(diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia)
“Uji coba pada manusia akan dimulai Juli ini kepada implan chip mikro yang lebih kecil daripada kepala peniti yang akan menyimpan status booster anda, dan juga informasi lain yang memungkinkan cara cepat dan mudah untuk mengakses hal-hal seperti memasuki toko-toko dan berbagai acara. Semua didukung oleh teknologi Microsoft. Teknologi yang sangat menarik”.
Vaksin chiip
(GFD-2022-9074) [SALAH] Microsoft Mengembangkan Implan Chip Mikro Untuk Mengumpulkan Informasi Vaksin COVID-19
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 26/01/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @HattMancockMP (Hatt Mancock) menyebarluaskan informasi bahwa Microsoft membuat teknologi implan chip mikro yang bertujuan untuk mengakses status booster vaksin COVID-19 masyarakat. Selain itu, akun tersebut juga menambahkan bahwa chip mikro tersebut akan diperlukan ketika masyarakat tengah berbelanja di toko atau menghadiri sebuah acara. Postingan tersebut telah dibagikan ulang sebanyak lebih dari 1,000 kali dan disukai 1,200 orang. Sebanyak 815 orang juga telah memberikan komentar.
Berdasarkan hasil penelurusan, Microsoft tidak pernah memberikan pernyataan resmi akan pembuatan chip mikro tersebut. Hal tersebut dibuktikan dari tidak adanya pembahasan mengenai hal tersebut di laman Press Release Microsoft.
Selain itu, representasi resmi Microsoft juga telah mengonfirmasi melalui email kepada Reuters bahwa pihak Microsoft tidak melakukan uji coba implan chip mikro kepada manusia.
Di sisi lain, perusahaan Swedia bernama Epicenter mengklaim bahwa pihak mereka memang sedang mengusahakan chip mikro tersebut. Hans Sjoblad, kepala petugas di salah satu divisi di Epicenter menyatakan kepada Reuters bahwa chip mikro yang sedang mereka kerjakan dimaksudkan untuk menjadi “paspor vaksin COVID-19”.
Informasi serupa juga pernah dibahas dalam laman berita The Healthy Indian Project dengan judul “Fact Check: Has Microsoft developed microchip implants to store COVID-19 vaccine information?” dan mengkategorikannya sebagai Mostly False.
Dengan demikian, informasi yang ditulis akun Twitter @HattMancockMP dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan karena pembuatan implan chip mikro oleh Epicenter digunakan untuk membungkus sebuah isu.
Berdasarkan hasil penelurusan, Microsoft tidak pernah memberikan pernyataan resmi akan pembuatan chip mikro tersebut. Hal tersebut dibuktikan dari tidak adanya pembahasan mengenai hal tersebut di laman Press Release Microsoft.
Selain itu, representasi resmi Microsoft juga telah mengonfirmasi melalui email kepada Reuters bahwa pihak Microsoft tidak melakukan uji coba implan chip mikro kepada manusia.
Di sisi lain, perusahaan Swedia bernama Epicenter mengklaim bahwa pihak mereka memang sedang mengusahakan chip mikro tersebut. Hans Sjoblad, kepala petugas di salah satu divisi di Epicenter menyatakan kepada Reuters bahwa chip mikro yang sedang mereka kerjakan dimaksudkan untuk menjadi “paspor vaksin COVID-19”.
Informasi serupa juga pernah dibahas dalam laman berita The Healthy Indian Project dengan judul “Fact Check: Has Microsoft developed microchip implants to store COVID-19 vaccine information?” dan mengkategorikannya sebagai Mostly False.
Dengan demikian, informasi yang ditulis akun Twitter @HattMancockMP dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan karena pembuatan implan chip mikro oleh Epicenter digunakan untuk membungkus sebuah isu.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi tersebut salah. Faktanya, start-up Swedia bernama Epicenter yang berencana untuk membuat implan chip mikro untuk mengetahui apakah seseorang sudah mendapatkan vaksin COVID-19, bukan Microsoft.
Informasi tersebut salah. Faktanya, start-up Swedia bernama Epicenter yang berencana untuk membuat implan chip mikro untuk mengetahui apakah seseorang sudah mendapatkan vaksin COVID-19, bukan Microsoft.
Rujukan
- https://news.microsoft.com/category/press-releases/
- https://www.reuters.com/article/factcheck-microsoft-microchip-implants/fact-check-swedish-company-not-microsoft-develops-microchip-implants-that-can-store-covid-19-vaccine-information-idUSL1N2U023G
- https://www.thip.media/health-news-fact-check/fact-check-has-microsoft-developed-microchip-implants-to-store-covid-19-vaccine-information/28765/
(GFD-2022-9073) [SALAH] “#StopVaccineForTheKids Apa urgensinya?”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 26/01/2022
Berita
“#StopVaccineForTheKids
Apa urgensinya?
Melihat adik ini sangat ketakutan menghindari utk di vaksin, ada rasa geram pada kebijakan pemerintah.
