(GFD-2021-8611) Keliru, Klaim Ini Video Ratusan Kantong Jenazah Covid-19 Palsu yang Berisi Kertas
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 04/05/2021
Berita
Video yang diklaim menunjukkan ratusan kantong jenazah Covid-19 palsu beredar di Facebook. Menurut klaim tersebut, ratusan kantong jenazah itu sebenarnya berisi kertas, bukan pasien yang telah meninggal akibat Covid-19.
Dalam video berdurasi 38 detik itu, tampak puluhan kantong hitam yang digeletakkan di jalanan di samping sebuah gedung. Sempat terlihat seorang petugas yang mengenakan pakaian hazmat. Dalam cuplikan selanjutnya, tampak sejumlah orang yang melempar dan menendang kantong-kantong hitam yang digeletakkan di area parkir sebuah gedung.
Akun ini membagikan video itu pada 12 April 2021. Akun tersebut kemudian menulis narasi, "450 'mati karena Covid'. Padahal, itu adalah 450 kantong yang berisi kertas. Begitulah yang terjadi di seluruh dunia."
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya, yang memperlihatkan demonstrasi mahasiswa di Venezuela.
Hasil Cek Fakta
Mereka berunjuk rasa dengan membawa properti kantong jenazah berisi kertas. Para mahasiswa itu memprotes banyaknya tenaga kesehatan yang meninggal karena Covid-19 dan terbatasnya vaksin Covid-19 bagi mereka.
Untuk mendapatkan fakta tersebut, Tempo mula-mula memfragmentasi video itu menjadi beberapa gambar dengan toolInVID. Lalu, gambar-gambar ini ditelusuri denganreverse image tool Google. Hasilnya, ditemukan beberapa foto yang identik yang dibagikan oleh akun Twitter milik radio Venezuela, Radio Caracas, @RCR750, pada 6 April 2021.
Akun ini mengunggah tiga foto dalam cuitannya dengan narasi berbahasa Spanyol yang jika diterjemahkan berbunyi: "#Protes mahasiswa kedokteran UCV (Universidad Central de Venezuela ) yang menuntut vaksin di depan klinik ini diserang oleh sekelompok orang. Mereka merusak semua kantong yang mensimulasikan orang-orang yang meninggal akibat pandemi."
Kesamaan antara cuplikan yang terlihat dalam video yang beredar (kiri) dengan foto yang diunggah oleh akun Twitter Radio Caracas (kanan).
Tempo juga mendapatkan petunjuk lain dari utas yang dibagikan oleh akun Twitter milik stasiun televisi El Pitazo, @ElPitazoTV, pada 6 April 2021. Dalam utas ini, terdapat tiga video dengan kualitas yang lebih baik. Informasi dalam utas tersebut sama dengan yang dijelaskan oleh Radio Caracas, namun lebih detail. Menurut El Pitazo, peristiwa itu merupakan aksi protes yang digelar oleh mahasiswa kedokteran UCV di depan Hospital Universitario de Caracas (HUC), Venezuela.
Berikut ini rangkaian peristiwa yang terjadi:
Selain membagikan utas di Twitter, El Pitazo juga mempublikasikan berita mengenai aksi mahasiswa di depan HUC tersebut dalam situsnya pada 6 April 2021. Berita ini berjudul "Kelompok yang kasar menyabotase protes mahasiswa di Klinik Rumah Sakit Universitas".
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video di atas menunjukkan ratusan kantong jenazah pasien Covid-19 palsu yang sebenarnya berisi kertas, keliru. Video tersebut merupakan video aksi para mahasiswa kedokteran di Caracas, Venezuela, yang memprotes kurangnya vaksin Covid-19 untuk tenaga kesehatan sehingga banyak dari mereka yang meninggal. Dalam aksi itu, para mahasiswa tersebut menggunakan kantong-kantong hitam berisi kertas sebagai properti.TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/jenazah-covid-19
- https://archive.is/hKPWN
- https://www.tempo.co/tag/kematian-akibat-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/vaksin-covid-19
- https://twitter.com/RCR750/status/1379460015199817730
- https://www.tempo.co/tag/venezuela
- https://elpitazo.net/gran-caracas/sujetos-desconocidos-sabotean-protesta-de-estudiantes-que-rechazan-balances-gubernamentales-del-covid-19/
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
(GFD-2021-8610) Sesat, Klaim Ini Video Tol Trans Jawa yang Sudah Ditutup untuk Mudik Lebaran 2021
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 03/05/2021
Berita
Video yang memperlihatkan penutupan gerbang Tol Pejagan beredar di media sosial sejak 1 Mei 2021. Gerbang tol ini merupakan bagian dari ruas Tol Kanci-Pejagan, yang melintasi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sementara ruas Tol Kanci-Pejagan adalah bagian dari Tol Trans Jawa. Video tersebut diklaim menunjukkan Tol Trans Jawa yang sudah ditutup untuk mudik Lebaran 2021.
