(GFD-2021-8758) Tidak Terbukti, Klaim Seorang Wanita di Afrika Selatan Melahirkan 10 Bayi Kembar Sekaligus
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/09/2021
Berita
Klaim yang menyebutkan bahwa seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi kembar beredar di internet. Klaim tersebut dibagikan dengan narasi bahwa seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi sekaligus memecahkan rekor dunia.
Di internet, klaim tersebut diunggah blog ini pada 3 Agustus 2021 dengan judul, “wanita Afrika selatan Melahirkan 10 Bayi, Memecahkan Rekor Dunia.” Berikut narasi lengkapnya:
“Seorang wanita dari Afrika Selatan dilaporkan telah melahirkan 10 bayi sekaligus, memecahkan Rekor Dunia Guinness yang dipegang oleh wanita dari Mali, Malian Halima Cisse – yang melahirkan sembilan anak di Maroko bulan lalu. Tara Halima melahirkan kembar 9, Gosiame Thamara Sithole yang berusia 37 tahun diyakini telah melahirkan 10 bayi sekaligus di sebuah rumah sakit di Pretoria, Afrika Selatan, pada 7 Juni lalu. Sithole awalnya mengira dia akan memiliki delapan bayi, menurut New York Post. Tetapi ketika dia melahirkan pada Senin (7/6) malam, Sithole dan keluarganya terkejut melihat 10 bayi muncul – dua lebih banyak dari hasil pemindai. Sithole, yang sudah menjadi ibu dari anak kembar berusia enam tahun, dilaporkan melahirkan tujuh anak laki-laki dan tiga perempuan melalui operasi caesar pada hari Senin. “Semua ada tujuh anak laki-laki dan tiga perempuan. Dia hamil tujuh bulan dan tujuh hari. Saya bahagia. Saya emosional,” suaminya, Teboho Tsoetsi, mengatakan kepada Pretoria News setelah kelahiran decuplets. Sithole, dari Gauteng, mengatakan kehamilannya wajar dan tidak menjalani perawatan kesuburan.”
Blog tersebut dalam artikelnya juga mencantumkan kolase foto seorang perempuan yang tengah hamil tua bersama seorang pria sedang duduk di sofa.
Apa benar seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi kembar sekaligus?
Tangkapan layar unggahan artikel blog dengan klaim Wanita Afrika melahirkan 10 bayi
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan terkait melalui sejumlah media massa kredibel. Hasilnya, Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.
Kisah seorang perempuan di Afrika Selatan berusia 37 tahun yang memecahkan rekor Guinness World dengan melahirkan 10 bayi kembar bermula dari pemberitaan media setempat pada Selasa (9/6).
Situs berita IOL menuliskan Gosiame Thamara Sithole, warga asal Tembisa East di Johannesburg, melahirkan tujuh bayi laki-laki dan tiga bayi perempuan melalui operasi caesar di salah satu rumah sakit di Pretoria.
Dilansir dari BBC, klaim bahwa wanita Afrika Selatan Gosiame Sithole melahirkan 10 bayi awal bulan ini tidak benar, menurut penyelidikan resmi.
Tidak ada rumah sakit di provinsi Gauteng yang memiliki catatan kelahiran decuplet, kata pemerintah provinsi.
Tes medis menunjukkan bahwa Sithole bahkan belum hamil baru-baru ini, katanya. Pria berusia 37 tahun itu sekarang ditahan di bawah undang-undang kesehatan mental untuk observasi dan akan diberikan dukungan.
Pernyataan itu tidak merinci alasan di balik pembuatan cerita tersebut.
Menurut IOL, mereka menghadiri gereja yang sama dengan Rampedi di mana dia diperkenalkan kepada mereka pada bulan Desember. Pada bulan Mei diduga dia mewawancarai pasangan yang mengatakan mereka mengharapkan delapan bayi - pemotretan menunjukkan Ms Sithole tampak hamil besar.
