• (GFD-2021-7059) [SALAH] Foto Tanda Jalan Bertuliskan “Nuclear Power Plant” dan “Spider Farm”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 07/06/2021

    Berita

    “narrator: and what happened next surprised
    no one”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Uncle Duke (@UncleDuke1969) mengunggah cuitan berupa foto tanda jalan bertuliskan “Nuclear Power Plant” dan “Spider Farm”. Unggahan tersebut mendapat atensi sebanyak 2.387 retweet, 16.797 suka, dan 93 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut telah melalui proses penyuntingan. Foto asli tanda jalan tersebut ditemukan di Isle of Wight Bus and Coach Museum, Inggris. Adapun Tulisan sebenarnya yang terdapat di tanda jalan itu adalah “Bus Museum” dan “Classic Boat Museum”.

    Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Uncle Duke (@UncleDuke1969) dikategorikan sebagai Konten Parodi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut merupakan hasil suntingan. Foto asli tanda jalan yang bertuliskan “Bus Museum” dan “Classic Boat Museum” itu ditemukan di Isle of Wight, Inggris.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7058) [SALAH] Foto Bob Dylan dan John Lennon

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 07/06/2021

    Berita

    “Bob Dylan and John Lennon.”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter VintagePhotos (@NotableHistory) mengunggah cuitan berupa foto Bob Dylan dan John Lennon. Unggahan tersebut mendapat atensi sebanyak 11 retweet, 68 suka, dan 5 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut telah melalui proses suntingan dari gabungan dua foto yang berbeda. Foto pertama, yaitu foto Bob Dylan, diambil oleh fotografer Tony Gale di Hotel Mayfair, London pada 3 Mei 1966. Adapun foto John Lennon diambil oleh fotografer Robert Whitaker di Grugahelle, Essen, Jerman pada 25 Juni 1966.

    Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter VintagePhotos (@NotableHistory) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut merupakan hasil suntingan dari dua foto yang berbeda.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7057) [SALAH] Foto Monyet Penembak Runduk di Perang Dunia II

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 07/06/2021

    Berita

    “FACT: A sniper monkey in WWll had over 69 confirmed kills”
    “FAKTA: Monyet Pene

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Primates (@PrimatesDaily) mengunggah foto seekor monyet yang diklaimnya sebagai monyet penembak runduk di Perang Dunia II yang telah terlibat dalam lebih dari 69 pembunuhan. Unggahan tersebut mendapat atensi sebanyak 829 retweet, 6.671 suka, dan 104 balasan.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto unggahan itu telah melalui proses penyuntingan dan gabungan dari dua foto yang berbeda. Foto asli dari unggahan tersebut adalah foto tentara Amerika Serikat di Perang Korea dengan Karabin M1 atau M2 yang diambil pada 25 April 1951. Adapun monyet yang terdapat dalam foto unggahan Twitter tersebut sering digunakan dalam meme dan tidak diketahui sumber asalnya.

    Dari berbagai fakta di atas, unggahan akun Twitter Primates (@PrimatesDaily) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut merupakan hasil suntingan dari dua foto yang berbeda.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7056) [SALAH] Grup WhatsApp “To Firdaus We Ascend” atau “Ke Syurga Kita Pergi” Milik ISIS

    Sumber: whatsapp.com
    Tanggal publish: 07/06/2021

    Berita

    “Ijin Menginfokan. Sudah ada Grup WA Dengan Nama (“To Firdaus we ascend/ke Syurga Kita Pergi”), Jika di-Invite/Diundang Jangan ikut Bergabung, WA ini Milik ISIS/Daesh.

    Jika Bergabung Maka Anda Tidak Bisa Keluar Dari Grup. Agar Berhati-hati, Sebarkan Kepada Keluarga & Sahabat Anda.”

    Hasil Cek Fakta

    Telah beredar pesan berantai melalui WhatsApp yang menginformasikan adanya grup WhatsApp bernama “To Firdaus We Ascend” atau “Ke Syurga Kita Pergi” milik ISIS. Penerima pesan tersebut diminta untuk tidak bergabung ke dalam grup itu karena tidak akan bisa keluar dari grup jika telah bergabung.

    Berdasarkan hasil penelusuran, pesan berantai itu telah beredar sejak tahun 2017. Mengutip dari detiknews, Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar mengatakan, masyarakat perlu berhati-hati terhadap konten bernuansa propaganda sebab jaringan terorisme kerap menggunakan media sosial untuk penyebaran propaganda.

    “Jadi karena di informasi yang beredar di dunia maya ini ya tentu tidak semuanya informasi yang bermanfaat dan baik kepada masyarakat. Jadi perlu kita mewaspadai ajakan-ajakan untuk bergabung dalam suatu percakapan grup media sosial, karena memang hari ini propaganda pelaku jaringan terorisme itu mengandalkan sosial media dalam menyebarluaskan konten-kontennya,” tutur Boy.

    Selain itu, WhatsApp juga memiliki fitur untuk penggunanya apabila ingin keluar dari grup atau menghapus grup WhatsApp kapanpun jika pengguna adalah admin grup tersebut.

    Pesan berantai yang sama sebelumnya pernah dibahas pada artikel Turn Back Hoax tahun 2020 berjudul [SALAH] Pesan Grup WhatsApp “To Firdaus We Ascend” atau “Ke Surga Kita Pergi”.

    Dari berbagai fakta di atas, pesan berantai melalui WhatsApp itu dikategorikan sebagai Konten Palsu.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, pesan berantai WhatsApp tersebut merupakan hoaks lama yang pernah beredar sejak tahun 2017.

    Rujukan