• (GFD-2021-6327) [SALAH] “Kec.Panjang Bandar Lampung di Hantam Banjir”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Beredar video di media sosial, proses evakuasi banjir dengan narasi yang menyebutkan kejadian tersebut berada di Pidada Panjang, Bandar Lampung. Dalam video tersebut terlihat beberapa warga dibantu tim SAR gabungan sedang menyeberangi jalanan yang banjir dibawah jembatan layang.

    Hasil Cek Fakta

    Dari hasil penelusuran diketahui informasi tersebut salah. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bandar Lampung, Syamsul Rahman, mengatakan video yang beredar itu tidak benar.

    “Hoax. Saya telepon Camat Panjang dan nggak ada flyover di Pidada Panjang,” ujarnya pada lampost.co, Selasa, 9 Februari 2021.

    Lebih lanjut Camat Panjang, Bagus Harisma Bramado, mengatakan video tersebut tidak terjadi di wilayahnya melainkan di Jawa Barat. Camat Panjang juga mengimbau untuk berhati-hati dan menyaring informasi yang diterima.

    “Itu di Pamanukan, Subang. Untuk masyarakat khususnya Lampung mohon untuk cerdas menyaring informasi yang diterima,” ujarnya.

    Di sisi lain, melalui pemberitaan kotasubang.com terlihat video evakuasi korban banjir serupa dengan keterangan banjir terjadi di kecamatan Pamanukan, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada 08 Februari 2021. Banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi sehari sebelumnya. Dari penelusuran di atas, status tersebut masuk kategori Konten yang Salah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6326) [SALAH] Vietnam Tanpa Kasus Kematian Akibat Covid-19 karena Campuran Teh Panas dan Lemon

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Sebuah akun media sosial Facebook mengunggah sebuah postingan yang mengklaim bahwa negara Vietnam tercatat tidak memiliki kasus kematian akibat Covid-19. Hal ini disebabkan karena masyarakat di negara Vietnam, rutin mengkonsumsi air panas dengan tambahan perasan lemon.
    Covid di Vietnam teh & lemon

    Vietnam dan covid 19
    Menyembuhka covid dengan lemon dam teh panas

    Hasil Cek Fakta

    Namun, melalui penelusuran terkait kebenaran klaim tersebut, ditemukan fakta bahwa sampai pada bulan Januari 2021, Vietnam tercatat mengalami kasus kematian akibat Covid-19 sebanyak 35 orang. Bahkan hasil Wordo Meters menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kasus Covid-19 di Vietnam pada Januari 2021.

    Fakta ini menunjukkan bahwa walaupun berhasil menjaga angka kematian akibat Covid-19 tetap nol selama 3 bulan sejak awal penyebaran, Vietnam akhirnya melaporkan kasus kematian pertama pada Agustus 2020. Hal ini diduga disebabkan oleh penyebaran yang tidak sengaja oleh orang-orang tanpa gejala yang terpapar Covid-19.

    Lalu, terkait klaim yang menyatakan bahwa campuran air panas dengan lemon ampuh menjaga masyarakat Vietnam dari penyebaran Covid-19 juga merupakan hoaks. Sampai hari ini tidak penelitian yang dapat membuktikan bahwa campuran air panas dan lemon memang benar-benar ampuh untuk mencegah Covid-19 atau tidak.

    Hoaks ini sebelumnya telah muncul pada April tahun 2020. Mengutip dari artikel Liputan6 dengan judul “Hoaks Resep Lemon dan Teh Panas untuk Sembuhkan COVID-19 dari Palestina”. Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Daeng M. Faqih menyatakan bahwa hal tersebut belum terbukti benar dan belum ada penelitian ilmiahnya.

    Selain itu, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisonal dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR.dr. Inggrid Tania M.Si, menjelaskan bahwa lemon dan teh masing-masing memang bersifat antioksidan. Jika dicampur, maka sifat antioksidan dalam campuran tersebut akan lebih tinggi lagi. Bahan alam yang bersifat antioksidan, biasanya bersifat meregulasi sistem imun dengan menangkal radikal bebas pada proses peradangan.

    Dokter Spesialis Gizi Klinik dari RS Metropolitan Medical Center, Raissa Edwina Djuanda juga menjelaskan bahwa asupan gizi dan antioksidan di dalam lemon memang berkontribusi terhadap pencegahan virus. Namun meski begitu, bukan berarti lemon bisa membunuh virus corona, atau virus-virus lainnya yang ada dalam tubuh.

