(GFD-2022-9158) [SALAH] Judul Berita Tribunnews “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara Kadrun”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/02/2022
Berita
Beredar postingan di Facebook oleh akun bernama Siti Julaikha di grup ” INDONESIA BERSUARA”, yang memposting sebuah gambar screenshot artikel berita dari Tribunnews berjudul “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara Kadrun”. Dalam artikel tersebut juga disertai gambar peneliti Jepang bernama Masako Kuranishi.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, postingan tersebut adalah hoaks. Artikel aslinya berjudul “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara China”, tayang pertama kali pada 25 November 2015 pukul 16:01. Gambar yang ditampilkan dalam artikelnya juga sama yakni seorang peneliti Jepang bernama Masako Kuranishi.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Siti Julaikha adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Berdasarkan data yang terkumpul dapat disimpulkan bahwa klaim Siti Julaikha adalah hoaks dan termasuk kategori Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ani Nur MR
Hasil Editan. Judul asli dari artikel berita Tribunnews tersebut adalah “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara China”, tayang pertama kali pada 25 November 2015 pukul 16.01.
Hasil Editan. Judul asli dari artikel berita Tribunnews tersebut adalah “Peneliti Jepang Ingatkan Indonesia Bisa Berantakan Gara-gara China”, tayang pertama kali pada 25 November 2015 pukul 16.01.
Rujukan
(GFD-2022-9157) [SALAH] Joni Mitchell, Paul McCartney, Willie Nelson, Bruce Springsteen, Barbra Streisand, Queen, The Rolling Stones, Dave Grohl dan Pearl Jam Menarik Lagu-Lagunya dari Spotify
Sumber: twitter.comTanggal publish: 10/02/2022
Berita
Akun Twitter @fortylittleking (Goth Brooks) menyebarluaskan informasi bahwa kesembilan nama yang disebutkan dalam cuitannya telah menghapus musik mereka dari Spotify, sebagai bentuk dukungan untuk Neil Young. Cuitan tersebut telah dibagikan ulang lebih dari 1,200 kali serta disukai oleh 4,725 orang. Selain itu, banyak pengguna Twitter yang juga telah memberikan komentar.
Klaim tersebut berawal dari aksi protes Neil Young kepada Spotify, karena platform tersebut dinilai ikut andil dalam menyebarkan misinformasi mengenai vaksin COVID-19. Salah satunya dari podcast Joe Rogan yang diunggah di Spotify.
Klaim tersebut berawal dari aksi protes Neil Young kepada Spotify, karena platform tersebut dinilai ikut andil dalam menyebarkan misinformasi mengenai vaksin COVID-19. Salah satunya dari podcast Joe Rogan yang diunggah di Spotify.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelurusan, hanya Joni Mitchell yang membuat pernyataan resmi untuk meminta Spotify menghapus musiknya, sebagai bentuk dukungan untuk Neil Young. Mitchell menulis pernyataannya di website resminya pada 28 Januari 2022 dengan judul “I Stand with Neil Young!”.
Joni Mitchell membuat pernyataan sebagai berikut:
“I’ve decided to remove all my music from Spotify. Irresponsible people are spreading lies that are costing people their lives”.
Namun, kedelapan musisi lain tidak pernah membuat pernyataan resmi mengenai dukungan mereka terhadap Neil Young, dan tidak ada bukti bahwa mereka ingin menghapus musik mereka dari Spotify. Hingga saat ini, lagu-lagu kedelapan musisi tersebut masih bisa ditemui di Spotify.
Informasi serupa juga pernah dibahas oleh USA Today dengan judul “Fact Check: Viral rumors spread misinformation about Spotify removals” dan mengkategorikannya sebagai “Partly False”, karena hanya Joni Mitchell yang menghapus musiknya dari Spotify.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun Twitter @fortylittleking tersebut dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan / Misleading Content.
