• (GFD-2020-5361) [SALAH] Surat Gubernur Sumatera Utara Minta Dana Pengamanan Pilkada 2020

    Sumber: Tangkapan Layar Surat
    Tanggal publish: 25/10/2020

    Berita

    “GUBERNUR SUMATERA UTARA

    Dalam rangka pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2020. Pemerintah Provinsi Sumatera Utara melalui APBD telah mengalokasikan anggaran untuk pengamanan pelaksanaan. Dalam NPHD yang sudah ditandatangani untuk penyelenggaraan Pilkada terdapat kekurangan dana dari nilai anggaran yang sudah disepakati. Maka dengan ini dihimbau kepada seluruh perusahaan yang ada di Sumatera Utara untuk berpartisipasi dalam pembantuan dana.

    Hal tersebut akan diteruskan ke masing-masing Pimpinan/Direksi perusahaan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    Menginformasikan rekening donasi ke seluruh pimpinan perusahaan

    Bank. : BNI
    Nama Rekening : Reza Zulmi Fahlevi
    Nomor Rekening : 1116889977″

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah surat mengatasnamakan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Dalam surat tersebut berisi tentang permohonan bantuan dana pengamanan pelaksanaan Pilkada 2020 ditujukan kepada Pimpinan Direksi Perusahaan di Sumatera Utara. Surat yang dikeluarkan tanggal 20 Oktober 2020 tersebut menyebut Pimpinan Direksi Perusahaan agar dapat mengirim dana ke nomor rekening BNI 1116889977 atas nama Reza Zulmi Fahlevi.

    Berdasarkan penelusuran, surat tersebut palsu dan tidak benar dikeluarkan oleh Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Hal ini dinyatakan oleh akun resmi Humas Sumut di sosial media Facebook yang menyatakan bahwa surat tersebut tidak benar.

    “Ramai beredar surat edaran yang mengatas namakan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, terkait permohonan bantuan dana pengamanan Pilkada, dengan ini kami informasikan bahwa surat edaran tersebut adalah tidak benar, dan mohon untuk tidak menyebarkanya,” tulis akun resmi Humas Sumut pada Sabtu (24/10/2020).

    Dengan demikian, surat yang mengatasnamakan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meminta bantuan dana pengamanan Pilkada 2020 tidak benar dan masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Muhammad Padhliansyah (Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin)

    Surat Palsu. Faktanya, berdasarkan postingan dari akun resmi Humas Sumut menyatakan bahwa surat tersebut tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5360) [SALAH] Akun Facebook Pribadi Kapolda Papua Barat Tornagogo Sihombing

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/10/2020

    Berita

    “Akun Facebook Pribadi Kapolda Papua Barat Tornagogo Sihombing”

    Hasil Cek Fakta

    Terdapat pada Facebook akun yang mengatasnamakan Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing.

    Setelah ditelusuri, pada teropongnews.com Kabid Humas Polda Papua Barat AKBP Adam Erwindi, mengkonfirmasi sekaligus mengingatkan kepada warga masyarakat Papua Barat dan sekitarnya agar tidak tertipu terhadap akun yang mengatas namakan Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing tersebut.

    “Kami sudah konfirmasi langsung kepada kapolda, dan kapolda menegaskan bahwa beliau tidak memiliki akun facebook dan Instagram seperti yang saat ini sedang beredar menggunakan nama dan foto-foto beliau. Beliau berpesan agar masyarakat tidak tertipu oleh ulah oknum yang tidak bertanggung jawab yang membuat dan mengelola akun tersebut untuk melakukan penipuan terhadap masyarakat” ungkap Kabid Humas.

    Dengan demikian akun Facebook yang mengatasnamakan Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing adalah tidak benar sehingga hal ini masuk dalam kategori konten palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah Oktari Jasmien (Institut Agama Islam Negeri Surakarta).

    Akun Facebook yang mengatasnamakan Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing adalah tidak benar. Faktanya, beliau tidak memiliki akun facebook.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5359) [SALAH] Pandemi Telah Berakhir dan Covid-19 Adalah Flu Biasa

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 25/10/2020

    Berita

    “Para kumpulan dokter ahli, ilmuwan dan pengacara di Eropa 10 october 2020 mengeluarkan statement perihal Covid 19,,bahwa hasil penyelidikan mereka selama ini,Covid19 adalah penuh kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut,kehilangan pekerjaan , usaha dan dukungan keungan,,,ini adalah karya setan,,hasil penyilidikan mereka selama ini Covid 19 tdk seperti yg di beritakan hangat di media saat ini, mereka akan tuntut dan investigasi orang yg bekerja sama membuat kekacauan dan situasi ekonomi yg buruk saat ini dan minta tdk ada lagi istilah new normal,,krn Covid 19 tdk memiliki efek yg berbahaya seperti di beritakan selama ini,,mereka minta pemerintah hrs mengembalikan kedaan seperti kedaan semula, tidak ada lagi istilah new normal dan pengunaan masker, jaga jarak dan hal lain yg berhub dengan situasi Covid saat ini,,ini statement dan Videonya,,

    Watch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownWatch Censored WORLD DOCTORS ALLIANCE Announce Lawsuit Against COVID-19 Global LockdownOriginal Link https://www.youtube.com/watch?v=DZitDEI7EgM A meeting hosted by Heiko Schöning to introduce the World Doctors Alliance (WDA) in Berlin, Germany on 10th October 2020. Speakers in order of appearance are: HEIKO SCHÖNING, M.D. Doctor an”

    Corona tidak bahaya
    Klaim aliansi dokter dunia
    Covid flu biasa
    covid 19 dianggap flu biasa
    Flu musiman
    Covid 19 dianggap flu musiman
    Corona sama dengan Flu biasa

    Hasil Cek Fakta

    Beredar melalui aplikasi perpesanan Whatsapp, sebuah tautan Youtube dengan keterangan bahwa perkumpulan ahli di Eropa memberikan pernyataan bahwa Covid-19 tidak memiliki efek yang berbahaya. Dalam tnarasinya tertulis, berdasarkan penyelidikan para ahli Covid-19 kebohongan, rekayasa dan membuat orang punya rasa takut.

    Pada 10 Oktober, Heiko Schöning, seorang dokter Jerman dan kepala kelompok yang dikenal dengan akronim Jerman ACU2020 mengumumkan pembentukan organisasi bernama World Doctors Alliance untuk menantang kebenaran pandemi Covid-19. Dalam situs web aliansi tersebut mengklaim bahwa pandemi telah berakhir tepatnya sejak Juni 2020.

    Pengumuman pembentukan grup tersebut sudah diunggah ke Youtube, namun dihapus oleh Youtube karena melanggar persyaratan layanan. Dalam potongan video yang telah tersebar di media sosial, seorang dokter umum bernama Elke De Klerk menyebut bahwa mereka tidak ada pandemi dan Covid-19 merupakan virus flu biasa.

    Faktanya, para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai ilmuwan lain mengatakan tidak ada bukti ilmiah virus Corona (Covid-19) kini kehilangan potensinya atau tidak mematikan lagi seperti awal penyebarannya.

    Ahli Epidemiologi WHO, Maria Van Kerkhove, serta beberapa ahli virus dan penyakit menular, mengatakan “Tidak ada data menunjukkan virus corona berubah secara signifikan, baik dalam bentuk transmisi atau dalam tingkat keparahan penyakit seperti yang dikatakannya,” kata mereka, seperti dilansir Reuters.

    “Dalam hal penularan, tidak berubah, dalam hal keparahan, juga tidak ada berubah,” jelas Van Kerkhove kepada wartawan.

    Mengenai pernyataan De Klerk yang mengatakan Covid-19 merupakan virus flu biasa, WHO menyatakan COVID-19 menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada influenza musiman. Banyak orang di seluruh dunia telah membangun kekebalan terhadap jenis flu musiman, COVID-19 adalah virus baru yang tidak memiliki kekebalan. Artinya, semakin banyak orang yang rentan terhadap infeksi, dan beberapa akan menderita penyakit parah. Secara global, sekitar 3,4% dari kasus COVID-19 yang dilaporkan telah meninggal. Sebagai perbandingan, flu musiman umumnya membunuh jauh lebih sedikit dari 1% orang yang terinfeksi.

    Sehingga klaim mengenai pernyataan-pernyataan ahli Eropa mengenai Covid yang tidak berbahaya merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta).

    Informasi tersebut menyesatkan. Faktanya, berdasar dari data WHO klaim yang menyebut pandemi telah berakhir pada Juni 2020 adalah salah. Para ahli Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan berbagai ilmuwan lain mengatakan tidak ada bukti ilmiah virus Corona (Covid-19) kini kehilangan potensinya atau tidak mematikan lagi seperti awal penyebarannya.

    Rujukan

  • (GFD-2020-5358) [SALAH] “Gedung plaza Indonesia terbakar”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 25/10/2020

    Berita

    “Gedung plaza Indonesia terbakar”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar video aksi demonstrasi yang diunggah melalui akun Facebook Fredy Rismanto pada tanggal 20/10/2020 dengan narasi “Gedung plaza Indonesia terbakar”.

    Dari hasil penelusuran diketahui narasi tersebut salah. Bukan gedung Istana Plaza yang dibakar, melainkan halte Transjakarta yang berada di depannya. Dilansir dari cnnindonesia.com, halte Transjakarta di Bundaran Hotel Indonesia (HI) terbakar. Api terlihat membesar saat demo menolak Omnibus Law di Jakarta Pusat rusuh pada tanggal 08/10/2020.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus membantah kabar gedung Plaza Indonesia terbakar dengan mengatakan ratusan massa aksi tersebut hanya membakar halte TransJakarta, trafficlight, barrier dan kawat berduri yang dipasang petugas di depan Mal Plaza Indonesia. Pihak kepolisian telah mengamankan lokasi Mal Plaza Indah agar massa aksi tidak bergerak ke tempat tersebut.

    “Tidak terbakar, Mal Plaza Indonesia masih aman. Jadi yang terbakar itu cuma di bagian depan jalan situ saja. Ada halte, traffic light, barrier dan kawat berduri yang dibakar massa,” dilansir dari kabar24.bisnis.com, Kamis (08/10/2020).

    Sementara itu, pasca-kerusuhan tersebut di beberapa cuplikan video perbaikan halte Transjakarta yang terbakar dapat dilihat kondisi gedung Plaza Indonesia dengan keadaan baik-baik saja. Tidak terlihat bekas kebakaran yang terjadi di gedung tersebut. Tidak ditemukan pula pemberitaan tentang gedung Plaza Indonesia yang terbakar di media arus utama, hasil penelusuran merujuk pada kebakaran halte Transjakarta di depan Plaza Indonesia. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rizqi Abdul Azis (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia).

    Informasi yang salah. Pihak berwajib menyatakan Gedung Plaza Indonesia tidak terbakar, bangunan yang terbakar dalam video adalah halte Transjakarta oleh para demonstran.

    Rujukan