• (GFD-2020-3694) [SALAH] Suspect Corona Yang Melarikan Diri Dari RS Persahabatan Merupakan Driver Ojek Online

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Beredar di media sosial dan pesan berantai di aplikasi whatsapp foto seorang driver ojek online yang diklaim merupakan suspect corona yang kabur dari RS Persahabatan Jakarta beberapa waktu lalu. Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan informasi itu adalah hoaks. Namun demikian, perempuan suspect corona tersebut dijelaskan dia berprofesi sebagai pramusaji (waitress) bukan pengemudi ojol sebagaimana berita yang sempat viral tersebut.

    [NARASI]:

    Hati-hati jika kontak fisik dgn orang ini, dia sudah dinyatakan positif corona dan kabur waktu di rawat di RS, sekarang dia jadi buron krn takut menyebarkan virus corona sebab dia masih tetap kerja (gojek) bagi yang mengenali atau bertemu orang ini segera laporkan agar tidak menyebar virusnya, terimakasih.

    Hasil Cek Fakta

    [PENJELASAN]:

    Belum lama ini, beredar informasi di media sosial dan pesan berantai whatsapp foto seorang driver ojek online yang diklaim sebagai suspect virus corona yang kabur dari RS Persahabatan, Jakarta. foto driver ojek online tersebut disandingkan dengan surat laporan hasil lab dari Kementerian Kesehatan.

    Setelah ditelusuri, Manajemen Gojek menampik isu seorang pasien positif corona yang melarikan diri dari RSUP Persahabatan merupakan mitra pengemudinya. Chief Corporate Affairs Gojek Nila Marita mengatakan informasi itu adalah hoaks.

    “(Kabar itu) hoaks. Kami sudah meluruskannya,” ujar Chief Corporarte Affairs Gojek Nila Marita dalam pesannya kepada Tempo, Sabtu petang, 14 Maret 2020.

    Selanjutnya, Nia memastikan telah menonaktifkan sementara akun mitra tersebut sampai perusahaan memperoleh informasi yang valid dari pihak berwenang. “Hal ini kami laukan sebagai langkah pencegahan meski mitra kami tidak menunjukkan gejala sakit,” ujarnya.

    Sementara itu, Juru Bicara RSUP Persahabatan dr. Erlina Burhan sempat mengakui jika ada pasien suspect corona yang keluar dari ruang isolasi rumah sakit tersebut tanpa sepengetahuan petugas.

    Namun demikian, perempuan suspect corona tersebut dijelaskan dia berprofesi sebagai pramusaji (waitress) bukan pengemudi ojol sebagaimana berita yang sempat viral tersebut.

    Di kesempatan berbeda, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto turut memberikan klarifikasi informasi yang menyebut adanya pasien suspect Virus Corona kabur dari RSUP Persahabatan, Jakarta Timur.

    Yurianto menyatakan bahwa pasien suspect Virus Corona tersebut hanya pulang ke rumah karena belum mendapat hasil diagnosa dan kini telah kembali ke rumah sakit setelah dijemput Dinas Kesehatan.

    Selain itu, beredar juga foto KTP dari driver ojek online tersebut dengan nama inisial FH. Jika diperhatikan dengan seksama, surat edaran yang disandingkan dengan foto driver ojol tersebut suspect covid-19 berinisial M.

    ======

    Rujukan

  • (GFD-2020-3693) [SALAH] Video “ini di PGC evakuasi pasien COVID 19.”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Property Manager PGC Jumono Josafat mengatakan, informasi yang disampaikan dalam video itu adalah hoaks alias tidak benar. Pasien yang diangkut ambulas itu tidak terinfeksi virus corona COVID-19. Pasien itu hanya mengalami kelelahan dan memiliki riwayat penyakit asma. Polisi sudah menangkap salah satu penyebar informasi hoaks itu.

    Sebuah video beredar di aplikasi pesan singkat.Video tersebut merekam sebuah mobil ambulans yang diduga tengah mengangkut seorang pasien di PGC.

