• (GFD-2021-6602) [SALAH] “Spesies hasil kawin babi dan lembu”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 30/03/2021

    Berita

    Akun Facebook Vin Ecantik (fb.com/vin.hussin) pada 15 Maret 2021 mengunggah beberapa foto dengan narasi sebagai berikut:

    “SPESIS KACUKAN VABI + LEMBU Mula mula tengok ya allah cutenya Kalau buat Korban ! Rupanya kacukan babi + lembu Dah mula masuk ke malaysia dari Thailand Utk buka bulan puasa katanya ! HATI hati Gais Bila tengok gelembung Kulit spesis kacukan VABI + LEMBU Masyaalah macam macam Dunia Zaman sekarang”

    Kawin silang hewan

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim Cek Fakta Kompas, klaim adanya foto hewan hasil kawin silang lembu dan babi adalah klaim yang salah.

    Faktanya, bukan hewan hasil kawin silang antara lembu (sapi) dengan babi. Foto hewan yang disertakan dalam narasi yang beredar merupakan foto kerbau kerdil dari Thailand.

    Dilansir dari Kompas.com yang mengutip AFP Fact Check, Kamis (26/3/2021), berdasarkan penelusuran dari gambar yang disertakan pada narasi tersebut, diketahui bahwa foto yang beredar pernah diunggah di salah satu kanal televisi Thailand, Matichon TV, pada 11 Oktober 2018. Unggahan tersebut diberi judul “Lihatlah kelucuan ‘Nong Kham Phaeng’, kerbau kerdil yang membawa keberuntungan”.

    Kerbau kerdil bernama Nong Kham Paeng itu dimiliki oleh seorang warga provinsi Sakon Nakhon, Thailand, bernama Jiradech Phanlee. Kerbau itu menjadi viral setelah para tetangga Jiradech memotret binatang itu, dan mengunggahnya ke berbagai platform media sosial. Foto kerbau kerdil itu juga pernah diunggah oleh Jiradech ke Facebook pada 4 November 2018.

    Sementara itu, diberitakan Harian Metro, 14 Maret 2021, profesor kedokteran hewan, Universitas Putra Malaysia (UPM), Mohd Hair Bejo, mengatakan, babi dan sapi tidak mungkin dikawinkan, apalagi menghasilkan keturunan. Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa babi dikelompokkan dalam famili Suidae sedangkan sapi masuk dalam famili Bovidae, dan keduanya tidak dapat menghasilkan spesies hewan baru.

    Kesimpulan

    BUKAN hewan hasil kawin silang antara lembu (sapi) dengan babi. Foto hewan yang disertakan dalam narasi yang beredar merupakan foto kerbau kerdil dari Thailand.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6601) [SALAH] Modus Pencurian Menyemprot Bius ke Helm Pengendara Roda Dua

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 29/03/2021

    Berita

    Sebuah informasi beredar melalui aplikasi perpesanan Whatsapp mengenai modus pencurian baru yaitu menyemprotkan bius ke dalam helm pengendara beroda dua. Kemudian tidak lama, korban akan pingsan dan pelaku dengan mudah mengambil motor dan harta benda milik korban.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, hoaks ini merupakan hoaks berulang yang pernah beredar oada tahun 2017. Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengatakan bahwa modus seperti yang beredar tersebut tidak pernah terjadi dan modus tersebut adalah hoaks.

    Sehingga, modus pencurian dengan menyemprot bius ke helm pengendara termasuk hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Aisyah Adilah (Anggota Komisariat MAFINDO Institut Ilmu Sosial Ilmu Politik Jakarta)
    Klaim tersebut salah, faktanya ini merupakan hoaks berulang dan modus pencurian tersebut tidak pernah terjadi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6600) [SALAH] Ekstrak Nanas Bisa Dijadikan Obat Virus Corona

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/03/2021

    Berita

    Sebuah akun facebook bernama Dr. Harold Tanchanco mengunggah beberapa potongan gambar yang berasal dari liputan berita, judul artikel an foto seorang pria mengenakan jas laboraturium.

    Hasil Cek Fakta

    Selain itu, terdapat narasi klaim bahwa ekstrak buah nanas (Bromelain) dapat menjadi obat virus corona. Dalam narasinya postingan tersebut juga mencatut seorang ilmuwan dari Australia mengatakan bormelain (ekstrak nanas) dapat melarutkan protein untuk mengobati virus corona.

    Berdasarkan hasil penelusuran, dilansir dari factcheck.afp.com, foto yang digunakan dalam unggahan itu berasal dari saluran berita Australia 7News yang ditayangkan pada 18 Agustus 2020 di YouTube. Sementara itu, ilmuwan yang disebut dalam unggahan soal ekstrak nanas bisa mengobati corona itu adalah Profesor David Morris.

    Kepada AFP, Morris membantah unggahan yang beredar. Ia menegaskan minum nanas tidak akan menyembuhkan seseorang dari penyakit corona. Pihaknya tidak pernah menganjurkan untuk minum nanas.

    “Kami mempelajari efek bromelain, yang berasal dari batang tanaman nanas bersama dengan asetilsistein. Obat kombinasi, kami menyebut kombinasi tersebut sebagai BromAc,” ujar Morris kepada AfP.

    “Tidak ada agen (bromelain saja atau asetilsistein) yang efektif sendiri,” tegasnya.

    Kesimpulan

    Profesor David Morris, Ilmuwan yang dicatut dalam unggahan soal ekstrak nanas bisa mengobati corona membantah unggahan yang beredar. Ia menegaskan minum nanas tidak akan menyembuhkan seseorang dari penyakit corona. Pihaknya tidak pernah menganjurkan untuk minum nanas.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6599) [SALAH] Nama AstraZeneca Memiliki Arti ‘Senjata yang Mematikan’

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 29/03/2021

    Berita

    Beredar sebuah unggahan yang menyatakan bahwa nama AstraZeneca dalam vaksin Covid-19, berasal dari susunan bahasa yang memiliki arti senjata yang membunuh.

    Hasil Cek Fakta

    Namun setelah dilakukan penelusuran, klaim yang menyatakan bahwa nama AstraZeneca berarti senjata yang membunuh, adalah klaim yang tidak berdasar. Media Fulfact.org mengunggah artikel yang menjelaskan hal ini.

    Dalam penjelasannya, diketahui bahwa nama AstraZeneca diambil dari gabungan perusahaan farmasi Swedia (Astra AB, diambil dari bahasa Yunani untuk ‘a star) dan perusahaan Zeneca Group Palace yang berbasis di Inggris.
    Sejatinya penerjemahan berbagai bahasa ini dapat menghasilkan pengertian yang berbeda-beda. Setiap pengertian itu bisa saja menggunakan pendekatan yang cukup selektif dan menyesatkan untuk terjemahan dan etimologi.

    Dalam unggahan juga disebutkan nama perusahaan riset pasar Ipsos MORI diterjemahkan menjadi ‘mereka mati’ dalam bahasa Latin. Hal ini juga tidak memiliki dasar apapun. Nama ‘Ipsos MORI’ sebenarnya berasal dari penggabungan dua perusahaan dan tidak berarti apa-apa.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyatakan nama AstraZeneca memiliki arti ‘senjata yang mematikan’, adalah hoaks kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.

    Rujukan