Kelahiran kejutan 10 bayi diumumkan oleh Pretoria News pada 8 Juni mengutip Tsoetsi sebagai sumbernya. Dia kemudian mengatakan telah menerima pesan teks dari rekannya yang memberi tahu dia tentang hal itu, menambahkan bahwa dia tidak diizinkan di rumah sakit karena pembatasan virus corona.
Rampedi juga mengandalkan pesan WhatsApp - dan tidak mendapatkan konfirmasi independen dari rumah sakit tentang cerita tersebut.
Walikota setempat mereka kemudian mengkonfirmasi kelahiran - yang mana ketika media lain, termasuk BBC, menerbitkan cerita - tetapi seorang juru bicara pemerintah kemudian mengatakan politisi hanya memiliki kata-kata keluarga dan belum ada yang melihat bayi.
Sumbangan mulai membanjiri pasangan dan bayi mereka yang dilaporkan, dijuluki "Thembisa 10", termasuk 1 juta rand ($70.000; £50.000) dari ketua IOL Iqbal Survé.
Namun cerita itu menimbulkan kecurigaan setelah Pretoria News awalnya gagal mengungkapkan rumah sakit tempat bayi-bayi itu dilahirkan dan serangkaian rumah sakit di Gauteng keluar untuk menyangkal keterlibatan mereka.
Editor Pretoria News, Piet Rampedi, telah menulis permintaan maaf kepada karyawan atas reaksi keras publik terkait "Tembisa 10" seperti dilansir dari news24.com, 22 Juni 2021.
Dalam email yang dikirim ke pemimpin redaksi Media Independen, Aneez Salie, yang telah dilihat News24, Rampedi mengatakan bahwa dia penuh dengan "kesedihan dan penyesalan", tetapi tetap pada kenyataan bahwa Gosiame Sithole sedang hamil dan melahirkan.
Kisah Rampedi tentang apa yang disebut "Tembisa 10" baru-baru ini menarik perhatian lokal dan internasional setelah surat kabar itu mengklaim seorang wanita telah melahirkan decuplets dan, sebagai hasilnya, memecahkan rekor dunia.
Departemen kesehatan nasional mempertahankan minggu lalu tidak ada catatan pengiriman decuplet di Gauteng. Sithole dibawa ke rumah sakit untuk evaluasi kejiwaan.
Dalam emailnya, Rampedi menulis:
Saya minta maaf atas kerusakan reputasi yang diakibatkan oleh cerita tersebut terhadap grup, perusahaan, dan kolega saya secara umum. Saya sepenuhnya menyadari bahwa cerita, dan tanggapan umum, menempatkan semua rekan saya dalam posisi canggung dan di bawah tekanan publik yang besar.
Dia melanjutkan: "Terus terang, cerita itu memberi para pencela kesempatan untuk menghina integritas profesional tidak hanya saya sendiri, tetapi juga rekan-rekan saya di grup. Untuk itu, saya sangat menyesal. Sangat disayangkan. Dan saya akan ingin meminta maaf kepada Anda, rekan-rekan saya dan kelompok," katanya.
Rampedi mengatakan, meskipun dia mendukung Sithole, dia bisa berbuat lebih banyak untuk memverifikasi beberapa fakta dalam cerita itu.
"Meskipun saya mendukung kenyataan bahwa Sithole hamil, beberapa aspek dari cerita tersebut dapat ditangani secara berbeda. Bisakah saya menangani cerita dengan lebih baik? Pasti! Terutama proses verifikasi. Sejujurnya, saya tidak pernah memperlakukan cerita decuplets sebagai penyelidikan sama sekali. Saya tidak menggunakan alat investigasi atau daftar periksa," tulis email itu.
Dilansir dari Kompas.com, Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.
Bahkan, menurut penyelidikan pemerintah setempat, Sithole dinyatakan tidak hamil. Dilansir NY Post, pihaknya mengaku sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh dengan semua rumah sakit di daerah tersebut demi membuktikan kebenaran klaim Sithole. Tapi ternyata, Sithole yang mengaku mengalami "decuplet" alias melahirkan 10 bayi sekaligus, terbukti berbohong.