    Adapun, perihal strategi Vietnam untuk mengatasi Covid-19 sehingga mampu menekan angka penyebaran dan korban meninggal akibat Covid-19, tidak terkait dengan penggunaan campuran teh dan lemon. Hal ini disebabkan dengan berbagai kebijakan yang cepat dan tanggap dari pemerintah Vietnam.

    Jadi dapat disimpulkan klaim yang menyatakan bahwa tidak adanya kematian akibat Covid-19 di Vietnam disebabkan karena masyarakatnya rajin mengonsumsi campuran teh panas dan lemon adalah hoaks kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6325) [SALAH] Fadli Zon Dipecat dari Jabatan Waketum Gerindra

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 11/02/2021

    Berita

    Akun Facebook bernama Agustinus Takndare mengunggah sebuah status yang mengklaim bahwa Fadli Zon telah dipecat dari jabatannya sebagai waketum Partai Gerindra. Unggahannya ini disertai dengan tautan dari sebuah narasi yang berisi pernyataan bahwa Fadli Zon telah dipecat dari jabatan waketum Partai Gerindra, dan digantikan oleh cucu pendiri NU, M. Irfan Yusuf Hasyim atau akrab disapa Gus Irfan.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah dilakukan penelusuran fakta, klaim terkait dicopotnya Fadli Zon dari jabatan waketum Partai Gerindra ternyata hoaks. Melalui cuitan di akun Twitternya, politikus Partai Gerindra ini memberikan klarifikasi.

    “Saya tetap menjadi Wakil Ketua Umum sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra.”

    Pernyataan Fadli Zon ini pun diperkuat dengan klarifikasi dari Gus Irfan sendiri yang digadang menjadi pengganti dirinya di jabatan waketum baru. Melansir dari artikel wartaekonomi, Gus Irfan menyatakan bahwa pengangkatan dirinya sebagai waketum Gerindra bukan untuk menggantikan posisi Fadli Zon.

    “Mas Fadli masih ada, dia waketum juga. Posisi wakil ketua umum di jajaran kepengurusan pusat Gerindra, ada lebih dari satu,” jelasnya.

    Gus Irfan pun mengaku bahwa pengukuhannya jabatannya ini karena menggantikan posisi waketum lama di bidang agama, Habib Mahdi.

    Juru bicara Partai Gerindra pun ikut memberikan klarifikasi terkait kabar yang beredar tersebut. Melalui cuitan di akun Twitter pribadinya, Habiburokhman menyatakan bahwa posisi Fadli dan Gus Irfan sama-sama menjadi waketum Partai Gerindra.

    “Tidak benar jika Bang Fadli Zon dicopot jadi waketum Gerindra digantikan Gus Irfan Yusuf Hasyim, yang benar beliau berdua sama-sama menjabat waketum. Bang FZ waketum Bidang Luar Negeri, Gus Irfan waketum Bidang Agama,” kata Habiburokhman.

    Jadi dapat disimpulkan, klaim yang menyatakan bahwa politikus Gerindra, Fadli Zon telah dicopot dari jabatan waketum Gerindra adalah hoaks kategori false context atau konten yang dipadankan dengan informasi yang salah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6324) [SALAH] Ustadz Maaher Meninggal Karena Disuntik Paksa di Penjara

    Sumber: Pesan Berantai
    Tanggal publish: 11/02/2021

    Berita

    Telah beredar pesan berantai yang menginformasikan berita meninggalnya ustad Maher di dalam Rutan Mabes Polri. Adapun penyebab kematian Ustadz Maaher yang disebutkan dalam pesan berantai tersebut disebabkan oleh penyuntikan paksa.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, informasi dalam pesan tersebut menyesatkan. Mengutip dari medcom, pihak kepolisian membantah isu penyiksaan Ustadz Maaher. Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Ahmad Ramadhan tidak membenarkan adanya penyiksaan yang dialami Ustadz Maaher sebelum meninggal dunia.

    “Enggak benar kalau disiksa. Almarhum meninggal pukul 19.30 WIB,” ujarnya.

    Selain itu, mengutip dari detiknews, pihak keluarga Ustadz Maaher juga membantah isu penyiksaan almarhum sebelum meninggal dunia dan mengonformasi bahwa informasi yang tersebar itu adalah hoaks.

    “Aman kok, almarhum nggak disiksa. Sejauh ini penyidik perlakuannya baik. Jadi minta tolong teman-teman media bantu nge-counter hoax-hoax itu lah,” tegas Jamal, kakak ipar almarhum Ustadz Maaher.

    Jamal menambahkan, Ustadz Maaher sebelumnya menderita penyakit TB usus bahkan sebelum kasus kebencian yang membuatnya mendekam di Rutan Mabes Polri.

    Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, pesan berantai ini dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan