• (GFD-2021-7950) [SALAH] Video Sosok Makhluk Durhaka Ke Orang Tua Berbadan Hewan Berkepala Manusia

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 05/12/2021

    Berita

    (Narasi ada di dalam video detik 0:00-0:04)

    “Kutukan bagi orng yg durhaka terhadap orngtua & al qur’an”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Facebook Otsutsuki Momoshiki mengunggah video sosok berkepala manusia bertubuh hewan yang diklaim sebagai sosok orang durhaka terhadap orang tua dan Al Qur’an. Narasi klaim tersebut ada di dalam video pada detik 0:00-0:04.

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut tidak benar. Dilansir dari astroawani.com, sosok tersebut merupakan sosok pertunjukkan hiburan di Pakistan yang dikenal dengan sebutan Mumtaz Begum. Aksi dilakukan seorang pria yang memunculkan kepalanya dengan properti tubuh hewan.

    Diketahui pula bahwa aksi hiburan ini masih dilakukan dan sudah diteruskan ke generasi selanjutnya. Dilansir dari suara.com, sosok yang kini masih melakukan aksi pertunjukkan Mumtaz Begum tersebut ialah Murad Ali. Ia menampilkan gimmick makhluk berkepala manusia bertubuh rubah.

    Berdasarkan penjelasan itu, maka konten dari Otsutsuki Momoshiki masuk ke dalam kategori Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Sosok dalam video bukanlah sosok mahluk durhaka melainkan aksi hiburan Mumtaz Begum dari Pakistan. Aksi tersebut menampilkan pertunjukkan akting panggung dengan gimmick kepala manusia dan tubuh hewan. Kini aksi panggung itu diteruskan oleh Murad Ali dengan gimmick kepala manusia dan tubuh rubah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7949) [SALAH] Poster Film Berjudul “The Omicron Variant” yang Dirilis pada Tahun 1963

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 05/12/2021

    Berita

    (diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)

    “Film yang rilis pada tahun 1963 dan 58 tahun kemudian kita mengalami Varian Omicron di kehidupan nyata!”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter dengan nama pengguna “MahachieJosey” mengunggah sebuah poster film yang berjudul “The Omicron Variant” pada 2 Desember 2021. Dalam unggahan tersebut, juga terdapat narasi yang menyatakan bahwa poster film tersebut dirilis pada tahun 1963 lalu.

    Berdasarkan hasil penelusuran, judul dalam poster film tersebut merupakan hasil suntingan. Judul yang tercantum dalam poster film sebenarnya adalah “Sucesos En La IV Fase”, yang merupakan versi poster Bahasa Spanyol dari film berjudul “Phase IV” yang dirilis pada tahun 1974, bukan 1963.

    Lebih lanjut, seorang pengguna Twitter lain dengan nama pengguna “BeckyCheatle” mengunggah beberapa hasil karyanya berupa poster film yang telah disunting dengan menggantikan judul asli film dengan “The Omicron Variant”. Foto tersebut diunggah pada 28 November 2021, beberapa hari sebelum pengguna “MahachieJosey” mengunggah sebuah poster film yang berjudul “The Omicron Variant”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “MahachieJosey” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi/Manipulated Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.

    Judul film hasil suntingan. Faktanya, poster film tersebut merupakan versi poster Bahasa Spanyol dari film berjudul “Phase IV” yang dirilis pada tahun 1974.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7948) [SALAH] Pemerintah Paksakan Vaksin Booster

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 05/12/2021

    Berita

    “RE: Pak Presiden dan Pak Menteri PCR, Don’t Kill My Friends and My Family Members With Mandated Vaccines…!!!

    Kenapa pemerintah NKRI mau memaksakan suntikan vaksin booster dosis ke #3 kepada publik, sedangkan Food and Drug Administration (FDA) USA sudah menolak suntikan Pfizer booster dosis ke #3 di AMERIKA karena meningkatkan potensi dan mengakibatkan infeksi berat pada hati (Severe Heart Infections), Heart Failure and Deaths…!!!.”

    Booster vaksin ke 3
    Vaksin ke 3
    Vaksin boster

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah narasi melalui pesan Whatsapp yang mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan memberikan vaksin booster. Pemberian vaksin tersebut diklaim akan dilakukan dengan memberikan vaksin ketiga.

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Medcom, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia saat ini berfokus pada vaksin dosis kedua hingga mencapai target. Per tanggal 2 Desember 2021, persentase sasaran vaksinasi telah mencapai di angka 35.40% dari target. Sehingga Pemerintah Indonesia masih perlu mengejar target vaksin dosis kedua dan belum perlu memberikan vaksin booster. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa telah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] FDA: Suntikan Booster Vaksinasi Pfizer Berpotensi Infeksi Berat pada Hati”.

    Dengan demikian, narasi yang beredar pada pesan Whatsapp yang mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia akan memberikan vaksin booster tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Medcom, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia saat ini berfokus pada vaksin dosis kedua hingga mencapai target.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7947) [SALAH] Akun Telegram Bursa Efek Indonesia

    Sumber: Telegram.com
    Tanggal publish: 04/12/2021

    Berita

    Beredar sebuah grup Telegram yang diklaim merupakan akun Bursa Efek Indonesia yang menyediakan jasa bimbingan investasi. Grup Telegram tersebut juga memberikan arahan terkait cara untuk investasi dan penyimpanan deposito untuk trading.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Bursa Efek Indonesia melalui akun Twitter resminya mengatakan bahwa Bursa Efek Indonesia tidak memilik akun Telegram. Segala bentuk informasi yang berkaitan dengan Bursa Efek Indonesia dapat diakses melalui laman resmi Bursa Efek Indonesia di idx.co.id. Hasil periksa fakta dengan narasi serupa juga sudah diunggah pada laman turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Akun IDX di Telegram”.

    Dengan demikian, akun Telegram yang mengatasnamakan Bursa Efek Indonesia tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori imposter content atau konten tiruan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)

    Hal tersebut tidak benar. Bursa Efek Indonesia melalui akun Twitter resminya mengatakan bahwa Bursa Efek Indonesia tidak memilik akun Telegram.

    Rujukan