• (GFD-2020-5148) [SALAH] “BANSER ADALAH BESANAN DENGAN PKI”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/10/2020

    Berita

    Akun Henra Pratama (fb.com/holakahus.bardrah) mengunggah sebuah gambar yang memuat foto Presiden Joko Widodo dan foto para tenaga medis yang tengah merangkai sebuah kata bertuliskan “B A C O T !”. Terdapat juga narasi “BANSER ADALAH BESANAN DENGAN PKI” di foto itu.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa Presiden Joko Widodo menyatakan Banser adalah besan PKI adalah klaim yang salah.

    Faktanya, gambar itu adalah gambar editan yang didaur ulang. Foto yang digunakan merupakan momen saat Presiden Joko Widodo tengah meresmikan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran (23/7/2020) dan foto tenaga medis merangkai kalimat bertuliskan ‘#STAY AT – HOME – AND – HELP – US – PLEASE’.

    Foto Presiden Jokowi tersebut pernah digunakan oleh medcom.id pada pemberitaan “Jokowi Pastikan RS Darurat Korona Wisma Atlet Siap Digunakan”. Mengutip pada isi berita tersebut, diketahui bahwa orang nomor satu di Indonesia itu tengah meninjau Rumh Sakit Darurat Penanganan Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran. Usai melakukan peninjaun Wisma Atlet, Jokowi diketahui mengadakan konferensi pers yang menyatakan jika Rumah Sakit Darurat Covid-19 Wisma Atlet Kemayoran siap menampung tiga ribu pasien.

    Sementara itu, tenaga medis di bagian bawah gambar itu telah disunting dari foto aslinya. Foto asli salah satunya diunggah oleh akun Twitter Kelinci Paskah yang berisi kampanye sosial media oleh tenaga medis agar tetap berada di rumah selama masa pandemi COVID-19. Pada foto asli yang diunggah pada tanggal 17/03/2020 tenaga medis merangkai kalimat bertuliskan ‘#STAY AT – HOME – AND – HELP – US – PLEASE’. Dalam narasinya, akun Kelinci Paskah mengajak khalayak untuk meringankan beban para petugas medis yang berjuang memerangi virus corona.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5147) [SALAH] “Cina mentargetkan 100 jt penduduk indonesia mati melalui vaksin cina”

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 01/10/2020

    Berita

    Beredar narasi bahwa Cina menargetkan sebanyak 100 juta penduduk Indonesia tewas melalui vaksin. Narasi ini beredar melalui grup WhatsApp.

    Berikut narasi selengkapnya:

    “Hati hati vaksin bisa mwmbunuh jiwa. Cina mentargetkan 100 jt penduduk indonesia mati melalui vaksin cina. Jangan ada yg mao divaksin. Biar cina bangkrut ini bisnis WHO. Yahudi nasoroh cina. Yg jadi tujuan umat islam. Kita wajib waspada. Negara di Rezim jokowi jadi amburadul. Lengserkan jokowi pemimpin keblingeerrrr.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta medcom, klaim bahwa Cina menargetkan 100 juta penduduk Indonesia mati melalui vaksin Cina adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, Pemerintah tidak hanya mengandalkan satu sumber dalam pengadaan vaksin. Selain Sinovac dari Cina, Pemerintah juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain seperti Pfizer, Johnson and Johnson, Astra Zeneca dan Cansino Biologics, juga menjajaki kerja sama dengan perusahaan farmasi lain.

    Selain itu, PT Bio Farma akan memproduksi vaksin jika calon vaksin dari Sinovac dinyatakan lulus uji klinis. Hingga Senin 28 September 2020, dilaporkan uji klinis terhadap calon vaksin Sinovac memasuki tahap ketiga dan berjalan dengan baik.

    “Berdasarkan komunikasi dengan tim uji klinis, Profesor Kusnadi dan juga timnya, kami tadi pagi melakukan rapat dan memperoleh informasi bahwa laporan yang diterima sampai saat ini uji klinis berjalan dengan lancar,” kata Anggota Tim Percepatan Pengembangan Vaksin Covid-19 sekaligus Menteri Luar Negeri Retno Marsudi seperti dilansir Kompas.com, Senin 28 September 2020.

    Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, total jumlah sasaran yang akan diberi vaksin pada tahap awal sebanyak 102,45 juta orang. Mereka ini terdiri dari sejumlah kelompok prioritas.

    “Kelompok pertama, orang yang berada di garda terdepan dalam menangani covid-19. Total orang yang menjadi sasaran pemberian vaksin sebanyak 1,31 juta orang,” tulis CNNIndonesia.com dalam laporannya, Senin 28 September 2020.

    Kelompok kedua, mereka yang memiliki kontak erat dengan pasien covid-19 dengan sasaran sebanyak 50 ribu orang. Ketiga, mereka yang bertugas di bidang pelayanan publik dengan sasaran sebanyak 715 ribu orang. Keempat, masyarakat umum dengan jumlah sasaran sebanyak 92,28 juta orang. Kelima, untuk tenaga pendidik sebanyak 4,36 juta orang.

