Media berita Rusia, Lenta.ru, menulis berita tentang tujuh mahasiswa asal Sri Lanka yang ditangkap dan ditahan oleh angkatan bersenjata Ukraina (AFU) pada Maret 2022 silam di wilayah Kharkiv. Artikel tersebut juga menyatakan bahwa ketujuh mahasiswa tersebut dibawa pergi ke arah yang tidak diketahui.
Berita tersebut kemudian mendapatkan respon langsung dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyi melalui akun YouTube resminya “Office of the President of Ukraine”.
Di video tersebut, Presiden Zelenskyi menyatakan, “…khususnya, tujuh warga negara Sri Lanka, yang merupakan mahasiswa dari Kupyan Medical College. Pada Maret lalu, mereka ditangkap oleh tentara Rusia dan kemudian ditahan di ruang bawah tanah”.
(GFD-2022-10338) [SALAH] Mahasiswa Sri Lanka Ditahan Oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di Wilayah Kharkiv
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 21/09/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Pernyataan tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Polisi Nasional Ukraina, Ihor Klymenko, yang memberikan informasi bahwa mahasiswa asal Sri Lanka ditangkap oleh anggota militer Rusia dalam upaya untuk mengungsi dari Kupyansk. Ketujuh mahasiswa tersebut kemudian ditahan di ruang bawah tanah di daerah Vovchansk. Ihor Klymenko membuat pernyataan tersebut pada 16 September lalu saat berpidato di Military Media Center.
Dengan demikian, berita yang diunggah oleh Lenta.ru berjudul “Di wilayah Kharkiv, mahasiswa dari Sri Lanka ditahan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina” merupakan konten yang menyesatkan.
Dengan demikian, berita yang diunggah oleh Lenta.ru berjudul “Di wilayah Kharkiv, mahasiswa dari Sri Lanka ditahan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina” merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi menyesatkan. Tujuh mahasiswa asal Sri Lanka yang ditahan pada Maret lalu ditangkap oleh militer Rusia, bukan militer Ukraina. Ketujuh siswa tersebut sempat ditahan di ruang bawah tanah di daerah Vovchansk.
Informasi menyesatkan. Tujuh mahasiswa asal Sri Lanka yang ditahan pada Maret lalu ditangkap oleh militer Rusia, bukan militer Ukraina. Ketujuh siswa tersebut sempat ditahan di ruang bawah tanah di daerah Vovchansk.
Rujukan
(GFD-2022-10337) [SALAH] NATO Membeberkan Rencana Ekspansi di Dekat Perbatasan Rusia
Sumber: artikel onlineTanggal publish: 21/09/2022
Berita
Artikel dari media berita Rusia, Lenta.ru menulis berita tentang NATO yang mengakui rencana ekspansi sampai ke dekat perbatasan Rusia. Klaim tersebut diambil dari pidato Rob Bauer selaku Pemimpin Komite Militer NATO di Tallinn, Estonia pada 16 – 18 September lalu.
Hasil Cek Fakta
Faktanya pernyataan Rob Bauer yang dikutip dalam artikel Lenta.ru berbunyi sebagai berikut:
“Kami membahas restrukturisasi paling ekstensif dari struktur militer kami sejak 1949. Perencanaan untuk ini dimulai beberapa tahun yang lalu, sekarang kami menerapkan rencana ini ke dalam tindakan”.
Jika melihat dokumen tertulis dari konferensi pers gabungan yang diunggah di laman resmi NATO, tidak ada pernyataan dari Rob Bauer yang secara eksplisit menyebutkan kata “ekspansi” sampai di dekat perbatasan Rusia. Kata “perencanaan” yang dikutip dari pidato Rob Bauer merujuk kepada perombakan atau “restrukturisasi” Komite Militer NATO.
Lebih lanjut, berita serupa telah dibahas oleh stopfake.org dengan judul “Fake: NATO “admitted” that they had long planned expansion near the borders of the Russian Federation”.
