• (GFD-2020-8426) Keliru, Paus Fransiskus Sebut Vaksin Covid-19 Tiket Masuk Surga

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/12/2020

    Berita


    Klaim bahwa Paus Fransiskus menyatakan vaksin Covid-19 bakal diperlukan untuk masuk surga beredar di media sosial. Klaim ini terdapat dalam gambar tangkapan layar sebuah artikel yang berjudul "Pope Francis Says Covid Vaccine Will Now Be Required To Enter Heaven" yang dimuat pada 30 November 2020.
    Di Facebook, gambar tangkapan layar tersebut dibagikan salah satunya oleh akun Yoez Rusnika, yakni pada 6 Desember 2020. Akun ini menulis narasi, "Selain digunakan sebagai tiket masuk pertunjukkan, pesawat dan kegiatan sosial lainnya, vaksin juga bisa dipakai sebagai tiket masuk surga .. OMG."
    Akun tersebut juga mencantumkan tautan artikel dari situs Cnmnewz.com yang memuat judul serupa dengan judul artikel dalam gambar di atas. Menurut situs ini, informasi tersebut berasal dari situs The Babylon Bee. Tampilan situs itu sama dengan yang terlihat dalam gambar unggahan akun Yoez Rusnika.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Yoez Rusnika pada 6 Desember 2020 yang memuat klaim keliru tentang Paus Fransiskus dan vaksin Covid-19

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memeriksa situs yang memuat artikel dalam gambar tangkapan layar tersebut, yakni The Babylon Bee. Hasilnya, ditemukan informasi bahwa situs tersebut merupakan situs satire yang kerap menulis hal-hal tentang Kristen, politik, dan kehidupan sehari-hari.
    Di halaman "About Us" The Babylon Bee, mereka menyatakan, "The Babylon Bee adalah situs satire terbaik di dunia, sama sekali tidak salah dalam semua klaim kebenarannya. The Babylon Bee diciptakan oleh ex nihilo pada hari ke-8 dalam pekan penciptaan, tepat 6 ribu tahun yang lalu. Jika Anda ingin mengeluh tentang sesuatu di situs kami, sampaikan kepada Tuhan."
    Selain artikel di The Babylon Bee, tidak ditemukan berita di media kredibel yang memuat pernyataan yang diklaim berasal Paus Fransiskus bahwa "vaksin Covid-19 adalah tiket masuk surga". The Babylon Bee mengklaim pernyataan itu disampaikan dalam sebuah pengumuman resmi pada akhir November 2020. Namun, sepanjang November 2020, Kantor Pers Takhta Suci Vatikan tidak pernah mengeluarkan siaran pers tentang pernyataan itu.
    Situs pemeriksa fakta Check Your Fact, yang telah memverifikasi klaim itu, juga menyatakan bahwa ini bukan pertama kalinya pengguna media sosial menganggap artikel dari The Babylon Bee itu sebagai fakta. Sama seperti sebelumnya, menurut Check Your Fact, beberapa pengguna media sosial pun menganggap artikel satire terkait Paus Fransiskus itu benar adanya.
    Paus Fransiskus dan vaksin Covid-19
    Dilansir dari Reuters, pada 25 September 2020, dalam video pidatonya di depan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Paus Fransiskus memperingatkan para pemimpin dunia agar memberikan prioritas kepada masyarakat miskin dan kelompok rentan apabila vaksin Covid-19 telah dinyatakan siap.
    Paus mengatakan pandemi yang terjadi di seluruh dunia telah menunjukkan adanya kebutuhan yang mendesak dalam mempromosikan kesehatan masyarakat dan memastikan akses ke vaksin. “Jika ada yang diberi preferensi, biarlah yang termiskin, paling rentan, mereka yang sering mengalami diskriminasi, karena mereka tidak memiliki kekuatan atau sumber daya ekonomi,” katanya.
    Menurut Paus, negara-negara kaya seharusnya tidak menimbun vaksin Covid-19. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah memperingatkan adanya "nasionalisme vaksin", dan mendesak seluruh negara bergabung dalam pakta global untuk berbagi calon vaksin dengan negara-negara berkembang.
    Berdasarkan arsip berita Tempo pada 4 Mei 2020, Paus Fransiskus menyerukan agar seluruh ilmuwan bekerja sama menemukan vaksin Covid-19 dan dibagikan kepada semua orang di seluruh dunia. Dalam pidatonya dari perpustakaan kepausan ketika itu, Paus mendorong kerja sama internasional untuk menangani krisis dan memerangi Covid-19 yang telah menginfeksi jutaan orang.
    "Faktanya, penting untuk menyatukan kemampuan ilmiah, secara transparan dan tidak memihak untuk menemukan vaksin dan perawatan," katanya seperti dikutip dari Reuters pada 3 Mei 2020. “Adalah penting untuk menjamin akses universal ke teknologi penting yang memungkinkan setiap orang yang terinfeksi, di setiap bagian dunia, untuk menerima perawatan medis yang diperlukan."

