• (GFD-2020-3921) [SALAH] Video “Plandemic”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 12/05/2020

    Berita

    Berisi setidaknya 8 klaim salah dan teori konspirasi, diantaranya: asal-usul COVID-19 dan kebohongan tentang pemakaian masker.
    Page “Cerdas Geopolitik” (facebook.com/cerdasgeopolitik), sudah dibagikan 3.3 ribu kali per tangkapan layar dibuat.

    Hasil Cek Fakta

    NARASI

    “Plandemic

    Film dokumenter ini sejak tadi malam dihapus-hapusin sama Yutub, lalu diupload lagi sama netizen, dihapus lagi. Mimin selametin deh, plus kasih terjemahan, buat sobat-sobat pejuang follower fenpej ini.

    Isi filmnya dahsyat. Tentang Covid-19. Tonton sendiri.

    Saran mimin: sobat-sobat donlot lalu upload di akun masing-masing (jaga-jaga kalau fb ikut-ikutan main hapus video ini).”

    Rujukan

  • (GFD-2020-3920) [SALAH] “Ternyata Klaster penyebar Covid-19 terbanyak Indonesia adalah 10.000 lebih pendeta GBI & GPIB”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 12/05/2020

    Berita

    Dari total kasus positif Covid-19 di Indonesia per 8 Mei 2020 yang mencapai 13.112 kasus, jumlah pendeta GBI dan GPIB yang positif Covid-19 tidak mencapai 10 ribu orang. Klaster GBI dan GPIB pun bukan satu-satunya klaster yang dominan dalam penularan Covid-19.

    Akun Rae Chandra (fb.com/rae.chandra.1238) mengunggah beberapa gambar dengan narasi sebagai berikut:

    “Copas Jokoedy
    Ternyata Klaster penyebar Covid-19 terbanyak dgn jejaring terbesar di Indonesia adalah 10.000 lebih pendeta GBI & GPIB dari seluruh Indonesia yang bawa covid-19 dari Itali dan Israel. Itu laporan ke pekerja medis pemerintah, tapi kenapa itu tak diberitakan melalui media agar semua jadi waspada demi mengurangi penyebaran lebih lanjut dari kelompok terpapar? Apa terlalu dungu untuk mengerti bahwa resiko dr tak diberitakan nya 10.000 ribu lebih pendeta Kristen dari sabang sampai Merauke yg terpapar itu menjadi kan mrk jadi semacam kelompok ‘silent mass killers’?
    Yang di-‘blow up’ di media nasional malah kelompok Islam ‘jamaah tabligh’ yang hanya bbrp orang, diwajibkan kan semua kyai untuk di Rapid Test (semuanya terbukti negatif) dan digaungkannya perintah menutup mesjid dan larangan sholat jamaah di mesjid termasuk di daerah² yg bukan zona beresiko. Tak hanya aneh, tapi juga Ngerii…”

    *Akhirnya Bau Busuk Kecium juga*

    Ternyata Klaster penyebar Covid-19 terbanyak dengan jejaring terbesar di Indonesia adalah 10.000 lebih pendeta GBI & GPIB dari seluruh Indonesia yang bawa covid-19 dari Itali dan Israel.
    Itu laporan ke pekerja medis pemerintah, tapi kenapa itu tak diberitakan melalui media agar semua jadi waspada demi mengurangi penyebaran lebih lanjut dari kelompok terpapar?

    Apa terlalu dungu untuk mengerti bahwa resiko dari tak diberitakannya 10.000 ribu lebih pendeta Kristen dari Sabang sampai Merauke yang terpapar itu menjadikan mereka jadi semacam kelompok 'silent mass killers'?
    Yang di-'blow up' di media nasional malah kelompok Islam 'Jamaah Tabligh' yang hanya beberapa orang jumlahnya, diwajibkan semua Kyai untuk diRapid Test (semuanya terbukti negatif) dan digaungkannya perintah menutup Mesjid dan larangan sholat jamaah di Mesjid termasuk di daerah² yg bukan zona beresiko. Tak hanya aneh, tapi juga Ngerii...🤭😩

    *Daftar para pendeta yang sudah Meninggal sampai hari ini dalam Pandemi Covid 19 (Per tanggal 30 Maret 2020)* ini Bukan JAMAAH TABLIGH Jadi tdk diliput Media ... !!!

    *GBI..*
    1. Pdt. Natanael Aslam (Wakil Gembala GBI Rayon 2 Bandung)
    2. Pdt. David Tjakra Wisaksana (Gembala GBI Rayon 2 Bandung)
    3. Pdt. Bambang Gunawan (Wakil Gembala GBI Menteng)
    4. Pdt. Djaja Stefanus (GBI Sukabumi)
    5. Ibu Pdt. Felicia Aslam (istri dari Pdt. Natanael Aslam)
    6. Ibu David (Istri Wagem) Rayon 9
    7. Ibu Linton (istri PaGem) Rayon 9
    8. Pdm. Susilo (Ex Gembala) Rayon 9
    9. Pdt. DR. Rundjana, SE, SH, M. Th (Gembala GBI Pulogadung Trade Center)
    10. Pdt. Dr. Bartholomeus Bayu Satrio, S.Ked. (Gembala GBI House of healing, rayon 1G)
    11. Pdm. Joko Waluyo (Pengajar di Proskuneo, Rayon 2)
    12. Bp. Stanley Joe (Pengerja dan Gembala COOL GBI PRJ, CK 7)
    13. Hasan Mandira (Kabid KTM, Pengerja GBI Rayon 5)
    14. Pdt. Jimmy Mulya (Ka. Ck. 3 Gembala GBI Mangga 2 Square)
    15. Yoe Ye Lan (Pengerja GBI Baranangsiang)
    16. Pdt Oka (Gembala GBI Restorasi Pd Daud, Cibubur)
    17. Pdt. Handoyo (PD. Ekklesia Blessing)

    *GPIB..*
    1. Pdt. Ongirwalu, M.Th.
    2. Pdt. Mangara Pangaribuan
    3. Ibu Pdt. Sintiche Pattinaja-Dethan, M.Th (GPIB Bahtera Hayat Batam)

    *GKKK..*
    Pdt. John Margono (GKKK Central Park)

    *GKI..*
    Pdt. Andreas Pramadia (GKI Harapan Indah)

    *GKPB..*
    Pdt. Fu Xie (GKPB Bogor)

    *GRII..*
    Bp. Budianto Hutapea (Paduan Suara GRII BSD)

    24 dari 136 orang yang meninggal = kontribusi 18% yg menjadi korban adalah para pendeta (tidak termasuk jemaat gereja).
    *Kenapa tidak diliput beritanya yaah... ???*

    *Catat* __ ✍
    #Virus_Corona
    Media hanya sibuk menyiarkan berita jika yang menjadi suspect dan korbannya adalah orang-orang islam saja...

    Gereja & tempat ibadah agama lain tak ada satu kata pun disebutkan nya !! mengapa harus mesjid saja padahal kalo mau jujur korban covid ini terbanyak dari mereka (pendeta-pendeta mereka).
    Ini jelas ada maksud terselubung nampaknya!

    *Itu data per 30 Maret 2020, padahal sekarang sudah 3 Mei 2020*

    "klaster covid"
    Klaster Covid

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelurusan Tim Cek Fakta Tempo, klaim bahwa ternyata Klaster penyebar Covid-19 terbanyak Indonesia adalah 10.000 lebih pendeta GBI & GPIB adalah klaim yang keliru.

    Dari total kasus positif Covid-19 di Indonesia per 8 Mei 2020 yang mencapai 13.112 kasus, jumlah pendeta GBI dan GPIB yang positif Covid-19 tidak mencapai 10 ribu orang. Klaster GBI dan GPIB pun bukan satu-satunya klaster yang dominan dalam penularan Covid-19.

    Dua kegiatan GBI dan GPIB memang menjadi salah satu klaster awal penyebaran Covid-19 di Jawa Barat, yakni Persidangan Sinode Tahunan GPIB di Hotel Aston, Bogor, pada 28-29 Februari 2020 dan seminar keagamaan GBI di Lembang, Bandung, pada 3-5 Maret 2020.

    Dilansir dari Kompas.com, dari Persidangan Sinode Tahunan GPIB yang dihadiri 600 perserta itu, terdapat satu peserta dari Bandar Lampung dan empat jemaat dari Bogor yang dinyatakan positif Covid-19. Wali Kota Bogor Bima Arya juga dinyatakan positif Covid-19 usai menghadiri acara itu.

    Adapun dari seminar keagamaan GBI tersebut, salah satu pimpinan GBI yang menghadiri seminar itu dinyatakan positif Covid-19 dan meninggal dunia. Kemudian, dari hasil rapid test terhadap 637 jemaat GBI, 226 di antaranya dinyatakan positif Covid-19.

    Beragamnya klaster penularan Covid-19
    Meskipun begitu, dua kegiatan GBI dan GPIB itu bukan satu-satunya klaster penularan Covid-19 di Jawa Barat. Klaster lainnya di Jawa Barat adalah Seminar Masyarakat Tanpa Riba di Hotel Darmawan Park, Sentul, pada 25-28 Februari 2020 yang dihadiri oleh 200 orang serta Musyawarah Daerah Hipmi Jawa Barat di Hotel Swiss-Belinn, Karawang, pada 9-10 Maret 2020.

    Episentrum Covid-19 pun sudah menyebar hampir ke semua provinsi dengan klaster beragam. Di Jawa Timur misalnya, pada pekan pertama April 2020, terdapat sedikitnya 21 klaster penularan Covid-19. Klaster terbesar adalah kegiatan pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, pada 8-19 Maret 2020. Hingga 25 April 2020, dari kegiatan itu, terdapat 81 orang yang tertular. Adapun klaster terbaru di Jawa Timur adalah pabrik rokok Sampoerna di Surabaya di mana terdapat 65 karyawan yang positif Covid-19.

    Klaster Ijtima Gowa menjadi salah satu klaster penularan Covid-19 terbesar di Jawa Tengah. Diperkirakan, terdapat 1.500 warga Jawa Tengah yang mengikuti Ijtima Gowa di Sulawesi Selatan. Meskipun acara itu dibatalkan, sejumlah peserta terlanjur datang ke lokasi.

    Dilansir dari Solopos.com, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut jumlah kasus Covid-19 dari klaster tersebut mencapai lebih dari 50 orang. Mereka tersebar di berbagai daerah di Jawa Tengah, seperti Sukoharjo, Karanganyar, Wonosobo, Banjarnegara, dan lain-lain.

    Di Kalimantan Selatan, dari 199 kasus positif Covid-19 per 5 Mei 2020, 137 di antaranya berasal dari klaster Ijtima Gowa tersebut. Adapun di Kalimantan Timur, kasus positif Covid-19 yang berasal dari klaster Ijtima Gowa mencapai 112 orang dari total kasus Covid-19 di Kalimantan Timur yang sebanyak 168 kasus.

    Tidak terkait agama tertentu
    Penularan Covid-19 sejatinya tidak terkait ataupun dibawa oleh agama tertentu. Adanya klaster GBI dan GPIB serta klaster Ijtima Gowa menunjukkan bahwa kerumunan orang dalam jumlah besar, termasuk di acara keagamaan, menyebabkan semakin cepatnya penularan Covid-19.

    Beberapa ahli menyarankan masyarakat untuk menjaga jarak sosial atau social distancing untuk mencegah penyebaran virus Corona Covid-19. Jarak sosial untuk individu, menurut Harvard Health, adalah jarak yang cukup antara satu orang dengan orang lainnya untuk mengurangi risiko terpaparnya droplet dari orang terinfeksi yang batuk atau bersin. Penelitian menunjukkan virus flu dapat menyebar sejauh 182-243 centimeter lewat batuk atau bersin.

    William Schaffner, profesor dari Universitas Vanderbilt dan penasihat untuk Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC), mengingatkan bahwa Covid-19 harus menjadi perhatian utama bagi orang di atas 60 tahu dan mereka yang memiliki masalah kesehatan bawaan, seperti penyakit jantung atau paru-paru, diabetes, dan sebagainya. “Satu-satunya hal terpenting yang dapat Anda lakukan untuk menghindari virus adalah mengurangi kontak langsung dengan orang lain,” ujar Schaffner.

    Menurut kepala koresponden medis CBS News Jon LaPook, meskipun mungkin tidak cukup untuk menghentikan virus sepenuhnya, menjaga jarak sosial telah terbukti membantu memperlambat penyebaran penyakit di masa lalu, termasuk saat pandemi flu 1918. “Kota-kota yang melakukan jaga jarak sosial bertahan lebih baik daripada yang tidak,” katanya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3919) [SALAH] “baru kemarin pemerintah putuskan tak larang mudik lebaran”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 12/05/2020

    Berita

    BUKAN berita ‘baru kemarin’. Video berita itu adalah berita tanggal 3 April 2020 sebelum akhirnya pada tanggal 21 April 2020 pemerintah resmi melarang mudik.

    Akun Budi Setiawan (fb.com/bobo.dreaming) mengunggah sebuah video berita dari Kompas TV dengan narasi sebagai berikut:

    “mencla-mencle”

    Ketika salah akun memberikan komentar “Berita kapan ya ini?”, sumber klaim menjawab “baru kemarin”

    Di video tersebut, terdapat narasi sebagai berikut:

    “PEMERINTAH PUTUSKAN TAK LARANG MUDIK LEBARAN”

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa berita pemerintah putuskan tak larang mudik lebaran adalah berita baru-baru ini adalah klaim yang salah.

    Video berita Kompas TV yang diunggah oleh sumber klaim adalah video berita tanggal 3 April 2020 sebelum akhirnya pada tanggal 21 April 2020 pemerintah resmi melarang mudik.

