(GFD-2021-8767) Keliru, Klaim Foto-foto Perbaikan Kabel Laut oleh PT Telkom Indonesia
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 23/09/2021
Berita
Sejumlah foto yang diklaim perbaikan sistem komunikasi kabel laut beredar di Facebook dalam empat hari terakhir. Foto-foto tersebut diunggah di tengah layanan internet IndiHome dan Telkomsel milik PT Telkom Indonesia (persero) Tbk yang mengalami gangguan.
Gangguan tersebut terjadi pada sistem komunikasi kabel laut JaSuka (Jawa, Sumatera, dan Kalimantan) ras Batam-Pontianak pada Minggu 19 September 2021. Gangguan teridentifikasi berasal dari titik sekitar 1,5 km lepas pantai Batam pada kedalaman 20 meter bawah permukaan laut.
Tempo menemukan sekitar empat foto yang menampilkan seorang penyelam yang memperbaiki kabel bawah laut. Foto-foto itu yang diklaim perbaikan sistem komunikasi kabel laut Jasuka.
Unggahan tersebut berada di sini dan sini.
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran Tempo menunjukkan bahwa empat foto yang beredar di media sosial bukan bagian dari perbaikan kabel laut Jawa, Sumatera dan Kalimantan ras Batam dan Pontianak. Keempat foto itu berasal dari sejumlah tempat dan waktu yang berbeda.
Foto 1: Teknisi penyelam terlihat membawa kabel laut. Sumber: Alamy
Foto 1
Fakta: Dikutip dari situs foto, Alamy, Pria dalam foto ini adalah Perwira 3 Bryan Myers yang mengikuti operasi penyelaman di Valparaiso, Chili, pada 29 Juni 2011. Operasi ini bagian dalam kerja sama Penyelam Angkatan Laut dengan Southern Partnership Station.
Foto 2: Penambakan kabel laut dan seorang teknisi penyelam. Sumber: El Puerto Existe
Foto 2
Fakta:
Foto ini dimuat pertama kali di situs berbahasa Spanyol, El Puerto Existe pada 19 Mei 2011. Situs ini memberi keterangan, foto tersebut adalah seorang penyelam perusahaan listrik Red Eléctrica de España yang menempatkan salah satu dari tiga kabel listrik interkoneksi di dasar laut. REE adalah badan usaha milik negara yang beroperasi di Spanyol dan memiliki aset di Peru, Chile hingga Brazil.
Foto 3: Seorang penyelam yang memeriksa perlindungan kabel bawah air. Sumber: Commons Wikimedia
Foto 3
Fakta:
Foto ini diambil pada 13 Agustus 2009 tentang seorang penyelam yang memeriksa perlindungan kabel bawah air di stasiun hidroakustik HA08 di British Indian Ocean Territory (BIOT), Inggris. Foto ini berasal dari Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization.