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa Paus Fransiskus menyebut vaksin Covid-19 adalah tiket masuk surga, keliru. Klaim ini berasal dari artikel yang ditulis oleh situs The Babylon Bee, yang merupakan situs satire. Tidak ditemukan pemberitaan dari media kredibel maupun Kantor Pers Takhta Suci Vatikan bahwa Paus Fransiskus pernah menyatakan hal tersebut.
    ZAINAL ISHAQ
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8425) Keliru, Vaksin Covid-19 Ubah DNA dan Sebabkan Cacat Genetik Seumur Hidup

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/12/2020

    Berita


    Klaim bahwa vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA orang yang mendapatkan vaksin tersebut, kemudian menyebabkan cacat genetik seumur hidup, beredar di Facebook. Narasi ini diunggah salah satunya oleh akun Amir Hasanudin, tepatnya pada 19 Desember 2020. Klaim itu beredar ketika sejumlah negara telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19. Inggris, Amerika Serikat, dan Swiss misalnya, telah mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin Pfizer  dan BioNTech.
    “Saat kau disuntik vaksin covid-19, maka DNA-mu akan berubah, kau akan mengalami cacat genetik yg serius seumur hidup, tdk ada ahli kesehatan manapun yg akan sanggup menolongmu, Bahkan tdk hny itu kau menderita cacat genetik yg permanen yg akan kau turunkan kpd generasimu... Padahal kita tdk tahu, DNA apa yg akan ditambahkan ke DNA kita, saat kita disuntik vaksin itu,DNA/RNA babikah, monyetkah, tikuskah...?” demikian sebagian narasi yang ditulis oleh akun tersebut.
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Facebook Amir Hasanudin yang memuat klaim keliru terkait vaksin Covid-19.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan penelusuran Tim CekFakta Tempo, cara kerja vaksin tidak serta-merta memasukkan DNA/RNA milik hewan lain ke dalam tubuh manusia. Karena itu, vaksin tidak bisa mengubah DNA seseorang dan menyebabkan cacat genetik seumur hidup. Pembuatan vaksin membutuhkan penelitian yang panjang dan melalui prosedur tahap uji yang ketat untuk memastikan tingkat efektivitas dan keamanannya pada manusia.
    Vaksin telah menyelamatkan banyak nyawa dari wabah penyakit. Misalnya, program imunisasi campak pada 2000-2008 yang menurunkan jumlah penderita campak. Padahal, campak adalah penyakit yang diakibatkan oleh virus yang sangat menular, ditandai dengan demam dan timbulnya ruam merah pada kulit, yang dapat menimbulkan kematian bila menyerang seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah. Secara global, sekitar 78 persen kematian bisa ditekan, dari semula 750 ribu menjadi 164 ribu kematian per tahun setelah vaksinasi.
    Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) menjelaskan seluruh vaksin mengandung bakteri, virus, atau komponen lainnya yang dengan kemajuan teknologi sudah dikendalikan. Vaksin mengandung antigen yang sama dengan antigen yang menyebabkan penyakit. Namun, antigen yang ada di dalam vaksin tersebut sudah dikendalikan (dilemahkan). Karena itu, pemberian vaksin tidak menyebabkan seseorang menderita penyakit seperti jika orang tersebut terpapar/terpajan dengan antigen yang sama secara alamiah.
    Tujuan utama dari semua jenis vaksin adalah merangsang sistem kekebalan dalam tubuh seseorang untuk melawan antigen. Dengan demikian, apabila antigen tersebut menginfeksi kembali, reaksi imun pertahanan tubuh untuk melawan setiap benda asing atau organisme, misalnya bakteri, virus, organ, atau jaringan transplantasi, yang lebih kuat akan timbul.
    Badan pengawas obat dan makanan setiap negara harus menjamin bahwa setiap vaksin yang beredar di pasaran serta dimanfaatkan oleh program imunisasi dan masyarakat harus aman. Beberapa vaksin memang memiliki efek samping ringan yang umum terjadi, seperti demam, lemas, atau timbul alergi karena tidak cocok dengan antigen tertentu. Sebagian besar gejala-gejala ini bisa disembuhkan.
    Vaksin Covid-19
    Dikutip dari jurnal sains Nature edisi 11 Desember 2020, Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) telah memberikan izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 yang dibuat oleh Pfizer bersama BioNTech. Keputusan ini didasarkan pada data lebih dari 43 ribu relawan yang telah menerima suntikan vaksin kedua.
