• (GFD-2020-4067) [SALAH] Video “DI BALIK COVID-19/CORONA TERNYATA ISI NYA SUDAH HABIS”

    Sumber: youtube.com
    Tanggal publish: 08/06/2020

    Berita

    NARASI:

    “DI BALIK COVID-19/CORONA TERNYATA ISI NYA SUDAH HABIS”

    “Mati coved 19 peti tk boleh di bukak…😁
    Sesudah di bukak peti nya organ tubuh nya habis di ambil..hati” kepada kluarga nya yang meninggal di RS cek dulu mayat nya 😭😭🙏🙏”

    Hasil Cek Fakta

    Namun pasca dilakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa judul dan narasi yang menyebut bahwa organ pasien meninggal Covid-19 diambil adalah tidak benar. Faktanya, kejadian yang menimpa orang dalam video tersebut bukan dikarenakan oleh Covid-19. Melansir dari akun Youtube resmi milik tribunnews.com, pemberitaan terkait video tersebut diunggah pada 23 April 2018 dengan judul “Keluarga Ngamuk dan Minta Organ Dikembalikan, Ternyata Jecky Payow Dibunuh karena hal Sepele”.

    Jika melansir dari akun Youtube milik Tribunnews.com, diketahui bahwa video tersebut tidak berkaitan dengan Covid-19. Sementara melansir dari pemberitaan milik inews.id pada 23 April 2020 diketahui bahwa jenazah dalam video tersebut adalah Geraldy Jecky Payow, warga Mamiri Lama, Kecamatan Poigar, Bolaang Mongondow. Jecky Payow merupakan korban penikaman yang terjadi di sebuah indekos di wilayah Malalayang, Manado, Sulawesi Utara. Korban yang sudah tidak bernyawa, kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk dilakukan autopsi.

    Jika melihat dari pemaparan yang ada, maka unggahan yang menyebut bahwa video jenazah tersebut meninggal akibat virus corona dan diambil organ tubuhnya adalah tidak sesuai dengan fakta. Unggahan tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan. Misleading content sendiri terjadi akibat sebuah konten dibentuk dengan nuansa pelintiran untuk menjelekkan seseorang maupun kelompok. Konten jenis ini dibuat secara sengaja dan diharap mampu menggiring opini sesuai dengan kehendak pembuat informasi.

    Kesimpulan

    Video yang diunggah oleh akun Youtube @SemuaAdadiSini merupakan peristiwa yang terjadi pada tahun 2018. Video tersebut diunggah jauh sebelum virus corona atau Covid-19 muncul.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4066) [SALAH] Panggilan Seleksi Rekrutmen Pertamina Tanggal 7-8 Juni 2020

    Sumber: surat
    Tanggal publish: 08/06/2020

    Berita

    Beredar surat yang diklaim sebagai surat panggilan seleksi rekrutmen PT Pertamina yang akan diadakan pada 7-8 Juni 2020. Disebutkan pula dalam surat seleksi tersebut berlokasi di Gedung Perwira 2 Lantai 1 Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta Pusat.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa Pertamina tidak mengeluarkan surat tersebut. Adapun, pihak Pertamina sudah mengklarifikasinya melalui akun Twitter miliknya, yakni @pertamina.

    Klarifikasi itu disampaikan oleh @pertamina saat menjawab pertanyaan dari salah satu akun Twitter @abigail_mega. Pertamina menyatakan bahwa undangan tes rekruitmen itu merupakan penipuan. “Selamat Siang Sobat @abigail_mega. Terkait undangan tes rekrutmen yang diterima merupakan penipuan yang mengatasnamakan Pertamina. Mohon dapat diabaikan dan berhati-hati terhadap penipuan Sobat. (1/2),” twit @pertamina.

    Adapun, melanjutkan jawabannya, akun @pertamina mengimbau bahwa informasi untuk melamar pekerjaan dapat dilihat di laman resmi milik Pertamina. “Sebagai informasi untuk melamar pekerjaan di Pertamina yaitu melalui registrasi secara online di website resmi https://recruitment.pertamina.com. Terima kasih,” tulis akun tersebut.