“Tidak ada rumah sakit di provinsi ini, baik pemerintah maupun swasta, yang memiliki catatan kelahiran seperti itu di fasilitas mereka,” kata pemerintah. Saat ini, Sithole, yang berusia 37 tahun, masih menjalani evaluasi psikiatri 72 jam, yang saat ini diperpanjang sampai seminggu.
"Sekarang telah ditetapkan oleh praktisi medis bahwa Mrs Sithole tidak melahirkan bayi dalam beberapa waktu terakhir," ungkap pernyataan itu. "Juga telah ditetapkan bahwa dia tidak hamil belakangan ini."
Pemerintah Gauteng juga sudah memerintahkan jaksa negara untuk melakukan tindakan hukum terhadap surat kabar yang yang menyebarkan berita bohong, Pretoria News. Media ini menuliskan bahwa “pemerintah berusaha menutupi kelalaian medis” dengan menahan Sithole.
"Tuduhan ini salah, tidak berdasar, dan hanya merusak reputasi baik Rumah Sakit Akademik Steve Biko dan Pemerintah Provinsi Gauteng," tambah pernyataan itu. Pemerintah mengaku "sangat prihatin dengan perilaku surat kabar tersebut, khususnya Editor Pretoria News, Piet Rampedi.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa seorang wanita di Afrika Selatan melahirkan 10 bayi kembar sekaligus, tidak terbukti. Pemerintah Provinsi Gauteng menegaskan bahwa tidak ada catatan rumah sakit tentang kelahiran Gosiame Thamara Sithole, ibu asal Afrika Selatan yang mengaku telah melahirkan 10 bayi.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Rujukan
- https://bundacerddaass01.blogspot.com/2021/08/wanita-afrika-selatan-melahirkan-10.html
- https://www.iol.co.za/pretoria-news/news/exclusive-gauteng-woman-gives-birth-to-10-children-breaks-guinness-world-record-5ba8c9e2-5cc6-49b3-8cc9-1e179fd535cd
- https://www.bbc.com/news/world-africa-57581054
- https://www.news24.com/news24/southafrica/news/tembisa-10-piet-rampedi-pens-apology-to-independent-media-staff-for-baby-saga-20210622
- https://www.kompas.com/global/read/2021/06/25/123740970/ibu-di-afrika-selatan-yang-mengaku-lahirkan-10-bayi-ternyata-bohong?page=all
(GFD-2021-8757) Keliru, Vaksin Nusantara Ampuh Hancurkan Semua Jenis Virus Corona dengan Efikasi 100 persen
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/09/2021
Berita
Tangkapan layar pesan berantai di aplikasi WhatsApp berisi klaim bahwa vaksin Nusantara ampuh 100 persen hancurkan semua jenis virus Corona, beredar di Facebook, pada 6 September 2021.
Dalam tangkapan layar itu, pesan yang tertulis, memuat informasi yang diklaim berasal dari mantan Menkes Siti Fadilah Supari dengan isi: “ Vaksin Nusantara dengan teknologi dendritik diklaim ampuh 100 persen hancurkan semua jenis virus Corona (alpha, beta, delta, delta plus, lambda & jenis virus lainnya).
Isi pesan berikutnya memuat klaim bahwa tingkat efikasi dan efektivitas sebesar 100 persen, serta diklaim aman bagi yang memiliki penyakit penyerta (komorbid), anak dan ibu hamil.
Tangkapan layar unggahan pesan berantai berisi klaim Vaksin Nusantara ampuh hancurkan semua jenis Virus Corona dengan efikasi 100 persen
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo kepada sejumlah ahli, menunjukkan, bahwa klaim tersebut tidak memiliki basis ilmiah sesuai prosedur pembuatan vaksin.
Menurut ahli Biologi Molekuler Ahmad Utomo, vaksin Nusantara belum melakukan uji klinis tahap 3. Sehingga klaim bahwa vaksin Nusantara dapat ampuh hancurkan semua jenis virus Corona dengan efikasi dan efektivitas 100 persen tidak memiliki rujukan data ilmiah.