    Analisis terhadap 170 kasus pertama Covid-19 dalam kelompok tersebut menunjukkan bahwa vaksin ini 95 persen efektif mencegah infeksi SARS-CoV-2, virus Corona penyebab Covid-19, yang bergejala. Hasil uji coba tersebut telah dipublikasikan pada 10 Desember 2020 di The New England Journal of Medicine.
    Vaksin itu disebut aman, di mana uji coba menemukan efek samping yang umum terjadi, seperti kelelahan, sakit kepala, dan demam. Ditemukan pula empat kasus bell's palsy, suatu kondisi yang secara sementara melemahkan beberapa otot di wajah, di antara mereka yang menerima vaksin. Tapi FDA tidak bisa secara pasti mengaitkan kondisi tersebut dengan vaksin.
    Sedangkan di Indonesia, efek samping yang muncul dalam uji klinis vaksin Sinovac adalah demam pada sekitar 20 persen relawan yang diimunisasi. Namun, demam ini sembuh dalam dua hari. “Panas tubuhnya ada yang demam hingga lebih dari 37,5 derajat Celsius,” kata Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Sinovac dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil, pada 27 November 2020 seperti dikutip dari Tempo.
    Meski begitu, penggunaan darurat vaksin Sinovac masih harus mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin tersebut baru dikeluarkan setelah BPOM mendapatkan hasil pengamatan uji klinis vaksin Sinovac di Indonesia selama tiga bulan. Merujuk pada pedoman WHO, izin penggunaan dalam keadaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dapat diberikan jika keampuhan vaksin mencapai minimal 50 persen selama periode itu.
    Pendapat para ahli
    Dikutip dari kantor berita Reuters, Mark Lynas dari grup Alliance for Science Universitas Cornell mengatakan tidak ada vaksin yang dapat memodifikasi DNA manusia secara genetik. “Itu hanya mitos, yang sering disebarkan secara sengaja oleh aktivis anti vaksinasi sehingga sengaja menimbulkan kebingungan dan ketidakpercayaan,” ujarnya.
    Menurut dia, modifikasi genetik akan melibatkan penyisipan DNA asing yang disengaja ke dalam inti sel manusia. Hal ini bukan cara kerja vaksin, sebab vaksin bekerja dengan melatih sistem kekebalan untuk mengenali patogen (penyakit) saat mencoba menginfeksi tubuh. Sebagian besar caranya dilakukan dengan menyuntikkan antigen virus atau virus hidup yang dilemahkan yang merangsang respons kekebalan melalui produksi antibodi.
    Lynas menambahkan DNA yang terkandung dalam vaksin DNA pun tidak masuk atau menyatu ke dalam inti sel, sehingga tidak mungkin memicu modifikasi genetik. Apabila sel dalam tubuh membelah, mereka hanya akan menyertakan DNA alami seseorang, tidak melibatkan DNA dari vaksin.
    Paul McCray, profesor pediatri, mikrobiologi, dan penyakit dalam di Universitas Iowa, menjelaskan vaksin Covid-19 menggunakan protein utama, yakni protein spike (S) dari virus yang digunakan, untuk meningkatkan sistem kekebalan. Protein ini dapat diberikan sebagai vaksin dalam sejumlah bentuk: sebagai virus yang tidak aktif (mati) atau sebagai protein yang diekspresikan dalam vektor DNA/RNA yang akan memicu sel-sel membuat protein tersebut.
    Jadi, satu-satunya modifikasi pada inang adalah dengan merangsang sel-sel manusia untuk membuat protein tersebut. Selanjutnya, itu dapat menjadi antibodi dan sel T yang akan mencegah infeksi virus atau membunuh sel yang terinfeksi untuk mencegah atau mengurangi keparahan penyakit.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA orang yang mendapatkan vaksin tersebut, kemudian menyebabkan cacat genetik seumur hidup, keliru. Cara kerja vaksin adalah dengan menyuntikkan antigen virus atau virus hidup yang telah dilemahkan dengan tujuan merangsang respons kekebalan tubuh terhadap virus tersebut melalui produksi antibodi. DNA yang terkandung dalam vaksin DNA pun tidak masuk atau menyatu ke dalam inti sel manusia, sehingga tidak mungkin memicu modifikasi genetik. Pembuatan vaksin sendiri melalui berbagai tahap uji yang ketat untuk memastikan efektivitas dan tingkat keamanannya pada manusia. Beberapa vaksin sebelumnya, seperti vaksin cacar, terbukti dapat menurunkan tingkat kematian.
    IKA NINGTYAS
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8424) Keliru, Klaim Ini Video Pawai Kemenangan Gibran di Pilkada Solo