Dengan demikian, berita yang diunggah oleh Lenta.ru berjudul “NATO mengakui rencana untuk melakukan ekspansi di dekat perbatasan Rusia” merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi menyesatkan. Pidato Rob Bauer, pemimpin Komite Militer NATO, tidak menyatakan bahwa NATO telah merencanakan ekspansi di dekat perbatasan Rusia selama bertahun-tahun. Faktanya, pidato tersebut menjelaskan mengenai rencana perombakan struktur Komite Militer NATO.
Informasi menyesatkan. Pidato Rob Bauer, pemimpin Komite Militer NATO, tidak menyatakan bahwa NATO telah merencanakan ekspansi di dekat perbatasan Rusia selama bertahun-tahun. Faktanya, pidato tersebut menjelaskan mengenai rencana perombakan struktur Komite Militer NATO.
Rujukan
(GFD-2022-10336) [SALAH] Pidato Kapolda Riau: “Negara Boleh Tidak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Tetap Ada”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 21/09/2022
Berita
Pengguna Twitter @HaranaMardjihad mengunggah video potongan pidato Kapolda Riau, Irjen Nandang, yang menyatakan bahwa negara boleh tidak ada tentara, namun polisi tetap harus ada. Cuitan yang diunggah pada 31 Agustus tersebut telah disukai 133 orang dan dikutip serta dibagikan ulang sebanyak 100 kali.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut merupakan hoaks lama. Pidato yang diunggah oleh @HaranaMardjihad merupakan pidato Kapolda Riau pada 2017, dan Irjen Nandang sendiri telah memberikan klarifikasi terkait informasi tersebut.
“Saya cuma jelaskan bahwa media berperan penting dalam tugas Polri dan TNI serta pemerintah. Makanya, catat dari awal pembicaraan (pengarahan) saya. Jadi tidak ditulis sepenggal-sepenggal saja,” kata Irjen Nandang, yang dikutip oleh situs turnbackhoax.id.
Irjen Nandang juga menjelaskan bahwa di pidato tersebut, beliau memberikan gambaran keadaan di negara-negara tertentu dan bukan di Indonesia, sehingga jangan dianalogikan. Inti dari pidato Irjen Nandang adalah pentingnya sinegritas dari segala pihak, termasuk seluruh stakeholder dan media di Riau.
Terlebih lagi, informasi serupa pernah dibahas oleh Riau Aktual pada 2017 silam dengan judul “‘Negara Boleh Tak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Ada’, Kapolda Riau: Isi Berita Itu Hoax”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @HaranaMardjihad merupakan konteks yang salah.
“Saya cuma jelaskan bahwa media berperan penting dalam tugas Polri dan TNI serta pemerintah. Makanya, catat dari awal pembicaraan (pengarahan) saya. Jadi tidak ditulis sepenggal-sepenggal saja,” kata Irjen Nandang, yang dikutip oleh situs turnbackhoax.id.
Irjen Nandang juga menjelaskan bahwa di pidato tersebut, beliau memberikan gambaran keadaan di negara-negara tertentu dan bukan di Indonesia, sehingga jangan dianalogikan. Inti dari pidato Irjen Nandang adalah pentingnya sinegritas dari segala pihak, termasuk seluruh stakeholder dan media di Riau.
Terlebih lagi, informasi serupa pernah dibahas oleh Riau Aktual pada 2017 silam dengan judul “‘Negara Boleh Tak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Ada’, Kapolda Riau: Isi Berita Itu Hoax”.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @HaranaMardjihad merupakan konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Hoaks berulang. Kapolda Riau, Irjen Nandang, telah mengklarifikasi bahwa pidato beliau justru menyampaikan pentingnya sinergi antara Polri, TNI, dan Media. Meskipun Irjen Nandang memang menyatakan hal tersebut di video terlampir, namun pernyataan tersebut diinterpretasi tidak sesuai konteks.
Hoaks berulang. Kapolda Riau, Irjen Nandang, telah mengklarifikasi bahwa pidato beliau justru menyampaikan pentingnya sinergi antara Polri, TNI, dan Media. Meskipun Irjen Nandang memang menyatakan hal tersebut di video terlampir, namun pernyataan tersebut diinterpretasi tidak sesuai konteks.