“Itu omong kosong karena sama sekali tidak ada bukti uji klinis tahap 3,” kata dia kepada Tempo, Senin 13 September 2021.Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari, juga menjelaskan bahwa uji klinis vaksin Nusantara hanya pada tahap 1 yang hanya menjangkau puluhan orang. Vaksin tersebut belum sampai pada uji klinis fase 2 yang melibatkan seratus orang dan fase 3 terhadap ribuan orang.
“Jadi terlalu dini klaim tersebut,” kata dia.Hindra juga mengingatkan, hasil uji klinis setiap fase harus dipublikasikan di jurnal terpandang. Hingga saat ini dia belum mengetahui publikasi atas klaim bahwa vaksin Nusantara ampun 100 persen melawan semua virus Corona, dan aman bagi mereka yang memiliki komorbid, anak dan ibu hamil. Tahap Pembuatan Vaksin
Pengembangan vaksin baru membutuhkan sejumlah tahapan kesepakatan internasional. Dikutip dari Pusat Pencegahan dan Penanganan Penyakit Amerika Serikat, CDC, tahapan pengembangan vaksin baru adalah tahap eksplorasi, tahap pra-klinis, perkembangan klinis, peninjauan dan persetujuan peraturan, manufaktur dan kontrol kualitas.
Dalam tahapan klinis atau uji coba pada manusia memuat sejumlah fase. Selama Fase I, sekelompok kecil orang menerima vaksin percobaan. Pada Fase II, studi klinis diperluas dan vaksin diberikan kepada orang-orang yang memiliki karakteristik (seperti usia dan kesehatan fisik) yang serupa dengan mereka yang menjadi sasaran vaksin baru tersebut.
Pada Fase III, vaksin diberikan kepada ribuan orang dan diuji kemanjuran dan keamanannya. Banyak vaksin menjalani studi formal Fase IV yang sedang berlangsung setelah vaksin disetujui dan dilisensikan. Uji klinis vaksin Nusantara
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI pada April 2021, tidak meloloskan hasil uji klinis fase 1 vaksin Nusantara karena tidak sesuai prosedur. Pertama, uji klinis tahap satu Vaksin Nusantara di RS Kariadi berjalan tanpa pengawasan Komite Etik. Padahal, menurut Kepala BPOM Penny Lukito, komite etik di lokasi penelitian harus bertanggung jawab terhadap pelaksanaan uji klinik dan subjek penelitian.
BPOM menemukan bahwa dari data baseline imunogenitas yang diserahkan, semua subjek yang diuji klinis ternyata sudah memiliki antibodi terhadap Covid-19. Padahal seharusnya subjek yang diuji belum terpapar.
Hasil dari uji klinis fase 1 terkait keamanan, efektivitas atau kemampuan potensi imunogenitas untuk meningkatkan antibodi juga belum meyakinkan. Sehingga penelitian vaksin ini memang belum bisa melangkah untuk fase selanjutnya. Selain itu, vaksin Nusantara tidak melalui tahap pra-klinis atau uji pada hewan.Setelah polemik vaksin Nusantara, Kementerian Kesehatan bersama dengan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), dan TNI Angkatan Darat, menandatangani nota kesepahaman atau MoU pada April lalu. Kesepakatan itu terkait vaksin Nusantara dapat diakses oleh masyarakat dalam bentuk pelayanan berbasis penelitian secara terbatas.
Dalam siaran pers Kementerian Kesehatan 28 Agustus 2021, Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi, menegaskan bahwa vaksin Nusantara tidak dapat dikomersialkan lantaran autologus atau bersifat individual.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa vaksin Nusantara ampuh hancurkan semua jenis virus Corona dengan efektivitas dan efikasi 100 persen adalahkeliru. Vaksin Nusantara belum menjalani uji klinis tahap 3 yang dilakukan terhadap ribuan orang untuk mengetahui tingkat keamanan dan efikasi.