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 21/12/2020

    Berita


    Video yang diklaim sebagai video pawai kemenangan Gibran Rakabuming Raka, putra Presiden Joko Widodo atau Jokowi, dalam Pilkada Solo 2020 beredar di Twitter. Dalam video itu, terlihat ratusan orang berpakaian hitam dan merah yang memenuhi sebuah jalan dengan mobil dan motor mereka. Terdengar pula suara knalpot motor yang dimainkani. Pada mobil yang terlihat berada di depan rombongan, terdapat tulisan "PDI Perjuangan" serta gambar banteng merah.
    Salah satu akun yang mengunggah video berdurasi 30 detik tersebut adalah akun @NoJoko54, tepatnya pada 13 Desember 2020. Akun ini pun menulis narasi sebagai berikut: "No one said anything about the crowd celebrated @jokowi’s son ‘election win’." Jika diterjemahkan, narasi itu berbunyi: "Tidak ada yang berkomentar apa pun tentang kerumunan yang merayakan "kemenangan pemilu" putra @Jokowi."
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @NoJoko54 yang berisi klaim keliru terkait video yang diunggahnya.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim tersebut, Tim CekFakta Tempo mula-mula meneliti konten video itu untuk mendapatkan petunjuk lain. Lewat cara ini, ditemukan bahwa pada detik ke-2 video tersebut, terlihat tulisan "Jokowi Amin Indonesia Maju" di bawah lampu depan mobil sedan hitam yang memimpin rombongan.
    Tempo kemudian mengambil gambar tangkapan layar video itu dan menelusuri jejak digitalnya denganreverse image toolYandex. Hasilnya, ditemukan bahwa video itu telah beredar sejak 2019 lalu, jauh sebelum digelarnya Pilkada Solo 2020 pada 9 Desember kemarin.
    Video ini pernah diunggah oleh kanal YouTube  Ilandhie Sejuk pada 9 April 2019. Dalam video itu, tercantum pula tanggal "09-04-2019". Video tersebut diberi judul "Kampanye PDIPerjuangan || SEJAWA tengah || solo SLIWEDARI”. Dalam kolom keterangan, tertulis pula “Kampanye PDI Perjuangan sejawa tengah pertemuan jokowi ma’ruf di SLIWEDARI”.
    Video tersebut juga pernah diunggah oleh kanal YouTube  Bersabarlah pada 11 April 2019. Video ini diberi judul “Kampanye pilpres 2019 jokowi amin | keren | cantik | seksi | surakarta | jogja”.
    Untuk memastikan informasi tersebut, Tempo menulusuri pemberitaan dengan memasukkan kata kunci "kampanye Jokowi di Sriwedari". Dilansir dari Liputan6.com, pada 9 April 2019 sore, calon presiden nomor urut 01, Jokowi, memang menggelar kampanye terbuka di Stadion Sriwedari, Solo. Dalam kampanye di kampung halamannya itu, ia bercerita soal pengalamannya menjadi Wali Kota Solo hingga menjadi presiden.
    Kampanye terbuka di Stadion Sriwedari itu dihadiri ribuan simpatisan, pendukung, dan relawan pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin. Kampanye tersebut juga dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputi, politikus PDIP Puan Maharani, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir, ustaz Yusuf Mansyur, dan tokoh pimpinan partai politik lainnya.
