• (GFD-2021-6864) [SALAH] Foto “Kremasi massal saat melonjaknya jumlah kasus infeksi Covid-19 India”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 04/05/2021

    Berita

    Akun Twitter Amrish Ranjan Pandey (twitter.com/pandey_amrish) pada 18 April 2021 mengunggah sebuah foto yang memperlihatkan suasa di sebuah lokasi kremasi jenazah dengan narasi “#POSTPONE_SSC_CHSL The Exam must be postponed during such pandemic COVID 19. It will be difficult for students to reach at examination centre. They are much prone to be get infected.” atau yang jika diterjemahkan:

    “#POSTPONE_SSC_CSHL Ujian harus ditunda selama pandemi Covid-19 semacam ini. Itu akan sulit bagi siswa untuk menjangkau pusat ujian. Mereka sangat rentan terinfeksi.”

    Covid india

    Virus india

    India kremasi masal

    Covid di india

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran Tim CekFakta Tempo, adanya foto yang memperlihatkan suasa di sebuah lokasi kremasi jenazah yang diklaim terkait melonjaknya jumlah kasus infeksi Covid-19 India adalah klaim yang salah.

    Faktanya, tidak terkait Covid-19. Foto itu sudah beredar di internet sejak 2010 jauh sebelum terjadinya pandemi virus Corona pada Desember 2019. Foto tersebut memperlihatkan suasana di Manikarnika Ghat, salah satu tempat kremasi di tepi sungai suci (ghat) di sepanjang Sungai Gangga, Kota Varanasi, Uttar Pradesh, India.

    Dilansir dari Tempo, Tempo menemukan foto itu telah beredar di internet setidaknya sejak Maret 2010. Foto ini diunggah di sebuah blog, Blog of Krishna Sharma, pada 17 Maret 2010. Foto itu terdapat dalam tulisan yang berjudul “Banaras (Manikarnika Ghat)”. Dalam tulisan ini, terdapat foto-foto lain yang diambil dari lokasi yang sama.

    Foto-foto yang sama juga dimuat di blog lain, Hindi Script Writer, namun dengan nama pemilik yang sama, Krishna Sharma, pada Januari 2012. Foto-foto ini terdapat dalam tulisan yang berjudul “Banaras (Baranasi) Kota Paling Kuno di Dunia dan Masih Hidup (Manikarnika Ghat dari Varanasi)”.

    Situs pemeriksa fakta asal India, Alt News, juga telah memverifikasi klaim beserta foto tersebut. Alt News menghubungi pemilik blog di atas, yang bernama Krishna Kumar. Dia berkata, “Ya, saya mengambil foto ini dari ponsel saya. Foto itu menunjukkan Manikarnika Ghat di Banaras. Saya mengunggah foto ini pada Januari 2012.”

    Kesimpulan

    TIDAK terkait Covid-19. Foto itu sudah beredar di internet sejak 2010 jauh sebelum terjadinya pandemi virus Corona pada Desember 2019. Foto tersebut memperlihatkan suasana di Manikarnika Ghat, salah satu tempat kremasi di tepi sungai suci (ghat) di sepanjang Sungai Gangga, Kota Varanasi, Uttar Pradesh, India.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6863) [SALAH] Shopee Bagikan Cashback Senilai Rp2 Juta Kepada Pengguna Aplikasi Shopee

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 03/05/2021

    Berita

    “Kaka mendapatkan cashback dari Shopee senilai Rp2.000.000 kaka Mau di uangkan atau mau di ShopeePay aja kak? Silahkan kak ambil claimcashback nya https://wp[dot]me/pd0psf-z”

    Hasil Cek Fakta

    Belum lama ini, sempat beredar pesan melalui WhatsApp yang mengatasnamakan Shopee terkait pemberian cashback kepada pengguna Shopee senilai Rp2 juta dengan cara melakukan klaim cashback pada sebuah link yang dikirimkan oleh pihak yang mengaku sebagai pegawai resmi Shopee.

    Berdasarkan hasil penelusuran atas kebenaran pesan tersebut. Faktanya ialah informasi mengenai pemberian cashback dari Shopee senilai Rp2 juta adalah informasi palsu.

    Melansir dari tekno.kompas.com terdapat korban atas penipuan yang mengatasnamakan Shopee dalam hal pemberian cashback senilai 2 juta rupiah dengan syarat korban tersebut harus mengaktifkan fitur Shopee Pinjaman atau SPinjaman serta diharuskan pula untuk mengirimkan nomor kartu ATM agar dapat mencairkan cashback senilai Rp2 juta tersebut. Tidak hanya itu, melansir dari m.chyberthreat.id salah satu korban lain atas penipuan yang mengatasnamakan Shopee menyatakan bahwa korban diharuskan untuk mengirimkan nomor OTP kepada pelaku penipuan sebagai syarat untuk dapat mencairkan cashback yang diberikan kepada korban sebelumnya.