Sel dendritik yang menjadi basis vaksin Nusantara bersifat autologus artinya dari materi yang digunakan dari diri kita sendiri dan untuk diri kita sendiri, sehingga tidak bisa digunakan untuk orang lain.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
(GFD-2021-8756) Keliru, Informasi Penjualan Vaksin Seharga Rp 1 juta di Situs PeduliLindungi
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 10/09/2021
Berita
Tangkapan layar mirip platform Peduli Lindungi, beredar di Whatsapp, Kamis 9 September 2021. Dalam gambar tersebut memuat pengumuman jual-beli vaksin seharga Rp 1 juta melalui rumah sakit.
Pengumuman itu selengkapnya berisi:
Pasokan vaksin Covid19 sudah diatur, dengan dana sebesar 1000000 rupiah dan bisa langsung membuat janji untuk sukses dan mengatur inokulasi rumah sakit terdekat dalam waktu sepuluh hari.
Di bawah pengumuman tersebut, menyertakan nomor rekening atas nama Nurmainah.
Hasil Cek Fakta
Dari verifikasi Tempo menunjukkan, gambar tangkapan layar yang beredar di Whatsapp tersebut, bukan platform Peduli Lindungi milik Pemerintah Indonesia.
Dalam gambar tangkapan layar terlihat tautan url bertuliskan: pedulilindungia.com. Sedangkan platform PeduliLindungi yang dikelola Kementerian Kesehatan RI, beralamat di: pedulilindungi.id.
Perbedaan dengan platform asli tersebut, situs palsu memuat huruf “a” setelah kata “lindungi” dan alamat situs menggunakan .com
Saat memeriksa platform asli PeduliLindungi, Tempo tidak menemukan pengumuman terkait penjualan vaksin seharga Rp 1 juta.
Perbedaan alamat URL mengenai dua platform tersebut bisa dilihat dalam gambar
berikut:
Kiri adalah situs palsu dengan memakai nama yang mirip platform PeduliLindungi milik Pemerintah Indonesia. Bandingkan alamat URL dan tampilan depan dengan platform aslinya di gambar kanan.
Saat dicek menggunakan domainbigdata dan who.is, dua tools untuk melacak keberadaan sebuah website, terlihat bahwa situs pedulilindungia.com baru dibuat pada 27 Agustus 2021 dan beralamat di California, Amerika Serikat.
Tangkapan layar informasi dan domain situs Pedulilindungi.com yang dicek tim Cek Fakta Tempo
Tangkapan layar informasi dan domain situs Pedulilindungi.com
Juru bicara Kementerian Kominfo, Dedy Permadi, mengatakan situs yang menggunakan atribut, logo, gambar, dan tampilan menyerupai situs PeduliLindungi.id itu merupakan situs palsu. “Bukan situs yang digunakan pemerintah untuk melakukan penanganan pandemi Covid-19,” ujar Dedy dalam keterangannya, Kamis, 9 September 2021.
Dedy mengatakan, seluruh isi dan informasi dalam situs pedulilindugia.com tidak berhubungan dengan situs PeduliLindungi.id dan upaya pemerintah menangani Covid-19 dalam bentuk apapun.
Menurut Dedy, pemerintah menggunakan aplikasi Pedulilindungi untuk melakukan upaya surveilans kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kominfo Nomor 171 Tahun 2020 tentang Penetapan Aplikasi Pedulilindungi Dalam Rangka Pelaksanaan Surveilans Kesehatan Penanganan Covid-19 beserta perubahannya.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas informasi penjualan vaksin seharga Rp 1 juta di situs PeduliLindungi adalah keliru. Gambar tangkapan layar yang memuat informasi tersebut menggunakan situs palsu dengan nama mirip platform PeduliLindungi.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
(GFD-2021-8755) Keliru, Klaim Makam Mustafa Kemal Ataturk Mengeluarkan Bau Busuk
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 08/09/2021
Berita
Sebuah video vlog seorang Warga Negara Indonesia yang menyebut makam mantan Presiden Turki, Mustafa Kemal Ataturk, mengeluarkan aroma tidak sedap beredar di media sosial. Video berdurasi 8 menit 28 detik itu dibagikan dengan narasi bahwa kuburan Mustafa Kemal bau busuk.
Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 28 Agustus 2021. Akun ini pun menuliskan narasi, “Orang ini Menyaksikan langsung dekat jen4zah makam orang ini.”