    Jokowi dan istrinya, Iriana, datang dengan menaiki kereta kuda. Jokowi dan Iriana berangkat dari rumah dinas Wali Kota Solo Loji Gandrung yang berjarak sekitar 200 meter dari Stadion Sriwedari. Setelah tiba di stadion, Jokowi yang didampingi Iriana dan Megawati menuju bagian depan panggung. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun menyalami dan menyapa ribuan simpatisan dan pendukungnya yang telah datang ke stadion sejak siang hari.
    Kampanye terbuka Jokowi di Stadion Sriwedari ini juga diberitakan oleh Republika.co.id pada 9 April 2019. Menurut laporan Republika.co.id, para pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 01, Jokowi-Ma'ruf Amin telah memadati Stadion Sriwedari untuk mengikuti Rapat Umum Terbuka Solo Bersatu sejak pukul 14.00 WIB.
    Sebagian besar peserta mengenakan baju berwarna merah. Ada pula yang mengenakan baju berwarna putih. Sejumlah peserta kampanye juga membawa bendera partai politik pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin. Para peserta tersebut berasal dari kabupaten/kota di sekitar Solo serta wilayah lain di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa video tersebut adalah video pawai kemenangan Gibran di Pilkada Solo keliru. Video itu bukan video perayaan kemenangan Gibran dalam Pilkada Solo yang digelar pada 9 Desember 2020 lalu, melainkan video pawai para pendukung calon presiden dan calon wakil presiden Jokowi-Ma'ruf Amin pada 9 April 2019, jauh sebelum digelarnya Pilkada Solo 2020. Pada 9 April 2019, memang dilaksanakan kampanye terbuka Jokowi di Stadion Sriwedari, Solo.
    JESSICA ELAINE | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik, atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan

  • (GFD-2020-8423) Sesat, Bansos Beras di Foto Ini yang Disebut Operasi Intelijen Polisi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 18/12/2020

    Berita


    Foto yang memperlihatkan bungkusan plastik berisi beras dengan tulisan "Bantuan Sosial" beredar di Twitter. Di atas tulisan tersebut, terdapat tiga logo, yakni logo TNI, logo Polri, dan logo sebuah lembaga. Bansos itu disebut sebagai bentuk operasi intelijen polisi. Klaim yang menyertai foto tersebut juga mengaitkan bansos ini dengan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
    Akun yang membagikan foto beserta klaim itu adalah akun @umaralims, tepatnya pada 14 Desember 2020. Akun ini menulis, "Beredar Operasi Intelegen. Bismillah alhamdulillah atas pertolongan Allah , barusan ada INTEL Polri datang 3 orang ke Pesantren bawa bantuan beras cerita bla bla bla sedorkan selembar kertas minta tanda tangan dan pernyataan sikap tentang HRS dividiokan tp ana menolak."
    Gambar tangkapan layar unggahan akun Twitter @umaralims yang berisi klaim menyesatkan soal bansos beras.

