• (GFD-2020-4507) [SALAH] “Rupanya cebong semua masuk rumah sakit jiwa”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/07/2020

    Berita

    Beredar postingan groub Facebook “MANUSIA MERDEKA” (facebook.com/groups/bebasberdaulat) oleh akun “Rizal Novianta” (facebook.com/novianta.rizal / archive.md/PZ5tc), yang sudah dibagikan 31 kali per tangkapan layar dibuat. Dengan Narasi "“Pantas klu cebong ganggu tempat ibadah umat islam, dan merusak alquran di bilang sakit jiwa.
    Rupanya cebong semua masuk rumah sakit jiwa”.

    Hasil Cek Fakta

    * MAFINDO: “Foto yang digunakan di cuitan sumber sudah disunting, nama yang benar adalah “MAHONI”.”

    * MAFINDO: “Foto-foto di post sumber adalah hasil suntingan, untuk foto yang kedua sebelumnya foto yang sama pernah disunting menjadi “Rumah Sakit Jiwa Kecebong”.”

    * kumparan: “Polisi telah memeriksa wanita berinisial I yang viral karena membanting dan merobek Al-Quran. Kapolres Polres Pelabuhan Makassar menyebut I mengalami kelainan kejiwaan.”

    Kesimpulan

    Hoaks Lama Bersemi Kembali (HLBK). Foto yang dibagikan adalah hasil SUNTINGAN, yang dulu setelah diperiksa muncul balasan versi “Rumah Sakit Jiwa Kampret”.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4506) [SALAH] Foto “Penipuan para medis, termasuk alat tes suhu di kening, itu alat sinar leser tes suhu kabel demi proyek covit”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 31/07/2020

    Berita

    Akun Shatria Igirisa (fb.com/khendisbutchy.satria) mengunggah gambar tangkapan layar postingan dari akun Facebook Abrar dengan narasi sebagai berikut:

    “Ahir nya trungkap jg penipuan para2 medis yg berkeliaran di dunia nie,,yg sdh bgt bnyak memakan uang rakyat”

    Di gambar tersebut, terdapat narasi : “Penipuan para medis.. Hati-hati.. Termasuk alat tes suhu di kening, itu alat sinar leser tes suhu kabel.. Demi proyek covit mereka rela mengorbankan rakyat Indonesia..”. Terdapat juga foto seseorang dengan tangan diborgol dan ditutupi jas putih yang didampingi petugas kepolisian. Foto ini dimuat di situs prabumulihpos[dot]com di artikel berjudul “Oknum Staf Rumah Sakit Ditangkap Karena Palsukan Hasil Tes Covid-19” yang dimuat pada 30 Juni 2020.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim foto seseorang dengan tangan diborgol dan ditutupi jas putih yang didampingi petugas kepolisian yang dimuat di situs prabumulihpos[dot]com di artikel berjudul “Oknum Staf Rumah Sakit Ditangkap Karena Palsukan Hasil Tes Covid-19” terkait dengan COVID-19 dan alat tes suhu di kening adalah alat sinar laser tes suhu kabel adalah klaim yang yang menyesatkan.

    Faktanya, foto yang dipakai tidak terkait dengan COVID-19 karena foto itu adalah foto tahun 2017 terkait kasus penipuan oleh dokter palsu. Selain itu, penggunaan Thermal Gun untuk tes suhu di kening dipastikan aman karena tidak menggunakan sinar laser dan tidak menggunakan sinar radioaktif semacam, x-ray.

    Foto yang diunggah oleh situs prabumulihpos[dot]com yang bukan merupakan situs media yang terdaftar di Dewan Pers, adalah foto terkait kasus penipuan yang dilakukan oleh Candra Hermawan (27) yang menjadi dokter gadungan atau dokter palsu pada tahun 2017. Mengaku sebagai dokter, pria ini melakukan penipuan. Modus yang dilakukan adalah mampu mencarikan pekerjaan di rumah sakit.

    Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Kompol I Dewa Gede Juliana mengatakan kepada wartawan, Rabu (1/11/2017), Candra telah menipu tiga orang dengan modus yang sama. Dari aksinya, pelaku memperoleh sekitar Rp 75 juta.

    Situs prabumulihpos[dot]com sendiri bukanlah situs media berita resmi, karena selain tidak terdaftar di Dewan pers, situs ini tidak mencantumkan keterangan redaksi. Untuk situs media cetak Prabumulih Pos yang resmi dan terdaftar di Dewan Pers, situsnya beralamatkan di prabumulihpos.co.id.

    Terkait artikel yang diunggah di situs prabumulihpos[dot]com tersebut, artikel itu berisi berita tentang Kepolisian Resor Sibolga yang mengungkap kasus seorang oknum ASN dan Perawat di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) yang diduga telah mengeluarkan surat keterangan hasil rapid test Covid-19 palsu kepada puluhan calon penumpang kapal yang akan berangkat dari Sibolga menuju kepulauan Nias.

    Terungkapnya kasus pemalsuan surat keterangan hasil rapid test Covid-19 itu setelah kapal yang ditumpangi batal berangkat dari Pelabuhan Sibolga, Jumat (26/6/2020) malam lantaran surat keterangan hasil rapid test Covid-19 yang dimiliki penumpang dinyatakan tidak sah oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Kapolres Sibolga AKBP Triyadi melalui Kasubbag Humas Iptu R Sormin mengatakan, kedua tersangka atas kasus pemalsuan surat keterangan tersebut telah diamankan, pada Sabtu (27/6/2020).

    Selain itu, menurut Achmad Yurianto yang saat itu menjabat juru bicara pemerintah untuk Covid-19, penggunaan thermo gun sebagai alat ukur suhu tubuh manusia dipastikan aman. Berbagai ahli telah menyebutkan bahwa thermo gun hanya mengukur suhu tubuh dengan pancaran radiasi sinar inframerah.

    Termometer tembak untuk ukur suhu tubuh manusia tidaklah berbahaya bagi otak ataupun bagian tubuh lainnya. Penggunaan alat ini sehari-hari aman untuk ukur temperatur tubuh manusia, dari berbagai usia.

    Kesimpulan

    Foto yang dipakai tidak terkait dengan COVID-19 karena foto itu adalah foto tahun 2017 terkait kasus penipuan oleh dokter palsu. Selain itu, penggunaan Thermal Gun untuk tes suhu di kening dipastikan aman karena tidak menggunakan sinar laser dan tidak menggunakan sinar radioaktif semacam, x-ray.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4505) [SALAH] China Lakukan Uji Coba Vaksin di Indonesia Karena Kekurangan Monyet

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/07/2020

    Berita

    Akun Facebook bernama Alexander Abu Taqi Mayestino mengunggah status pada tanggal 26/07/2020 mengunggah status dengan narasi yang membandingkan harga seekor monyet dengan warga Indonesia. Dalam perbandingannya, pemilik status membingkai isu perusahaan China yang kekurangan monyet percobaan seolah-olah menjadi alasan China untuk melakukan uji klinis vaksin pada manusia di Indonesia.

    Berikut kutipan narasinya:

    “🌏 HARGA MONYET CINA VERSUS HARGA MANUSIA INDONESIA 💥
    Perbandingan:
    🇮🇩 Di Indonesia negara ber-Pancasila yang berpenduduk sekitar 265 juta manusia, Jokowi dan timnya, menyatakan akan menguji coba vaksin ini ke sekitar 1.600 Manusia WNI.
    🇨🇳 Di negara Neo Komunis Cina yang tidak ber-Pancasila dan berpenduduk sekitar 1,4 milyar manusia (hampir 7 kali lipat jumlah penduduk Indonesia), mereka kekurangan Monyet untuk uji coba ini.
    🔸 Di Cina:
    Harga Mahal, Lab China Kekurangan Monyet
    https://www.google.com/search…
    https://nkriku.com/harganya-mahal-lab-china-sampai-kekuran…/
    ❗ Di Indonesia:
    Jokowi: Uji Klinis Vaksin Covid-19 Libatkan 1.620 Relawan (Manusia)
    https://republika.co.id/…/jokowi-uji-klinis-vaksin-covid19-…
    https://today.line.me/…/Bio+Farma+Tak+Sanggupi+Permintaan+J…
    https://www.merdeka.com/…/butuh-1620-orang-relawan-uji-klin…
    Bagaimana menurut anda❓”

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran, pemberitaan tentang China kekurangan monyet percobaan terjadi pada labolatorium Yisheng Biopharma yakni salah satu laboratorium di China yang berlomba meramu vaksin Covid-19 bersama negara lainnya. Dilansir dari Kompas.com, kekurangan sumber daya percobaan tersebut lantaran harga monyet yang meningkat karena permintaan sedang tinggi dari lab lainnya. Hal ini menjadi hambatan dalam pengembangan vaksin dalam melakukan uji praklinis.

    Dari artikel Kompas.com yang lain dijelaskan Indonesia bekerja sama dengan perusahaan asal China untuk memproduksi vaksin virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Perusahaan yang bekerja sama dalam produksi tersebut adalah Sinovach Biotech Ltd. Vaksin Covid-19 dari perusahaan asal China ini telah diserahkan kepada PT Bio Farma untuk diuji klinis pada masyarakat Indonesia.

    Dilansir dari health.detik.com isu warga negara Indonesia dijadikan kelinci percobaan adalah salah. Menurut dr. Dirga Sakti Rambe, MsC, SpPD, menjelaskan bahwa vaksin Corona itu sebetulnya sudah lebih dulu menjalani uji klinis di China dan sudah menjadi standar operasional dalam pengujian vaksin secara klinis di Indonesia sebelum disebarluaskan.