Rujukan
(GFD-2022-10335) [SALAH] Detik-detik Salmet Maarif Melakukan Percobaan Pembunuhan Terhadap Presiden di Istana
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 21/09/2022
Berita
Sebuah kanal Youtube bernama REKAM JEJAK mengunggah video berjudul “NGERI !! DETIK-DETIK SALMET MAARIF MELAKUKAN PERCOBAAN PEMBUNUHAN TERHADAP PRESIDEN DI ISTANA”.
Dalam thumbnail tersebut terlihat seseorang yang diklaim Slamet Maarif memegang sebilah pedang yang diarahkan kepada Presiden Jokowi lalu disampingnya terdapat gambar seorang polisi mendongkan senapan ke pria yang memegang pedang tersebut.
Dalam thumbnail tersebut terlihat seseorang yang diklaim Slamet Maarif memegang sebilah pedang yang diarahkan kepada Presiden Jokowi lalu disampingnya terdapat gambar seorang polisi mendongkan senapan ke pria yang memegang pedang tersebut.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan penelusuran, isi dari video berdurasi 8 menit tersebut tidak ada pernyataan atau cuplikan yang menyatakan bahwa ketua PA 212, Slamet Maarif melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Jokowi di istana.
Video tersebut berisi narator yang menyebutkan bahwa PA 212 meminta Jokowi untuk mundur sebagai presiden. Terdapat juga narasi pemberitaan yang menyebutkan bahwa Jendral TNI Dudung dimutasi di internal TNI dan pemberitaan tersebut diklaim narator sebagai target untuk didiskreditkan.
Sementara itu pada bagian thumbnail video, merupakan penggabungan dari gambar yang berbeda. Gambar orang yang memegang pedang sudah dimanipulasi dengan menempel wajah dari Slamet Maarif.
Kemudian gambar orang yang memegang senapan merupakan gambar seorang polisi yang menodongkan senjata api saat bentrok dengan pengunjuk rasa anti rancangan undang-undang ekstradisi di Hongkong pada 2019 lalu.
Sedangkan foto Jokowi diambil dari kanal Youtube Sekretariat Presiden. Berdasarkan pencarian menggunakan kata kunci di pencarian google, tidak ditemukan pemberitaan terkait ketua PA 212, Slamet Maarif yang mencoba melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Jokowi.
Ancaman pembunuhan terhadap Jokowi pernah dilontarkan oleh pemuda berinisial HS dalam aksi unjuk rasa ke Bada Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada 2019 lalu dan langsung ditangkap oleh petugas kepolisian.
Video tersebut berisi narator yang menyebutkan bahwa PA 212 meminta Jokowi untuk mundur sebagai presiden. Terdapat juga narasi pemberitaan yang menyebutkan bahwa Jendral TNI Dudung dimutasi di internal TNI dan pemberitaan tersebut diklaim narator sebagai target untuk didiskreditkan.
Sementara itu pada bagian thumbnail video, merupakan penggabungan dari gambar yang berbeda. Gambar orang yang memegang pedang sudah dimanipulasi dengan menempel wajah dari Slamet Maarif.
Kemudian gambar orang yang memegang senapan merupakan gambar seorang polisi yang menodongkan senjata api saat bentrok dengan pengunjuk rasa anti rancangan undang-undang ekstradisi di Hongkong pada 2019 lalu.
Sedangkan foto Jokowi diambil dari kanal Youtube Sekretariat Presiden. Berdasarkan pencarian menggunakan kata kunci di pencarian google, tidak ditemukan pemberitaan terkait ketua PA 212, Slamet Maarif yang mencoba melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Presiden Jokowi.
Ancaman pembunuhan terhadap Jokowi pernah dilontarkan oleh pemuda berinisial HS dalam aksi unjuk rasa ke Bada Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada 2019 lalu dan langsung ditangkap oleh petugas kepolisian.
Kesimpulan
Informasi menyesatkan. Dalam video berdurasi 8 menit tersebut tidak ada narasi atau cuplikan yang berkaitan dengan judul video. Kemudian untuk gambar thumbnail merupakan penggabungan dari gambar yang berbeda.
Rujukan
Halaman: 5146/7143



