(GFD-2022-10670) Keliru, Video Pidato Jokowi yang Sebut Seharusnya Amerika Serikat dan NATO Sudah Bubar
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/10/2022
Berita
Sebuah video berdurasi 8 menit 3 detik dengan narasi “Ngeri pidato Jokowi sebut seharusnya Amerika Serikat dan NATO sudah bubar usai lakukan hal bodoh ini”, diunggah salah satu akun media sosial Facebook.
Video itu dibagikan pada 7 Oktober 2022 tersebut sudah mendapat 1,6 ribu suka dan telah ditonton 13 ribu kali.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook dengan narasi Presiden Jokowi berpidato menyebut bubarnya AS dan NATO
Lantas, benarkah video tersebut terkait pidato Jokowi yang menyebutkan seharusnya Amerika Serikat dan NATO sudah bubar usai lakukan hal bodoh?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan bahwa narasi yang terdapat dalam video tersebut, salah satunya adalah artikel yang pernah ditayangkan situs berita Suara.com berjudul “Kritik Keputusan NATO dalam Krisis Ukraina, China Beri Sinyal Siap Dukung Rusia”. Hanya saja, negara Cina dalam artikel tersebut diubah menjadi Indonesia. Sedangkan Menteri Luar Negeri Cina, Wang Yi, diganti dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi.
Tim Cek Fakta Tempo juga menemukan video yang diklaim di atas merupakan kompilasi dari sejumlah video peristiwa dan waktu berbeda. Bahkan sudah pernah ditayangkan sebelumnya oleh beberapa platform. Namun, tidak ada hubungannya dengan pidato Presiden Jokowi yang menyebutkan Amerika Serikat dan NATO seharusnya sudah bubar.
Untuk membuktikan klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut menjadi beberapa gambar tangkapan layar, lalu memverifikasinya dengan menggunakan tools Yandex Image, Google Lens, mesin pencarian Google dan YouTube. Berikut ini adalah fakta-faktanya:
Video 1
Video 1
Fakta: Potongan video ini muncul beberapa kali. Muncul pertama pada detik ke-14, diketahui merupakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut kunjungan resmi Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin, 6 Juni 2022. Kunjungan ini merupakan yang pertama dilakukan Anthony Albanese semenjak dilantik menjadi perdana menteri pada Mei 2022. Video tersebut identik dengan video berita TV One yang diunggah di kanal YouTube-nya pada tanggal yang sama.
Video 2
Video 2
Fakta: Potongan video ini juga muncul beberapa kali dan muncul pertama pada detik ke-45. Ini adalah peristiwa saat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy bersama tim pengawalnya meninjau kawasan di sekitar Kyiv yang hancur lantaran invasi Rusia. Video serupa diunggah kanal YouTube Ukrinform TV pada 4 April 2022.
Video 3
Video 3
Fakta: Video antara detik ke-54 dan 57, diketahui merupakan peristiwa saat Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas bersama dengan sejumlah jajaran Kabinet Indonesia Maju pada Rabu, 30 Oktober 2019. Rapat terbatas tersebut membahas program dan kegiatan di bidang perekonomian digelar di Kantor Presiden, Jakarta.
Video 4
Video 4
Fakta: Potongan video pada menit ke-1:11 ini merupakan peristiwa Opening Statement Menlu RI Retno Marsudi pada pertemuan Menteri Luar Negeri G20 di Bali, 8 Juli 2020. Video tersebut diunggah oleh akun YouTube MOFA Indonesia.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan video yang diklaim merupakan pidato Jokowi menyebutkan seharusnya Amerika Serikat dan NATO sudah bubar usai lakukan hal bodoh, adalah keliru.
Video tersebut merupakan kumpulan beberapa video dari peristiwa yang berbeda, serta tidak terkait dengan judul yang diangkat, yakni "Pidato Jokowi Sebut Seharusnya Amerika Serikat dan NATO Sudah Bubar Usai Lakukan Hal Bodoh Ini".
