• (GFD-2021-6331) [SALAH] Foto “Kepanikan Fira’un Jaman Now”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Facebook Abdillah Al Habsyi mengunggah narasi tentang Firaun disertai dengan foto yang diklaim sebagai reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah pada grup Indonesia Bersuara. Unggahan tersebut mendapat atensi sebanyak 146 reaksi, 1,1 rb komentar, dan telah dibagikan sebanyak 7 kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto asli yang digunakan dalam unggahan Facebook itu berasal dari akun Instagram @infov_id. Diketahui foto tersebut telah melalui proses penyuntingan dengan menggunakan foto Joko Widodo.

    Foto reka ulang bentuk wajah mumi Firaun Ramses II yang tenggelam di Laut Merah ini sebelumnya pernah dibahas dalam artikel Turn Back Hoax yang berjudul “[SALAH] Potret Reka ulang Bentuk Wajah dari Mumi Firaun Ramses II” pada 27 Oktober 2020.

    Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Facebook Abdillah Al Habsyi dapat dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6330) [SALAH] Gambar Permukaan Matahari yang Dipublikasikan NASA

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Facebook Little Biologists mengunggah gambar disertai dengan narasi yang menyebutkan bahwa unggahan tersebut adalah gambar permukaan matahari yang paling jelas yang dipublikasikan oleh NASA. Unggahan tersebut mendapatkan atensi sebanyak 72 rb reaksi, 3,3 rb komentar, dan telah dibagikan sebanyak 76 rb kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut bukan dipublikasikan oleh NASA. Menurut situs jual beli seni asal Amerika Serikat, Fine Art Amerika, gambar yang berjudul “Magnetic Sun” adalah sebuah karya dari Jason Guenzel. Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Jason Guenzel mengungkapkan bahwa gambar kromosfer matahari yang diproses melalui melalui perangkat lunak itu menunjukkan kompleksitas medan magnet dalam bintang di pusat tata surya.

    “This heavily software-processed image of the solar chromosphere reveals the complex nature of the magnetic field within our star.

    Walking the thin line between science and art … perhaps blurring it a bit. ?,” tulisnya.

    Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Facebook Little Biologists ini dapat dikategorikan sebagai Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6329) [SALAH] Undertaker Mendukung Petani India

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Facebook Laatsahab Sanju Gujjar Jsp mengunggah gambar hasil tangkapan layar salah satu postingan akun Twitter Undertaker pegulat profesional WWE, dalam postingan itu terdapat foto Undertaker sedang memegang sebuah kertas dengan tulisan “LET’S TEAM UP”.

    Postingan tersebut juga disertai narasi yang diklaim mendukung petani di India yang sedang melakukan demo dan mogok makan sebagai bentuk protes atas kebijakan pertanian baru yang diperkenalkan oleh PM Narendra Modi.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, gambar tersebut adalah hasil editan. Ditemukan postingan asli pada akun Twitter Undertaker dengan foto yang sama diunggah pada 17 Desember 2020 dengan disertai narasi sebagai berikut:

    “.@WWE has teamed up with Omaze to support the life-changing work of Make-A-Wish by offering you the chance to win a day at the @WWEPC with me.”

    Bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

    “.@WWE telah bekerja sama dengan Omaze untuk mendukung karya Make-A-Wish yang mengubah hidup dengan menawarkan Anda kesempatan untuk memenangkan satu hari di @WWEPC bersama saya.”

    Dengan demikian, klaim gambar Undertaker mendukung petani India adalah salah dan termasuk dalam konten yang dimanipulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6328) [SALAH] “Yang bikin banyak positif bukan acara pernikahannya, tapi testnya”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Facebook Bii mengunggah gambar hasil tangkapan layar artikel radarbali.jawapos.com berjudul “Duh, Usai Gelar Acara Pernikahan, 21 Warga Klungkung Positif Covid-19” disertai dengan narasi yang mengklaim banyak yang positif Covid-19 bukan karena acara pernikahan melainkan tes rapid, swab, dan lainnya menjadi penyebab utama banyaknya angka positif Covid-19.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, klaim tersebut adalah tidak benar. Dilansir dari Liputan6.com, menurut dr. Muhammad Fajri Adda’i seorang dokter relawan Covid-19 dan edukator kesehatan, klaim banyaknya angka positif Covid-19 disebabkan tes rapid, swab, dan lainnya merupakan kesalahan pola pikir.

    “Kalau menurut saya, ini kesalahan mindset. Alat tes itu kemampuannya untuk mendeteksi, bukan sebaliknya karena dia dikasih virus sama alat tersebut. Ya tidak begitu,” katanya melalui WhatsApp, Rabu (10/2/2021).

    Rapid test hanya untuk mengidentifikasi keberadaan antibodi, dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk mengecek keberadaan antibodi sebagai respon tubuh terhadap infeksi virus Covid-19. Ketika terjadi peningkatan antibodi maka hasil tes bisa menjadi reaktif. Antibodi terbentuk sebagai hasil respon sistem imun saat terinfeksi virus. Bila terinfeksi virus SARSCoV-2 maka akan terbentuk antibodi terhadap virus SARS-CoV-2 atau Corona.

    Untuk membentuk antibodi dibutuhkan waktu sekitar tujuh hari untuk mencapai jumlah yang bisa terdeteksi. Kondisi seperti ini dalam hasil rapid test bisa terlihat non-reaktif. Namun, untuk mendapatkan hasil yang paling akurat sebaiknya langsung melakukan swab test. PCR swab test adalah tes molekuler dengan tingkat kepercayaan tertinggi atau gold standart untuk mendiagnosis apakah seseorang positif Covid-19 atau tidak.

    Sementara itu, dalam artikel radarbali.jawapos.com tidak disebutkan bahwa alat tes menjadi penyebab banyaknya kasus positif melainkan artikel itu memberitakan sebanyak 21 orang dinyatakan positif Covid-19 usai menggelar acara pernikahan di salah satu Banjar di Desa Bungbunban, Kecamatan Banjarangkan.

    Dengan demikian, klaim banyaknya angka positif Covid-19 disebabkan rapid test, swab dan lainnya adalah tidak benar dan termasuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Rujukan