    Lalu, saat membuka laman https://recruitment.pertamina.com tidak ditemukan adanya lowongan atau informasi terkait rekutmen tanggal 7-8 Juni 2020.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat dipastikan bahwa surat panggilan tes rekuritmen pada tanggal 7-8 Juni 2020 bukan berasal dari Pertamina dan disinyalir sebagai penipuan. Oleh sebab itu, konten surat tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4065) [SALAH] “Corona Virus adalah BOHONG. bukan dari Virus tapi dari Bakteri. semua ini diketahui oleh negara Itali”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 07/06/2020

    Berita

    ‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️‼️

    TOLONG DIBACA SAMPAI SELESAI HAL DIBAWAH INI (PENTING..!!!).

    Corona Virus adalah BOHONG...bukan dari Virus tapi dari Bakteri....semua ini diketahui oleh negara Itali..setelah mereka MENG-AUTOPSI JENAZAH KORBAN CORONA...

    Ternyata CINA dan WHO menyuruh langsung dikubur dgn ditakut- takuti tertular Covid 19...padahal tujuan mereka supaya mayat tidak diautopsi.....yg berani melakukannya hanya ITALIA..dan ternyata diketahui oleh para ahli kedokteran, penyebabnya kematian adalah oleh bakteri (bukan Virus), dimana bakteri tersebut membuat pembuluh darah melebar dan membeku..maka langsung diketahui obatnya...setelah diminumkan obat tersebut kpd 1400 orang yg positif covid...langsung sembuh (baca dibawah ini akan diberitahu obatnya, ternyata diapotik kita banyak sekali)

    Pantas Presiden Trump mengatakan : WHO menjadi boneka CINA
    (mari kita baca dibawah ini) 👇🏽👇🏽

    CINA dan WHO..BERBOHONGI TENTANG COVID -19

    Cina dan WHO menipu dgn mengatakan bahwa covid 19 adalah Virus dan menganjurkan supaya semua org yg terjangkit utk memakai ventilator (spy semua negara membeli alat ini).
    ‼️WHO melarang semua negara utk melakukan autopsi terhadap mayat Covid dgn alasan akan tertular.

    ‼️‼️Tapi ITALIA tdk perduli, mereka tetap melakukan Autopsi dan mendapatkan kenyataan, ternyata BUKAN VIRUS YG MENYEBABKAN KEMATIAN, TETAPI BAKTERI YG MENYEBABKAN PEMBULUH DARAH MELEBAR DAN MEMBEKU.

    🔥🔥DI ITALIA Obat untuk CORONA VIRUS AKHIRNYA DITEMUKAN

    Dokter Italia, tidak mematuhi hukum kesehatan dunia WHO, untuk tidak melakukan otopsi pada kematian Coronavirus dan mereka menemukan bahwa BUKANLAH VIRUS, tetapi BAKTERI lah yang menyebabkan kematian. Ini menyebabkan gumpalan darah terbentuk dan menyebabkan kematian pasien.

    ‼️Italia mengalahkan apa yang disebut Covid-19, yang tidak lain adalah "Koagulasi intravaskular diseminata" (Trombosis)

    🔻 Dan cara untuk memeranginya, yaitu, penyembuhannya, adalah dengan "antibiotik, anti-inflamasi, dan antikoagulan".

    Berita sensasional ini untuk dunia telah diproduksi oleh dokter Italia dengan melakukan otopsi pada mayat yang meninggal karena Covid-19.

    ‼️Menurut ahli patologi Italia. "Ventilator dan unit perawatan intensif TIDAK PERNAH DI BUTUHKAN”

    Oleh karena itu perubahan protokol pandemi global di Italia, ‼️‼️terungkap, penyembuhan ini, sudah diketahui oleh Negara Cina dan tidak melaporkan hanya UNTUK MELAKUKAN BISNIS.

    (Sumber: Kementerian Kesehatan Italia.)

    catatan :

    Bagikan ini ke seluruh keluarga, lingkungan, kenalan, teman, kolega, rekan kerja ... dll. dll ... dan lingkungannya secara umum ...:

    Jika mereka terkena Covid-19 ... yang bukan Virus seperti yang mereka yakini, tetapi bakteri ... diperkuat dengan radiasi elektromagnetik 5G yang juga menghasilkan peradangan dan hipoksia.