“Ampun. Perlu air. Lengket di leher euy. Bau-baunya tuh bau buntang ya. Tapi apa ane sendiri yang cium atau gimana. Ini apa idung saya yang salah ya. Saya udah cium bau bangkai nih. Merinding saya jadinya. Baunya itu mirip, saya pernah ikut mengebumikan jenazah di Saudi Arabia, di sana kan kuburannya kuburan sementara smua tuh, jadi dari batu bata yang gak di plaster. Jadi, antara satu kuburan dengan kuburan lain itu masih ada lobang angin untuk masuk. Jadi bau, aromanya keluar dari situ bikin saya mual dan ini juga seperti itu,” kata pria dalam video tersebut.
Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 2.500 kali dan mendapat lebih dari 3.400 komentar. Apa benar makam Mustafa Kemal Attaturk mengeluarkan bau busuk?
Tangkapan layar unggahan dengan klaim Makam Mustafa Kemal Ataturk Mengeluarkan Bau Busuk
Hasil Cek Fakta
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula menghubungi Yan Ainaya Al Choiroh, seorang mahasiswa asal Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Turki. Yan memastikan tidak ada bau busuk yang keluar dari makam Mustafa Kemal Ataturk.
Yan mengaku sudah dua tahun berada Turki. Terakhir kali ia mengunjungi museum makam Mustafa Kemal Ataturk pada 29 Agustus 2021.
“Selama berada disekeliling makam saya tidak mencium aroma apapun,” kata Yan kepada Tempo, Rabu, 8 September 2021.
Pengakuan serupa juga disampaikan seorang pengunjung asal Indonesia melalui video yang diunggah ke Youtube oleh kanal Faisal Nasution pada 15 April 2020 dengan judul, “Makam Mustafa kemal Attaturk Bau?? | Komplek Makam Mustafa kemal Attaturk.”
“Kata orang bau kuburannya. Eh tidak bau yah. Karena ini udara terbuka yah. kita tidak bisa mencium ada bau bau yah karena udaranya terbuka. Jadi kalau udara terbuka gini kita gak bisa mencium ada yang bau ada yang apa,” kata perekam video tersebut pada menit ke 2:55 hingga menit ke 3:22.
Kesaksian bahwa makam Mustafa Kemal tidak mengeluarkan bau busuk juga pernah disampaikan sepasang pengunjung asal Indonesia lainnya yang terekam dalam video yang diunggah ke Youtube oleh kanal setiahadikunto Channel pada 12 Februari 2021 dengan judul, “UNSENSOR NGERI!!!! LIAT MAKAM MUSTOFA KEMAL ATATURK JASAD YANG TIDAK DI TERIMA BUMI.”
Pengakuan keduanya terekam dalam video tepatnya pada menit 16:15 hingga menit 16:18.
“Ih katanya bau,” kata pria dalam video tersebut. “Sebenarnya nggak,” timpal perempuan di sampingnya.
“Tadi nggak karena kita pake masker kali yah. Trus ininya kebuka semua. Itu ngaruh juga,” ujar pria dalam video itu menjelaskan.
Dikutip dari situs ktb.gov.tr, Mustafa Kemal Ataturk meninggal pada tanggal 10 November 1938 pukul 09.05 pagi, di Istanbul, Istana Dolmabahce. Ia meninggal karena penyakit liver yang dideritanya.
Ia dimakamkan dengan upacara pemakaman di tempat peristirahatan sementara di Museum Etnografi di Ankara pada 21 November 1938. Setelah pembangunan Anitkabir (Makam Atatürk) ia dibawa ke tempat peristirahatan permanennya dengan upacara akbar pada 10 November 1953.
Makam Mustaa Kemal Ataturk berdimensi 75 x 52 x 17 m. Memiliki denah persegi panjang dan dikelilingi oleh 8 kolom di depan dan dekat fasad, dan 14 kolom di samping, masing-masing setinggi 14,40 meter.
Di sebelah kiri, pidato Atatürk kepada Pemuda Turki dan di sebelah kanan fasad mausoleum, pidato yang dia buat pada kesempatan HUT ke-10 Republik Turki, tertulis. Huruf-huruf relief batunya disepuh emas.