    “Terakhir, aparatur sipil negara (ASN) hingga lembaga legislatif yang sebanyak 3,72 juta orang,” tulis CNNIndonesia.com masih dalam laporan yang sama.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5146) [SALAH] RUU-145 Melegalkan Pedofilia di California

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 01/10/2020

    Berita

    Akun Twitter @MavericTV (theleftisEvil) yang diunggah pada 2 September 2020, menulis cuitan yang menyebarluaskan informasi bahwa RUU-145, yang baru saja disahkan pada 31 Agustus 2020 tersebut bermaksud untuk melegalkan pedofilia di negara bagian California, Amerika Serikat. Cuitan tersebut telah di-retweets sebanyak 389 kali. Selain itu, terdapat 503 orang yang telah menyukai, diikuti dengan 146 orang memberikan komentar.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelurusan lebih lanjut, dilansir dari portal berita Associated Press, RUU-145 ini tidak melegalkan pedofilia. RUU-145 mengatur tentang statutory rape (hubungan konsensual/non-konsensual dengan anak di bawah 18 tahun) dan sejauh apa hakim memiliki wewenang dalam menjatuhi hukuman kepada terdakwa. RUU-145 ini memberikan kewenangan lebih luas kepada hakim dalam memutuskan apakah terdakwa dijatuhi hukuman sebagai penjahat seks, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.

    Pada UU California yang berlaku saat ini, menurut portal berita Los Angeles Times, hakim hanya memiliki wewenang untuk memutuskan dalam kasus yang melibatkan vaginal intercourse (penetrasi vagina) dan hanya kepada pasangan heteroseksual. Selain itu (pasangan homoseksual dan hubungan seksual selain vaginal intercourse) tidak diatur dalam UU California yang berlaku. Hal ini justru akan merugikan kaum LGBTQIA+ dan korban statutory rape yang berhubungan seksual selain vaginal intercourse. Poin inilah yang menjadi fokus RUU-145.

    “RUU ini memperbolehkan hakim dan jaksa untuk mengevaluasi kasus yang meliputi kegiatan seksual konsensual antara anak-anak muda, tanpa memandang orientasi seksual mereka, secara individual. RUU ini merupakan RUU yang tidak diskriminatif.” ujar Sen. Scott Wiener pada wawancara dengan Associated Press, 16 September 2020 yang lalu.

    Dengan demikian, pernyataan yang ditulis oleh @MavericTV tersebut dapat dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan, sebab akun tersebut telah memberikan kesimpulan yang salah mengenai isi dan tujuan dari RUU-145 tersebut.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5144) [SALAH] “menghilangkan virus adalah mengkonsumsi lebih banyak makanan dan minuman alkali diatas tingkat keasaman virus”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 01/10/2020

    Berita

    Akun Facebook Muhlisin Lombok Ntb mengunggah gambar laporan mengenai pH virus Corona atau Covid-19. Menyertai postingan tersebut, Akun Muhlisin menuliskan narasi yang menyatakan bahwa untuk menghilangkan virus ialah dengan mengkonsumsi lebih banyak makanan dan minuman alkali di atas tingkat kesamaan virus.

    Berikut kutipan narasinya:

    “Media covid...Perhatikan bahwa pH virus corona bervariasi dari 5,5 hingga 8,5...karena itu, yang harus kita lakukan untuk menghilangkan virus adalah mengkonsumsi lebih banyak makanan dan minuman alkali diatas tingkat keasaman virus...”

    covid dan PH

    Alpukat PH 15,6

    Perlu diingat bahwa pH virus corona berkisar antara 5,5 hingga 8,5.
    Jadi yang harus kita lakukan untuk membasmi virus adalah makan lebih banyak makanan yang bersifat basa, di atas tingkat asam virus.
    Sebagai

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut keliru dan sudah diperiksa faktanya pada artikel di turnbackhoax.id dengan judul [SALAH] “Untuk mengalahkan virus korona adalah mengambil lebih banyak makanan alkali yang berada di atas tingkat pH virus” yang tayang pada 3 April 2020.

    Dilansir dari tempo.co, ahli virus Shaheed Jameel mengatakan bahwa virus tidak memiliki derajat keasaman atau pH. Oleh karena itu, pernyataan yang mengaitkan makanan yang diklaim memiliki pH tinggi dengan virus Corona Covid-19 tidak berdasar. "Virus tidak memiliki nilai pH. Tidak ada organisme hidup yang memiliki nilai pH," kata Shaheed.

    Tanimola Akande, profesor kesehatan masyarakat Universitas Ilorin, Nigeria, virus Corona Covid-19 "tidak memiliki pH sendiri". Namun, virus Corona bertahan dengan baik di lingkungan dengan pH sekitar 6 dan tidak mampu bertahan pada pH di atas 8.

    Oyewale Tomori, profesor virologi WHO, juga mengatakan bahwa klaim tentang pH pada virus Corona Covid-19 keliru. "Virus Corona tidak ada hubungannya dengan perut. Jadi, bagaimana 'makanan alkali', seperti lemon, jeruk nipis, alpukat, dan bawang putih, mengalahkan virus? Klaim ini harus diabaikan," ujarnya.

    Kesimpulan

    Hoaks lama yang muncul kembali dan sudah diperiksa faktanya. Ahli virus Shaheed Jameel mengatakan bahwa virus tidak memiliki derajat keasaman atau pH. Oleh karena itu, pernyataan yang mengaitkan makanan yang diklaim memiliki pH tinggi dengan virus Corona Covid-19 tidak berdasar. "Virus tidak memiliki nilai pH. Tidak ada organisme hidup yang memiliki nilai pH," kata Shaheed.

    Rujukan