    Mereka akan melakukan hal berikut:
    Mereka akan minum *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol...‼️‼️

    Mengapa? ... karena telah ditunjukkan bahwa apa yang dilakukan Covid-19 adalah menggumpalkan darah, menyebabkan orang tersebut mengembangkan trombosis dan darah tidak mengalir dan tidak mengoksigenasi jantung dan paru-paru dan orang tersebut mati dengan cepat karena tidak bisa bernafas.

    ‼️‼️Di Italia mereka mengacaukan protokol WHO dan melakukan otopsi pada mayat yang meninggal karena Covid-19 ... mereka memotong tubuh, membuka lengan, kaki dan bagian tubuh lainnya dan menyadari bahwa pembuluh darahnya melebar dan membeku, semua pembuluh darah dan arteri dipenuhi dengan trombosis, mencegah darah mengalir secara normal dan membawa oksigen ke semua organ, terutama otak, jantung dan paru-paru, dan pasien akhirnya sekarat,

    Setelah mengetahui diagnosis ini, Kementerian Kesehatan Italia segera mengubah protokol pengobatan Covid-19 ... dan mulai memberikan kepada pasien positif mereka *Aspirin 100mg dan Apronax atau Paracetamol...,

    hasilnya : pasien mulai pulih dan hadir perbaikan dan Departemen Kesehatan merilis dan mengirim pulang lebih dari 14.000 pasien dalam satu hari.

    URGENT: mereka telah berbohong kepada kami, dengan pandemi ini, satu-satunya hal yang dikatakan oleh presiden kami setiap hari adalah data dan statistik tetapi tidak memberikan informasi ini untuk menyelamatkan warga negara, adalah bahwa Ini juga akan terancam oleh para elit? ...
    kita tidak tahu, tiba-tiba semua pemerintah dunia, tetapi Italia melanggar norma ... karena mereka sudah kewalahan dan dalam kekacauan serius karena kematian sehari-hari ..., sekarang WHO. ..akan digugat di seluruh dunia, karena menutupi begitu banyak kematian dan jatuhnya ekonomi banyak negara di dunia ... sekarang dipahami mengapa perintah untuk MEMBEBASKAN atau segera mengubur mayat-mayat tanpa otopsi ... dan menamakannya sebagai sangat berpolusi.
    Di tangan kita untuk membawa kebenaran dan harapan menyelamatkan banyak nyawa ....

    Itulah sebabnya gel anti bakteri bekerja dan klorindioksida ... Seluruh PANDEMI adalah karena mereka ingin vaksinasi dan chip untuk membunuh massa untuk mengendalikan mereka dan mengurangi Populasi Dunia.

    SEMOGA TUHAN MENYELAMATKAN KAMI ujar negara Itali
    💉💉💉💉💉

    Corona aspirin
    Corona Virus Aspirin
    📢📢📢📢📢📢📢📢
    BREAKING NEWS!!!!!!!!!

    Berita gempar Dunia : ITALY telah melakukan proses bedah mayat terhadap pasien Corona yg telah meninggal Dunia, yg mana di katakan seperti Wahyu Besar yg diterima seluruh manusia di Dunia ini.

    Italy telah menjadi Negara Pertama di Dunia yg melakukan Bedah mayat COVID -19 & setelah penyelidikan menyeluruh dibuat, mendapati bahwa Covid-19 BUKAN Virus, tetapi suatu Rahasia yg sangat besar dibongkar, yg mana yg dikatakan virus itu adalah 1 Penipuan Global sangat besar. Yg terjadi sebenarnya, Penderita Covid-19 yg mati adalah di sebabkan oleh "Amplified Global 5G Electro magnetic Radiation (Poison)".

    Dokter di Italy nekat telah Melanggar Undang² WHO, yg mana WHO tidak membenarkan Autopsi (Postmortem) pd mayat orang yg telah mati akibat Virus Corona. Namun begitu, Pakar Pengobatan di Italy telah nekat melakukan Autopsi mayat penderita Covid-19 untuk mengetahui apa sebab sebenarnya kematian setelah beberapa jenis penemuan Saintifik. Dapat dikatakan sepenuhnya bahwa itu bukan Virus, tetapi Bakteri. Yg menyebabkan kematian adalah Bakteri yg menyebabkan pembekuan darah terbentuk di dalam pembuluh darah yaitu gumpalan darah di urat & saraf yg disebabkan oleh Bakteri ini & inilah yg menyebabkan kematian pada pasien.

    Pakar pengobatan Italy telah mengalahkan Virus Covid-19 yg tersebar meluas di seluruh Dunia dengan menyatakan bahwa "tidak lain & tidak bukan puncak kematian pada pasien Covid-19 adalah Berpuncak pada pembekuan phelia-intra vaskular (trombosis) & cara menanganinya adalah dg menyembuhkannya yaitu dg mengambil Obat²an seperti tablet anti biotik, anti-radang & mengambil anti koagulan (aspirin) & ini dapat menyembuhkan pasien yg terkena Virus COVID-19".

    Dengan penemuan ini, maka menunjukkan kepada seluruh Penduduk Dunia bahwa pengobatan bagi penyakit Covid-19 telah di temukan & berita sensasi ini dibagi keseluruh Dunia. Penemuan ini telah disiapkan oleh Pakar & dokter dari Italy dg cara Autopsi (Postmortem) mayat pasien Covid-19. Menurut beberapa Saintis Italy yg lain, Ventilator & ICU tidak pernah diperlukan. Protokol untuk ini kini telah dikeluarkan di Italy.

    Terdapat pendapat umum mengatakan, bahwa China sebenarnya sudah mengetahui tentang penemuan ini tetapi tidak pernah membuat pengumuman terbuka kpd neg lain didunia.

    Dg penemuan ini, info ini dimohon untuk di bagikan kpd semua keluarga, tetangga, kenalan, kawan sekantor agar mereka dapat keluar dari ketakutan Covid-19 & memahami bahwa ini bukan Virus sama sekali tetapi hanya Bakteri yg terkena radiasi 5G. & ini adalah berbahaya bagi org yg mempunyai Immune yg sangat rendah. Juga menyebabkan radang & hipoksia. Mereka yg menjadi korban ini harus mengambil Asprin-100 mg & Apronix atau Paracetamol 650 mg. Kenapa? Kerena telah terbukti bahwa Covid-19 menyebabkan darah membeku yg menyebabkan Trombosis org tsb & disebabkan oleh darah beku di vena & disebabkan oleh otak, jantung & paru² tidak dapat mendapat Oksigen kerena orang tersebut menjadi sukar bernafas & seseorang mati dg cepat kerena Sesak Nafas.

    Dokter di Italy tidak mematuhi Protokol WHO & melakukan bedah mayat yg

    Hasil Cek Fakta

    Beredasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Italia mengetahui Corona Virus adalah bohong bukan dari virus tapi dari bakteri adalah klaim yang salah.

    Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan Italia , dijelaskan bahwa virus korona baru (covid-19) adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

    Covid-19 adalah virus RNA untai positif dengan penampilan seperti mahkota di bawah mikroskop elektron. Orthocoronavirinae subfamili dari keluarga Coronaviridae selanjutnya diklasifikasikan ke dalam empat genera coronavirus (CoV): Alpha-, Beta-, Delta-, dan Gammacoronavirus. Genus Betacoronavirus selanjutnya dibagi menjadi lima subgenera (termasuk Sarbecovirus)

    Virus korona diidentifikasi pada pertengahan 1960-an dan diketahui menginfeksi manusia dan berbagai hewan (termasuk burung dan mamalia). Sel epitel di saluran pernapasan dan saluran pencernaan adalah sel target utama. Sampai saat ini, ada tujuh jenis virus korona yang telah terbukti menginfeksi manusia.