Foto 4: Tim Konstruksi Bawah Air Dua untuk memasang pelindung baja di sekitar kabel dasar laut. Sumber: Dvidshub
Foto 4
Fakta: Foto ini diambil pada 14 Agustus 2013 tentang Christopher Farmer dari Taylorsville, Utah, yang ditugaskan ke Tim Konstruksi Bawah Air Dua untuk memasang pelindung baja di sekitar kabel dasar laut di kedalaman 100 kaki air di Fasilitas Jangkauan Rudal Pasifik (PMRF) Barking Sands. Foto ini berasal dari CEC Adam Winters.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, foto-foto yang diklaim perbaikan kabel laut Jawa, Sumatera dan Kalimantan ras Batam dan Pontianak milik PT Telkom Indonesia (persero) Tbk.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/pt-telkom
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=372618241266415&set=a.104351361426439&type=3
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=372618241266415&set=a.104351361426439&type=3
- https://www.alamy.com/petty-officer-3rd-class-bryan-myers-assigned-to-mobile-diving-and-salvage-unit-2-leaps-from-rock-to-rock-along-the-ocean-floor-during-diving-operations-in-valparaiso-chile-on-june-29-2011-mobile-diving-and-salvage-unit-2-is-participating-in-navy-diver-southern-partnership-station-a-multinational-partnership-engagement-intended-to-increase-interoperability-and-partner-nation-capacity-through-diving-operations-image263292616.html?pv=1&stamp=2&imageid=3412511E-238A-4A66-8EF6-1CCF6889DDD0&p=860374&n=0&orientation=0&pn=1&searchtype=0&IsFromSearch=1&srch=foo%3dbar%26st%3d0%26pn%3d1%26ps%3d100%26sortby%3d2%26resultview%3dsortbyPopular%26npgs%3d0%26qt%3ddiver%2520welding%26qt_raw%3ddiver%2520welding%26lic%3d3%26mr%3d0%26pr%3d0%26ot%3d0%26creative%3d%26ag%3d0%26hc%3d0%26pc%3d%26blackwhite%3d%26cutout%3d%26tbar%3d1%26et%3d0x000000000000000000000%26vp%3d0%26loc%3d0%26imgt%3d0%26dtfr%3d%26dtto%3d%26size%3d0xFF%26archive%3d1%26groupid%3d%26pseudoid%3d%26a%3d%26cdid%3d%26cdsrt%3d%26name%3d%26qn%3d%26apalib%3d%26apalic%3d%26lightbox%3d%26gname%3d%26gtype%3d%26xstx%3d0%26simid%3d%26saveQry%3d%26editorial%3d1%26nu%3d%26t%3d%26edoptin%3d%26customgeoip%3d%26cap%3d1%26cbstore%3d1%26vd%3d0%26lb%3d%26fi%3d2%26edrf%3d%26ispremium%3d1%26flip%3d0%26pl%3d
- https://www.elpuertoexiste.es/2011/05/la-demanda-contra-ree-le-puede-costar-al-consistorio-cerca-de-un-millon-de-euros/
- https://commons.wikimedia.org/wiki/File:Diver_Checking_Underwater_Protection_of_Cable_-_Flickr_-_The_Official_CTBTO_Photostream.jpg
- https://www.dvidshub.net/image/996298/cable-stabilization-pacific-missile-range-facility
(GFD-2021-8766) Keliru, Vaksin SInovac dan Astrazeneca Mengandung DNA Babi
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/09/2021
Berita
Unggahan berisi klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi, dibagikan di Facebook 19 September 2021. Unggahan itu memuat tangkapan layar percakapan Whatsapp yang di antaranya tertulis:
“saya dan keluarga besar ogah divaksin Corona.”
“Vaksin Sinovac buatan Cina dan vaksin Astrazeneca buatan Inggris, yang sama-sama mengandung DNA babi, wapres Ma’ruf Amin, tidak jadi persoalan?”
Tangkapan layar unggahan dengan klaim vaksin sinovac dan AZ mengandung babi
Hasil Cek Fakta
Vaksin Sinovac maupun Astrazeneca tidak mengandung DNA babi. Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menerbitkan sertifikat halal pada vaksin Sinovac. Sedangkan BPOM RI sudah menyatakan bahwa vaksin Astrazeneca tidak mengandung babi.
MUI telah mengeluarkan Fatwa Nomor 2 Tahun 2021 tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science CO.LTD China dan PT Bio Farma (Persero). Fatwa tersebut berisi keterangan bahwa Sinovac hukumnya suci dan halal, sehingga bisa digunakan oleh umat Islam.
Keputusan hukum itu ditetapkan setelah audit tim auditor LPPOM MUI bersama Komisi Fatwa MUI tidak menemukan kandungan babi. Dalam surat fatwa MUI tertulis, tidak ada produk turunan babi dan bahan yang berasal dari bagian tubuh manusia pada seluruh tahapan produksi. Selain itu dalam proses produksi, vaksin Sinovac tidak memanfaatkan babi atau bahan yang tercemar babi dan turunannya.