    Selain itu, dilansir dari channel youtube resmi SHOPEE Indonesia, melalui salah satu video yang diunggah Shopee dalam channel youtube nya tersebut, pihak Shopee mengimbau kepada para pengguna untuk berhati-hati terhadap penipuan yang dilakukan melalui telepon, pesan singkat (sms), Direct Message (DM) INSTAGRAM, sebuah Link website, ataupun pesan WhatsApp dengan mengatasnamakan Shopee.

    Melalui video tersebut, pihak Shopee mengingatkan kepada para pengguna bahwa berbagai informasi resmi terkait Shopee hanya diinformasikan melalui website resmi serta media sosial resmi Shopee yang telah terferivikasi. Shopee juga mengimbau kembali kepada para pengguna untuk tidak memberitahukan kode OTP, Password, ataupun PIN Shopee kepada siapapun.

    Berdasar pada seluruh referensi, informasi terkait pemberian cashback senilai 2 juta rupiah kepada pengguna Shopee adalah hoaks dengan kategori fabricated content atau konten palsu

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Novita Kusuma Wardhani (Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta).

    Informasi tersebut tidak benar. Faktanya, pihak Shopee mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dengan penipuan yang mengatasnamakan Shopee.

    Rujukan

  • (GFD-2019-6862) [SALAH] Inilah ASTEROID yg akan menghantam bumi 9 september mendatang

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 10/09/2019

    Berita

    Beredar sebuah gambar yang diunggah oleh akun Caption campuran (fb.com/Caption-campuran-750043842057667) yang diberi narasi sebagai berikut :

    “Kita berdoa sja sma yg maha kuasa, Agar Di lindungi dari balaBencana yg akan menimpa kita”

    Narasi dalam gambar :
    “himbauan NASA dan ulama kepada seluruh warga internet.
    7 hari menuju kiamat kecil
    inilah ASTEROID yg akan menghantam bumi 9 september mendatang”

    Asteroid menabrak bumi

    Hasil Cek Fakta

    Sejumlah media memang memberitakan prediksi bahwa bumi akan dilewati oleh Asteroid 2006 QV89 pada 9 September 2019. Bukan tidak mungkin asteroid tersebut akan bertabrakan dengan bumi.

    Asteroid itu sendiri memiliki ukuran sebesar Arc de Triomphe Paris yang bisa berdiameter hingga 40 meter atau 130 kaki.

    Benda langit itu punya ukuran yang lebih besar jika dibandingkan dengan diameter sebuah meteor yang pernah membuat geger masyarakat Chelyabinsk, Rusia, pada 2013. Dengan diameter sebesar 20 meter atau 65 kaki, meteor itu mampu melukai lebih dari 1.500 orang dan merusak 7.200 bangunan. Efek ledakannya pun terasa hingga ratusan mil jauhnya.

    Akan tetapi, walaupun mempunyai ukuran yang lebih besar dari yang terjadi pada 2013, Asteroid 2006 QV89 nyatanya tidak terlalu membahayakan karena, menurut peneliti, persentasenya untuk bertabrakan dengan bumi hanya satu berbanding 7.000. Ukurannya pun tidak cukup besar untuk menghancurkan peradaban.

    Persentase yang sangat kecil itu mengacu pada hasil pengamatan yang menunjukkan bahwa jarak antara Asteroid 2006 QV89 dengan pusat bumi pada 9 September adalah 6,8 juta kilometer, jarak yang sangat jauh jika dibandingkan dengan jarak bumi dengan bulan yang hanya 384.400 kilometer.

    Hal itu juga disampaikan oleh Community Coordinator and Communication Strategy Officer European Southern Observatory (ESO), Oana Sandu. Menurut dia, Asteroid 2006 QV89 sebenarnya hanya memiliki kemungkinan 1 dibanding 7.000 untuk menabrak bumi pada 9 September 2019.

    Asteroid 2006 QV89 adalah asteroid yang ditemukan pada 29 Agustus 2006 oleh Catalina Sky Survey. Asteroid itu, bersama dengan dua puluh ribu asteroid lainnya yang dikategorikan sebagai Apollo Type Asteroid, adalah asteroid yang lintasannya menyeberangi planet bumi.

    Namun, asteroid itu dianggap tidak berbahaya karena berukuran sangat kecil dan pasti akan terbakar di atmosfer sebelum sampai ke permukaan bumi.

    Pada 1 Agustus 2019, situs EarthSky melansir cerita asal mula gegernya warganet soal isu Asteroid 2006 QV89 akan menabrak bumi pada 9 September 2019.