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=3233163700275691&_rdc=1&_rdr
- https://www.suara.com/bisnis/2022/02/21/133732/kritik-keputusan-nato-dalam-krisis-ukraina-china-beri-sinyal-siap-dukung-rusia
- https://www.youtube.com/watch?v=f92pJ8d7KWI
- https://www.youtube.com/c/UkrinformTV
- https://www.youtube.com/watch?v=WU4UksGIMew
- https://www.youtube.com/watch?v=2KOiNMw6TlY
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2022-10669) Menyesatkan, NASA Sebut Matahari akan Terbit dari Barat Tanda Kiamat
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 13/10/2022
Berita
Sebuah akun di Facebook membagikan tautan situs berisi artikel berjudul, NASA Sebut Matahari Terbit Dari Barat, Tanda Kiamat? Unggahan tersebut sudah mendapat like 2,8 ribu dan sudah dibagikan 114 kali sejak 13 September 2022.
Benarkah NASA sebut matahari akan terbit dari barat, tanda kiamat?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan isi artikel telah memuat sanggahan bahwa NASA menyebut matahari terbit dari barat. Dengan demikian judul yang digunakan berbeda dengan isi artikel sebenarnya.
Untuk memeriksa klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo membaca isi artikel yang dimuat situs jalantikus.com yang terbut 19 April 2022.
Artikel itu mengulas klaim dari sebuah akun Facebook berbahasa Thailand, Moosordee Areepeng pada Januari 2021 yang menyebut lembaga antariksa NASA mengumumkan kemungkinan matahari bakal terbit dari barat.
Kemudian pada paragraf keenam, artikel di situs Jalantikus.com menyatakan bahwa klaim tersebut palsu.
“Sebenarnya, NASA sudah cukup lama melontarkan bantahan mereka mengenai isu tersebut. Seperti yang diterangkan oleh Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications NASA.”
Penulis artikel di Jalantikus.com mengutip keterangan Bettina Inclan, Associate Administrator for Communications NASA yang dimuat Kantor Berita Perancis, AFP.
Tempo memeriksa ulang artikel AFP yang memuat keterangan Bettina Inclan dengan mesin pencarian Google. Hasilnya, artikel yang dimaksud berjudul "NASA Refutes It Confirmed The Possibility of The Sun Rising From The West".
Sumber: AFP Fact-Check
AFP memang benar memuat bantahan NASA terkait kemungkinan matahari terbit dari Barat. Baik NASA atau organisasi ilmiah lainnya tidak memprediksi matahari akan terbit di barat. Associate Administrator for Communications NASA, Bettina Inclan mengatakan kepada AFP melalui email pada 20 Februari 2019.
“Pembalikan kutub magnet adalah fenomena nyata yang telah terjadi berkali-kali di masa lalu, dan para ilmuwan di seluruh dunia mempelajarinya, tetapi pembalikan yang menyebabkan Bumi berputar ke arah yang berlawanan menyebabkan Matahari terbit di barat adalah salah,” kata Bettina kepada AFP.
Bukan Media Kredibel
Tak hanya itu, situs Jalan Tikus bukanlah situs media yang kredibel karena hanya mengambil konten dari situs media lain dengan judul tidak sesuai dengan isi artikel. Artikel tersebut merupakan artikel Cek Fakta AFP pada 22 Januari 2021 lalu.
Situs tersebut juga tidak mencantumkan penanggung jawab media, susunan redaksi, dan nomor kontak dan alamat perusahaan.
Padahal, ketentuan terkait ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi "Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan."
Dalam situs tersebut juga tidak ditemukan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat Pedoman Pemberitaan Media Siber oleh perusahaan media juga tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa NASA menyebutkan matahari akan terbit dari barat, tanda kiamat adalah menyesatkan.
Judul artikel tidak sesuai dengan isi yang memuat bantahan dari NASA atas klaim itu, sehingga dapat menyesatkan pembaca.