Mereka generasi penerus langgengnya Republik ini yg harus dilindungi. Bukan manusia impor dari China yang tidak punya jiwa negeri ini”.
Apa urgensinya?
Melihat adik ini sangat ketakutan menghindari utk di vaksin, ada rasa geram pada kebijakan pemerintah.
Mereka generasi penerus langgengnya Republik ini yg harus dilindungi. Bukan manusia impor dari China yang tidak punya jiwa negeri ini”.
Hasil Cek Fakta
SUMBER membagikan video rekaman peristiwa yang terjadi pada tahun 2017 berkaitan dengan Imunisasi Rubella memanfaatkan momen vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak, sehingga membangun kesimpulan KELIRU. Salah satu foto dengan frame video yang identik, detikHealth pada 16 Agustus 2017: “Sebuah video viral di media sosial menunjukkan apa yang terjadi ketika seorang guru pria berusaha membujuk murid perempuan yang tidak mau diimunisasi.”
Kesimpulan
Memanfaatkan momen vaksinasi COVID-19 untuk anak-anak. Faktanya, video yang dibagikan TIDAK berkaitan dengan vaksinasi COVID-19. Peristiwa tahun 2017, berkaitan dengan Imunisasi Rubella.
Rujukan
- http[1] firstdraftnews.org: “Memahami gangguan informasi” (Google Translate),
- https://bit.ly/3wHx0lO /
- https://archive.md/nb52W (arsip cadangan dengan bahasa asli, English). [2] health.detik.com: “Foto: Ekspresi Guru Ditendang Selangkangannya Saat Bujuk Murid Imunisasi”,
- https://bit.ly/3IHU3Sd /
- https://archive.md/rqnzr (arsip cadangan). [3] google.com,
- https://bit.ly/3G2nxbx /
- https://bit.ly/3FWc9OB (arsip cadangan). [4] google.com,
- https://bit.ly/33Kkw2M /
- https://bit.ly/3KUTRB0 (arsip cadangan).
(GFD-2022-9072) [SALAH] Omicron Tidak Mematikan
Sumber: Youtube.comTanggal publish: 26/01/2022
Berita
Beredar sebuah video yang dibagikan pada akun Youtube Siti Fadillah Supari Channel pada 18 Januari 2022. Dalam video tersebut pada menit ke 12:03 mantan menteri kesehatan Siti Fadillah menyebutkan bahwa virus covid-19 varian omicron tidak mematikan.
Narasi:
Om!cr*n Akan TIngkatkan Kekebalan, Akhiri P417d3m*
pernyataan ekstrim menkes
Siti fadilah omicron
Pernyataan siti fadilah sufari tentang omicron
Video omicron
Narasi:
Om!cr*n Akan TIngkatkan Kekebalan, Akhiri P417d3m*
pernyataan ekstrim menkes
Siti fadilah omicron
Pernyataan siti fadilah sufari tentang omicron
Video omicron
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, virus covid19 varian omicron tetap berbahaya walaupun dengan gejala lebih ringan dibandingkan dengan varian pendahulunya.
Dilansir dari REPUBLIKA.co.id varian ini memiliki mekanisme memasuki sel dengan berbeda. Omicron menginfeksi lebih banyak sel pernapasan bagian atas dan lebih sedikit paru-paru. Semua perbedaan ini pada tingkat sel mungkin membantu menjelaskan mengapa gejalanya tidak separah Delta.
Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rekor jumlah orang yang tertular omicron telah membuat sistem kesehatan di bawah tekanan berat. “Meskipun omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti harus dikategorikan sebagai ringan,” kata Dr Tedros.
“Omicron tetap akan membuat banyak orang meninggal karena sangat menular,” kata Jason Salemi selaku ahli epidemiologi dari University of South Florida.
Dengan demikian, klaim bahwa varian omicron tidak mematikan merupakan pernyataan yang kurang tepat. Varian omicron tetap berbahaya dan jauh lebih mudah penularannya serta memiliki potensi kematian bagi penderitanya, sehingga klaim tersebut masuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Dilansir dari REPUBLIKA.co.id varian ini memiliki mekanisme memasuki sel dengan berbeda. Omicron menginfeksi lebih banyak sel pernapasan bagian atas dan lebih sedikit paru-paru. Semua perbedaan ini pada tingkat sel mungkin membantu menjelaskan mengapa gejalanya tidak separah Delta.
Kepala WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan rekor jumlah orang yang tertular omicron telah membuat sistem kesehatan di bawah tekanan berat. “Meskipun omicron tampaknya tidak terlalu parah dibandingkan dengan Delta, terutama pada mereka yang divaksinasi, itu tidak berarti harus dikategorikan sebagai ringan,” kata Dr Tedros.
“Omicron tetap akan membuat banyak orang meninggal karena sangat menular,” kata Jason Salemi selaku ahli epidemiologi dari University of South Florida.