    Video yang sama diunggah di kanal Youtube KOMPAS TV pada tanggal 3 April 2020 dan diberi judul “Tak Dilarang Mudik, Pemudik ODP Tetap Wajib Karantina 14 Hari”

    Di video berita tersebut Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi, yang juga PLT Menteri Perhubungan mengumumkan bahwa tidak ada larangan mudik resmi dari pemerintah.

    Sementara itu, Presiden Joko Widodo akhirnya melarang seluruh warga mudik ke kampung halaman. Warga yang dilarang mudik ialah mereka yang berasal dari daerah yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) serta daerah zona merah Covid-19 lainnya.

    Hal itu ditegaskan oleh Presiden Jokowi dalam rapat terbatas lewat video conference pada Selasa 21 April 2020.

    “Pada rapat hari ini, saya ingin menyampaikan juga bahwa mudik semuanya akan kita larang” kata Presiden Jokowi.

    Larangan tersebut berlaku mulai 24 April. Adapun sanksi akan diberlakukan pada 7 Mei bagi mereka yang bersikeras untuk mudik dan pelarang itu masih berlaku sampai saat ini.

    Dilansir dari Kompas.com, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo, menegaskan hingga saat ini tidak ada perubahan kebijakan mengenai larangan mudik. Larangan mudik tetap berlaku untuk mencegah penyebaran Covid-19.

    “Saya tegaskan, tidak ada perubahan peraturan tentang mudik. Artinya mudik dilarang,” ujar Doni pada 6 Mei 2020.

    Dilansir dari situs resmi pemerintah untuk penanganan Covid-19, juru bicara Kemenhub, Adita Irawati, juga menegaskan bahwa mudik tetap dilarang.

    “Tidak ada perubahan peraturan. Tetap pelarangan mudik dan pembatasan orang untuk keluar dari wilayah PSBB. Yang diatur itu pengecualian untuk kegiatan yang berhubungan dengan penanganan Covid-19, yang kriterianya ditetapkan oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19,” ujar Adita pada 6 Mei 2020.

    Adita menambahkan bahwa semua penumpang yang diperbolehkan bepergian sesuai kriteria dalam Surat Edaran Gugus Tugas Nomor 4 Tahun 2020 akan diatur dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan, sesuai dengan amanat Permenhub Nomor 18 Tahun 2020 tentang Pengendalian Transportasi dalam Rangka Pencegahan Penyebaran Covid-19 dan Permenhub Nomor 25 Tahun 2020.

    Rujukan

  • (GFD-2020-3918) [SALAH] “Maaf bu Menteri”

    Sumber: Sosial Media
    Tanggal publish: 12/05/2020

    Berita

    Membagikan artikel tanpa sebelumnya memeriksa isinya. Artikel tahun 2017, saat itu yang menjabat Menteri Ketenagakerjaan adalah seorang pria.


    https://archive.md/QXd6c

    NARASI

    “Maaf bu Menteri. Pernyataannya merendahkan peketja Indonesia. Tidak boleh ada Menteri apalagi Menteri Tenaga RI buat pernyataan seperti itu. Kalau rendah kualitas mereka tugasmu meningkatkan kualitas mereka.”

    ======

    Hasil Cek Fakta

    PENJELASAN


    (1) First Draft News: “Konten yang Salah

    Ketika konten yang asli dipadankan dengan konteks informasi yang salah”

    Selengkapnya di http://bit.ly/2rhTadC / http://bit.ly/2MxVN7S.


    * SUMBER (1) membagikan artikel tahun 2017 tanpa memeriksa isi artikel sebelumnya.

    * SUMBER (1) menyebut “bu” ke menteri yang saat itu adalah seorang pria, mengacu ke menteri yang saat ini seorang wanita.

    (2) Beberapa informasi yang berkaitan,


    * Wikipedia: “Muhammad Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si. (lahir di Semarang, 6 Juni 1972; umur 47 tahun) adalah Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Kerja (2014-2019).”

    Selengkapnya di “Hanif Dhakiri” https://bit.ly/2WJNzfj / https://archive.md/o5KjY (arsip cadangan).



    * Wikipedia: “Dra. Hj. Ida Fauziyah, M.Si. (lahir di Mojokerto, 16 Juli 1969; umur 50 tahun) adalah Menteri Ketenagakerjaan pada Kabinet Indonesia Maju Joko Widodo – Ma’ruf Amin periode 2019-2024 [1].”

    Selengkapnya di “Ida Fauziyah” https://bit.ly/2WgR25H / https://archive.md/Ay1rB (arsip cadangan).

    ======

    Rujukan