"Arah Jakarta sudah ditutup. Kita putar balik. Semua sudah tutup. Tolong diinformasikan ke kawan-kawan, kita share yang ada di lapangan sana. Semua putar balik, arah Jakarta ke Jawa ditutup, arah Jakarta ke Semarang. Semua tol ditutup," demikian kata seorang pria dalam video itu. Sementara akun ini membagikan video tersebut dengan narasi, "Tol Jakarta-Jawa sudah ditutup."
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim sesat terkait video yang diunggahnya, yang menunjukkan penyekatan di gerbang Tol Pejagan saat mudik Lebaran 2020 lalu.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo menelusuri pemberitaan terkait dengan mesin pencari Google. Hasilnya, ditemukan informasi resmi dari PT Semesta Marga Raya, anak usaha Waskita Transjawa Toll Road yang mengelola ruas Tol Kanci-Pejagan, bahwa video itu adalah video lama, yang diambil di tengah penyekatan arus mudik Lebaran 2020.
Berdasarkan arsip berita Tempo pada 1 Mei 2021, lewat akun Instagram resmi PT Semesta Marga Raya, @semestamargaraya, Manajemen Operasi Ruas Tol Kanci-Pejagan menyatakan bahwa arus lalu lintas di ruas Tol Kanci-Pejagan masih normal tanpa penyekatan. Ruas tol tersebut baru akan disekat pada 6-17 Mei 2021.
Terkait video yang beredar tersebut, pihak manajemen menjelaskan bahwa video itu adalah video yang diambil tahun lalu. "Bahwa berita yang beredar di masyarakat perihal adanya penyekatan di gerbang Tol Pejagan sudah dimulai, itu adalah video penyekatan Lebaran Idul Fitri 2020," demikian klarifikasi dari pihak manajemen.
Penjelasan dari Manajemen Operasi Ruas Tol Kanci-Pejagan itu juga dimuat oleh Kompas.com dalam artikelnya pada 1 Mei 2021. "Kondisi update saat ini sampai dengan klarifikasi ini di-release, di gerbang Tol Pejagan, kondisi arus lalu lintas masih normal tanpa penyekatan," ujar Manajemen Operasi Ruas Tol Kanci Pejagan dalam keterangan tertulisnya.
"Untuk rencana kegiatan penyekatan di gerbang Tol Pejagan sendiris sesuai hasil pertemuan dengan Dirlantas (Direktur Lalu Lintas Kepolisian) dan Lintas Sektoral Jawa Tengah, baru akan dilakukan pada 6-17 Mei 2021," paparnya. Terkait video yang beredar, "Itu adalah video penyekatan Lebaran Idul Fitri 2020."
Dilansir dari iNews.id, empat hari menjelang larangan mudik, tepatnya pada 2 Mei 2021, gerbang tol Pejagan yang berada di Brebes, Jawa Tengah, mulai dipadati kendaraan pemudik. Kendaraan didominasi oleh mobil pribadi dan mobil travel dari Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek) dan kota-kota lain di Jawa Barat. Umumnya, mereka menuju sejumlah kota di Jawa Tengah.
Pemerintah secara resmi telah mengumumkan larangan mudik Lebaran tahun ini guna menekan penyebaran virus Corona penyebab Covid-19. Larangan itu berlaku pada 6-17 Mei 2021. Selain melarang mudik, pemerintah juga melakukan pengetatan sebelum dan sesudah pelaksanaan larangan mudik, yakni pada 22 April-24 Mei 2021, yang tertuang dalam Adendum Surat Edaran (SE) Kepala Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Nomor 13 Tahun 2021.
Sejalan dengan adanya larangan mudik, Polri memberlakukan penyekatan arus lalu lintas di lebih dari 300 titik. Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Komisaris Besar Ahmad Ramadhan mengatakan, dalam operasi yang disebut Operasi Ketupat 2021 ini, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyiapkan 333 titik penyekatan untuk mengantisipasi mudik Lebaran 2021.
"Sebanyak 333 titik penyekatan telah disiapkan dan tersebar sepanjang wilayah dari Lampung hingga Bali," kata Ahmad pada 3 Mei 2021. Menurut dia, 333 titik penyekatan itu merupakan titik-titik check point yang tersebar di beberapa perbatasan provinsi dan perbatasan kabupaten. "Juga di titik-titik penyekatan di jalan arteri ataupun di jalan tol," ujarnya.
Dilansir dari Kompas.com, Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Istiono mengatakan jumlah titik penyekatan tahun ini lebih banyak ketimbang tahun lalu. Selain itu, ada sekitar 166 ribu personel Polri dan TNI yang bakal diturunkan di titik-titik tersebut. "Saya jamin kendaraan yang melalui jalan tikus tidak akan bisa lolos, akan kita halang," tuturnya.
Lebih rinci, di Jawa, titik penyekatan tersebut terbagi atas 16 titik di Banten, delapan titik di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, 132 titik di Jawa Barat, 149 titik di Jawa Tengah, 10 titik di Daerah Istimewa Yogyakarta, dan tujuh titik di Jawa Timur.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa video tersebut menunjukkan Tol Trans Jawa yang sudah ditutup untuk mudik Lebaran 2021, menyesatkan. Video itu adalah video lama, yang memperlihatkan penyekatan di gerbang Tol Pejagan saat mudik Lebaran 2020. Manajemen Operasi Ruas Tol Kanci-Pejagan menyatakan bahwa saat ini arus lalu lintas di ruas Tol Kanci-Pejagan masih normal tanpa penyekatan. Ruas tol tersebut baru akan disekat pada 6-17 Mei 2021.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/tol-trans-jawa
- https://archive.ph/jgU7J
- https://www.tempo.co/tag/mudik
- https://bisnis.tempo.co/read/1458305/pengelola-tanggapi-soal-heboh-video-penyekatan-tol-kanci-pejagan/full&view=ok
- https://money.kompas.com/read/2021/05/01/061534126/viral-video-gerbang-tol-pejagan-ditutup-ini-faktanya?page=all
- https://jateng.inews.id/berita/jelang-larangan-mudik-mobil-travel-jabodetabek-padati-gerbang-tol-pejagan-brebes
- https://www.tempo.co/tag/larangan-mudik
- https://nasional.tempo.co/read/1458805/333-titik-sekat-disiapkan-polri-dalam-operasi-ketupat-2021/full&view=ok
- https://otomotif.kompas.com/read/2021/05/03/080200515/berlaku-pekan-ini-berikut-titik-penyekatan-larangan-mudik-jawa-bali?page=all
- https://www.tempo.co/tag/trans-jawa
(GFD-2021-8609) Keliru, Klaim Ini Foto-foto Jenazah Awak KRI Nanggala yang Terdampar di Madura
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 30/04/2021
Berita
Foto-foto yang memperlihatkan satu mayat yang terdampar di pantai beredar di Facebook. Foto-foto itu diklaim sebagai foto jenazah salah satu awak KRI Nanggala 402 yang terdampar di Madura. Foto-foto tersebut beredar setelah, pada 21 April 2021 lalu, kapal selam milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) itu tenggelam dalam latihan tempur di perairan Bali.
Akun ini membagikan foto-foto tersebut pada 27 April 2021. Akun itu pun menulis, “Ditemukan mayat terdampar di perairan selatan Pulau Mandangin, yang identitasnya masih belum jelas tetapi jika dilihat dari pakaian yang dikenakan seperti korban awak kapal NANGGALA 402, mari bantu sebarkan agar mayat segera dievakuasi.”
Gambar tangkapan layar unggahan di Facebook yang berisi klaim keliru terkait foto-foto penemuan mayat di Madura yang diunggahnya.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo menelusuri jejak digital foto-foto tersebut denganreverse image tool Source dan Google. Hasilnya, ditemukan bahwa foto-foto itu pernah dimuat oleh sejumlah situs media. Menurut laporan situs-situs tersebut, mayat itu memang ditemukan di pinggir pantai Pulau Mandangin, Sampang, Madura, pada 27 April 2021.
