• (GFD-2020-3698) [SALAH] Video “Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 18/03/2020

    Berita

    Bukan karena terjangkit virus Corona atau Covid-19. Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.

    Akun Fie Jie (fb.com/100000146618810) mengunggah sebuah video dengan narasi:

    “Gara2 corona ada orang jatuh dari motor cuma di liatin… Kameramen pekok”

    Video itu memperlihatkan seorang pria pengendara motor yang tiba-tiba jatuh terkapar tak sadarkan diri di depan sebuah rumah makan Padang. Dalam video juga terdengar suara seorang pria yang merekam kejadian itu mengimbau kepada warga untuk tak menyentuh pemotor tersebut.

    “Takutnya dia kena corona lho, gak ada yang berani nyentuh, tolong, jangan disentuh, jangan disentuh, jangan disentuh ” kata pria yang merekam video tersebut.

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa pria yang terjatuh dari motornya itu karena virus corona covid-19 adalah klaim yang salah.

    Pria dalam video itu terjatuh karena penyakit ayannya kambuh. Menurut saksi mata, Iron yang juga pemilik rumah makan Padang, pria itu mengaku memang memiliki riwayat epilepsi sejak lama.

    Insiden tersebut terjadi di halaman parkir rumah makan Padang di Jalan Blambangan Kuta Bali, Minggu (15/3/2020) sekira pikul 15.00 WITA.

    Iron, pemilik rumah makan Padang mengaku, kejadian tersebut sempat membuat warga setempat ketakutan sehingga tidak berani memberikan pertolongan.

    “Setelah jatuh, dia kejang-kejang dan mulutnya berbusa sampai warga tidak berani menolong karena takut virus corona,” ucap Iron seperti dikutip dari Beritabali.com — jaringan Suara.com.

    Melihat kondisi tersebut, seorang saksi lainnya sempat meminta bantuan kepada anggota Koramil yang berada di seberang warung.

    Bahkan sampai mengundang anggota TNI untuk datang. Namun mereka tak berani menyentuh korban setelah melihat mulut korban berbusa. Begitu pula dengan aparat kepolisian yang turut mendatangi lokasi kejadian. Polisi merasa ketakutan hingga tidak berani menyentuh korban.

    Kepanikan warga itupun terjawab selang 15 menit kemudian, setelah pemotor Honda Scoopy tersebut sadar. Laki-laki itu mengaku tiba-tiba pingsan dan jatuh dari sepeda motor karena epilepsinya kumat.

    “Dia bilang, sebelum terjatuh sebenarnya hendak berhenti. Tapi epilepsinya sudah kumat. Saya saja kaget tiba-tiba dia tarik gas motornya hingga menabrak motor yang terparkir,” kata Iron.

    Bahkan, menurut seorang saksi, korban yang diketahui hendak pergi ke Jimbaran itu langsung tancap gas dengan sepeda motornya setelah sadar.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3697) [SALAH] “Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, memberlakukan kerantina parsial terbatas”

    Sumber: www.whatsapp.com
    Tanggal publish: 18/03/2020

    Berita

    Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memastikan bahwa narasi tersebut tidak bersumber dari pernyataan Presiden Joko Widodo maupun sumber lainnya.

    Beredar pesan di aplikasi whatsapp dan media sosial yang mengatasnamakan Presiden Joko Widodo.

    Berikut kutipan pesan itu:

    “Saya, Joko Widodo, Presiden Republik Indonesia, memberlakukan kerantina parsial terbatas terhadap aktifitas publik di beberapa wilayah di Indonesia, yaitu
    1. DKI Jakarta
    2. BEKASI
    3. DEPOK
    4. BOGOR
    5. BANDUNG dan sekitarnya
    6. SURABAYA dan sekitarnya
    7. BANTEN
    8. TANGERANG
    9. SEMARANG
    10. BALI”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Triadi Machmudin, menegaskan pesan tersebut hoaks. Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden memastikan bahwa narasi tersebut tidak bersumber dari pernyataan Presiden Joko Widodo maupun sumber lainnya.

    Presiden dalam keterangan persnya pada Senin, 16 Maret 2020, di Istana Kepresidenan Bogor, telah menyampaikan sejumlah arahan yang justru tidak sesuai dengan narasi yang beredar tersebut. Jokowi dalam konferensi pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020), tidak pernah menggunakan kata ‘meliburkan’.

    “Presiden juga tidak pernah menggunakan istilah meliburkan, tapi bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan ibadah di rumah,” kata Bey kepada kumparan, Selasa (17/32020).

    Bey juga memastikan Jokowi tidak pernah mengeluarkan kebijakan karantina seperti yang disebutkan dalam pesan tersebut. Sebab dalam konferensi pers sebelumnya, Jokowi mengatakan masih belum berpikiran untuk mengambil kebijakan lockdown.

    “Berita itu tidak benar. Presiden Joko Widodo dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Bogor pada Senin, 16 Maret 2020 justru menyampaikan bahwa dan sampai saat ini, tidak ada kita berpikiran ke arah kebijakan lockdown,” tegasnya.