Rujukan
- https://www.facebook.com/JalanTikus/posts/pfbid02Y3EX2juxNAVR2exANZ9d2Atgo1H2DDL172WYRSJptTacoEiU8kSFoBS1xxsSYGAZl?__xts__[0]=68.ARCVE2JcD7ir9xMK2Jp5RrleX0oSV7DlKtq0dz08dPz_wKZ1raQ_lbv6D5fB2zf0g-zYulYtOWJGaULQhZ5pb0T1dwBNFXD4zFZVQ-lE6h5sgSeLIITIe944XtMiZEHiZfPXPSbPJ3tarQoryztCrzNA8rHwzGblR9TOwly-IEJES_dHxl-05A8MS2Lf4X_UDSLfVtWrKLIxVRn3j8eiIa7I6oTSdwOsH1Bv5eJriXkJ10lc8ywoCf8TO1kBNlPWdGU7y4coC4GeNd51hqB7XJf88JiIql71
- https://jalantikus.com/iptek/nasa-sebut-matahari-akan-terbit-dari-barat/?utm_medium=Social&utm_source=Facebook&fbclid=IwAR0eyNf0zitBMdsXih7DeuoW1VcLV6d7syDt91Yj8yPiQb6r3wXjQVOKIFc#Echobox=1662976019
- https://factcheck.afp.com/nasa-refutes-it-confirmed-possibility-sun-rising-west
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2022-10668) Menyesatkan, Puluhan Ribu Warga Rusia Mendadak Masuk Islam dan Jadi Penganut Terbesar di Eropa
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 12/10/2022
Berita
Sebuah video beredar di media sosial dengan narasi puluhan ribu warga Rusia mendadak masuk Islam dan menjadi penganut Islam terbesar di Eropa akibat pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Di Facebook, video tersebut dibagikan akun ini pada 13 Maret 2022. Berikut narasi lengkapnya: “Jadi Sorotan Dunia!! Gara-Gara Ini puluhan Ribuan Warga Rus1a Mendadak Masuk Islam Dan Jadi Islam Terbesar Di Eropa || Berita Terkini.”
Hingga artikel ini dimuat video tersebut telah disaksikan lebih dari 63 riba kali dan mendapat 216 komentar.
Tangkapan layar video yang beredar di Facebook dengan narasi puluhan ribu warga Rusia mendadak memeluk Islam
Apa benar ini video puluhan ribu warga Rusia mendadak masuk Islam dan menjadi penganut Islam terbesar di Eropa?
Hasil Cek Fakta
Hasil verifikasi Tempo menunjukkan pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Turki Recep Tayyip Erdo?an serta Presiden Palestina Mahmoud Abbas terjadi saat peresmian masjid terbesar di Moskow pada September 2015. Video di atas juga digabungkan dengan cuplikan video pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia pada Mei 2018.
Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim CekFakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya dilakukan penelusuran dengan menggunakan reverse image tools Google dan Yandex.
Video 1
video 1
Video yang identik pernah diunggah ke YouTube oleh kanal FRANC 24 English pada 23 September 2015 dengan judul, “Vladimir Putin inaugurates Moscow mosque with Turkish, Palestinian leaders Erdogan and Abbas.”
Video identik lainnya juga diunggah kanal Youtube Russia Today pada 24 September 2015 dengan judul, “Putin Grand Mosque opening ceremony.”
Menurut Russia Today, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Turki Tayyip Erdogan, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Ketua Dewan Mufti Rusia Ravil Gainutdin menghadiri upacara pembukaan Masjid Agung Moskow. Masjid baru, yang didirikan di lokasi masjid asli kota yang dibangun pada tahun 1904 dan telah direkonstruksi sejak tahun 2005, akan mampu menampung hingga 10.000 orang secara bersamaan.
Video 2
Video 2
Video pelantikan Putin sebagai Presiden Rusia pernah diunggah ke YouTube oleh kanal TRT World pada 7 Mei 2018 dengan judul, “ Putin Inauguration: Putin sworn in for fourth term in office.”
Vladimir Putin telah dilantik sebagai presiden Rusia untuk keempat kalinya yang bersejarah. Dia mengambil sumpah dalam upacara mewah di Kremlin. Putin mengatakan meningkatkan ekonomi Rusia akan menjadi tujuan utamanya dalam masa jabatan enam tahun ke depan dan berjanji untuk melayani rakyat Rusia. Nafisa Latic melaporkan.
Video mlainnya juga diungga ke YouTube oleh kanal ABC News (Australia) pada 8 Mei 2018 dengan judul, “Vladimir Putin's long, long, long walk to his inauguration (2018) | ABC News.”