Namun, hasil otopsi menunjukkan mayat itu diperkirakan berusia 60 tahun dan telah meninggal selama 16 hari. KRI Nanggala 402 sendiri tenggelam pada 21 April 2021, atau enam hari sebelum mayat itu ditemukan. Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama Julius Widjojono juga telah memastikan tidak ada awak KRI Nanggala 402 yang berusia 60 tahun ke atas.
Salah satu foto yang identik pernah dimuat oleh situs kantor berita Radio Republik Indonesia, Rri.co.id, pada 28 April 2021 dalam artikelnya yang berjudul “Mayat Tanpa Identitas Ditemukan di Pulau Mandangin”. Menurut artikel itu, mayat berjenis kelamin laki-laki dalam foto itu ditemukan di pantai Pulau Mandangin, Sampang, Madura, pada 27 April 2021.
Saat dikonfirmasi, Kepala Puskesmas Pulau Mandangin, Zaini, membenarkan penempuan mayat tersebut dan menyatakan bahwa mayat itu masih akan dilakukan visum di lokasi. “Iya benar di Pulau Mandangin ditemukan satu mayat dengan kondisi tubuh yang sudah hancur, tepatnya di pinggir pantai,” katanya. Menurut dia, mayat itu diduga berjenis kelamin laki-laki.
Foto yang identik lainnya juga pernah dimuat oleh situs media lokal Koranmadura.com pada 27 April 2021 dalam artikelnya yang berjudul “Sesosok Mayat dengan Kondisi Tak Utuh Ditemukan di Pantai Pulau Mandangin”. Dalam artikel ini, Shadiqin, warga Mandangin, menuturkan mayat dengan kondisi yang sudah tidak utuh lagi itu ditemukan oleh seorang warga di pagi hari, sekitar pukul 09.00 WIB, di pinggir pantai di Dusun Candin, Pulau Mandangin.
Menurut laporan Advokasi.co, warga Dusun Candin yang menemukan mayat itu bernama Damhuji, 40 tahun. Saat memancing sekitar pukul 10.00 WIB, ia melihat sesosok mayat yang mengapung di laut. Damhuji pun kembali ke pantai untuk mengambil perahu yang lebih besar, sekaligus mengajak dua warga lainnya untuk membawa mayat tersebut ke darat. Saat ditemukan, tidak terdapat kartu identitas di pakaian mayat itu. Oleh polisi, mayat ini dibawa ke RSUD dr. Mohammad Zyn untuk diotopsi.
Dilansir dari Beritajatim.com, hasil otopsi menunjukkan mayat tanpa identitas yang terdampar di pantai Pulau Mandangin pada 27 April 2021 tersebut berjenis kelamin laki-laki dengan organ tubuh yang sudah tidak lengkap. Mayat ini memiliki tinggi 156 centimeter, diperkirakan berusia 60 tahun, dan telah meninggal 16 hari yang lalu. Mayat itu juga memakai kaos berwarna putih terbalik yang bertuliskan "Margi Budi Harto Partai Perindo".
Tempo kemudian menghubungi Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono untuk menanyakan usia para awak KRI Nanggala 402. Julius memastikan bahwa tidak awak KRI Nanggal yang berusia 60 tahun ke atas. “Tidak ada (awak) usia 60 tahun, pasti sudah pensiun,” kata Julius saat dihubungi pada 30 April 2021. Agar terhindar dari hoaks tentang KRI Nanggala, Julius menyarankan publik untuk mengikuti informasi terbaru di situs resmi TNI AL.
Evakuasi KRI Nanggala 402
Hingga artikel ini dimuat, TNI AL dan tim evakuasi belum melaporkan temuan jenazah awak kapal selam KRI Nanggala. Pada 25 April 2021, Kepala Staf TNI AL Laksamana TNI Yudo Margono menyatakan bakal mengupayakan pengangkatan badan KRI Nanggala. "Kami akan koordinasikan dengan pihak terkait, khususnya International Submarine Escape and Rescue Liaison Office (Ismerlo)."
Kerja sama dengan Ismerlo disebut sangat diperlukan karena lokasi tenggelamnya kapal selam itu berada di kedalaman 838 meter. Butuh upaya dan fasilitas yang jauh lebih maju untuk mengangkat kapal dari laut dalam seperti itu. Yudo berkomitmen mengangkat kapal ini. Keinginan mengangkat badan kapal selam itu juga muncul dari keluarga besar Korps Hiu Kencana, satuan kapal selam TNI AL.