Joni Mitchell membuat pernyataan sebagai berikut:
“I’ve decided to remove all my music from Spotify. Irresponsible people are spreading lies that are costing people their lives”.
Namun, kedelapan musisi lain tidak pernah membuat pernyataan resmi mengenai dukungan mereka terhadap Neil Young, dan tidak ada bukti bahwa mereka ingin menghapus musik mereka dari Spotify. Hingga saat ini, lagu-lagu kedelapan musisi tersebut masih bisa ditemui di Spotify.
Informasi serupa juga pernah dibahas oleh USA Today dengan judul “Fact Check: Viral rumors spread misinformation about Spotify removals” dan mengkategorikannya sebagai “Partly False”, karena hanya Joni Mitchell yang menghapus musiknya dari Spotify.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun Twitter @fortylittleking tersebut dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan / Misleading Content.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Informasi yang salah. Faktanya, hanya Joni Mitchell yang berhenti bekerja sama dengan Spotify sebagai bentuk protes terhadap misinformasi COVID-19 oleh podcast Joe Rogan. Lagu-lagu dari kedelapan musisi lain masih dapat didengarkan di Spotify.
Informasi yang salah. Faktanya, hanya Joni Mitchell yang berhenti bekerja sama dengan Spotify sebagai bentuk protes terhadap misinformasi COVID-19 oleh podcast Joe Rogan. Lagu-lagu dari kedelapan musisi lain masih dapat didengarkan di Spotify.
Rujukan
(GFD-2022-9156) [SALAH] Pembagian Masker Gratis yang Diberi Obat Bius ke Rumah-Rumah Warga
Sumber: whatsapp.comTanggal publish: 10/02/2022
Berita
Telah beredar kembali pesan berantai melalui WhatsApp yang menginformasikan adanya pembagian masker gratis ke rumah-rumah warga, di mana masker tersebut telah diberi obat bius. Dalam pesan berantai tersebut juga disebutkan bahwa pelaku memiliki tujuan untuk merampok isi rumah.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelurusan, pesan berantai tersebut adalah palsu. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus telah memastikan kepalsuan informasi tersebut.
“Itu informasinya hoaks,” Yusri menegaskan dalam wawancara beliau dengan Kompas pada Rabu, 6 Mei 2020.
Pesan berantai tersebut juga pernah beredar beberapa kali pada 2020 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Pembagian Masker Gratis Dicampur Bius” yang diunggah pada 14 September 2020.
Dengan demikian, pesan berantai di WhatsApp terkait pembagian masker gratis yang diberi obat bius tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu / Fabricated Content.
“Itu informasinya hoaks,” Yusri menegaskan dalam wawancara beliau dengan Kompas pada Rabu, 6 Mei 2020.
Pesan berantai tersebut juga pernah beredar beberapa kali pada 2020 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Pembagian Masker Gratis Dicampur Bius” yang diunggah pada 14 September 2020.
Dengan demikian, pesan berantai di WhatsApp terkait pembagian masker gratis yang diberi obat bius tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten Palsu / Fabricated Content.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.
Hoaks berulang. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya telah memberikan pernyataan langsung bahwa pesan berantai WhatsApp tersebut tidak benar pada September 2020 lalu.
Hoaks berulang. Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya telah memberikan pernyataan langsung bahwa pesan berantai WhatsApp tersebut tidak benar pada September 2020 lalu.
Rujukan
(GFD-2022-9155) [SALAH] Video “Nigeria, Minggu 23-01-2022, menghancurkan jutaan Vaksin Covid19 demi melindungi rakyatnya dari kematian akibat Suntikan Vaksin Covid19”
Sumber: facebook.comTanggal publish: 10/02/2022
Berita
Akun Facebook Raden Ayu Amiy Rahma (fb.com/100075431073593) pada 28 Januari 2022 mengunggah sebuah video berdurasi 35 detik yang memperlihatkan truk yang mengeluarkan muatannya berupa kardus-kardus di tempat pembuangan sampah dan kemudian digiling oleh buldoser dengan narasi sebagai berikut:
“Nigeria, Minggu 23-01-2022, menghancurkan jutaan Vaksin Covid19 demi melindungi rakyatnya dari kematian akibat Suntikan Vaksin Covid19. Terus knapa di NKRI justru wajib & dipaksakan??? Berarti Pemerintahnya yg sengaja ingin “membunuh” rakyatnya sendiri?? Demi uang, dsb… Repost……”
“Nigeria, Minggu 23-01-2022, menghancurkan jutaan Vaksin Covid19 demi melindungi rakyatnya dari kematian akibat Suntikan Vaksin Covid19. Terus knapa di NKRI justru wajib & dipaksakan??? Berarti Pemerintahnya yg sengaja ingin “membunuh” rakyatnya sendiri?? Demi uang, dsb… Repost……”
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video penghancuran kardus-kardus berisi vaksin yang diklaim terjadi di Nigeria pada Minggu, 23 Januari 2022 merupakan klaim yang salah.
Faktanya bukan pada tahun 2022. Penghancuran vaksin merek AstraZeneca karena kedaluwarsa tersebut dilakukan di tempat pembuangan sampah di ibu kota Nigeria, Abuja pada pada Desember 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran dengan menggunakan kata kunci “penghancuran vaksin nigeria”, ditemukan video yang identik yang dimuat di artikel berjudul ‘Sejuta Vaksin Astrazeneca di Nigeria Digilas Buldoser Karena Kedaluwarsa” yang terbit di situs 20.detik.com pada Kamis, 23 Des 2021.
Dilansir dari artikel ini, otoritas kesehatan Nigeria menghancurkan 1.066.214 dosis vaksin Covid-19 di tempat pembuangan sampah ibu kota Nigeria. Jenis vaksin yang kedaluwarsa ini merupakan vaksin AstraZeneca.
Selain itu, dilansir dari Tempo menyebutkan bahwa Nigeria pada Rabu, 22 Desember 2021, menghancurkan lebih dari satu juta dosis vaksin virus corona merek AstraZeneca, yang sudah kedaluwarsa . Penghancuran vaksin kedaluwarsa ini untuk meyakinkan masyarakat Nigeria kalau vaksin yang sudah lewat batas waktu penggunaannya pasti tidak akan dipakai lagi.
Faktanya bukan pada tahun 2022. Penghancuran vaksin merek AstraZeneca karena kedaluwarsa tersebut dilakukan di tempat pembuangan sampah di ibu kota Nigeria, Abuja pada pada Desember 2021.
Berdasarkan hasil penelusuran dengan menggunakan kata kunci “penghancuran vaksin nigeria”, ditemukan video yang identik yang dimuat di artikel berjudul ‘Sejuta Vaksin Astrazeneca di Nigeria Digilas Buldoser Karena Kedaluwarsa” yang terbit di situs 20.detik.com pada Kamis, 23 Des 2021.
Dilansir dari artikel ini, otoritas kesehatan Nigeria menghancurkan 1.066.214 dosis vaksin Covid-19 di tempat pembuangan sampah ibu kota Nigeria. Jenis vaksin yang kedaluwarsa ini merupakan vaksin AstraZeneca.
Selain itu, dilansir dari Tempo menyebutkan bahwa Nigeria pada Rabu, 22 Desember 2021, menghancurkan lebih dari satu juta dosis vaksin virus corona merek AstraZeneca, yang sudah kedaluwarsa . Penghancuran vaksin kedaluwarsa ini untuk meyakinkan masyarakat Nigeria kalau vaksin yang sudah lewat batas waktu penggunaannya pasti tidak akan dipakai lagi.
Kesimpulan
BUKAN pada tahun 2022. Penghancuran vaksin merek AstraZeneca karena kedaluwarsa tersebut dilakukan di tempat pembuangan sampah di ibu kota Nigeria, Abuja pada pada Desember 2021.
Rujukan
Halaman: 4309/6014