Beredar sebuah narasi oleh akun Facebook KarmilaSari UmmAhmad IbnuSholeh yang mengatakan bahwa campuran daun pepaya dan jahe dapat menjadi obat varian Omicron. Narasi tersebut juga mencantumkan tata cara membuat campuran daun pepaya dan jahe agar dapat dijadikan sebagai obat varian Omicron.
1 daun pepaya+jahe buat obat omicron
Obat Omicron Daun Pepaya
manfaat jahe
(GFD-2022-9170) [SALAH] Campuran Daun Pepaya dan Jahe Dapat Sembuhkan Omicron
Sumber: facebook.comTanggal publish: 12/02/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. Melansir dari laman berita Liputan 6, Guru Besar Farmasi UGM, Prof. Dr. Zullies Ikawati, Apt. mengatakan bahwa hingga saat ini belum terdapat penelitian yang membuktikan bahwa campuran daun pepaya dan jahe dapat menjadi obat bagi varian Omicron.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook KarmilaSari UmmAhmad IbnuSholeh tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Facebook KarmilaSari UmmAhmad IbnuSholeh tidak sesuai fakta dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Nadine Salsabila (Universitas Diponegoro)
Hal tersebut tidak benar. Hingga saat ini, belum ada bukti penelitian yang mengatakan bahwa campuran daun pepaya dan jahe dapat menyembuhkan varian Omicron.
Hal tersebut tidak benar. Hingga saat ini, belum ada bukti penelitian yang mengatakan bahwa campuran daun pepaya dan jahe dapat menyembuhkan varian Omicron.
Rujukan
(GFD-2022-9169) [SALAH] Cairan Pemutih Dan Sitrun Dapat Membersihkan Kerak Membandel
Sumber: TikTok.comTanggal publish: 11/02/2022
Berita
Akun Tiktok @resep_inspirasi_debm yang sudah centang biru mengunggah sebuah video pada tanggal 10 Oktober 2021 yang sudah disukai sebanyak 2213 suka dan dikomentari sebanyak 2321 komentar. Dalam video tersebut menjelaskan mengenai cara membersihkan kamar mandi yang berkerak menggunakan campuran sitrun dan cairan pemutih pakaian.
NARASI:
“siapa nih yang kamar mandinya kotor berkerak susah dibersihkan, aku punya cara ampuh untuk merontokkan kerak-kerak membandel. Cuma pakai dua bahan aja, sitrun dan cairan pemutih pakaian…”
NARASI:
“siapa nih yang kamar mandinya kotor berkerak susah dibersihkan, aku punya cara ampuh untuk merontokkan kerak-kerak membandel. Cuma pakai dua bahan aja, sitrun dan cairan pemutih pakaian…”
Hasil Cek Fakta
Melansir Kompas.com, peneliti dan dosen toksikologi dari Departemen Kimia FMIPA Universitas Indonesia (UI) Budiawan menjelaskan bahwa pemutih pakaian mengandung zat aktif natrium hipoklorit yang apabila zat itu dicampur dengan asam, maka akan terjadi kenaikan sifat keasamannya dan pelepasan gas klorin (C12). Selain itu, pencampuran kedua zat tersebut juga berpotensi membentuk asam hipoklorit.
Kemudian melansir Alodokter.com, paparan gas yang mengandung klorin dalam jumlah banyak bisa menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Kondisi ini dapat memicu terjadinya gejala sesak napas, hidung berair, nyeri dada, batuk, dan mengi. Paparan gas klorin juga bisa memicu kambuhnya gejala pada penderita asma. Paparan klorin dalam jumlah besar juga akan bereaksi dengan lapisan mukosa di dalam tubuh dan membentuk asam klorida dan asam hipoklorit. Kedua zat ini merupakan zat beracun bagi tubuh manusia.
