• (GFD-2021-8021) [SALAH] Game “Omicron” Buatan Bill Gates yang Rilis di Tahun 1999

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 17/12/2021

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    ““Siapa Anda sebelum Anda meninggal dunia?”… Slogan dari game karya Bill Gates di tahun 1999 bernama. “ OMICRON “

    game itu bercerita tentang kehilangan nyawa Anda… Menarik, bukan?

    KENYATAAN #Fiksi Bill Gates #Omicron #VarianOmikron”

    Hasil Cek Fakta

    Sebuah akun Twitter dengan nama pengguna “ElvyWise” mengunggah sebuah foto poster game yang berjudul “Omikron: The Nomad Soul”. Unggahan tersebut juga disertai dengan narasi yang menyatakan bahwa game tersebut merupakan karya Bill Gates yang berjudul “Omicron” dan telah dirilis pada tahun 1999.

    Berdasarkan hasil penelusuran, game tersebut tidak dibuat oleh Bill Gates. Game “Omikron: The Nomad Soul” merupakan hasil kerjasama perusahaan game asal Prancis, Quantic Dream, dan perusahaan game asal Inggris, Eidos Interactive. Pada saat dirilis pertama kali, game tersebut berjudul “The Nomad Soul”, dan baru ketika dirilis di wilayah Amerika Utara, judul game kemudian diganti menjadi “Omikron: The Nomad Soul”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “ElvyWise” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.

    Bukan game yang dibuat oleh Bill Gates. Judul game tersebut adalah “Omikron: The Nomad Soul”, bukan “Omicron”, dan merupakan hasil kerjasama perusahaan game asal Prancis, Quantic Dream, dan perusahaan game asal Inggris, Eidos Interactive.

    Rujukan

  • (GFD-2021-8020) [SALAH] Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 17/12/2021

    Berita

    “SEMOGA INDONESIA PUNYA VAKSIN SENDIRI 🤲😇🇮🇩
    WARNING !!!!!
    Info Kesehatan 📢📢📢
    Seorang dokter Malaysia berusia 58 tahun, Dr. Chai Koh Meow, deputi direktur Departemen Kesehatan Malaysia, menerima suntikan vaksin booster Covid buatan Pfizer hari Selasa yang lalu sebagai tambahan ke atas vaksin Sinovac yang diterimanya terdahulu, meninggal dunia setelah mengalami gejala-gejala tubuh menjadi tidak nyaman seperti demam (colds) dan rasa sakit (soreness). Berhubung Dr. Chai senantiasa berada dalam kondisi kesehatan yang baik, apakah kematiannya ada kaitan dengan vaksin booster mRNA belumlah bisa dipastikan dan masih diusut oleh pihak otoritas Malaysia.
    [Selamat jika pengetahuan teknologi genetika mereka mencapai level mampu membuktikan apapun, ataupun mengaitkan penyebab kematian itu dengan suntikan booster mRNA!]
    Sin Chew Daily (Malaysia) – 2021/11/18
    https://www.sinchew.com.my/?p=3426350
    RIP 🙏 penerima vaksin konvensional Sinovac sebaiknya tidak campur dengan suntikan booster mRNA Pfizer (ataupun Moderna) ☠️”

    Efek samping pfizer

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah informasi di Facebook yang mengklaim Deputi Direktur Departemen Kesehatan Malaysia, Dr. Chai Koh Meow meninggal dunia setelah mengalami gejala kesehatan seperti deman dan rasa sakit ditubuhnya setelah mendapatkan vaksinasi booster Pfizer. Lebih lanjut, unggahan tersebut juga memberikan peringatan untuk penerima Sinovac agar tidak menerima vaksin mRNA, seperti Pfizer atau Moderna karena tidak aman.

    Setelah ditelusuri, informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari New Strait Times, Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa kematian Dr. Chai, pada 17 November 2021 disebabkan oleh gagal jantung dan bukan dikarenakan vaksinasi Covid-19.

    Berdasarkan keterangan resmi mereka juga mengatakan bahwa Dr. Chai menyelesaikan dosis booster Covid-19 pada 9 November dan tidak melaporkan efek samping yang luar biasa setelah menerima vaksinasi.

    Lebih lanjut dilihat dari laporan post-mortem, Direktur Jendral Kesehatan Tan Sri Dr. Noor Hisham Abdullah, mengatakan bahwa kematian Dr. Chai dikarenakan hemoperikardium, penyakit arteri koroner dan infark miokard.

    “Kami ingin menyampaikan belangsungkawa kepada keluarga mendiang Dr Chai dan berterima kaish kepada saudaranya karena mengizinkan kami membagikan hasil post-mortem kepada publik,” Jelas Tan Sri Dr. Noor Hisham, saat memberikan keterangan post-mortem penyebab kematian Dr. Chai.

    Kemudian, Menteri Kesehatan Malaysia, Khairy Jamaluddin berharap klarifikasi yang diberikan dapat mengakhiri spekulasi tentang kematian Dr. Chai. Ia juga menjelaskan bahwa tidak ada hubungan langsung antara vaksin Covid-10 dan kematian berdasarkan penelitian yang dilakukan pihak berwenang.

