• (GFD-2021-6335) [SALAH] Pekerja J&T Mogok Kerja Karena Gaji Dipotong

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Tiktok @nonihassan7 mengunggah video yang memperlihatkan tumpukan paket di sejumlah tempat dan tidak beraturan. Dalam video tersebut terdapat narasi yang menyebutkan pekerja jnt melakukan mogok kerja karena gaji yang dipotong.

    Potong gaji

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, melansir dari kompas.com menurut penjelasan Elena selaku Public Relations J&T Express Indonesia video tersebut bukan di Indonesia tetapi di Malaysia.

    Melansir dari nst.com, J&T Express Malaysia telah mengklarifikasi bahwa tidak ada aksi mogok di sini dan mohon maaf. Pihak J&T Express Malaysia akan melakukan yang terbaik untuk memproses dan mengirimkan paket pelanggan secepatnya.

    “Kami dari pihak J&T Express Perak. Belakangan ini, beredar sebuah video di media sosial tentang pekerja yang tidak mengikuti SOP dan melempar paket pelanggan. Kami ingin memohon maaf dan menjelaskan bahwa tidak ada isu pemotongan gaji antara pihak perusahaan dan pekerja J&T Express Perak. Kami ingin menjelaskan bahwa kami tidak ada melakukan tindakan mogok kerja,” demikian penjelasan dari pihak J&T Express Perak melansir dari tempo.co.

    J&T berkomitmen untuk membangun sistem kompensasi dan tunjangan yang lengkap guna meningkatkan tunjangan karyawan, memberikan bonus akhir tahun kepada karyawan setelah melalui pertimbangan menyeluruh dan sesuai dengan aturan serta ketentuan bonus yang sesuai Undang-Undang Perburuhan Malaysia, bonus penuh tersebut dibayarkan kepada karyawan yang telah bekerja selama satu tahun. Sayangnya, karyawan departemen tertentu tidak mengetahui skema pembayaran bonus yang menyebabkan penyortiran paket dengan kekerasan pada 4 Februari, yang memicu beberapa karyawan untuk membuat gangguan kolektif dan memposting video tersebut ke media sosial.

    Dengan demikian, klaim bahwa pekerja J&T melakukan mogok kerja karena pemotongan gaji tidak benar. Pihak J&T telah mengklarifikasi bahwa tidak ada pemotongan gaji dan mogok kerja sehingga masuk dalam kategori konten yang salah.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6334) [SALAH] Foto SBY Beri Restu Anies Baswedan Menuju RI 1

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Twitter @bewoking mengunggah foto disertai dengan narasi yang menggambarkan bahwa dalam foto tersebut, Susilo Bambang Yudhoyono memberikan restu kepada Anies Baswedan untuk maju menuju RI 1. Unggahan tersebut mendapatkan atensi sebanyak 1.119 retweet, 4.670 like, dan 121 balasan.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto unggahan tersebut ditemukan pada artikel portal berita Tempo berjudul “Anies Baswedan dan Istri Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura” yang terbit pada 1 Maret 2019. Pada artikel tersebut, disebutkan bahwa Anies Baswedan sedang berbincang dengan Susilo Bambang Yudhoyono saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di Singapura pada 1 Maret 2019.

    “Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) berbincang dengan SBY saat menjenguk Ibu Ani Yudhoyono, di Singapura, 1 Maret 2019. Mereka antara lain Presiden Joko Widodo, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Sandiaga Uno, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman dan Rocky Gerung,” tulis Tempo.

    Mengutip dari Kompas, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama dengan istrinya, Fery Farhati, bertolak menuju Singapura untuk menjenguk Ibu Ani Yudhoyono di National University Hospital Singapura pada Jumat (1/3/2019) pagi. Anies dan Fery kembali ke Jakarta di hari yang sama juga.

    “Betul (Anies ke Singapura), tadi pagi, jenguk Ibu Ani Yudhoyono,” ujar Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri (KDH KLN) DKI Jakarta Muhammad Mawardi.