Mayat Atatürk dimakamkan di tanah di lantai dasar mausoleum. Ruang makam terletak tepat di bawah batu makam simbolis yang ditempatkan di lantai pertama mausoleum.
Ini memiliki denah segi delapan dalam gaya arsitektur Seljuk dan Ottoman, dan langit-langit piramidalnya dihiasi dengan mosaik dalam pola geometris. Lantai dan dinding dilapisi dengan marmer merah, hitam dan putih.
Di tengah ruang makam adalah sarkofagus marmer yang diposisikan ke arah selatan, ke arah Mekah. Cangkir kuningan berisi tanah dari semua provinsi dan dari Republik Turki Siprus Utara ditempatkan di sekitar sarkofagus marmer.
Dilansir dari BBC, Mustafa Kemal Atatürk lahir pada tahun 1881 di Salonika (sekarang Thessaloniki) yang saat itu merupakan Kekaisaran Ottoman. Ayahnya adalah seorang pejabat kecil dan kemudian menjadi pedagang kayu. Ketika Atatürk berusia 12 tahun, ia dikirim ke sekolah militer dan kemudian ke akademi militer di Istanbul, lulus pada tahun 1905.
Pada tahun 1911, ia bertugas melawan Italia di Libya dan kemudian di Perang Balkan (1912 - 1913). Dia membuat reputasi militernya memukul mundur invasi Sekutu di Dardanelles pada tahun 1915.
Pada Mei 1919, Atatürk memulai revolusi nasionalis di Anatolia, mengorganisir perlawanan terhadap penyelesaian damai yang diberlakukan di Turki oleh Sekutu yang menang. Ini terutama difokuskan untuk melawan upaya Yunani untuk merebut Smirna dan daerah pedalamannya. Kemenangan atas Yunani memungkinkan dia untuk mengamankan revisi penyelesaian damai dalam Perjanjian Lausanne.
Pada tahun 1921, Atatürk mendirikan pemerintahan sementara di Ankara. Tahun berikutnya Kesultanan Utsmaniyah secara resmi dihapuskan dan, pada tahun 1923, Turki menjadi republik sekuler dengan Atatürk sebagai presidennya. Dia mendirikan rezim partai tunggal yang berlangsung hampir tanpa gangguan sampai 1945.
Dia meluncurkan program reformasi sosial dan politik revolusioner untuk memodernisasi Turki. Reformasi ini termasuk emansipasi wanita, penghapusan semua institusi Islam dan pengenalan kode hukum Barat, pakaian, kalender dan alfabet, menggantikan tulisan Arab dengan yang Latin. Di luar negeri ia menerapkan kebijakan netralitas, menjalin hubungan persahabatan dengan tetangga Turki.
Pada tahun 1935, ketika nama keluarga diperkenalkan di Turki, ia diberi nama Atatürk, yang berarti 'Bapak Turki'. Ia meninggal pada 10 November 1938.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa makam Mustafa Kemal Ataturk mengeluarkan bau busuk, keliru. Jenazah Mustafa Kemal Atatürk dimakamkan di tanah. Tepatnya di lantai dasar mausoleum. Ruang makam terletak tepat di bawah batu makam simbolis yang ditempatkan di lantai pertama mausoleum. Sejumlah pengunjung makam Mustafa Kemal Ataturk asal Indonesia mengaku tidak mencium bau busuk saat berada di dalam museum tersebut.
TIM CEK FAKTA TEMPO
Rujukan
- https://www.facebook.com/102665582075676/videos/539335577183517/
- https://www.youtube.com/watch?v=A1mOkr_MpWU
- https://www.youtube.com/watch?v=eI0Cq-oHkJ4
- https://www.ktb.gov.tr/EN-103908/biography-of-ataturk.html
- https://www.ktb.gov.tr/EN-103960/ankara---anitkabir-ataturks-mausoleum.html
- http://www.bbc.co.uk/history/historic_figures/ataturk_kemal.shtml
Halaman: 4690/6296