    Merujuk USA Today, setelah virus Korona baru diidentifikasi oleh otoritas Tiongkok pada 7 Januari 2020, sejak itu Kementerian Kesehatan Italia belum mengumumkan penemuan obat atau mengubah pendiriannya tentang apa yang menyebabkan covid-19. Covid-19 dianggap sebagai penyakit yang disebabkan virus dan menjelaskan bahwa antibiotik adalah pengobatan yang tidak efektif karena covid-19 disebabkan oleh virus bukan bakteri.

    Masih dari sumber yang sama, WHO juga tidak melarang otopsi pasien covid-19. WHO dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merilis pedoman bagi petugas kesehatan untuk melakukan otopsi secara aman terhadap pasien COVID-19 yang terkonfirmasi.

    Untuk klaim bahwa “DI ITALIA Obat untuk CORONA VIRUS AKHIRNYA DITEMUKAN dan seterusnya, pada tanggal 26 Mei 2020, sudah pernah dibuatkan artikel periksa fakta di turnbackhoax.id di artikel berjudul “[SALAH] “Italia mengalahkan COVID-19 “Koagulasi intravaskular diseminata” (Trombosis)”.

    Antibiotik, di sisi lain, tidak direkomendasikan pada pasien dengan Covid-19 karena penyakit ini disebabkan oleh virus dan antibiotik digunakan untuk mencegah atau mengobati infeksi bakteri.

    Namun, akan salah untuk menyarankan bahwa perawatan untuk trombosis saja dapat membantu menyembuhkan Covid-19 . Banyak yang masih belum diketahui tentang virus dan sejauh ini tidak ada pengobatan atau antivirus yang telah dikenal luas sebagai efektif terhadap Covid-19.

    Beberapa penelitian memang menemukan pasien Covid-19 yang mengalami trombosis. Namun, menyimpulkan bahwa pasien Covid-19 meninggal hanya karena trombosis keliru. Selain trombosis, pasien Covid-19 kebanyakan meninggal karena pneumonia dan gagal napas.

    Menurut WHO, sekitar 80 persen penderita Covid-19 akan sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit. Tapi satu dari enam penderita bakal mengalami sakit yang parah. Dikutip dari BBC, dalam kasus yang parah ini, virus akan menyebabkan kerusakan pada paru-paru sehingga kadar oksigen dalam tubuh menurun dan membuat penderita sulit bernapas. Untuk meringankan kasus ini, ventilator digunakan untuk mendorong udara, dengan meningkatkan kadar oksigen, ke paru-paru.

    Selain itu, ventilator memiliki pelembab udara, yang menambah panas dan kelembaban pada pasokan udara sehingga sesuai dengan suhu tubuh pasien. Pasien pun diberi obat untuk mengendurkan otot-otot pernapasan sehingga napas mereka dapat sepenuhnya diatur oleh mesin. Pasien dengan gejala lebih ringan dapat diberi corong yang dikenal sebagai ventilasi non-invasif, karena tidak memerlukan pipa internal. Bentuk ventilasi lainnya adalah tekanan saluran napas positif kontinyu (CPAP).

    Dilansir dari India Today, berdasarkan penjelasan para praktisi kesehatan senior, tidak semua pasien Covid-19 membutuhkan ventilator dan ICU. Mereka yang membutuhkan ventilator dan ICU adalah pasien Covid-19 dengan kondisi kritis atau mengalami kegagalan multi-organ. Sergio Harasi, Direktur Unit Operasi Pneumologi Rumah Sakit San Giuseppe Italia, mengatakan, “Sebagian besar kematian Covid-19 disebabkan oleh pneumonia interstisial dan gagal napas. Klaim bahwa pasien tidak seharusnya diintubasi patut dipertanyakan.”
    Corona italy

    Kesimpulan

    Menurut situs resmi Kementerian Kesehatan Italia , dijelaskan bahwa virus korona baru (covid-19) adalah keluarga besar virus yang diketahui menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih serius seperti MERS dan SARS.