    Adapun langkah yang perlu dilakukan saat ini adalah pembatasan sosial (social distancing), yaitu dengan mengurangi mobilitas orang dari satu tempat ke tempat lain, menjaga jarak, dan mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko besar kepada penyebaran Covid-19.

    “Kebijakan belajar dari rumah, bekerja dari rumah, dan beribadah di rumah perlu terus untuk kita gencarkan untuk mengurangi tingkat penyebaran Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat, baik itu urusan kebutuhan pokok, layanan kesehatan, dan layanan-layanan publik lainnya,” jelas Presiden.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3696) [SALAH] Foto “1 korban dlm pengawasan Covid-19 di RS wahidin mks setelah bersalaman dgn Menhub Budi Karya”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 18/03/2020

    Berita

    Pria di foto itu, Mujahidin alias Moja menyatakan informasi yang beredar itu tidak benar alias hoaks. Moja yang juga Ketua Aliansi Driver Online Individu Makassar mengatakan bahwa fotonya yang sedang dirawat itu adalah foto setahun lalu. Klarifikasi RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar: tidak merawat pasien yang dimaksud baik terkait sebagai ODP ataupun PDP.

    Akun Ishak Assa (fb.com/ishak.assa.9) mengunggah 2 gambar yang disertai narasi:

    “Waspada,,, elakkan bersalaman”

    Gambar pertama, tampak seorang pria bersalaman dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dengan tulisan “1 korban dlm pengawasan Covid-19 di RS wahidin mks setelah bersalaman dgn Menhub Budi Karya”

    Gambar kedua, tampak seorang pria terbaring di ranjang rumah sakit dengan tulisan “Pasien Covid-19 dlm pengawasan RS wahidin makassar”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Klaim itu dibantah langsung oleh Moja yang juga Ketua Aliansi Driver Online Individu Makassar ini. Pasca fotonya beredar luas dan dikabarkan sedang terpapar virus korona, dia mulai angkat bicara.

    Kepada terkini.id, Moja dirinya sangat kaget saat dirinya mendapat kabar jika fotonya tersebar luas.

    Diketahui terdapat dua foto milik Moja yang tersebar luas di dunia maya, masing-masing foto salam komando dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Budi Karya yang kini sudah diumumkan positif korona. Kemudian di foto kedua dirinya tampak sedang terbaring dalam sebuah ruang perawatan rumah sakit.

    “Alhamdulillah saya baik-baik saja. Saya sangat kaget. Sangat menyesalkan dengan informasi tidak benar yang beredar di masyakat.”

    Di sela-sela wawancara dengan terkini.id, Moja membenarkan jika dirinya memang pernah bertemu dengan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, bapak Budi Karya di Kampung Popsa pada 28 Februari 2020 lalu.

    “Saya mengakui melakukan pertemuan dengan bapak Menteri dengan tujuan untuk penyampaian aspirasi yang selama ini belum terakomodir terkait masalah tariff dan juga masalah-masalah driver yang lain yang juga belum terakomodir,” urainya.

    Ditambahkan jika dirinya menjamin saat bertemu dengan pak Menteri Budi Karya pada tanggal 28 Februari 2020 lalu, yang bersangkutan belum positif virus corona.

    “Jadi saat pertemuan saya dengan pak Menteri di Makassar itu masih status sehat. Jadi, informasi tentang saya yang beredar itu tidak benar alias hoaks. Foto yang saya sedang dirawat itu foto setahun lalu,” terangnya.

    Ia juga mengaku jika secara pribadi selaku driver online sangat merugikan karena dirinya tidak bisa bekerja lagi karena masyarakat mulai menjauhi dirinya.

    “Sekarang saya tidak bekerja lagi, orang mulai menjauh karena pemberitaan yang tidak benar itu. Saya sangat menyesalkan juga masyarakat jadi resah karena info hoaks itu,” bebernya.

    Melalui instagram, RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar juga membantah jika sebelumnya dikabarkan pihaknya merawat pasien yang dimaksud.

    “Ditengah sibuknya kami berjibaku dengan pasien, kembali beredar informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. Kami informasikan bahwa kami sampai saat ini tidak merawat pasien yang dimaksud baik terkait sebagai ODP ataupun PDP. Untuk itu kami himbau kepada seluruh masyarakat agar tetap menghormati Hak Pasien di RS manapun dirawat, temasuk dengan tidak mengedarkan foto terlebih lagi dengan keterangan yang tidak benar.
    Mengambil dan Menyebar foto seseorang tanpa izin dalam UU ITE Pasal 48 hukumannya penjara minimal 8 tahun dan denda paling murah Rp 3 miliar. Mari gunakan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat.

    Kami informasikan kembali bahwa kita semua perlu WASPADA dan senantiasa melakukan upaya-upaya pencegahan terutama dengan mengurangi aktivitas di luar rumah, menhindari kerumunan dalam jumlah besar, menjaga jarak berkomunikasi, serta mencuci tangan dengan sabun ataupun hand sanitizer, hindari memegang pegangan pintu, meja, tangga, kursi dan benda2 lainnya.
    Demikian untuk diketahui.” tulis akun RSUP Dr Wahidin Sudirohusodo Makassar pada 15 Maret 2020.

    Selain itu, foto tersebut juga sempat dinarasikan berada di daerah Ogan Komering Ilir (OKI), Sumsel. Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru memastikan info tersebut hoax.

    “Pria itu inisial M, pria Parepare seorang ojol dan sakit di dalam foto adalah sakit satu tahun lalu. Ini saya lihatnya beredar di media sosial dan sudah dikonfirmasi ke Dirjen Hubungan Darat di Kemenhub,” kata Herman saat rapat koordinasi Satgas Corona di Pemprov Sumsel, Senin (16/3).

    Dengan beredarnya kabar hoax tersebut, Herman meminta masyarakat lebih selektif menerima informasi. Selain itu, dia minta pihak berwajib untuk segera bertindak.

    Menurut Herman, kabar bohong itu harus segera diusut. Sebab, hal itu sudah menimbulkan keresahan di masyarakat, khususnya di Sumatera Selatan.

    “Harus diusut, ini ada Pak Kapolda. Nanti bisa diproses. Ini juga tanggung jawab di Kominfo, jangan sampai membuat resah masyarakat,” katanya di Palembang, Selasa (17/3/2020).

    Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dinyatakan positif virus corona COVID-19. Dalam konferensi pers di Istana Negara, Sabtu (14/3/2020), Wakil Kepala RSPAD Gatot Soebroto Budi Sulistya menyebut Budi Karya merupakan pasien dengan nomor kasus ke-76 di Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3695) [SALAH] Virus Corona Bukanlah Virus, Sinyal 5G yang Sebenarnya Membunuh Orang

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 18/03/2020

    Berita

    Beredar postingan yang menyebutkan bahwa virus Corona atau COVID-19 bukanlah sebuah virus mematikan namun sinyal 5G-lah penyebab pendemik saat ini. Dalam postingan tersebut disebutkan pula semuanya soal COVID-19 merupakan rekayasa. Berikut kutpan narasinya:

    “Do you Know the Corona virus is not a fuckin virus it’s 5G that’s actually killing people and not a “virus”... they are trying to get u scared of a fake ass virus when it the 5G towers being built around the world. China was the first to have over 100,000 5G towers, and people in Wuhan were the first to get affected by it. This 5G shit was planned years ago to depopulate us and keep as at a low vibrational state. Bill gates is the one who created this along with the weird entities who control this world. He also is creating a vaccine for this so called corona virus that they are going to try to enforce on everyone. These Vaccines are actually chips that they are trying to implant in billions of people across the world. They can literally monitor all ya actions, movements, whereabouts, and thoughts through these lil micro chips. Not only that they can end ya life through them micro chips with the push of a button. They know in order to have millions of people take these vaccines they first need to create a fake virus. Smh it grinds my fuckin gears that you humans are brainwashed enough to believe wtf the news and media puts out there. WAKE TF UP and start researching the truths behind these weird agendas they keep creating. Y’all really out there with masks and shit on WHEN IT AINT NO DAMN VIRUSSSSSS. These Chinese doctors and people you see on TV that’s so called affected by the virus ARE ALL ACTORS, this shit is scripted out LITERALLY. It’s 5G towers that’s killing people and no mask in the world can prevent them levels of radiation from frying your brain. If we don’t wake tf up NOW this shit really kill us smh but of course y’all gonna think I’m crazy for saying this too right ??? Smh Fuckin Robots is what y’all are, legit programmed robots ‼️

    @xofficial_benjix – insta”

    Hasil Cek Fakta

    Melalui hasil penelusuran, diketahui bahwa klaim postingan itu tidak benar. Sebab, klaim tersebut sudah diperiksa faktanya oleh organisasi periksa fakta dari Inggris, yakni Full Fact (fullfact.org).

    Berdasarkan kajian analisis Full Fact, diketahui bahwa belum ada bukti valid yang menyebutkan jaringan sinyal 5G dapat membahayakan tubuh manusia. Sebab, jaringan 5G ditransmisikan melalui gelombang radio yang tidak terionisasi, artinya tidak merusak DNA di dalam sel. Adapun, menurut Full Fact, jaringan sinyal 5G yang sudah digunakan saat ini masih dalam batas aman.

    Selain itu, sinyal 5G dengan COVID-19 tidak memiliki kaitan sama sekali. China bukan satu-satunya negara yang memiliki banyak menara jaringan sinyal 5G. Adapun, menurut Full Fact, Korea Selatan lah negara pertama yang menggunakan jaringan sinyal 5G.

    Lalu, penyebutan nama Bill Gates sebagai salah seorang biang keladi di balik pandemi COVID-19 lantaran saat ini dirinya tengah membuat vaksin virus tersebut juga tidak benar. Sebab, Bill Gates melalui organisasi Bill and Melinda Gates Foundation mendonasikan dana kepada Pirbright Institute untuk meneliti dan paten vaksin avian infectious bronchitis virus (IBV) di tahun 2015, bukan COVID-19.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, klaim bahwa pandemik saat ini bukan dari COVID-19 melainkan jaringan sinyal 5G tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Misleading Content atau Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan