(GFD-2020-5270) [SALAH] Donald Trump: “Darahku adalah vaksinnya!!!,”
Sumber: twitter.comTanggal publish: 16/10/2020
Berita
Beredar cuitan Twitter yang mengatasnamakan akun Twitter Donald Trump. Dengan klaim “Darah saya adalah vaksinnya,”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut tidak benar. Melansir dari Snopes pada bulan Oktober 2020, berita tentang Presiden AS Donald Trump tertular COVID-19 menyebabkan gebrakan di mana-mana dan membuat semua orang terpaku di layar mereka atau di media sosial tentang berita pembaharuan kesehatannya. Trump menjalani perawatannya di Pusat Medis Militer Nasional Walter Reed dan kembali ke Gedung Putih empat hari setelah dirawat.
Di tengah hal tersebut banyak juga berita palsu yang beredar secara online Salah satunya adalah tangkapan layar tweet dari akun Donald Trump yang berbunyi, “Darahku adalah vaksinnya !!!,” Dan anehnya, itu adalah tweet palsu, tweet tersebut diedit oleh seseorang untuk menyampaikan klaim palsu tentang Presiden AS. Tweet tersebut tidak pernah dibuat dari akunnya dan kemungkinan besar merupakan karya edit yang menjadi viral.
Pengguna media sosial menganggap postingan ini masuk akal karena beredar pada waktu yang sama Trump memposting lusinan pesan di Twitter, beberapa di antaranya berisi pernyataan yang meragukan tentang COVID-19, seperti pada tanggal 6 Oktober 2020, Trump mentweet bahwa “COVID-19 kurang mematikan daripada flu,” Twitter menyembunyikan tweet tersebut sehingga pemirsa harus mengklik “lihat” untuk membacanya. Peringatan sekarang juga dilampirkan: “Tweet ini melanggar Peraturan Twitter tentang penyebaran informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya terkait dengan COVID-19. Namun, Twitter telah menetapkan bahwa mungkin demi kepentingan publik agar Tweet tetap dapat diakses”.
Beberapa outlet berita juga menerbitkan artikel tentang beragam tweet yang di posting Trump, namun tidak menyebutkan diantaranya satupun tweet “Darahku adalah vaksinnya !!!,” Tweet ini tidak muncul di timeline Trump dan bahkan tidak ada di arsip. Sepertinya itu dibuat sebagai lelucon yang menjadi viral, di tengah banyaknya tweet yang dibuat Presiden AS saat itu.
Dengan demikian, postingan Trump dengan tweet “Darahku adalah vaksinnya !!!,” tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan. Faktanya, tweet dan klaim tersebut tidak pernah dibagikan dan bukanlah pesan asli dari akun twitter Trump.
Di tengah hal tersebut banyak juga berita palsu yang beredar secara online Salah satunya adalah tangkapan layar tweet dari akun Donald Trump yang berbunyi, “Darahku adalah vaksinnya !!!,” Dan anehnya, itu adalah tweet palsu, tweet tersebut diedit oleh seseorang untuk menyampaikan klaim palsu tentang Presiden AS. Tweet tersebut tidak pernah dibuat dari akunnya dan kemungkinan besar merupakan karya edit yang menjadi viral.
Pengguna media sosial menganggap postingan ini masuk akal karena beredar pada waktu yang sama Trump memposting lusinan pesan di Twitter, beberapa di antaranya berisi pernyataan yang meragukan tentang COVID-19, seperti pada tanggal 6 Oktober 2020, Trump mentweet bahwa “COVID-19 kurang mematikan daripada flu,” Twitter menyembunyikan tweet tersebut sehingga pemirsa harus mengklik “lihat” untuk membacanya. Peringatan sekarang juga dilampirkan: “Tweet ini melanggar Peraturan Twitter tentang penyebaran informasi yang menyesatkan dan berpotensi berbahaya terkait dengan COVID-19. Namun, Twitter telah menetapkan bahwa mungkin demi kepentingan publik agar Tweet tetap dapat diakses”.
Beberapa outlet berita juga menerbitkan artikel tentang beragam tweet yang di posting Trump, namun tidak menyebutkan diantaranya satupun tweet “Darahku adalah vaksinnya !!!,” Tweet ini tidak muncul di timeline Trump dan bahkan tidak ada di arsip. Sepertinya itu dibuat sebagai lelucon yang menjadi viral, di tengah banyaknya tweet yang dibuat Presiden AS saat itu.
Dengan demikian, postingan Trump dengan tweet “Darahku adalah vaksinnya !!!,” tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan. Faktanya, tweet dan klaim tersebut tidak pernah dibagikan dan bukanlah pesan asli dari akun twitter Trump.
Rujukan
(GFD-2020-5269) [SALAH] Perusakan Alat Musik Ketipung oleh Petugas Polri saat Pembubaran Pertunjukan Musik di Klaten.
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/10/2020
Berita
Beredar video dari akun Facebook bernama Hendra AR mengenai perusakan alat musik ketipung saat pembubaran pertunjukan musik di Desa Jogoprayan, Kecamatan Gantiwarno, Kabupaten Klaten oleh anggota polisi pada hari Minggu, 4 Oktober 2020.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, video tersebut tidak benar. Melansir dari JawaPos.com, Kapolres Klaten AKBP Edy Suranta Sitepu telah melakukan klarifikasi kepada petugas piket Polsek Gantiwarno, pemilik alat musik ketipung yakni Eka, dan Hendra, pemilik akun Facebook yang mengunggah informasi soal perusakan alat musik ke media sosial dan dihadiri oleh Perwakilan paguyuban Seniman Kabupaten Klaten (SEKATEN) Bapak Kombang pada hari Senin, 5 Oktober 2020 di Mapolsek Gantiwarno.
Dalam klarifikasi tersebut pemilik ketipung, Eka mengungkapkan jika alat musiknya rusak akibat dirobeknya sendiri. Tetapi saat pengambilan alat musik yang sempat disita di Mapolsek Gantiwarno, dia tidak melihat kondisinya. Eka baru mengetahui jika alat musik ketipungnya terdapat robekan kecil saat sudah berada di rumahnya.
Mengetahui robekan kecil itu, Eka pun merasa alat musik tersebut tidak bisa digunakan secara maksimal lagi. Dia pun merusak alat musiknya sendiri dengan merobek pada bagian kulit. Saat itu Eka merasa kesal dan foto alat musik yang rusak itu dijadikan status dalam aplikasi WhatsApp (WA).
Sementara itu, Hendra selaku pemilik akun Facebook yang mengunggah informasi tersebut mengaku memang mengambil foto dari status milik Eka. Selanjutnya diunggah di akun Facebook dengan nama Hendra AR. Diakui Hendra, dia tidak melakukan konfirmasi terhadap status milik Eka sehingga tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Pembubaran pertunjukan musik itu sebenarnya terjadi pada hari Minggu, 4 Oktoer 2020 pukul 20.30, di Dusun Karanggumuk, Desa Jogoprayan. Berawal dari patroli gabungan Rayon Jogonalan yang menerima informasi jika ada kegiatan orgen tunggal tanpan izin. Bahkan tidak mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Sehingga dilakukan upaya pembubaran.
Petugas juga melakukan upaya lainnya dengan mengamankan alat musik berupa organ dan ketipung. Termasuk memanggil penyelenggara dan pemilik alat orkes dengan membuat surat pernyataan untuk tidak lagi mengadakan acara hiburan tanpa izin. Kemudian,pada malam itu juga polsek menyerahkan alat musik kepada pemilik.
Atas perbuatan itu, Eka dan Hendra kemudian meminta maaf karena sudah menyebarkan informasi tidak benar yang menyudutkan anggota polisi. Mereka menyatakan siap untuk mematuhi protokol kesehatan dan peraturan perundang-undangan lainnya terkait gelaran musik di masa pandemi Covid-19.
Dengan demikian, video perusakan alat musing ketipung oleh kepolisian Klaten tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan. Faktanya, tidak ada perusakan alat musik ketipung oleh pihak kepolisian.
Dalam klarifikasi tersebut pemilik ketipung, Eka mengungkapkan jika alat musiknya rusak akibat dirobeknya sendiri. Tetapi saat pengambilan alat musik yang sempat disita di Mapolsek Gantiwarno, dia tidak melihat kondisinya. Eka baru mengetahui jika alat musik ketipungnya terdapat robekan kecil saat sudah berada di rumahnya.
Mengetahui robekan kecil itu, Eka pun merasa alat musik tersebut tidak bisa digunakan secara maksimal lagi. Dia pun merusak alat musiknya sendiri dengan merobek pada bagian kulit. Saat itu Eka merasa kesal dan foto alat musik yang rusak itu dijadikan status dalam aplikasi WhatsApp (WA).
Sementara itu, Hendra selaku pemilik akun Facebook yang mengunggah informasi tersebut mengaku memang mengambil foto dari status milik Eka. Selanjutnya diunggah di akun Facebook dengan nama Hendra AR. Diakui Hendra, dia tidak melakukan konfirmasi terhadap status milik Eka sehingga tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
Pembubaran pertunjukan musik itu sebenarnya terjadi pada hari Minggu, 4 Oktoer 2020 pukul 20.30, di Dusun Karanggumuk, Desa Jogoprayan. Berawal dari patroli gabungan Rayon Jogonalan yang menerima informasi jika ada kegiatan orgen tunggal tanpan izin. Bahkan tidak mematuhi protokol pencegahan Covid-19. Sehingga dilakukan upaya pembubaran.
Petugas juga melakukan upaya lainnya dengan mengamankan alat musik berupa organ dan ketipung. Termasuk memanggil penyelenggara dan pemilik alat orkes dengan membuat surat pernyataan untuk tidak lagi mengadakan acara hiburan tanpa izin. Kemudian,pada malam itu juga polsek menyerahkan alat musik kepada pemilik.