Dengan demikian, klaim bahwa varian omicron tidak mematikan merupakan pernyataan yang kurang tepat. Varian omicron tetap berbahaya dan jauh lebih mudah penularannya serta memiliki potensi kematian bagi penderitanya, sehingga klaim tersebut masuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan
Bukan tidak mematikan, virus omicron tetap berbahaya dan mudah penularannya seperti varian sebelumnya serta memiliki potensi kematian bagi penderitanya.
Bukan tidak mematikan, virus omicron tetap berbahaya dan mudah penularannya seperti varian sebelumnya serta memiliki potensi kematian bagi penderitanya.
Rujukan
(GFD-2022-9071) [SALAH] Polisi Singkawang Gunakan Bahasa China saat Sosialisasi ke Warga
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 25/01/2022
Berita
Aparat POLRES SINGKAWANG sudah gunakan bahasa China, Apa harus begini nasib bangsa kita ini. bukannya bahasa Nasional Indonesia.. malah diganti dg bahasa Mandarin… Sdh kacau negara ini atau sudah melupakan PESAN atau PENGAKUAN Sumpah Pemuda.?. Piye Pa
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @presidendungu memposting sebuah video yang memperlihatkan Polwan sedang melakukan sosialisasi di jalanan umum kepada masyarakat menggunakan bahasa Mandarin. Akun ini menyebutkan bahwa polisi sudah menggantikan bahasa Indonesia dengan bahasa China.
Dikutip dari detik.com, Kasat Binmas Polres Singkawang Iptu Supiyanto mengatakan anggota polisi yang ada dalam video yang diunggah akun Twitter tersebut tengah memberikan edukasi mengenai Vaksinasi Covid-19 kepada warga Kelurahan Pasiran Kecamatan Singkawang Barat, yang didominasi oleh keturunan Tionghoa terutama kepada warga lanjut usia yang biasa menggunakan Dialek Hakka dalam percakapan sehari-hari. Cara ini digunakan agar sosialisasi lebih efektif karena menggunakan kearifan lokal.
Hal senada juga diungkapkan oleh Farid Gaban, aktivis yang juga jurnalis senior. Melalui akun Twitternya @faridgaban, Farid Gaban mengatakan bahwa pengunggah video tersebut tidak mengetahui bahwa mayoritas warga Tionghoa merupakan keturunan Tionghoa.
“Ada yg protes kenapa polisi Singkawang melakukan sosialisasi publik dlm bahasa Tiongkok. Dijajah China katanya. Orang itu tdk tahu bahwa mayoritas warga Singkawang adalah Tionghoa, banyak darinya petani yg sama miskinnya dg petani di Jawa. Indonesia itu bukan cuma Jakarta & Jawa.” cuit Farid Gaban pada Kamis, 13 Januari 2022 lalu.
Dengan demikian jika mengacu kepada seluruh referensi, maka informasi mengenai polisi menggunakan bahasa mandarin untuk melakukan sosialisasi ke warga Singkawang tidak benar dan masuk kedalam kategori konten yang menyesatkan.
Dikutip dari detik.com, Kasat Binmas Polres Singkawang Iptu Supiyanto mengatakan anggota polisi yang ada dalam video yang diunggah akun Twitter tersebut tengah memberikan edukasi mengenai Vaksinasi Covid-19 kepada warga Kelurahan Pasiran Kecamatan Singkawang Barat, yang didominasi oleh keturunan Tionghoa terutama kepada warga lanjut usia yang biasa menggunakan Dialek Hakka dalam percakapan sehari-hari. Cara ini digunakan agar sosialisasi lebih efektif karena menggunakan kearifan lokal.
Hal senada juga diungkapkan oleh Farid Gaban, aktivis yang juga jurnalis senior. Melalui akun Twitternya @faridgaban, Farid Gaban mengatakan bahwa pengunggah video tersebut tidak mengetahui bahwa mayoritas warga Tionghoa merupakan keturunan Tionghoa.
“Ada yg protes kenapa polisi Singkawang melakukan sosialisasi publik dlm bahasa Tiongkok. Dijajah China katanya. Orang itu tdk tahu bahwa mayoritas warga Singkawang adalah Tionghoa, banyak darinya petani yg sama miskinnya dg petani di Jawa. Indonesia itu bukan cuma Jakarta & Jawa.” cuit Farid Gaban pada Kamis, 13 Januari 2022 lalu.
Dengan demikian jika mengacu kepada seluruh referensi, maka informasi mengenai polisi menggunakan bahasa mandarin untuk melakukan sosialisasi ke warga Singkawang tidak benar dan masuk kedalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo.
Polisi Polres Singkawang menggunakan dialek Hakka agar lebih efektif dalam sosialisasi vaksin kepada warga Kelurahan Pasiran Kecamatan Singkawang Barat yang mayoritas merupakan keturunan Tionghoa.
Polisi Polres Singkawang menggunakan dialek Hakka agar lebih efektif dalam sosialisasi vaksin kepada warga Kelurahan Pasiran Kecamatan Singkawang Barat yang mayoritas merupakan keturunan Tionghoa.
Rujukan
Halaman: 4329/6013