Tawaran bantuan dari negara-negara yang tergabung dalam Ismerlo sebenarnya juga telah ada. Namun, Yudo mengatakan pengajuan bantuan merupakan keputusan pemerintah dan harus mendapat persetujuan dari petinggi negara. "Saya akan mengajukan kepada Panglima TNI dan nanti akan berjenjang ke atas dan tentunya sudah ada keputusan kita akan angkat kapal itu," kata Yudo.
Pada 27 April 2021, seperti dikutip dari Kompas.com, Yudo mengatakan bahwa TNI AL akan menggandeng Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) dalam evakuasi badan KRI Nanggala yang tenggelam di kedalaman 838 meter. Menurut dia, kapal SKK Migas memiliki kemampuan mengevakuasi di kedalaman tersebut.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto-foto tersebut adalah foto jenazah salah satu awak KRI Nanggala 402 yang terdampar di Madura, keliru. Foto itu memang menunjukkan sesosok mayat yang ditemukan di Pulau Mandangin, Sampang, Madura, pada 27 April 2021. Namun, hasil otopsi menunjukkan mayat itu diperkirakan berusia 60 tahun dan telah meninggal selama 16 hari (sekitar 11 April 2021). KRI Nanggala sendiri tenggelam pada 21 April 2021, atau enam hari sebelum mayat itu ditemukan. Kadispenal Laksamana Pertama Julius Widjojono juga telah memastikan tidak ada awak KRI Nanggala yang berusia 60 tahun ke atas.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/kri-nanggala
- https://archive.ph/xoNw0
- https://www.tempo.co/tag/sampang
- https://www.tempo.co/tag/kri-nanggala-402
- https://rri.co.id/sampang/daerah/1035874/mayat-tanpa-identitas-ditemukan-di-pulau-mandangin
- https://www.koranmadura.com/2021/04/sesosok-mayat-dengan-kondisi-tak-utuh-ditemukan-di-pantai-pulau-mandangin/
- https://advokasi.co/iptu-catur-pimpin-evakuasi-mayat-mr-x-di-pulau-mandangin-sampang
- https://beritajatim.com/peristiwa/ini-hasil-otopsi-jenazah-membusuk-di-pulau-mandangin-sampang/
- https://nasional.tempo.co/read/1456294/evakuasi-badan-kri-nanggala-402-akan-dibahas-bersama-ismerlo/full&view=ok
- https://www.tempo.co/tag/kapal-selam
- https://regional.kompas.com/read/2021/04/29/060000778/ini-alasan-tni-gandeng-skk-migas-evakuasi-kri-nanggala-402?page=all
- https://www.tempo.co/tag/madura
(GFD-2021-8608) Keliru, Klaim Ini Foto Kremasi Massal saat Tsunami Covid India
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 30/04/2021
Berita
Foto yang memperlihatkan suasa di sebuah lokasi kremasi jenazah beredar di media sosial. Foto itu dibagikan bersama narasi-narasi yang menyinggung kondisi pandemi Covid-19 di India saat ini. Beberapa hari terakhir, India memang sedang dilanda "tsunami Covid", karena melonjaknya jumlah kasus infeksi virus Corona di sana.
Di Twitter, akun terverifikasi ini membagikan foto itu pada 18 April 2021 dengan narasi sebagai berikut: "#POSTPONE_SSC_CSHL Ujian harus ditunda selama pandemi Covid-19 semacam ini. Itu akan sulit bagi siswa untuk menjangkau pusat ujian. Mereka sangat rentan terinfeksi." Hingga artikel ini dimuat, cuitan itu telah di-retweet lebih dari 150 kali dan disukai 85 kali.
Sementara akun terverifikasi ini mengunggah foto tersebut pada 17 April 2021 dalam komentarnya terhadap cuitan Perdana Menteri India Narendra Modi soal pandemi Covid-19. "Setelah ini?? Anda bertanggung jawab atas ini," demikian komentar akun itu, merujuk pada foto yang diunggahnya. Hingga kini, cuitan tersebut telah di-retweet lebih dari 100 kali dan disukai 771 kali.
Gambar tangkapan layar cuitan di Twitter berisi foto yang tidak terkait dengan narasinya soal kondisi pandemi Covid-19 saat ini di India.
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim itu, Tim CekFakta Tempo mula-mula menelusuri jejak digital foto tersebut denganreverse image toolGoogle dan Yandex. Hasilnya, ditemukan bahwa foto itu adalah foto lama, yang tidak terkait dengan pandemi Covid-19. Foto tersebut memperlihatkan suasana di Manikarnika Ghat, salah satu tempat kremasi di tepi sungai suci (ghat) di sepanjang Sungai Gangga, Kota Varanasi, Uttar Pradesh, India.
Tempo menemukan foto itu telah beredar di internet setidaknya sejak Maret 2010. Foto ini diunggah di sebuah blog, Blog of Krishna Sharma, pada 17 Maret 2010. Foto itu terdapat dalam tulisan yang berjudul "Banaras (Manikarnika Ghat)". Dalam tulisan ini, terdapat foto-foto lain yang diambil dari lokasi yang sama.
Foto-foto yang sama juga dimuat di blog lain, Hindi Script Writer, namun dengan nama pemilik yang sama, Krishna Sharma, pada Januari 2012. Foto-foto ini terdapat dalam tulisan yang berjudul "Banaras (Baranasi) Kota Paling Kuno di Dunia dan Masih Hidup (Manikarnika Ghat dari Varanasi)".
Foto tersebut pun pernah diunggah di sejumlah situs sepanjang 2018-2019. Situs Naukrinama.com misalnya, memuat foto itu dalam artikelnya pada 3 September 2018, dengan penjelasan yang serupa. Sementara situs Jansatta.com mencantumkan foto tersebut dalam artikelnya pada 18 Juni 2019, juga dengan keterangan yang sama, bahwa foto itu diambil di Manikarnika Ghat.
Situs pemeriksa fakta asal India, Alt News, juga telah memverifikasi klaim beserta foto tersebut. Alt News menghubungi pemilik blog di atas, yang bernama Krishna Kumar. Dia berkata, "Ya, saya mengambil foto ini dari ponsel saya. Foto itu menunjukkan Manikarnika Ghat di Banaras. Saya mengunggah foto ini pada Januari 2012."
Foto-foto kremasi jenazah Covid-19 di India
Foto-foto yang menunjukkan kremasi jenazah pasien yang meninggal akibat infeksi virus Corona di India, di tengah gelombang kedua Covid-19 di sana, telah dimuat oleh berbagai situs media. Tempo mengunggah foto-foto tersebut dalam sejumlah artikel, yakni sebagai berikut:
Petugas menggunakan pakaian pelindung hazmat membawa jenazah korban Covid-19 yang akan dikremasi pada kremasi massal di New Delhi, India, 26 April 2021. REUTERS/Adnan Abidi
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa foto tersebut adalah foto kremasi massal jenazah di tengah tsunami Covid di India, keliru. Foto itu adalah foto lama yang telah beredar di internet setidaknya sejak Maret 2010, jauh sebelum terjadinya pandemi virus Corona pada Desember 2019. Foto tersebut memperlihatkan suasana di Manikarnika Ghat, salah satu tempat kremasi di tepi sungai suci (ghat) di sepanjang Sungai Gangga, Kota Varanasi, Uttar Pradesh, India.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/india
- https://archive.ph/f355M
- https://archive.ph/Taax8
- https://www.tempo.co/tag/covid-19
- https://www.tempo.co/tag/kremasi
- https://blogofkrishnasharma.blogspot.com/2010/03/banaras-manikarnika-ghat.html
- https://hindiscriptwriter.blogspot.com/2012/01/banaras-varanasi-most-ancient-city-of.html
- https://www.naukrinama.com/stressbuster/bar-dancers-perform-on-funeral-at-manikarnika-ghat-varanasi/
- https://www.jansatta.com/rajya/uttar-pradesh-dead-bodies-increasing-in-varanasi-on-manikarnika-and-harishchandra-crematorium-ghat-wait-hours-for-funeral-kashi-jsp/1056138/
- https://www.altnews.in/no-image-of-this-cremation-ground-is-not-releted-to-recent-deaths-caused-by-covid-19-in-india/
- https://www.tempo.co/tag/gelombang-kedua-covid-19
- https://www.tempo.co/tag/virus-corona
Halaman: 5173/6742