    “Kami pasti akan membagikan temuan, jika ada kasus kematian terkait dengan vaksin. Kami berharap dengan (penjelasan) ini, kami dapat menghentikan spekulasi apa pun dan mendesak masyarakat untuk menggunakan dosis booster (untuk meningkatkan cakupan kekebalan),” ujar Khairy.

    Kemudian terkait larangan untuk menerima vaksin booster mRNA, pfizer atau moderna, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa itu tidak benar, sejauh ini penerima booster Moderna dan Pfizer tetap aman dan tidak mengalami masalah kesehatan.

    Dengan demikian, klaim “Dokter di Malaysia Meninggal Setelah Mendapatkan Vaksin Pfizer” adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia IS.

    Informasi tersebut salah. Faktanya, dilansir dari New Strait Times, Kementerian Kesehatan Malaysia menegaskan bahwa kematian Dr. Chai pada 17 November 2021, disebabkan oleh gagal jantung dan bukan dikarenakan vaksinasi Covid-19.

    Rujukan

  • (GFD-2021-8019) [SALAH] Video Warga Austria Menentang Lockdown

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 16/12/2021

    Berita

    “Austrians out in full force resisting and defying the illegal lockdown of non-inoculated people. Last time free people in Austria had to show papers to the police was during the world war when it was under Nazi ocupation. As the Light increases, so to does the dark.”

    “Orang-orang Austria dengan kekuatan penuh melawan dan menentang penguncian ilegal orang-orang yang tidak disuntik. Terakhir kali orang-orang bebas di Austria harus menunjukkan surat-surat kepada polisi adalah selama perang dunia ketika berada di bawah pendudukan Nazi. Saat Terang bertambah, begitu pula kegelapan.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Rodney Sullivan (@RSulliv15348672) mengunggah cuitan berupa video dengan klaim video tersebut adalah aksi protes warga Austria menentang lockdown bagi mereka yang tidak disuntik. Video yang diunggah pada 24 November 2021 itu telah ditonton sebanyak 53 kali.

    Berdasarkan hasik penelusuran, klaim video cuitan tersebut tidak tepat. Ditemukan akun YouTube PR Online – WIR SIND SPORT yang mengunggah video cuitan itu dengan judul “Borussia Mönchengladbach: Fanmarsch durch Graz” “Borussia Mönchengladbach: Fan berbaris melalui Graz” pada 29 November 2019 dengan narasi sebagai berikut.

    “Lebih dari 6.000 penggemar menghadiri pertandingan Liga Europa Borussia Mönchengladbach melawan Wolfsberger AC di Merkur Arena di Graz. Banyak dari mereka sebelumnya mengikuti pawai penggemar dari pusat kota ke tempat pertandingan.”

    PR Online atau Rheinische Post yang merupakan portal berita asal Jerman turut memberitakan peristiwa tersebut dalam berita berjudul “Video zeigt riesigen Fanmarsch von Borussia-Fans in Graz” “Video shows a huge fan march by Borussia fans in Graz” terbit pada 29 November 2019.

    Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Rodney Sullivan (@RSulliv15348672) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, video tersebut adalah para penggemar klub sepak bola Borussia Mönchengladbach pada pertandingan Liga Eropa melawan Wolfsberger AC di Merkur Arena, Graz, Austria pada November 2019.

    Rujukan

  • (GFD-2021-8018) [SALAH] Foto Pohon Natal di Masjid

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 16/12/2021

    Berita

    “Islam itu indah
    Islam itu damai
    Islam itu Rahmatan Lil Alamin
    Selamat hari natal saudara ku umat kristiani”

    Narasi dalam foto:

    “Praise the Lord Our God
    Christmas tree 🎄 in mosque. This should be started from Saudi Arabia.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Sriana Devi (@devi_sriana) mengunggah cuitan berupa foto tangkapan layar yang di dalamnya terdapat narasi adanya pohon natal di masjid. Cuitan tersebut mendapat atensi berupa 51 retweet dan 243 suka.

    Berdasarkan hasil penelusuran, cuitan tersebut merupakan hoaks lama yang telah beredar sejak tahun 2018. Mengutip dari IlmFeed, menurut pernyataan warga lokal, pohon Natal itu berada di sebuah aula di Inggris Selatan bernama Selsdon Community Centre. Aula tersebut digunakan untuk berbagai kegiatan, termasuk salat Jumat dan Tarawih berjamaah.

    “This is Selsdon Community centre in South London, the hall is hired for Friday prayers and Alhamdulillah now we are able to do taraweeh during Ramadan as well. It is a multi cultural hall, we even invite local non Muslims to come and observe on Fridays to raise awareness and spread love,” ujar Imran Sheikh pada sebuah unggahan Facebook pada 25 November 2018.

    Dari berbagai fakta di atas, cuitan akun Twitter Sriana Devi (@devi_sriana) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto pohon Natal itu bukan berada di masjid, melainkan di suatu aula multi budaya bernama Selsdon Community Centre di Inggris Selatan.

    Rujukan