Atas perbuatan itu, Eka dan Hendra kemudian meminta maaf karena sudah menyebarkan informasi tidak benar yang menyudutkan anggota polisi. Mereka menyatakan siap untuk mematuhi protokol kesehatan dan peraturan perundang-undangan lainnya terkait gelaran musik di masa pandemi Covid-19.
Dengan demikian, video perusakan alat musing ketipung oleh kepolisian Klaten tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan. Faktanya, tidak ada perusakan alat musik ketipung oleh pihak kepolisian.
Rujukan
(GFD-2020-5268) [SALAH] Akbar Alamsyah Korban Aksi Demo Omnibus Law
Sumber: facebook.comTanggal publish: 16/10/2020
Berita
Melalui media sosial Facebook, pemilik akun Alzam Taufiqi Cuex mengunggah sebuah foto yang memvisualisasikan Akbar Alamsyah dengan narasi “SELAMAT JALAN SODARAKU YANG MEMBELA NEGRI INI SAMAPI TITIK PENGHABISAN KAMULAH PAHLAWAN OMNIBUSLOW ULAH SETAN YANG MENYERUPAI MANUSIA YANG ADA DI WAKIL RAKYAT SEMUGA HUSNOLHOTIMAH”.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran melalui mesin pencarian milik Google, terkait dengan konten yang ditampilkan dalam unggahan tersebut diketahui tidak mewakili konteks yang diberitakan. Foto pada unggahan tersebut diketahui merupakan foto dari Akbar Alamsyah korban aksi demo menolak Revisi UU KPK yang telah disahkan DPR dan RUU KUHP pada 25 September 2019 lalu.
Berdasarkan pada seluruh referensi yang ada, klaim foto Akbar Alamsyah korban demo Omnibus Law itu termasuk hoaks dengan kategori konten yang salah.
Berdasarkan pada seluruh referensi yang ada, klaim foto Akbar Alamsyah korban demo Omnibus Law itu termasuk hoaks dengan kategori konten yang salah.
Rujukan
(GFD-2020-5267) [SALAH] Dinkes Bantul Keluarkan Surat Penutupan Sementara KYKU Production Sablon
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 16/10/2020
Berita
Beredar narasi melalui aplikasi Whatsapp yang menyatakan bahwa kini pemerintah dapat memantau semua aktivitas telepon dan media sosial milik masyarakat 100%. Lewat narasi tersebut, dikatakan bahwa seluruh aktivitas telepon dan media sosial dapat disadap pemerintah.
Hasil Cek Fakta
Dari penelusuran yang dilakukan, ditemukan bahwa hoaks mengenai penyadapan oleh pemerintah tersebut adalah hoaks lama yang kembali beredar. Hoaks yang persis sama tentang penyadapan oleh pemerintah sebelumnya telah diklarifikasi oleh Kominfo pada Agustus 2018.
Melalui wawancara bersama cnnindonesia, pakar siber, Ruby Alamsyah mengatakan bahwa BSSN (Badan Sandi dan Siber Negara), dibentuk sebagai penopang utama kedaulatan keamanan siber di Indonesia, terkhusus pada koordinasi antar lembaga yang berinfrastruktur IT. Dan lagi, BSSN menegaskan bahwa penegak hukum tidak akan melakukan penyadapan dengan sembarangan. Ada proses hukum yang harus ditempuh terkait hal tersebut.
Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa narasi tentang penyadapan yang dilakukan pemerintah pada aktivitas telepon dan media sosial masyarakat adalah hoaks, dengan kategori fabricated content atau konten palsu.
Melalui wawancara bersama cnnindonesia, pakar siber, Ruby Alamsyah mengatakan bahwa BSSN (Badan Sandi dan Siber Negara), dibentuk sebagai penopang utama kedaulatan keamanan siber di Indonesia, terkhusus pada koordinasi antar lembaga yang berinfrastruktur IT. Dan lagi, BSSN menegaskan bahwa penegak hukum tidak akan melakukan penyadapan dengan sembarangan. Ada proses hukum yang harus ditempuh terkait hal tersebut.
Dari hasil penelusuran yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa narasi tentang penyadapan yang dilakukan pemerintah pada aktivitas telepon dan media sosial masyarakat adalah hoaks, dengan kategori fabricated content atau konten palsu.
Rujukan
- https://m.medcom.id/telusur/cek-fakta/GNlqXDVb-cek-fakta-pemerintah-sadap-telepon-dan-medsos-semua-warga-ini-faktanya
- https://aktual.com/badan-siber-bantah-pantau-telepon-dan-konten-sosmed-masyarakat/
- https://tekno.kompas.com/read/2018/08/30/09273727/telepon-disadap-dan-chat-di-whatsapp-dipantau-pemerintah-hoaks-atau-fakta?page=all
- https://m.cnnindonesia.com/nasional/20180104075244-20-266603/membongkar-tugas-utama-badan-siber-dan-sandi-negara
Halaman: 4584/5338