    “Ya Allah di PGC kena satu, tutup sajalah PGC, itu kan karyawan atas ya,” demikian pernyataan seorang perempuan dalam video itu. Salah satu akun, Pitriah Hamzah Latifa (fb.com/100006322819433) mengunggah video itu:

    “Ya Allah ini di PGC evakuasi pasien COVID 19.mana Deket banget lagi jarak dari rumah.
    Was was juga mau pergi kemana2 nya.”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Menanggapi beredarnya video itu, Property Manager PGC Jumono Josafat membantah informasi dalam video itu. Dia mengatakan, informasi yang disampaikan dalam video itu adalah hoaks alias tidak benar.

    Menurut Jumono, pasien yang diangkut ambulas itu tidak terinfeksi virus corona. Pasien itu hanya mengalami kelelahan dan memiliki riwayat penyakit asma.

    “Orang tersebut hanya mengalami kelelahan dan memiliki riwayat sakit asma. Kedatangan ambulans ke PGC adalah inisiatif dari salah satu pemilik toko atau atasan yang bersangkutan untuk membawa ke rumah sakit terdekat guna mendapatkan pertolongan,” kata Jumono dalam keterangan tertulis.

    Saat ini, lanjut Jumono, pasien yang merupakan karyawan salah satu toko di PGC itu telah pulang dari rumah sakit. Hasil pemeriksaan pun menunjukkan pasien itu tidak terinfeksi virus corona.

    “Pasien atau orang tersebut sudah diizinkan pulang oleh rumah sakit terkait,” ungkap Jumono.

    Sementara itu, seorang pria berinisial ANS (20) yang berprofesi sebagai pegawai toko di Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur harus diamankan pihak kepolisian. Hal itu disebabkan pelaku menyebarkan berita bohong (atau hoaks) tentang adanya penanganan pasien terkait Virus Corona (Covid-19) di pusat perbelanjaan Pusat Grosir Cililitan (PGC) Jakarta Timur.

    Dari informasi yang dihimpun, pasca dilakukan pemeriksaan marathon sejak Minggu (15/03/2020), penyidik Polres Jakarta Timur, hari ini Senin (16/03/2020), resmi menahan ANS. Surat penahanan ANS sendiri ditandatangani Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur AKBP Hery Purnomo.

    ANS dijerat dengan Pasal 14 dan atau Pasal 15 Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 Tentang Peraturan Hukum Pidana dan atau Undang-Undang No. UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

    Terakhir, Jumono mengimbau masyarakat agar tidak mudah termakan isu atau berita-berita hoax yang beredar di WhatsApp dan medsos. Bagi setiap pihak yang menyebarkan luaskan berita-berita yang tidak benar tersebut sehingga merugikan Pusat Grosir Cililitan, maka PGC akan melakukan tindakan hukum sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3692) [SALAH] Minum Banyak Air dan Berkumur dengan Air Hangat & Garam atau Cuka Dapat Menghilangkan Virus Corona Saat di Tenggorokan

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Berkumur beberapa kombinasi air hangat, garam, dan cuka telah lama digunakan sebagai cara menghilangkan gejala yang berhubungan dengan pilek dan flu, seperti sakit tenggorokan, tidak ada bukti bahwa itu dapat membantu menangkal atau mengusir infeksi dari COVID- 19 penyakit coronavirus.

    WHO pun menjelaskan bahwa minum air dapat membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, namun bukan berarti dapat mencegah infeksi virus corona.

    NARASI:

    “Virus corona sebelum mencapai paru-paru ia tetap di tenggorokan selama empat hari dan pada saat ini orang mulai batuk dan sakit tenggorokan. Jika dia minum banyak air dan berkumur dengan air hangat & garam atau cuka menghilangkan virus. Sebarkan informasi ini karena Anda dapat menyelamatkan seseorang dengan informasi ini,” kabar yang tersebar melalui pesan berantai Whatsapp.
    "Virus korona sebelum mencapai paru-paru ia menetap di tenggorokan"
    =====

    Hasil Cek Fakta

    Tersebar kabar melalui pesan berantai Whatsapp yang mengatakan virus corona atau Covid-19 dapat dihilangkan dengan minum banyak air dan berkumur dengan air hangat dan garam atau cuka Ketika masih ditenggorokan. Berikut narasi lengkapnya:

    “Virus corona sebelum mencapai paru-paru ia tetap di tenggorokan selama empat hari dan pada saat ini orang mulai batuk dan sakit tenggorokan. Jika dia minum banyak air dan berkumur dengan air hangat & garam atau cuka menghilangkan virus. Sebarkan informasi ini karena Anda dapat menyelamatkan seseorang dengan informasi ini.”

