• (GFD-2020-5256) [SALAH] “Hanya di Iran Nonton Perang Antar Negara (Armenia) vs (Azerbaijan) Layak nya Nonton Kembang Api di Malam Tahun Baru?”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/10/2020

    Berita

    Akun Facebook Bee IV mengunggah sebuah video dengan durasi 1:00 pada 14 Oktober 2020. Video tersebut memperlihatkan kerumunan orang-orang yang sedang menyaksikan efek sistem rudal taktis dan pada unggahan tersebut juga disertai keterangan “Hanya di iran nonton perang antar negara (armenia) vs (azerbaijan) layak nya nonton kembang api di malam tahun baru?”. Unggahan tersebut ramai mendapat tanggapan dan telah dibagikan sebanyak 67 kali oleh pengguna Facebook lainnya.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, video serupa ditemukan pada channel Youtube БОГ РАТА yang berjudul “Један уобичајени викенд у Русији” (“Suatu akhir pekan yang umum di Rusia”) diunggah pada 17 November 2019. Diketahui bahwa video tersebut diabadikan pada kesempatan Hari Tentara dan Artileri Rudal (RViA), kru dari sejumlah besar sistem artileri dan rudal menunjukkan kemampuan tempur mereka kepada warga.

    Orang bisa melihat efek dari sistem rudal taktis “Point-U”, lalu howitzer self-propelled “Msta-B”, “Gvozdika” dan “Acacia”. Sebuah suguhan khusus diproduksi oleh peluncur roket multi-barel “Grad” dan “Hurricane”, yang salvonya memerah langit di atas jangkauan militer “Lushki”. Selain tembak menembak, para tamu diperlihatkan dan digunakan senjata, yang diperlihatkan dalam eksposisi statis.

    Lebih dari 100 unit senjata dan peralatan tempur modern, yang merupakan bagian dari Distrik Militer Barat, dihadirkan. Senjata terkenal dari masa Perang Dunia Kedua juga ditampilkan. Ulasan ini diwujudkan oleh klub patriotik militer khusus yang beroperasi di wilayah Rusia. Seluruh acara, yang diselenggarakan di barisan militer “Lushki”, dan dikunjungi oleh ribuan orang dari daerah Leningrad, Pskov dan Novogorsk.

    Dengan demikian video yang diunggah oleh Bee IV dengan klaim “Hanya di iran nonton perang antar negara (armenia) vs (azerbaijan) layak nya nonton kembang api di malam tahun baru?” adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang salah.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5255) [SALAH] Surat Seleksi CPNS oleh Kementerian PANRB

    Sumber: Surat
    Tanggal publish: 15/10/2020

    Berita

    Beredar sebuah kertas surat berisi informasi pemanggilan peserta Calon Pegawai Negeri Sipil dan penetapan peserta SKB CPNS 2019 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB). Menurut narasi yang tertera, bagi peserta penerima surat diharapkan mengikuti tes SKB yang akan dilakukan pada 20 Oktober 2020.

    Hasil Cek Fakta

    Menanggapi hal tersebut, Kementerian PANRB melalui media sosial Instagram resminya menyatakan bahwa surat tersebut adalah palsu. Kementerian PANRB menegaskan jika pihaknya tidak pernah menerbitkan surat seperti halnya yang tengah beredar di masyarakat.

    Berikut klarifikasi lengkap oleh Kementerian PANRB:

    Sahabat Muda, informasi terkait pemanggilan peserta CPNS dan penetapan peserta SKB CPNS 2019, seperti yang tertera pada gambar di atas adalah TIDAK BENAR/HOAKS.
    __
    Kementerian PANRB tidak pernah mengeluarkan kebijakan/keputusan tersebut.
    __
    Selalu berhati-hati dan jangan mudah percaya jika ada informasi/surat yang meragukan. Admin berharap Sahabat Muda selalu waspada dan memastikan kebenarannya kepada kami. Terima kasih.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5254) [SALAH] “Seragam polri mau di ganti warna biru kah ….?? Seperti polisi negara china”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/10/2020

    Berita

    Akun Sandra Putria (fb..com/sandra.putria) mengunggah2 foto dengan narasi sebagai berikut:

    “Ini mdsd nya apa ya …. Seragam polri mau di ganti warna biru kah ….?? Seperti polisi negara china … ?”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim bahwa seragam Polri akan diganti warna biru seperti seragam polisi Cina adalah klaim yang salah.

    Foto pertama adalah foto seragam musim panas polisi di Jepang, bukan Cina. Sementara foto kedua adalah foto saat kepolisian di Batam mengungkap komplotan cyber fraud (penipuan online) pada September 2019, di mana tersangkanya berjumlah 47 orang yang merupakan warga negara asing atau WNA asal Cina dan Taiwan. Mereka menipu para WNA asal Cina di Indonesia dengan berpura-pura menjadi polisi Cina.

    Foto petugas kepolisian Jepang tersebut diunggah di situs ja.wikipedia.org dengan keterangan yang jika diterjemahkan adalah:

    “Status Festival Yukata Himeji yang diadakan di Taman Otemae di Himeji Jonan, Kota Himeji, Prefektur Hyogo dari tanggal 22 hingga 23 Juni 2010. Diambil pada hari pertama festival. Petugas polisi dari Polisi Prefektur Hyogo yang menjaga tempat festival.”

    Sementara itu, foto polisi yang menunjukkan barang bukti berupa kostum seragam polisi asing dimuat di situs batamnews.co.id pada Jumat 20 September 2019 di artikel berjudul “Pura-pura Jadi Polisi China, Modus Pelaku Cyber Fraud di Batam”

    Rujukan

  • (GFD-2020-5253) [SALAH] “*Dzolim banget Polisi ini,* demonstran terluka dirawat di RS tapi pake cara interogasi penyiksaan”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 15/10/2020

    Berita

    Melalui media sosial Facebook, akun Star Fruit mengunggah sebuah video dari akun TikTok yantianies09 yang memperlihatkan sekelompok orang memukul pasien di balik tirai kamar rumah sakit. Akun Star Fruit turut menambahkan keterangan bahwa pasien yang dipukuli polisi tersebut merupakan seorang demonstran yang tengah terluka.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah unggahannya ramai dibagikan di berbagai media sosial, diketahui bahwa akun TikTok yantianies09 telah menghapus video pemukulan di balik tirai tersebut. Meski begitu, masih banyak pihak yang turut menyebarkan video serupa, dengan memberi keterangan yang mengarah pada aksi demo menolak disahkannya Omnibus Law Cipta Kerja.

    Coba melakukan penelusuran lebih lanjut, diketahui bahwa video tersebut merupakan peristiwa lama yang terjadi di Thailand pada Agustus 2019 lalu. Melansir dari pattayaone.news, sosok yang dipukuli pada video tersebut bukanlah demonstran, melainkan seseorang yang menolak untuk diberhentikan pada sebuah pos pemeriksaan hingga akhirnya menabrak salah seorang sukarelawan polisi dan menyebabkan patah kaki.

    Jika mengacu kepada seluruh referensi, klaim akun Star Fruit yang menyebut polisi menginterogasi demonstran dengan cara dipukuli di balik tirai rumah sakit adalah tidak benar. Unggahan tersebut masuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Rujukan