Populasi Muslim Rusia
Dilansir dari cnnindonesia.com, yang mengutip penelitian Pew Research Center, jumlah penduduk Muslim di Eropa meningkat. Pada pertengahan 2010 hingga pertengahan 2016 saja, jumlah Muslim di Eropa dari 3,8 persen menjadi 4,9 persen atau dari 19,5 juta menjadi 25,8 juta jiwa.
Peningkatan tersebut diduga karena muslim di Benua Biru itu jauh lebih muda dan memiliki lebih banyak anak di banding warga Eropa lain. Menurut data, sekitar 50 persen dari muslim di kawasan tersebut berusia di bawah 30 tahun.
Selain itu, dari 2010 hingga 2016, tercatat 2,9 juta lebih banyak angka kelahiran daripada kematian di antara muslim Eropa.
Pergeseran demografis itu telah menyebabkan pergolakan politik dan sosial di banyak negara Eropa, terutama setelah kedatangan jutaan pencari suaka, yang kebanyakan orang-orang Islam.
Rusia berada di posisi tertinggi negara Eropa dengan jumlah populasi umat Islam. Berdasarkan catatan situs World Population Review, jumlah muslim di Rusia mencapai 20 juta hingga 2022.
Persentase umat Islam di Rusia sekitar 13,50 persen dari jumlah total populasi Rusia yang mencapai 145.805.947. Muslim di negara itu tersebar di wilayah seperti Dagestan hingga Chechnya.
Dikutip dari themoscowtimes.com, wilayah mayoritas Muslim Rusia meliputi republik di Kaukasus Utara dan republik Tatarstan. Keduanya diketahui memiliki tingkat kelahiran tertinggi yang mencerminkan tren serupa di seluruh dunia.
Berbagai perkiraan menempatkan populasi Muslim di Rusia saat ini antara 14 juta dan 20 juta orang, atau antara 10 hingga 14 persen dari total populasi Rusia 146,8 juta pada 2018.
Dilansir dari kantor berita Antara, terdapat delapan republik Muslim yang diakui di Federasi Rusia, yaitu Tatarstan, Bashkortostan, Chechnya, Ingushetia, Dagestan, Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia dan Adygeya.
Tatarstan dan Bashkortostan adalah bagian dari Volga-Ural, sedangkan republik Muslim lainnya milik Kaukasus Utara. Sebagian besar Muslim Rusia tinggal di Republik Kaukasus Utara dan masing-masing telah mengadopsi kebijakannya sendiri terhadap Islam.
Cepatnya pertumbuhan populasi Muslim di Rusia setidaknya disebabkan oleh dua faktor utama, yakni tingkat kelahiran yang tinggi di antara keluarga Muslim Rusia dan juga banyaknya kedatangan orang-orang dari Asia Tengah.
Agama Islam datang ke Rusia diperkirakan pada abad ketujuh. Saat itu, pengikut Nabi Muhammad SAW datang ke Rusia 22 tahun setelah Rasulullah wafat. Mereka datang ke kota yang saat ini dikenal sebagai Derbent, di Dagestan Selatan.
Dilansir dari katadata.com, yang mengutip hasil survei Levada Center, mayoritas penduduk Rusia beragama Kristen Ortodoks. Dari sekitar 1.600 warga Rusia yang disurvei Levada Center pada Februari 2020, sebanyak 68% mengaku menganut Kristen Ortodoks.
Kemudian 7% responden warga Rusia beragama Islam dan sekitar 3% beragama lain-lain seperti Kristen Katolik, Kristen Protestan, Buddha, Hindu, dan Yahudi.
Penduduk beragama Islam di Rusia tercatat mengalami peningkatan dari 4% pada 2010 menjadi 7% pada 2020. Di samping itu, ada pula 22% responden yang mengaku tidak beragama atau ateis pada 2020.
Kesimpulan
Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim puluhan ribu warga Rusia mendadak masuk Islam dan menjadi penganut Islam terbesar di Eropa, adalah menyesatkan.
Rusia memang menempati posisi teratas sebagai negara Eropa dengan jumlah populasi umat Islam tertinggi. Namun, penyebabnya bukan karena pertemuan Putin, Erdogan dan Abbas dalam video di atas.