    Menurut artikel itu, informasi tersebut berasal dari fakta bahwa asteroid ini muncul dalam “daftar obyek risiko” dari ESA, seperti halnya banyak obyek lainnya. Namun, ESA mengklasifikasikannya sebagai risiko non-prioritas. Asteroid 2006 QV89 memiliki Skala Torino 0 yang menunjukkan tidak adanya status bahaya.

    Kesimpulan

    Sejumlah media memang memberitakan prediksi bahwa bumi akan dilewati oleh asteroid pada 9 September 2019. Bukan tidak mungkin asteroid tersebut akan bertabrakan dengan bumi. Akan tetapi, menurut penelitian ESA dan ESO, asteroid bernama 2006 QV89 itu memang masuk dalam “daftar obyek risiko”. Namun, risikonya non-proritas karena tidak memiliki status bahaya.

    Rujukan

  • (GFD-2021-6861) [SALAH] Pesan Berantai Mengatasnamakan Satgas Covid-19 Pusat

    Sumber: Facebook
    Tanggal publish: 03/05/2021

    Berita

    Beredar melalui aplikasi percakapan dan media sosial pesan berantai mengatasnamakan Satgas covid-19 Pusat. Pesan berantai itu ramai dibagikan sejak pekan lalu.

    Salah satu yang membagikannya adalah akun bernama Putu Lhaksmi. Dia mengunggahnya di Facebook pada 30 April 2021.

    Berikut isi pesan berantai tersebut:

    "Dari WAGDear Bapak/Ibu Ketua Tim Satgas Pusat dan Daerah beserta jajaran

    Pagi semua...semoga kita semua senantiasa diberi kesehatan dan perlindungaNya.bapak ibu, kasus india sangat seram.mari kita belajar dari kasus india...peningkatan kasus pada gelombang ke-2 saat ini, jauh lebih berbahaya, karena :

    1. window time jauh sangat singkat. mutasi virus terbaru di india, lebih seram. virus tidak transit/mampir ke tenggorokan dan hidung, tapi langsung ke paru (akibatnya pneumonia). sehingga gejala awal seolah tidak ada (shg tidak ada batuk, demam, nyeri sendi, lemes). tidak heran meningkatkan angka kematian yang sangat pesat, dan hasil swab sellau negatif. namun jka di X-Ray, paru oarunya penuh bercak putih (pneumonia). Sedihnya, orang merasa baik baik saja, padahal dia sedang menuju sekarat...

    2. jika dilakukan swab nasal/hidung dan faring (perbatasan lapisan dalam antara permukaan hidung dengan tenggorokan) sellau negatif covid. krn virusnya langsung ke paru oleh karenanya , yang terbaik adalah :

    1. prokes 5M (masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas/efisiensi dan efektifkan waktu kegiatan anda).

    2. jangan euforia dengan sertifikat telah divaksin, karena tidak ada gunanya jika tidak menerapkan prokes

    3. memperketat komunikasi ke setiap jajaran masing masing hingga pelaksana teknis terbawahAstrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat"

    Hasil Cek Fakta

    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dan menemukan artikel berjudul "[HOAKS] Pesan Berantai Mengatasnamakan Astrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat" yang tayang 30 April 2021 di laman Kominfo.

    Di sana terdapat penjelasan dari Hery Trianto Ketua Bidang Komunikasi Publik Satgas Penanganan Covid-19 Pusat.

    "Sehubungan dengan adanya informasi yang beredar di media sosial terutama di wa group yang mengatasnamakan Satgas serta memakai nama Astrid - Sekretaris 1 Satgas Covid Pusat, maka dapat disampaikan bahwa informasi tersebut tidak pernah dikeluarkan dan tidak ada nama bersangkutan dari Satgas Covid-19 Pusat," ujar Hery.

    "Penjelasan resmi dari Satgas Covid-19 Pusat dapat diikuti melalui media sosial resmi BNPB, Covid19.go.id, @lawancovid maupun jalur resmi lainnya."

    Terkait isi dari pesan berantai yang menyebut virus tidak transit/mampir ke tenggorokan dan hidung, tapi langsung ke paru juga belum terbukti. Cek Fakta Liputan6.com meminta penjelasan dari dr.Muhamad Fajri Adda'i.

    "Isi pesan ini masih opini dan belum ada pembuktian bahwa virus covid-19 itu langsung menyerang paru-paru tanpa hinggap di saluran pernafasan atas. Publikasi terkait varian baru virus covid-19 belum terdeteksi PCR belum ada sejauh ini," ujarnya.

    Kesimpulan

    Pesan berantai yang mengklaim dari Satgas Covid-19 Pusat adalah hoaks.

    Rujukan