    Rujukan

  • (GFD-2020-4064) [SALAH] “Jangan lupa besok mulai aturan Facebook baru di mana mereka dapat menggunakan foto Anda. Jangan lupa batas waktu hari ini!”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 07/06/2020

    Berita

    Beredar postingan Facebook di bulan Juni 2020 mengenai peringatan untuk menuliskan sejumlah pernyataan pribadi lantaran disinyalir Facebook telah membuat aturan baru yang memungkinkan penggunaan data pribadi akun pengguna.

    Berikut kutipan narasinya:

    “PERINGATAN.
    Jangan lupa besok mulai aturan Facebook baru di mana mereka dapat menggunakan foto Anda. Jangan lupa batas waktu hari ini!!! Ini dapat digunakan dalam kasus pengadilan dalam litigasi terhadap Anda. Semua yang pernah Anda posting menjadi publik mulai hari ini - bahkan pesan yang telah dihapus. Tidak ada biaya untuk salinan dan tempel sederhana, lebih baik aman daripada menyesal.
    Saya tidak memberikan Facebook atau entitas yang terkait dengan izin Facebook untuk menggunakan gambar, informasi, pesan, atau postingan saya, baik masa lalu maupun masa depan.
    Dengan pernyataan ini, saya memberikan pemberitahuan kepada Facebook, dilarang secara ketat untuk mengungkapkan, menyalin, mendistribusikan, atau mengambil tindakan lain terhadap saya berdasarkan profil ini dan / atau isi dan informasinya. Pelanggaran privasi dapat dihukum oleh catatan hukum: Facebook sekarang menjadi entitas publik. Semua anggota wajib memposting catatan seperti ini.
    Jika Anda lebih suka, Anda dapat menyalin dan menempel versi ini. Jika Anda tidak menerbitkan pernyataan setidaknya satu kali, itu akan secara tasit memungkinkan penggunaan foto Anda, serta informasi yang terkandung dalam pembaruan status profil. JANGAN BAGIKAN. Salin dan tempel.
    Algoritma baru mereka memilih beberapa orang yang sama - sekitar 25-yang akan membaca postingan Anda.
    Oleh karena itu:
    Tahan jari Anda di mana pun di postingan ini dan "salinan" akan muncul. Klik "salin". Lalu buka halaman Anda, mulai postingan baru dan letakkan jari Anda di mana saja di kolom kosong. "Tempel" akan muncul dan klik tempel
    Ini akan melewati sistem.
    SAYA TIDAK MEMBERI IZIN FACEBOOK UNTUK MEMBAGIKAN APAPUN TENTANG YANG TELAH SAYA LETAK DI SITUS MEREKA,. FOTO, KIRIMAN SAAT INI ATAU LAMA, NOMOR TELEPON ATAU EMAIL.. TIDAK ADA YANG BISA DIGUNAKAN DALAM FORMULIR APAPUN TANPA IZIN SAYA.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, diketahui bahwa informasi tersebut sudah dibantah oleh pihak Facebook. Melalui kanal FBFactnya, pihak Facebook menyatakan bahwa pengguna Facebook memiliki semua konten dan informasi yang sudah diunggah di Facebook.

    “Anda mungkin sudah melihat kiriman yang meminta Anda untuk menyalin dan menempel pemberitahuan untuk mempertahankan kontrol atas hal yang Anda bagikan di Facebook. Jangan percaya itu. Ketentuan kami sangat jelas: Anda memiliki semua konten dan informasi yang Anda kirimkan di Facebook, dan Anda dapat mengontrol bagaimana kiriman tersebut dibagikan melalui privasi dan pengaturan aplikasi. Seperti itu cara kerjanya, dan belum berubah,” tulis Facebook pada kanal FBFact.

    Lalu, penelusuran kepada kebijakan data Facebook pun diketahui bahwa revisi terakhir dibuat pada 19 April 2018. Dengan demikian, belum ada perubahan kebijakan dari Facebook. Adapun, diketahui pula bahwa isu serupa sempat muncul pada tahun 2019.

    Kesimpulan

    Berdasarkan penjelasan tersebut, maka klaim narasi tersebut tidak benar. Oleh sebab itu, konten tersebut masuk ke dalam kategori Fabricated Content atau Konten Palsu.

    Rujukan