DISU4P ANIES 2,3 TRILIUN UNTUK TUTUPI K4SUSNYA, 2 PENGH1AN4T KPK LANGSUNG DIT4NGKAP
2 PENGHIANAT DI KPK DITANGKAP
PANTAS ANIES LOLOS DARI JERATAN HUKUM
(GFD-2023-13357) [SALAH] DUA PEGAWAI KPK DITANGKAP KARENA TERIMA SUAP DARI ANIES
Sumber: FacebookTanggal publish: 22/08/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Channel youtube POLITIK NUSANTARA membagikan sebuah video bernarasikan dua pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ditangkap karena menerima suap 2,3 triliun untuk menutupi kasus Anies.
Setelah menonton video tersebut dari awal hingga akhir, video tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa video berbeda yang tidak ada kaitanya dengan klaim narasi yang beredar.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan ulang artikel dari seword.com berjudul “Melawan Lupa “Hubungan” Antara Anies Baswedan Dengan (Oknum) KPK” yag diunggah pada 18 September 2019.
Thumbnail yang menampilkan beberapa orang mengenakan baju tahanan tersebut identik dengan foto yang dimuat pada artikel jawapos.com berjudul “Geledah Rumdin Bupati PPU, KPK Temukan Bukti Transaksi Aliran Uang” yang diunggah pada 18 Januari 2022.
Dalam foto aslinya, beberapa orang yang memakai baju tahanan tersebut bukanlah pegawai KPK melainkan mantan Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur dan jajarannya yang hadir saat Konferensi Pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2021.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim dua pegawai KPK ditangkap karena menerima suap 2,3 triliun untuk menutupi kasus Anies adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Setelah menonton video tersebut dari awal hingga akhir, video tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa video berbeda yang tidak ada kaitanya dengan klaim narasi yang beredar.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan ulang artikel dari seword.com berjudul “Melawan Lupa “Hubungan” Antara Anies Baswedan Dengan (Oknum) KPK” yag diunggah pada 18 September 2019.
Thumbnail yang menampilkan beberapa orang mengenakan baju tahanan tersebut identik dengan foto yang dimuat pada artikel jawapos.com berjudul “Geledah Rumdin Bupati PPU, KPK Temukan Bukti Transaksi Aliran Uang” yang diunggah pada 18 Januari 2022.
Dalam foto aslinya, beberapa orang yang memakai baju tahanan tersebut bukanlah pegawai KPK melainkan mantan Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur dan jajarannya yang hadir saat Konferensi Pers di Gedung KPK, Jakarta, Kamis, 13 Januari 2021.
Berdasarkan penjelasan di atas klaim dua pegawai KPK ditangkap karena menerima suap 2,3 triliun untuk menutupi kasus Anies adalah keliru dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Judul, isi dan thumbnail video tidak berkaitan. Dalam video tersebut tidak terdapat informasi mengenai dua pegawai KPK ditangkap karena menerima suap 2,3 triliun untuk menutupi kasus Anies.
Judul, isi dan thumbnail video tidak berkaitan. Dalam video tersebut tidak terdapat informasi mengenai dua pegawai KPK ditangkap karena menerima suap 2,3 triliun untuk menutupi kasus Anies.
Rujukan
(GFD-2023-13356) [SALAH] DANA 12 MILIAR UNTUK SYARAT AHY MENJADI CAWAPRES ANIES
Sumber: YoutubeTanggal publish: 22/08/2023
Berita
APA APAAN INI !! DANA HARAM 12 MILIAR BERHASIL DI TEMUKAN..BENARKAH SEGINI MAHAR AHY UNTUK ANIES ?!
TERBONGKAR SEMUANYA
DANA HARAM 12 MILIAR DI TEMUKAN
BENARKAH SYARAT AHY JADI CAWAPRES ANIS SEGITU?!
TERBONGKAR SEMUANYA
DANA HARAM 12 MILIAR DI TEMUKAN
BENARKAH SYARAT AHY JADI CAWAPRES ANIS SEGITU?!
Hasil Cek Fakta
Sebuah video dengan klaim narasi yang menyatakan bahwa ditemukan dana 12 miliar untuk syarat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi cawapres Anies Baswedan beredar dari channel youtube bernama POLITIK NUSANTARA.
Setelah dilakukan penelusuran, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merupakan hasil manipulasi. Isi dalam video tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa video yang telah beredar di internet sebelumnya yang tidak ada kaitannya dengan klaim narasi yang beredar.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan ulang artikel dari pinterpolitik.com berjudul “Anies di Ujung Tanduk: Ribut Nasdem-Demokrat Soal “Uang”?” yang diunggah pada 10 Agustus 2023.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim dalam video yang menyatakan ditemukan dana 12 miliar untuk syarat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi cawapres Anies Baswedan tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Setelah dilakukan penelusuran, thumbnail yang ditampilkan dalam video tersebut merupakan hasil manipulasi. Isi dalam video tersebut hanya menampilkan cuplikan dari beberapa video yang telah beredar di internet sebelumnya yang tidak ada kaitannya dengan klaim narasi yang beredar.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan ulang artikel dari pinterpolitik.com berjudul “Anies di Ujung Tanduk: Ribut Nasdem-Demokrat Soal “Uang”?” yang diunggah pada 10 Agustus 2023.