Menurut hasil penelitian Pew Research Center penyumbang meningkatnya populasi muslim di Rusia disebabkan tingginya angka kelahiran daripada kematian pada beberapa wilayah mayoritas muslim di Rusia seperti Tatarstan, Bashkortostan, Chechnya, Ingushetia, Dagestan, Kabardino-Balkaria, Karachay-Cherkessia dan Adygeya. Penyebab lainnya adalah kedatangan imigran dari Asia Tengah.
Rujukan
- https://www.facebook.com/watch/?v=4768032413246722&_rdc=1&_rdr
- https://www.youtube.com/watch?v=w0m9E8wKPO8&t=27s
- https://www.youtube.com/watch?v=0S3OwbkDVPY
- https://www.youtube.com/watch?v=mFfWDH3OXnQ
- https://www.youtube.com/watch?v=bo7KldU9kAo
- https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220430052053-134-791581/7-besar-populasi-umat-islam-di-eropa-terbanyak-dari-negara-mana/2.
- https://www.themoscowtimes.com/2019/03/05/putin-wants-what-chinas-xi-already-has-his-own-internet-a64707
- https://jambi.antaranews.com/berita/517113/peradaban-islam-sebagai-agama-terbesar-kedua-di-rusia
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/14/mayoritas-warga-rusia-dan-ukraina-beragama-kristen-ortodoks
- https://databoks.katadata.co.id/tags/rusia
- https://wa.me/6281315777057 mailto:cekfakta@tempo.co.id
(GFD-2022-10667) [SALAH] Keributan antara camat dan warga pemilik tanah
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 12/10/2022
Berita
Beredar sebuah video reels oleh akun Facebook “Cerita Misteri” yang memperlihatkan dua orang yang merupakan seorang warga dan Camat sedang bersitegang dan nyaris baku hantam. Video tersebut diklaim terjadi karena warga yang merupakan pemilik resmi tanah tersebut tidak terima jika tanahnya digunakan sebagai akses keluar masuk proyek PLTU.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, warga yang ada pada video tersebut bukan merupakan pemilik tanah asli. Insiden tersebut terjadi pada 27 September 2022, saat petugas gabungan tengah melakukan penertiban bangunan yang berada di tanah aset milik Pemerintah Kabupaten Jepara.
Dilansir dari detik.com, pria berinisial AH tersebut telah mendirikan bangunan di atas tanah milik Pemkab Jepara hak pakai 14 di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang. Dia menyebut bangunan itu tidak memiliki surat izin persetujuan bangunan gedung (PBG) dari Pemkab Jepara.
“Dalam hal ini AH sudah menduduki aset Pemkab berupa fasilitas jalan umum dengan cara memblokade berupa material batu belah yang tentu saja mengganggu ketertiban umum yang ada di wilayah Kecamatan Kembang,” ungkap Anwar yang merupakan seorang Camat Kembang.
Dengan demikian, klaim warga tersebut merupakan pemilik resmi tanah adalah salah, sehingga masuk ke dalam konteks yang salah.
Dilansir dari detik.com, pria berinisial AH tersebut telah mendirikan bangunan di atas tanah milik Pemkab Jepara hak pakai 14 di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang. Dia menyebut bangunan itu tidak memiliki surat izin persetujuan bangunan gedung (PBG) dari Pemkab Jepara.
“Dalam hal ini AH sudah menduduki aset Pemkab berupa fasilitas jalan umum dengan cara memblokade berupa material batu belah yang tentu saja mengganggu ketertiban umum yang ada di wilayah Kecamatan Kembang,” ungkap Anwar yang merupakan seorang Camat Kembang.
Dengan demikian, klaim warga tersebut merupakan pemilik resmi tanah adalah salah, sehingga masuk ke dalam konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Arief Putra Ramadhan
Warga tersebut bukan merupakan pemilik tanah resmi. Tanah tersebut merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Jepara.
Warga tersebut bukan merupakan pemilik tanah resmi. Tanah tersebut merupakan aset milik Pemerintah Kabupaten Jepara.
Rujukan
Halaman: 3939/6018