    Dari berbagai fakta yang telah dijelaskan, unggahan akun Twitter @bewoking dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6333) [SALAH] “RESTORAN GAIB DI PULAU LAKI DI KLIK TETEP GAK BISA”

    Sumber: TikTok.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Beredar sebuah video pada akun Tiktok @shomohammed yang menyebutkan terdapat restoran ghaib pada pulau laki yang dimana lokasi tersebut merupakan jatuhnya pesawat sriwijaya air pada bulan januari 2021. Dengan Narasi “DI KLIK TETEP GA BISA #pesawatjatuh #prayforsj182 #fyp #09012021 #sriwijayaair #tiktokberita #pulaulaki #jakarta #kepulauanseribu #ghaib #angker”.

    Hasil Cek Fakta

    Selain karena Pulau Laki BELUM difoto oleh Google Street View, sebenarnya memang tempat tersebut TIDAK ada. Muncul karena ditambahkan sendiri oleh pengguna sebagai kontributor.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6332) [SALAH] “Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 12/02/2021

    Berita

    Akun Facebook Murti Nugrahani (fb.com/murti.nugrahani.9) pada 30 Januari 2021 mengunggah sebuah gambar tangkapan layar sebuah artikel berjudul ” WHO: You Do NOT Need To Wear A Mask” yang tayang pada situs principia-scientific[dot]com pada 25 Januari 2021 dengan narasi sebagai berikut:

    “Pada ngeyel pakai masker itu kalau sakit aja. Panduan WHO sudah berubah d sini masiiiih aja 3M sampai setahun.”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, klaim bahwa panduan WHO menyatakan yang memakai masker itu kalau sakit saja adalah klaim yang menyesatkan.

    Faktanya, sejak awal April 2020, WHO telah mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Kebijakan tersebut belum dicabut atau tidak berubah hingga saat ini.

    Dilansir dari Tempo, Tim CekFakta Tempo menelusuri informasi terkait di situs resmi WHO dengan memasukkan kata kunci “You Do Not Need To Wear A Mask” ke kolom pencarian. Namun, tidak ditemukan informasi bahwa WHO pernah menyatakan hal tersebut.

    Dalam publikasinya tentang masker yang diperbarui pada 1 Desember 2020, WHO masih menekankan pentingnya pemakaian masker bersama tindakan lainnya untuk mencegah penularan Covid-19, seperti mencuci tangan, menjaga jarak, dan menghindari keramaian.

    “Jadikan pemakaian masker sebagai hal yang biasa saat berada di sekitar orang lain. Penggunaan, penyimpanan, dan pembersihan atau pembuangan masker yang tepat sangat penting untuk membuatnya efektif,” demikian pernyataan WHO dalam publikasinya, “All about masks in the context of Covid-19”.

    Pada Maret 2020 silam, atau di fase awal pandemi Covid-19, WHO merekomendasikan penggunaan masker hanya untuk orang sakit dan orang yang merawat pasien. WHO menyatakan masker bedah harus disediakan untuk petugas medis, sementara masyarakat bisa menggunakan masker berbahan kain untuk menutup wajah.

    Namun, pada 4 April 2020, WHO mengubah kebijakannya dan mendukung penggunaan masker bagi semua orang. Dikutip dari CNN Indonesia, WHO menyatakan masker dapat membantu dalam merespons pandemi Covid-19.

    “Kami melihat keadaan di mana penggunaan masker, baik buatan sendiri maupun masker kain, di tingkat masyarakat dapat membantu untuk merespons penyakit ini,” ujar Ryan.

    WHO pun menyatakan dukungannya terhadap pemerintah yang berinisiatif mendorong masyarakatnya untuk mengenakan masker di tengah pandemi Covid-19. Pernyataan tersebut muncul setelah penelitian ilmiah menunjukkan dampak positif dari pemakaian masker dalam mencegah penyebaran virus Corona Covid-19.

    Sampai hari ini, kebijakan WHO agar setiap orang menggunakan masker belum dicabut, sebagaimana ditunjukkan dalam publikasi WHO di atas.

    Selain itu, Media Bias Fact Check, organisasi independen yang berfokus pada bias media, pun mengkategorikan Principia Scientific International sebagai situs yang tidak kredibel. Situs asal Inggris itu dinilai sebagai situs konspirasi dan menyajikan pseudosain yang mempromosikan propaganda anti-vaksin dan misinformasi terkait perubahan iklim.

    Rujukan