Lalu benarkah vaksin Astrazeneca mengandung DNA babi?
Vaksin Astrazeneca sempat dipertanyakan soal status halalnya karena diduga mengandung tripsin babi. Namun dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB), Aluicia Anita Artarini, dikutip dari Tempo, sesuai dokumen AstraZeneca dan tim University of Oxford yang melakukan uji klinis, AstraZeneca ternyata menggunakan enzim tripsin yang berasal dari jamur, bukan babi.
"AstraZeneca tidak menggunakan tripsin hewan pada proses produksinya dan di proses akhir pun tripsin itu tidak ada," kata Anita yang juga seorang virolog itu dalam bincang-bincang virtual pada akhir Maret 2021.
Dia menerangkan, enzim tripsin tersebut tidak dimasukkan ke dalam formula vaksin, melainkan hanya digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari Bank Sel, Thermo Fisher. "Itu adalah enzim yang mirip dengan aktivitas tripsin yang dibuat dari jamur dengan cara rekombinan," ujarnya.
Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan ( BPOM ) RI juga mengatakan bahwa vaksin Astrazeneca tidak mengandung babi.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa vaksin Sinovac dan Astrazeneca mengandung DNA babi adalah keliru. MUI dan BPOM sudah menyatakan bahwa vaksin Sinovac dan AstraZeneca tidak mengandung babi.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=125653936481233&set=a.101607512219209
- https://mui.or.id/produk/fatwa/29485/fatwa-mui-no-02-tahun-2021-tentang-produk-vaksin-covid-19-dari-sinovac-life-sciences-co-ltd-china-dan-pt-biofarma/
- https://tekno.tempo.co/read/1448074/vaksin-astrazeneca-halal-atau-haram-dosen-itb-beberkan-cara-produksinya/full&view=ok
- https://www.tempo.co/tag/bpom
- https://majalah.tempo.co/read/wawancara/162799/kepala-bpom-penny-lukito-vaksin-astrazeneca-tidak-mengandung-babi
(GFD-2021-8765) Keliru, Cina Tak Lagi Gunakan Sinovac dan Indonesia telah Ditipu
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 21/09/2021
Berita
Narasi dengan klaim bahwa Cina tidak lagi menggunakan Sinovac dan Indonesia telah ditipu menggunakan vaksin tersebut, beredar sejak Juli 2021. Klaim itu beredar setelah otoritas Cina membolehkan penggunaan vaksin Pfizer/Biontech pada Juli lalu.
Tempo menemukan sejumlah narasi yang menyebut, rakyat Indonesia hanya menjadi percobaan Cina dengan vaksin Sinovac yang mereka produksi. Narasi lain menganggap penggunaan vaksin Sinovac hanyalah bisnis belaka.
“Vaksin Sinovacnya buat Indonesia saja, gak papa. Setelah divaksin, rakyat pada mati juga. Yang penting dapat uang, karena cuma Indonesia yang blon2 pemerintahnya gampang dikibulin,” demikian salah satu narasi yang ditulis warganet, 23 Juli lalu.
Beberapa narasi tersebut bisa ditemukan di unggahan ini dan ini
Tangkapan layar unggahan dengan klaim Cina tak lagi gunakan Sinovac dan Indonesia telah ditipu
Hasil Cek Fakta
Pada Juli lalu, otoritas Cina memang sedang mengkaji penggunaan vaksin Pfizer/Biontech. Namun suntikan vaksin jenis mRNA itu, hanya sebagai booster (dosis ketiga) terhadap warga yang telah menerima dosis vaksin lengkap. Belakangan, penggunaan vaksin Pfizer ditunda.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP) 15 Juli 2021, pemerintah Cina mempertimbangkan untuk menggunakan vaksin booster dari Pfizer setelah merebaknya varian Delta. Penggunaan vaksin ini tinggal menunggu persetujuan regulator obat setempat, National Medical Products Administration. Apabila disetujui, vaksin Pfizer akan didistribusikan oleh perusahaan farmasi, Fosun Pharma sebagai pemegang hak eksklusif di Tiongkok.
Namun hingga berita ini diturunkan, otoritas Cina belum memberikan persetujuan untuk penggunaan Pfizer /Biontech sebagai vaksin booster.
Menurut The Wall Street Journal (WSJ) yang dikutip dari Taiwan News, pejabat kesehatan China khawatir jika vaksin Pfizer disetujui, itu akan mengikis kepercayaan pada vaksin domestik China yang diproduksi oleh Sinopharm dan Sinovac. Sementara vaksin Cina telah terbukti memiliki kemanjuran, Sinopharm 79% dan Sinovac 51%.
Laporan itu menunjukkan bahwa penundaan itu juga akan memberi perusahaan China lebih banyak waktu untuk menyelesaikan vaksin mRNA mereka sendiri. Akademi Ilmu Kedokteran Militer China bekerja sama dengan dua perusahaan obat swasta China untuk mengembangkan vaksin mRNA.
Militer China, Suzhou Abogen Biosciences Co, dan Yunnan Walvax Biotechnology Co sedang melakukan uji klinis tahap akhir di China dan Meksiko untuk kandidat vaksinnya, kata sumber kepada The WSJ. Mereka juga telah melobi pemerintah China untuk mempercepat persetujuan.
Tetap Gunakan Vaksin Domestik
Klaim bahwa Cina tidak lagi menggunakan vaksin domestik mereka juga tidak benar. Selama ini Cina menggunakan sejumlah vaksin yang dikembangkan di dalam negeri, termasuk produk dari Sinopharm, Sinovac, Zhifei, serta vaksin dosis tunggal oleh CanSino. Mereka juga telah memberikan persetujuan penggunaan darurat untuk vaksin oleh Institute of Medical Biology dari Chinese Academy of Medical Science dan Kangtai Biologicals.
Dikutip dari Fortune edisi 16 September, Komisi Kesehatan Nasional China mengumumkan bahwa negara tersebut telah sepenuhnya memvaksinasi 1 miliar dari 1,41 miliar warganya terhadap COVID-19, sebuah tonggak utama dalam kampanye vaksinasi di negara terpadat di dunia. Sebagian besar mereka mengandalkan vaksin dari pembuat vaksin swasta, Sinovac dan perusahaan farmasi milik negara Sinopharm.
Di luar Cina, Indonesia bukan negara satu-satunya yang menggunakan vaksin Sinovac. Menurut situs Track Vaccine, vaksin Sinovac telah mendapatkan persetujuan penggunaan darurat sedikitnya di 40 negara, termasuk oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas klaim bahwa Cina tidak lagi menggunakan Sinovac dan Indonesia telah ditipu menggunakan vaksin tersebut, adalah keliru. Rencana Cina menggunakan vaksin Pfizer/Biontech adalah sebagai vaksin booster kepada warga yang telah mendapatkan dosis lengkap (dua suntikan). Namun rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan dari otoritas setempat. Cina selama ini menggunakan vaksin yang diproduksi di dalam negeri, termasuk Sinovac, untuk warganya. Hingga pekan kedua September, Cina telah memvaksin 1 miliar penduduknya, dari jumlah total 1,41 miliar warga.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.tempo.co/tag/vaksin-sinovac
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=101475932222903&set=basw.AbrDASPiiWjnKslIKtnly2V9XT5PLEt0kvJz5oAqHf2IjxU8bNK5IAeLGRrD1HG-e_ThBC4cmTm8ZDW2LtcU3dZGCLZqLqyykpUz1VPN77XvOw72FVfq_7EVRhRZunRU-n-qxjkbqpKWPILBZaOayR99U4K85UYliNQ3mIBCFPk6axXHPUQ_xhimtPrHDl9OLQY&opaqueCursor=Abq5xi-R67g3arGcDtmmjH-GYe6WdcT6u1aKEhQBZ1kTR4CsdOMw9o00e1vDkCYXELlszrWbZOl9XEh6Gyt7D7fmSnzhgQg68WmVnyPaPFpJUoWlExvZFM70oczyM7EzW1HNC64babuhQgw59Ua1nZIu-0QrhfS9ZAs8E-q5BSpgD_6UmIKXuBHZEZukMf55stzECVPwU-d4H53N8xw11Sul81AbKooY157URhQ9uxJPZcMDuFlkcMf-TgXDLOcieU97BafTGyIhYC2OHrPy76YqcLl5gdpCZ_asYGc9jKVi64lYYWu1KvmZC4y4MEaWLyC2BgNb-jAAP-sS9Pd9Wrxx_B-tS-IKIxPZBwkvvt6sb0prbFZQla-bZG3J-h8WgHY3Uk69li_ypcvtIPe6Sd32LvZuAYR4m9hinbXzddtHLW2qJE3tMWvLfspySjDazVdMfGVX3SKa3lOgkeTJvo1XR8u0A4XT5cy81huCiMZZsmkvQ0tp3Qx0hoQrEN0jB0kMZ84J_jJfI3W6FwyysUFahP-ZW5vNyoDg4bRcfA_nsPIhEd_5KtsgZbpOsc9932dEj5tdTIIeSRPBoVWvhEf044fysU9w2eS-oS5cEhYwXWJ7C7ul2sSUwJeaGk8ARD1D8OYreMWr76IrBWYAvO6XZSVec9xCRcNbwxma0PdPDEUAuCW-ZetdD9akzSCX8pHC2t8uGFpb91Cf2YjZEMOFRCo2Mom70LEx_6daZjQTAU_i09NvHiaASLL8J8pu8Mbxy5B-Zza9D53yrgDEDCIY4h4iyu_duByZjB4E6LtmiA
- https://www.facebook.com/photo/?fbid=977706576358492&set=basw.AbooAcjj5OGXB2qiryOXrOU9ym1EnIM1CY_wKmp4ZhQb2ZFIQRgg0XuKObLXJIYyUbxnqtSut3Zk3YueE6kWwk9DHj79GbjXqs6i4z-0gcGb5WQ-mSo4zFzW2gAdT_A3Ni1fnQFOgqlgl42QaE1VGrd6xkqNpN_ng1J79G72p622iwcmfQqkNAPi2Fu5xPSX200&opaqueCursor=AbqoDftkzdImrE-u6OxSBUtsvWiqVbnncYPbHbXIm6Qrvd5v-IEBjVfxta8CfQBGFTeZOdAyLB8U6L9QhakS3cqGoic7yusMkoBwhCOIrDZW9pRfApsS2l0ErnwNo9-LYRY9obntBNirC4pk053REHefhC2Wat9rcvKr3ss5yDWo_mFCbrklhF_NaCd-F0kZgt-P_hBK0GI1B_UQQen3Zb3BvfgRtKugQb0pLYEfXxnp016SJsjlOwqem8monObWnW_4QFqE4kpN4vQdP7KkJx8Dyronzk6e3mZFJkIEBTcCwGfvRuZbQSTSJX9MabrSQmtmj5Anpt7fmjYpcm7HcAMBn-rO1fN-awtVzOHHMMYvZmGVbsoRB3AHMsOEPZFMj1Wl6wV7IVE6NakvPKnF4y3-aZ4Y3YJub2YCYeUL3i20gofMdpXndKKxkfZmCM4q5mamFevWpsJ3AHOmKQEQSOQlxlTfZqtt5KEGWhBLi11RPR5LjSQdddSaa4QyhF5tiCORUu59kR1UcSuAdaDLIojag12K6PryeNlrzviP2b4l4z7_SXXRYl6aA1K_oStxkakc4r6KbGjlfPJ3krGOs-7-i0umaffXG7NZZ0gk7dufqzTDvbAoOTBw1wJ
(GFD-2021-8764) Sesat, Artikel tentang Pesantren Al Quran Terbakar pada 2021
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 20/09/2021
Berita
Sebuah blog memuat artikel berjudul Pesantren AlQuran Terbakar, 28 Santri & Guru Tewas Terpanggang pada 16 September 2021.
