• (GFD-2022-10339) [SALAH] Kejahatan di Ukraina Meningkat 270% Sejak 2021

    Sumber: Telegram.com
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Beredar informasi dari akun Telegram @rezident_ua bahwa kejahatan di Ukraina meningkat 270% jika dibandingkan dengan 2021 lalu. Akun Telegram tersebut menklaim bahwa kejahatan di Ukraina, terutama perampokan dan pembunuhan meningkat karena kurangnya personel dan terlalu banyaknya distribusi senjata untuk masyarakat Ukraina.

    Narasi
    (Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):

    “Sumber kami di OP mengatakan bahwa Menteri Dalam Negeri pekan lalu membuat laporan ke Kantor Presiden tentang peningkatan kejahatan di Ukraina, yang meningkat sebesar 270%. Karena kekurangan personel dan sejumlah besar senjata di tangan, jumlah kejahatan serius meningkat di Ukraina, terutama pembunuhan dan perampokan”.

    Hasil Cek Fakta

    Faktanya berdasar data yang diunggah melalui laman resmi Kementerian Dalam Negeri Ukraina memperlihatkan bahwa tingkat kejahatan di Ukraina justru menurun pada dua bulan pertama perang Ukraina – Rusia.

    Selain itu, berdasarkan data yang diunggah oleh Departemen Investigasi Kejahatan Kementerian Dalam Negeri Ukraina, tingkat kejahatan di Ukraina menurun sebanyak 25% jika dibandingkan dengan tahun lalu, begitu pula dengan jumlah pembunuhan dan perampokan.

    Hasil periksa fakta serupa juga telah dibahas oleh situs stopfake.org dengan judul “Fake: the distribution of weapons to the population leads to a 270% increase in crime”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh akun Telegram @rezident_ua merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi menyesatkan. Faktanya kejahatan di Ukraina tidak meningkat, justru menurun sebanyak 25% jika dibandingkan dengan 2021.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10338) [SALAH] Mahasiswa Sri Lanka Ditahan Oleh Angkatan Bersenjata Ukraina di Wilayah Kharkiv

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Media berita Rusia, Lenta.ru, menulis berita tentang tujuh mahasiswa asal Sri Lanka yang ditangkap dan ditahan oleh angkatan bersenjata Ukraina (AFU) pada Maret 2022 silam di wilayah Kharkiv. Artikel tersebut juga menyatakan bahwa ketujuh mahasiswa tersebut dibawa pergi ke arah yang tidak diketahui.

    Berita tersebut kemudian mendapatkan respon langsung dari Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyi melalui akun YouTube resminya “Office of the President of Ukraine”.

    Di video tersebut, Presiden Zelenskyi menyatakan, “…khususnya, tujuh warga negara Sri Lanka, yang merupakan mahasiswa dari Kupyan Medical College. Pada Maret lalu, mereka ditangkap oleh tentara Rusia dan kemudian ditahan di ruang bawah tanah”.

    Hasil Cek Fakta

    Pernyataan tersebut dikonfirmasi oleh Kepala Polisi Nasional Ukraina, Ihor Klymenko, yang memberikan informasi bahwa mahasiswa asal Sri Lanka ditangkap oleh anggota militer Rusia dalam upaya untuk mengungsi dari Kupyansk. Ketujuh mahasiswa tersebut kemudian ditahan di ruang bawah tanah di daerah Vovchansk. Ihor Klymenko membuat pernyataan tersebut pada 16 September lalu saat berpidato di Military Media Center.

    Dengan demikian, berita yang diunggah oleh Lenta.ru berjudul “Di wilayah Kharkiv, mahasiswa dari Sri Lanka ditahan oleh Angkatan Bersenjata Ukraina” merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi menyesatkan. Tujuh mahasiswa asal Sri Lanka yang ditahan pada Maret lalu ditangkap oleh militer Rusia, bukan militer Ukraina. Ketujuh siswa tersebut sempat ditahan di ruang bawah tanah di daerah Vovchansk.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10337) [SALAH] NATO Membeberkan Rencana Ekspansi di Dekat Perbatasan Rusia

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Artikel dari media berita Rusia, Lenta.ru menulis berita tentang NATO yang mengakui rencana ekspansi sampai ke dekat perbatasan Rusia. Klaim tersebut diambil dari pidato Rob Bauer selaku Pemimpin Komite Militer NATO di Tallinn, Estonia pada 16 – 18 September lalu.