Berdasarkan penjelasan di atas, klaim dalam video yang menyatakan ditemukan dana 12 miliar untuk syarat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi cawapres Anies Baswedan tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Judul dan isi video tidak berkaitan. Selain thumbnail merupakan hasil manipulasi, dalam video tersebut juga tidak ditemukan informasi terkait ditemukannya dana 12 miliar untuk syarat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi cawapres Anies Baswedan.
Judul dan isi video tidak berkaitan. Selain thumbnail merupakan hasil manipulasi, dalam video tersebut juga tidak ditemukan informasi terkait ditemukannya dana 12 miliar untuk syarat Agus Harimurti Yudhoyono menjadi cawapres Anies Baswedan.
Rujukan
(GFD-2023-13355) [SALAH] PKS DAN DEMOKRAT KOMPAK TARIK DUKUNGAN, NASIB ANIES DAN NASDEM HANCUR LEBUR
Sumber: YoutubeTanggal publish: 22/08/2023
Berita
PKS DAN DEMOKRAT KOMPAK TARIK DUKUNGAN..NASIB ANIS DAN NASDEM HANCUR LEBUR !!
BREAKING NEWS…!!
PK & DEMOKRAT KOMPAK TARIK DUKUNGAN
NASIB ANIES DAN NASDEM HANCUR LEBUR
BREAKING NEWS…!!
PK & DEMOKRAT KOMPAK TARIK DUKUNGAN
NASIB ANIES DAN NASDEM HANCUR LEBUR
Hasil Cek Fakta
Sebuah video bernarasikan PKS dan Demokrat kompak tarik dukungan dari Anies Baswedan beredar dari sebuah channel youtube bernama POLITIK NUSANTARA.
Setelah menonton keseluruhan dari isi video, tidak ditemukan pemberitaan terkait klaim yang beredar. Dalam video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa video berbeda yang tidak mendukung klaim narasi.
Narator dalam video hanya membacakan ulang artikel dari tribunnews.com berjudul “Akhirnya ‘Kesabaran’ PKS Habis, Kompak dengan Demokrat dan NasDem Desak Anies Putuskan Cawapres” yang diunggah pada 13 Agustus 2023.
Thumbnail yang menampilkan sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono beserta Presiden Partai Keadilan Sejaktera (PKS) Ahmad Syaikhu tersebut identik dengan foto yang dimuat oleh liputan6.com berjudul Survei SMRC: Suara PKS dan Demokrat Meningkat Melebihi Partai Koalisi Jokowi” yang diunggah pada 7 Oktober 2021.
Foto tersebut merupakan peristiwa ketika Presiden Partai Keadilan Sosial (PKS) Ahmad Syaikhu menyambangi markas Partai Demokrat di Jakarta pada Kamis, 22 April 2021.
Dengan demikian, klaim yang menyatakan PKS dan Demokrat kompak tarik dukungan dari Anies Baswedan tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Setelah menonton keseluruhan dari isi video, tidak ditemukan pemberitaan terkait klaim yang beredar. Dalam video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa video berbeda yang tidak mendukung klaim narasi.
Narator dalam video hanya membacakan ulang artikel dari tribunnews.com berjudul “Akhirnya ‘Kesabaran’ PKS Habis, Kompak dengan Demokrat dan NasDem Desak Anies Putuskan Cawapres” yang diunggah pada 13 Agustus 2023.
Thumbnail yang menampilkan sosok Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono beserta Presiden Partai Keadilan Sejaktera (PKS) Ahmad Syaikhu tersebut identik dengan foto yang dimuat oleh liputan6.com berjudul Survei SMRC: Suara PKS dan Demokrat Meningkat Melebihi Partai Koalisi Jokowi” yang diunggah pada 7 Oktober 2021.
Foto tersebut merupakan peristiwa ketika Presiden Partai Keadilan Sosial (PKS) Ahmad Syaikhu menyambangi markas Partai Demokrat di Jakarta pada Kamis, 22 April 2021.
Dengan demikian, klaim yang menyatakan PKS dan Demokrat kompak tarik dukungan dari Anies Baswedan tidak terbukti dan termasuk ke dalam konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Tidak ditemukan informasi kredibel terkait PKS dan Demokrat kompak tarik dukungan dari Anies Baswean. Video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa video berbeda dan disertai narasi yang menyesatkan.
Tidak ditemukan informasi kredibel terkait PKS dan Demokrat kompak tarik dukungan dari Anies Baswean. Video tersebut hanya berisi cuplikan dari beberapa video berbeda dan disertai narasi yang menyesatkan.
Rujukan
(GFD-2023-13354) Cek Fakta: Hoaks Pesan Berantai Waspada Aksi Begal di Taman Pancing, Denpasar, Bali
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 22/08/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta - Kabar tentang adanya aksi begal di kawasan Taman Pancing, Denpasar, Bali beredar di media sosial. Informasi tersebut beredar lewat pesan berantai di aplikasi percakapan WhatsApp pada Selasa (22/8/2023).