Dengan demikian informasi mengenai mencampurkan cairan pemutih dengan sitrun merupakan misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kemudian melansir Alodokter.com, paparan gas yang mengandung klorin dalam jumlah banyak bisa menyebabkan iritasi dan gangguan pernapasan. Kondisi ini dapat memicu terjadinya gejala sesak napas, hidung berair, nyeri dada, batuk, dan mengi. Paparan gas klorin juga bisa memicu kambuhnya gejala pada penderita asma. Paparan klorin dalam jumlah besar juga akan bereaksi dengan lapisan mukosa di dalam tubuh dan membentuk asam klorida dan asam hipoklorit. Kedua zat ini merupakan zat beracun bagi tubuh manusia.
Dengan demikian informasi mengenai mencampurkan cairan pemutih dengan sitrun merupakan misleading content atau konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo.
Klaim campuran pemutih dan sitrun dapat membersihkan kerak membandel adalah informasi yang menyesatkan. Campuran kedua zat ini dapat membentuk asam klorit yang menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh apabila terhirup seperti berpotensi mengganggu sistem pernapasan dan menimbulkan efek pusing.
Klaim campuran pemutih dan sitrun dapat membersihkan kerak membandel adalah informasi yang menyesatkan. Campuran kedua zat ini dapat membentuk asam klorit yang menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh apabila terhirup seperti berpotensi mengganggu sistem pernapasan dan menimbulkan efek pusing.
Rujukan
(GFD-2022-9168) [SALAH] Covid-19 Hoax Karena Narasinya Sudah Ada Sebelum Covid-19 Muncul
Sumber: twitter.comTanggal publish: 11/02/2022
Berita
Akun Twitter @warriorReborn_ mengklaim bahwa Covid-19 merupakan hoax dikarenakan narasi Covid-19 sudah ada sebelum Pandemi Covid-19 melanda. Akun ini juga melampirkan link dan tangkapan layar dari website https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/patent/US-2020279585-A1 yang berjudul System and Method for Testing for COVID-19 yang dipatenkan oleh Rothschild Richard A.
Hasil Cek Fakta
Melansir Reuters.com, Dalam informasi tersebut terjadi penggabungan dalam istilah “priority date” and “application date”. Priority date dapat mengacu pada tanggal pengajuan paling awal dalam kelompok aplikasi paten terkait, atau tanggal pengajuan paling awal dari fitur tertentu dari suatu penemuan. Dalam hal ini, 13 Oktober 2015 adalah saat Rothschild pertama kali membuat aplikasi sementara (US20200126593A1) dalam keluarga paten ini. Selanjutnya serangkaian aplikasi paten reguler non-sementara dibuat untuk “System and Method For Using, Processing, and Displaying Biometric Data”, termasuk di dalamnya sistem untuk menganalisis data biometrik untuk menentukan apakah pengguna menderita Covid-19 (US2020279585A1). Aplikasi paten untuk penderita Covid-19 ini tidak diterapkan hingga 17 Mei 2020.
Selain itu melansir Factcheck.afp.com juga memberikan penjelasan bahwa pada website tersebut menunjukkan aplikasi paten tambahan yang diajukan pada tahun 2020 setelah pengajuan aplikasi paten lain pada tahun 2015 yang tidak terkait dengan virus corona. Kemudian ini diperkuat dengan pernyataan juru bicara perusahaan jasa keuangan Rothschild & Co yang mengatakan pemohon paten tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.
Kemudian melansir Covid19.who.int, Covid-19 merupakan hal yang nyata di masyarakat dengan kasus global sudah menyentuh angka 394,381,395 kasus positif dengan jumlah kematian sebanyak 5,735,179 orang. Sementara itu melansir dari Covid19.go.id, di Indonesia sendiri kasus positif sebanyak 4.542.601 kasus positif dengan kasus meninggal dunia sebanyak 144.636 orang.
Dengan demikian jika mengacu kepada seluruh referensi, maka klaim Covid-19 hoax karena narasinya sudah ada sebelum Covid-19 muncul merupakan informasi yang salah dan masuk ke dalam kategori konten menyesatkan.
Selain itu melansir Factcheck.afp.com juga memberikan penjelasan bahwa pada website tersebut menunjukkan aplikasi paten tambahan yang diajukan pada tahun 2020 setelah pengajuan aplikasi paten lain pada tahun 2015 yang tidak terkait dengan virus corona. Kemudian ini diperkuat dengan pernyataan juru bicara perusahaan jasa keuangan Rothschild & Co yang mengatakan pemohon paten tidak memiliki hubungan dengan perusahaan.
Kemudian melansir Covid19.who.int, Covid-19 merupakan hal yang nyata di masyarakat dengan kasus global sudah menyentuh angka 394,381,395 kasus positif dengan jumlah kematian sebanyak 5,735,179 orang. Sementara itu melansir dari Covid19.go.id, di Indonesia sendiri kasus positif sebanyak 4.542.601 kasus positif dengan kasus meninggal dunia sebanyak 144.636 orang.
Dengan demikian jika mengacu kepada seluruh referensi, maka klaim Covid-19 hoax karena narasinya sudah ada sebelum Covid-19 muncul merupakan informasi yang salah dan masuk ke dalam kategori konten menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo.
Hal tersebut tidak benar. Paten untuk sistem yang menganalisis data biometrik untuk menentukan apakah pengguna menderita COVID-19 tidak diterapkan hingga 17 Mei 2020. Lalu virus Covid-19 memang nyata, dibuktikan dengan jumlah kasus dunia sebanyak 394,381,395 kasus positif dan kasus di Indonesia sebanyak 4.542.601 kasus positif.
Hal tersebut tidak benar. Paten untuk sistem yang menganalisis data biometrik untuk menentukan apakah pengguna menderita COVID-19 tidak diterapkan hingga 17 Mei 2020. Lalu virus Covid-19 memang nyata, dibuktikan dengan jumlah kasus dunia sebanyak 394,381,395 kasus positif dan kasus di Indonesia sebanyak 4.542.601 kasus positif.
Rujukan
- https://www.reuters.com/article/uk-factcheck-patent-idUSKBN27C34O
- https://factcheck.afp.com/facebook-posts-promote-false-conspiracy-coronavirus-testing-patent-was-submitted-2015-0
- https://patents.google.com/patent/US20200126593A1/en?oq=US20200126593A1
- https://patents.google.com/patent/US20200279585A1/en?oq=+US2020279585A1
- https://covid19.go.id/
- https://covid19.who.int/
(GFD-2022-9167) [SALAH] Vaksin Booster Menyebabkan Manusia Bertingkah Seperti Zombie
Sumber: Telegram.comTanggal publish: 11/02/2022
Berita
Akun Telegram dengan nama pengguna “darkuniverse09” mengunggah sebuah video yang menunjukkan seorang perempuan tengah berusaha untuk mendobrak pintu masuk sebuah fasilitas umum. Dalam unggahan tersebut juga disertai keterangan yang menyatakan bahwa aksi tersebut merupakan dampak seseorang yang terlalu banyak menerima vaksin Covid-19 dan vaksin booster.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, aksi yang dilakukan oleh perempuan tersebut tidak disebabkan oleh vaksin booster, melainkan karena ia merasa marah ketika tidak diperbolehkan untuk memasuki fasilitas publik di Lousiana, Amerika Serikat, karena tidak mengenakan masker. Video tersebut pertama kali diunggah oleh akun Twitter “santiagomayer_” pada 4 Juli 2020, sebelum program vaksinasi dilaksanakan.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Telegram dengan nama pengguna “darkuniverse09” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Telegram dengan nama pengguna “darkuniverse09” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konteks yang Salah/False Context.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Khairunnisa Andini.
Peristiwa yang terekam dalam video tidak disebabkan oleh vaksin booster, melainkan karena perempuan dalam video merasa marah ketika tidak diperbolehkan untuk memasuki fasilitas publik karena tidak mengenakan masker. Video tersebut pertama kali diunggah pada Juli 2020, sebelum program vaksinasi dilaksanakan.
Peristiwa yang terekam dalam video tidak disebabkan oleh vaksin booster, melainkan karena perempuan dalam video merasa marah ketika tidak diperbolehkan untuk memasuki fasilitas publik karena tidak mengenakan masker. Video tersebut pertama kali diunggah pada Juli 2020, sebelum program vaksinasi dilaksanakan.
Rujukan
Halaman: 4306/6014