    Hasil Cek Fakta


    Berdasarkan verifikasi Tim CekFakta Tempo, bansos berupa beras yang terlihat dalam foto tersebut bukanlah bentuk operasi intelijen polisi. Bansos itu merupakan bansos dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19. Yayasan ini menyebarkan bansos Covid-19 tersebut lewat 34 kepolisian daerah di seluruh provinsi di Indonesia.
    Untuk memeriksa klaim itu, Tempo mula-mula melakukan penelusuran di mesin pencari gambar Google Images dengan kata kunci "bantuan sosial beras TNI Polri". Lewat cara ini, ditemukan sejumlah foto yang memperlihatkan bungkusan bansos berupa beras yang identik dengan yang terlihat dalam unggahan akun @umaralims.
    Kesamaan terlihat pada tulisan "bantuan sosial" yang tercantum pada bungkus bansos serta tiga logo di atas tulisan tersebut. Tiga logo itu terdiri dari logo TNI, logo Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, dan logo Polri.
    Foto yang menunjukkan bungkusan bansos yang identik itu pernah dimuat oleh situs Intelmediabali.id pada 12 Desember 2020. Foto tersebut memperlihatkan penyerahan bansos beras kepada warga di Kecamatan Tejakula, Buleleng, Bali. Menurut situs ini, bantuan tersebut disebarkan lewat kerja sama antara TNI-Polri dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.
    Foto yang memperlihatkan bungkusan bansos yang identik lainnya juga pernah dimuat oleh situs resmi Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam artikelnya pada 8 Desember 2020. Di foto ini, terlihat penyerahan bansos berupa beras dari relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Padang kepada Kepala Sub Bagian Bahan Bakar Minyak dan Pelumas Polda Sumatera Barat Komisaris Basrial.
    Menurut artikel tersebut, Yayasan Buddha Tzu Chi Padang menyerahkan 190 ton beras ke Polda Sumatera Barat pada 3 Desember 2020. Bansos itu akan didistribusikan ke 19 polres di Sumbar. Masing-masing polres mendapatkan 10 ton beras yang bakal disalurkan ke polsek-polsek, yang kemudian membagikannya kepada masyarakat yang membutuhkan.
    Tempo kemudian menelusuri pemberitaan terkait bansos beras dari Yayasan Buddha Tzu Chi yang disebarkan melalui TNI-Polri tersebut. Dilansir dari Kontan, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyumbang beras sebanyak 5 ribu ton untuk disebar ke seluruh Indonesia. Sumbangan ini didistribusikan melalui 34 kepolisian daerah di Indonesia.
    Selain beras, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia akan memberikan bantuan bahan pokok lain, seperti minyak dan gula. Sama seperti beras, sumbangan tersebut juga akan disalurkan melalui kepolisian daerah di 34 provinsi di Indonesia.
    Situs resmi Polri juga pernah memuat artikel tentang pendistribusian bansos Covid-19 ini pada 27 Mei 2020. Artikel itu berisi informasi tentang penyaluran bansos berupa sembako dari Yayasan Buddha Tzu Chi di Kepulauan Riau oleh para personel TNI-Polri.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, klaim bahwa bansos beras dalam foto di atas merupakan bentuk operasi intelijen polisi, menyesatkan. Bansos tersebut memang disalurkan oleh personel TNI-Polri. Namun, bansos itu merupakan bansos dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia bagi warga yang terdampak pandemi Covid-19. Yayasan ini menyebarkan bansos Covid-19 tersebut lewat 34 kepolisian daerah di seluruh provinsi di Indonesia.
    LYDIA FRANSISCA | ANGELINA ANJAR SAWITRI
    Anda punya data/informasi berbeda, kritik atau masukan untuk artikel cek fakta ini? Kirimkan ke cekfakta@tempo.co.id

    Rujukan