    Setelah ditelusuri melalui mesin pencari, kabar yang tersebar melalui pesan berantai Whatsaap tersebut tidak benar adanya.

    Seperti artikel periksa fakta yang diterbitkan oleh Snopes.com dengan tajuk “Will Gargling with Salt Water or Vinegar ‘Eliminate’ the COVID-19 Coronavirus?” atau terjemahannya “Akankah Berkumur dengan Air Garam atau Cuka ‘Menghilangkan’ COVID-19 Coronavirus?” yang juga dimuat di Liputan6.com telah membantah kabar tersebut.

    Berikut isi lengkap artikelnya:

    “Pandemi penyakit coronavirus COVID-19 pada awal 2020 membawa sejumlah saran medis yang meragukan dan salah tentang pencegahan dan pengobatan penyakit ke internet, di antaranya adalah satu grafik advokasi yang banyak beredar bahwa orang yang terpapar virus mencoba berkumur dengan berbagai zat untuk ‘menghilangkan’ virus dan mencegahnya mencapai paru-paru melalui tenggorokan:

    “Virus Corona sebelum mencapai paru-paru ia tetap di tenggorokan selama empat hari dan pada saat ini orang mulai batuk dan sakit tenggorokan. Jika dia banyak minum air putih dan berkumur dengan air hangat & garam atau cuka menghilangkan virus. Sebarkan informasi ini karena Anda dapat menyelamatkan seseorang dengan informasi ini.”

    Sementara berkumur beberapa kombinasi air hangat, garam, dan cuka telah lama digunakan sebagai cara menghilangkan gejala yang berhubungan dengan pilek dan flu, seperti sakit tenggorokan, tidak ada bukti bahwa itu dapat membantu menangkal atau mengusir infeksi dari COVID- 19 penyakit coronavirus.

    Meskipun virus dikatakan mereplikasi di hidung dan sekresi hidung, kami tidak menemukan apa pun yang mendokumentasikan gagasan bahwa coronavirus saat ini “tetap di tenggorokan selama empat hari” dan dapat secara efektif dikeluarkan pada akhir periode waktu itu untuk menjaga dari mencapai paru-paru. (Masa inkubasi untuk virus ini, yang merupakan waktu antara ketika seseorang terpapar virus dan ketika mereka mulai menunjukkan gejala, telah diperkirakan rata-rata sekitar lima hari.)

    Situs web Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menawarkan halaman yang menawarkan saran penyakit coronavirus COVID-19 untuk publik yang membahas substansi rumor ini dalam sebuah item tentang membilas saluran hidung (yang terhubung ke tenggorokan) dengan saline:

    Tidak ada bukti bahwa mencuci hidung dengan garam secara teratur telah melindungi orang dari infeksi coronavirus baru.

    Ada beberapa bukti terbatas bahwa mencuci hidung dengan garam secara teratur dapat membantu orang pulih lebih cepat dari flu biasa. Namun, membilas hidung secara teratur belum terbukti mencegah infeksi pernapasan.

    Minum air yang cukup agar tetap terhidrasi secara memadai pada umumnya merupakan saran kesehatan yang baik kapan saja, tetapi berkumur dengannya (baik dalam bentuk biasa atau sebagai saline / cuka) adalah manfaat yang diragukan untuk ‘menghilangkan’ virus corona begitu sudah diambil.”

    Sementara terkait klaim banyak minum air putih juga dapat mencegah Covid-19, faktanya menunjukkan, meski WHO menyarankan untuk memperbanyak mengkonsumsi air putih, namun mereka tidak membenarkan jika air putih dapat menyembuhkan corona.