Saat diklik, artikel itu memuat informasi tentang sebuah pondok pesantren Alquran di dekat Ibu Kota Monrovia, Liberia terbakar pada Rabu, 18 September dini hari waktu setempat. Akibat kebakaran tersebut, 26 santri dan 2 guru dikabarkan tewas terpanggang.
Artikel itu memuat foto sebuah bangunan terbakar dan disaksikan oleh sejumlah orang.
Tangkapan layar unggahan artikel tentang pesantren Al Quran terbakar pada 2021
Hasil Cek Fakta
Hasil penelusuran Tempo menunjukkan, terbakarnya asrama sekolah di Monrovia, Liberia itu terjadi pada 2019. Sedangkan foto yang digunakan tidak terkait dengan peristiwa itu.
Tempo menelusuri pemberitaan media asing terkait insiden tersebut. Dikutip dari Washington Post, kebakaran itu terjadi di Quranic Islamic School, Liberia, Afrika Barat pada Rabu pagi, 18 September 2019. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 28 anak dan sejumlah lainnya terjebak di puing-puing.
Para korban diperkirakan adalah anak laki-laki berusia 10 hingga 20 tahun yang sedang belajar Alquran.
Saat kebakaran terjadi, para siswa sedang tidur di asrama yang terhubung dengan masjid. Kebakaran itu diduga dipicu oleh masalah listrik.
Presiden Liberia saat itu, George Weah, mengucapkan duka cita melalui akun twitternya @GeorgeWeahOff.
“My prayers go out to the families of the children that died last night in Paynesville City; as a result of a deadly fire that engulfed their school building. This is a tough time for the families of the victims and all of Liberia. Deepest condolences go out to the bereaved,” tulis sang presiden.
BBC juga melaporkan peristiwa yang sama pada 18 September 2019. Bahwa api diyakini telah berkobar pada dini hari, ketika siswa sekolah Alquran sedang tidur di sebuah bangunan dekat masjid mereka.
Juru bicara polisi Moses Carter mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa kebakaran itu disebabkan oleh masalah listrik, tetapi penyelidikan saat itu masih dilakukan.
Sedangkan foto yang digunakan dalam artikel tersebut, telah beredar di internet sejak 15 Agustus 2017, jauh sebelum peristiwa kebakaran di Liberia itu terjadi. Salah satu situs yang memuat foto itu adalah Grid.id.
Kesimpulan
Artikel yang memuat tentang pesantren Al?ur?n Terbakar dengan 28 santri dan guru terpanggang pada 16 September 2021 adalah menyesatkan. Peristiwa itu sendiri terjadi pada 18 September 2019. Foto yang digunakan dalam artikel itu juga tidak terkait dengan peristiwa kebakaran di Quranic Islamic School, Liberia, Afrika Barat.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.washingtonpost.com/world/school-fire-kills-27-children-in-liberia/2019/09/18/226043c6-da1c-11e9-adff-79254db7f766_story.html
- https://twitter.com/GeorgeWeahOff/status/1174262960249851914?ref_src=twsrc%5Etfw%7Ctwcamp%5Etweetembed%7Ctwterm%5E1174262960249851914%7Ctwgr%5E%7Ctwcon%5Es1_&ref_url=
- https%3A%2F%2Fwww.bbc.com%2Fnews%2Fworld-africa-49743937
- https://www.bbc.com/news/world-africa-49743937
- https://www.grid.id/read/04140290/pria-sakit-jiwa-masuk-rumah-yang-kebakaran-lihat-benda-yang-diselamatkannya-netizen-pasti-terenyuh?page=2
Halaman: 4348/5956