Dalam pesan berantai tersebut disebutkan bahwa adanya aksi begal di kawasan Taman Pancing. Seluruh warga pun diminta untuk tidak keluar rumah dan berkunjung ke taman tersebut.
Berikut isi pesan berantai tersebut:
"Shalom
Selamat sore menjelang malam adik2 semuanya🙏Saya menghimbau kepada kita semua tanpa terkecuali bahwa dgn adanya kejadian yg terjadi semalam di taman pancing maka ,tolong semuanya jgn ada yg keluar rumah tanpa ada kepentingan yg Jelas apalagi pergi ke taman pancing.
Info yg kami dgr bahwa malam ini akan ada sidak di area taman pancing.
Demikian saya mengingatkan demi keamanan kita bersama.
Jangan karena prilaku oknum lalu kita semua Kena dampaknya.
Maka sebelum itu terjadi sebaik jika tdk ada keperluan penting maka diam dan beristirahat saja dirumah masing².
Sekian dan trimakasih," demikian narasi dalam pesan berantai tersebut.
Benarkah kabar tentang adanya aksi begal di Taman Pancing, Denpasar, Bali? Berikut penelusurannya.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri pesan berantai berisi kabar tentang adanya aksi begal di kawasan Taman Pancing, Denpasar, Bali. Penelusuran dilakukan dengan memasukkan kata kunci "aksi begal taman pancing bali" di kolom pencarian Google Search.
Hasilnya terdapat beberapa artikel yang berisi bantahan adanya aksi begal di kawasan tersebut. Satu di antaranya artikel berjudul "Kapolresta Denpasar sebut video pembegalan di Taman Pancing itu hoaks" yang dimuat situs antaranews.com pada Selasa (22/8/2023).
Denpasar, 21/8 (ANTARA) - Kepala Kepolisian Resor Kota Denpasar, Bali, Komisaris Besar Polisi Bambang Yugo Pamungkas menyatakan pesan berantai dan video berisi informasi pembegalan di Taman Pancing, Pemogan, Denpasar Selatan merupakan informasi hoaks.
"Kami telah melakukan penyelidikan terkait video tersebut, melakukan pengecekan di lokasi, dan hasilnya nihil, tidak ada kejadian tersebut. Informasi dan video (yang beredar) itu adalah hoaks," katanya, di Denpasar, Senin.
Bambang Yugo menjelaskan setelah pesan berantai beserta video pembegalan yang disebutkan terjadi di wilayah Denpasar viral di media penyampaian pesan WhatsApp, Polresta Denpasar dan Polsek Denpasar Selatan langsung melakukan penyelidikan di lokasi yang disebutkan tersebut.
Untuk memperjelas keberadaan lokasi video tersebut, Polresta Denpasar telah melakukan koordinasi dengan Tim Siber Ditreskrimsus Polda Bali dengan melakukan patroli siber dan mencocokkan lokasi, namun tidak ada tempat yang sesuai antara video dan lokasi Taman Pancing, Pemogan.
"Anggota telah melakukan pengecekan di lokasi Jalan Taman Pancing Denpasar Selatan dan sampai saat ini tidak ditemukan hal menonjol," katanya.
Adapun isi pesan berantai WhatsApp tersebut berupa imbauan kepada masyarakat akan adanya kejadian pembegalan dan meminta masyarakat untuk tidak ada yang keluar rumah tanpa ada kepentingan jelas apalagi pergi ke Taman Pancing.
Dalam pesan tersebut disebutkan bahwa info tersebut merupakan informasi resmi dari kepolisian yang diterima pada Minggu (20/8). Namun, Kapolresta Denpasar membantah bahwa informasi tersebut tidak memiliki sumber yang jelas apalagi dari Polresta Denpasar karena itu masyarakat jangan mempercayai informasi yang tidak jelas sumber dan kebenarannya itu.
Video pemuda yang terlihat terjatuh dari motor yang ditengarai korban pembegalan merupakan informasi palsu yang dibuat untuk menimbulkan ketakutan di masyarakat.
Dengan adanya penjelasan itu, katanya, diharapkan informasi hoaks yang telah menyebar di masyarakat tidak disebarluaskan lagi sehingga tidak menimbulkan keresahan masyarakat terutama warga di sekitar Taman Pancing.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi dengan berita, cek kebenarannya, dan jangan membagikan berita yang membuat keresahan di masyarakat," katanya.
Kesimpulan
Pesan berantai berisi kabar tentang adanya aksi begal di kawasan Taman Pancing, Denpasar, Bali ternyata tidak benar.
Kapolres Kota Denpasar, Kombes Bambang Yugo Pamungkas menyatakan, pesan berantai dan video berisi informasi pembegalan di Taman Pancing, Pemogan, Denpasar Selatan merupakan informasi hoaks.
Rujukan
Halaman: 3887/6629