    WHO menjelaskan bahwa minum air dapat membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi, namun bukan berarti dapat mencegah infeksi virus corona.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3691) [SALAH] Mahasiswa UNY Positif Corona

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 17/03/2020

    Berita

    Hasil Periksa Fakta Risky Maulana (Anggota Komisariat MAFINDO BSI)

    Tersebar sebuah hasil tangkapan layar yang mengatasnamakan Civitas UNY, dalam tangkapan layar tersebut terdapat narasi yang menyebutkan bahwa Virus Corona sudah masuk ke Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Menanggapi hal tersebut Rektor UNY, Sutrisna Wibawa melalui akun instagramnya langsung menanggapi bahwa kabar tersebut tidaklah benar.

    NARASI :

    [14/3 07:22] Ibu yth. seiring dengan keputusan Rektor untuk mengganti perkuliahan/ KBM dengan on-line mulai Senin, tentunya hal ini juga berdampak pada agenda Dies yang sudah kita susun, terutama untuk kegiatan2 yang mengundang kerumunan. Saya sudah diskusi dengan Pak Rektor, dan besok akan dibicarakan di Rapim. Kita tunggu keputusan beliau2. Jika toh beberapa kegiatan harus batal/ ditunda demi kebaikan, saya kira kita harus ikhlas dan tetap berbesar hati. Matur nuwun. Tetap semangat dan Stay healthy! Wadir II Pasc-UNY

    [14/3 07:23] Mbak sampaikannke klas _ kelompok putra .sementara kita steril kampus.mlathn mandiri satu minggu Ini virus Corona sudah masuk UNY 1 orang positif. Hati hati.jangan jabat tangan.jangan cipika cipiki A sapak/ Mbak

    [07.24 ]Ngih pak matur suwun infonya

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN:

    Tersebar kabar melalui pesan Whatsapp yang mengatasnamakan Civitas UNY, dalam tangkapan layar yang tersebar terdapat obrolan (percakapan) di mana dalam narasinya mengatakan bahwa virus Corona sudah masuk UNY dengan salah satu orang yang positif terjangkit Corona, dalam unggahan foto tersebut pengirim juga menyebutkan bahwa karena adanya isu Corona di kampusnya menyebabkan kegiatan perkuliahan dilakukan secara online untuk pencegahan.

    Atas beredarnya tangkapan layar tersebut Sutrisna selaku Rektor Universitas Negeri Yogyakarta mengklarifikasi berita yang beredar melalui (akun) media sosial Instagram pribadinya (@sutrisna.wibawa) bahwa berita yang beredar luas melalui hasil tangkapan layar Whatsapp tersebut tidak benar.

    Bantahan terkait mahasiswa/i positif Corona pun ikut ditegaskan Kepala Biro Akademik Kemahasiswaan dan Kerjasama UNY, Setya Budi Takarina, M. Pd, Setya memberikan pernyataan mengenai adanya pesan berantai di sosial media yang menyebutkan seorang mahasiswa UNY dinyatakan positif Corona.

    “Itu tidak benar. Tidak ada kasus Corona positif di UNY,” tegas Setya Budi Takarina, Sabtu (14/03/2020).

    Adapun keputusan dari Universitas Negeri Yogyakarta untuk meniadakan waktu sesi kuliah tatap muka menjadi online dikarenakan untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona (Covid-19), bukan karena terdapat mahasiswa/i yang positif terjangkir virus Corona. Keputusan tersebut diumumkan oleh Rektor UNY Sutrisna Wibawa melalui akun Instagramnya pada Jumat (13/3/2020).

    Sutrisna menyebut (mengatakan), instruksi tersebut menanggapi edaran Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.01/MENKES/199/2020, Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 3 Tahun 2020 tanggal 9 Maret 2020 dan Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 35492/A.A5/HK/2020, tentang Pencegahan Coronavirus Diseases-19.

    Selain itu, perkuliahan praktikum di laboratorium, bengkel, atau yang sejenis ditangguhkan. Dan diganti dengan penugasan, atau diselenggarakan pada bulan Juni dan Juli 2020. Terkait pengaturan pelaksanaannya, nanti diserahkan kepada program studi masing-masing dengan catatan selalu menerapkan kewaspadaan dan pencegahan atas penyebaran COVID-19.

    =================================

    Rujukan