    "Tidak betul kalau dianggap sebagai kelinci percobaan. Itu sudah jadi prosedur standar. Namanya kita mau menggunakan vaksin baru, tentu perlu diuji coba dulu. Dari mana pun datangnya vaksin itu kita perlu coba dulu di orang Indonesia," kata dr. Dirga saat dihubungi detikcom, Senin (27/7/2020).

    Kesimpulan

    Dari hasil penelusuran di atas, status perbandingan uji vaksin pada warga Indonesia dengan pemberitaan lab China yang kekurangan monyet percobaan adalah Konten yang Menyesatkan karena kedua perusahaan tersebut berbeda. Disamping itu uji vaksin di Indonesia sudah melalui prosedur uji klinis di negara China sehingga aman untuk digunakan pada manusia.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4504) [SALAH] Ang Tjoen Min Berada Di Balik Organisasi Teror Densus 88

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/07/2020

    Berita

    Akun Facebook Tony Harahap mengunggah narasi yang disertai dengan tautan okenews berjudul “Siapa Otak Dibalik Densus 88?” di akun grup KONTRA INTELIJEN pada 7 Juli 2020. Unggahan tersebut telah mendapat respon sebanyak 547 reaksi, 34 komentar, dan telah dibagikan sebanyak 521 kali.

    “DENSUS 88 NEO CAKRA BIRAWA
    (Ang Tjoeng Ming {ipar J Riyadi} berada dibalik organisasi teror Densus88.
    Orang terdekat mafia taipan 9naga ini menjadi "Raja diraja" dalam organisasi Polri tersebut.)
    Gerakan Komunis selalu memberikan bencana genosida di NKRI.

    Dari 1948, 1965 hingga saat ini.
    Dimasa lalu Korban genosida yang dilakukan oleh PKI terdiri dari Aktivis Islam ,TNI dan tokoh Pemerintahan yang berlawanan dengan Komunis.

    Jaman Now, PKI menyerang (Diseluruh Media) secara intensif seluruh Organisasi Islam yang tak dapat disetir oleh Rezim Pemerintah Jokowi.
    PKI jaman now lebih leluasa membantai.
    Setiap korban difitnah radikal, teroris kemudian tim resmi (PKI) yg berkedok Densus 88 menculik korban dan membantainya.
    Issue² teroris terus menerus dihembuskan oleh media² corong komunis (MetroTV, Kompas, Tempo, Detik, MediaIndonesia dll)
    Seluruh korban penculikan PKI jaman now(Densus 88) tewas disiksa.

    Komnas HAM pada semester 2 tahun 2019 merilis jumlah korban yg diculik Densus88 sepanjang tahun 2004-2019 sekitar 895 orang yg seluruhnya terdiri dari para aktivis Islam semuanya tewas akibat disiksa.
    Tak satupun dibiarkan hidup.

    Sumber : Komunitas Intelijen”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim mengenai Densus 88 merupakan PKI zaman now dan kerap kali melakukan aksi teror dalam unggahan tersebut tidak tepat. Detasemen Khusus 88 atau Densus 88 adalah satuan khusus Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dibentuk pada 26 Agustus 2004 untuk menangani segala ancaman teror, termasuk teror bom di Indoensia. Meskipun demikian, Peneliti KontraS (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) Feri Kusuma mengatakan, tim Densus 88 kerap berlaku semena-mena ketika menggerebek terduga teroris.

    "Dalam investigasi kami, tim Densus 88 kerap menembak terduga teroris di area vital yang mematikan. Polisi mengklaim korban adalah teroris dan melakukan perlawanan. Padahal, korban baru diduga teroris,” kata Feri yang dikutip dari portal berita suara.

    Terkait data jumlah korban yang diculik Densus 88 sepanjang tahun 2004-2019 yang disebutkan dalam narasi tersebut, tidak ditemukan bukti apakah data tersebut valid atau tidak.

    Selain itu, isu mengenai Ang Tjoen Min (Dato Sri Tahir) menjadi bagian di Polri sudah pernah beberapa kali diperiksa dalam artikel [SALAH] Foto Ang Tjoen Ming Anak Lim Seng Komandan Pasukan Pao An Thui, [SALAH] Thahir Pembina Brimob, [SALAH] Bos Mayapada Jadi Pembina Brimob dan TNI, dan [SALAH] “Duo Sipit… Yg Satu sudah menjadi Dewan Penasehat DenSus….yg Satunya Hendak mau Jadi Dewan Penasehat Mabes Polri”. Dari hasil pemeriksaan fakta yang sudah dilakukan, Ang Tjoen Min tidak diangkat menjadi bagian Polri ataupun di balik organisasi Densus 88, melainkan dianugerahi sebagai warga kehormatan Brimob.

    Kesimpulan

    Dengan demikian, unggahan akun Facebook Tony Harahap tersebut dapat masuk ke dalam Konten yang Menyesatkan. Hal ini dikarenakan narasi mengenai Densus 88 adalah organisasi teror dan Ang Tjoen Min berada di balik organisasi tersebut tidak benar.

    Rujukan