara minimal 8 tahun dan denda paling murah Rp 3 miliar. Mari gunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat.
Kami informasikan kembali bahwa kita semua perlu WASPADA dan senantiasa melakukan upaya-upaya pencegahan terutama dengan mengurangi aktivitas di luar rumah, menhindari kerumunan dalam jumlah besar, menjaga jarak berkomunikasi, serta mencuci tangan dengan sabun ataupun hand sanitizer, hindari memegang pegangan pintu, meja, tangga, kursi dan benda2 lainnya.
Demikian untuk diketahui.” tulis akun RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar pada 15 Maret 2020.
Selain itu, foto tersebut juga sempat dinarasikan berada di daerah Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru memastikan info tersebut hoax.
“Pria itu inisial M, pria Parepare seorang ojol dan sakit di dalam foto adalah sakit satu tahun lalu. Ini saya lihatnya beredar di media sosial dan sudah dikonfirmasi ke Dirjen Hubungan Darat di Kemenhub,” kata Herman saat rapat koordinasi Satgas Corona di Pemprov Sumsel, Senin (16/3).
Dengan beredarnya kabar hoax tersebut, Herman meminta masyarakat lebih selektif menerima informasi. Selain itu, dia minta pihak berwajib untuk segera bertindak.
Menurut Herman, kabar bohong itu harus segera diusut. Sebab, hal itu sudah menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya di Sumatera Selatan.
“Harus diusut, ini ada Pak Kapolda. Nanti bisa diproses. Ini juga tanggung jawab di Kominfo, jangan sampai membuat resah masyarakat,” katanya di Palembang, Selasa (17/3/2020).
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona COVID-19. Dalam konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (14/3/2020), Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Budi Sulistya menyebut Budi Karya merupakan pasien dengan nomor kasus ke-76 di Indonesia.
Rujukan
Halaman: 5177/5579