    Hasil Cek Fakta


    Faktanya pernyataan Rob Bauer yang dikutip dalam artikel Lenta.ru berbunyi sebagai berikut:

    “Kami membahas restrukturisasi paling ekstensif dari struktur militer kami sejak 1949. Perencanaan untuk ini dimulai beberapa tahun yang lalu, sekarang kami menerapkan rencana ini ke dalam tindakan”.

    Jika melihat dokumen tertulis dari konferensi pers gabungan yang diunggah di laman resmi NATO, tidak ada pernyataan dari Rob Bauer yang secara eksplisit menyebutkan kata “ekspansi” sampai di dekat perbatasan Rusia. Kata “perencanaan” yang dikutip dari pidato Rob Bauer merujuk kepada perombakan atau “restrukturisasi” Komite Militer NATO.

    Lebih lanjut, berita serupa telah dibahas oleh stopfake.org dengan judul “Fake: NATO “admitted” that they had long planned expansion near the borders of the Russian Federation”.

    Dengan demikian, berita yang diunggah oleh Lenta.ru berjudul “NATO mengakui rencana untuk melakukan ekspansi di dekat perbatasan Rusia” merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Informasi menyesatkan. Pidato Rob Bauer, pemimpin Komite Militer NATO, tidak menyatakan bahwa NATO telah merencanakan ekspansi di dekat perbatasan Rusia selama bertahun-tahun. Faktanya, pidato tersebut menjelaskan mengenai rencana perombakan struktur Komite Militer NATO.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10336) [SALAH] Pidato Kapolda Riau: “Negara Boleh Tidak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Tetap Ada”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 21/09/2022

    Berita

    Pengguna Twitter @HaranaMardjihad mengunggah video potongan pidato Kapolda Riau, Irjen Nandang, yang menyatakan bahwa negara boleh tidak ada tentara, namun polisi tetap harus ada. Cuitan yang diunggah pada 31 Agustus tersebut telah disukai 133 orang dan dikutip serta dibagikan ulang sebanyak 100 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut merupakan hoaks lama. Pidato yang diunggah oleh @HaranaMardjihad merupakan pidato Kapolda Riau pada 2017, dan Irjen Nandang sendiri telah memberikan klarifikasi terkait informasi tersebut.

    “Saya cuma jelaskan bahwa media berperan penting dalam tugas Polri dan TNI serta pemerintah. Makanya, catat dari awal pembicaraan (pengarahan) saya. Jadi tidak ditulis sepenggal-sepenggal saja,” kata Irjen Nandang, yang dikutip oleh situs turnbackhoax.id.

    Irjen Nandang juga menjelaskan bahwa di pidato tersebut, beliau memberikan gambaran keadaan di negara-negara tertentu dan bukan di Indonesia, sehingga jangan dianalogikan. Inti dari pidato Irjen Nandang adalah pentingnya sinegritas dari segala pihak, termasuk seluruh stakeholder dan media di Riau.

    Terlebih lagi, informasi serupa pernah dibahas oleh Riau Aktual pada 2017 silam dengan judul “‘Negara Boleh Tak Ada Tentara, Tapi Polisi Harus Ada’, Kapolda Riau: Isi Berita Itu Hoax”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh @HaranaMardjihad merupakan konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Hoaks berulang. Kapolda Riau, Irjen Nandang, telah mengklarifikasi bahwa pidato beliau justru menyampaikan pentingnya sinergi antara Polri, TNI, dan Media. Meskipun Irjen Nandang memang menyatakan hal tersebut di video terlampir, namun pernyataan tersebut diinterpretasi tidak sesuai konteks.

    Rujukan