• (GFD-2021-7180) [SALAH] Akun Whatsapp Bupati Malang Sanusi “0812-3135-3448”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/07/2021

    Berita

    Beredar akun Whatsapp Bupati Malang Abah Sanusi menawarkan bantuan. Akun tersebut memakai foto profil Bupati yang menggunakan peci hitam, dengan nama Drs. H.M. Sanusi, M.M.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, melansir dari akun Instagram resmi (@polresmalangofficial) mengklarifikasi bahwa akun tersebut palsu.“Beredar berita hoax yang mengatasnamakan Bupati Malang via Whatsapp 0812-3135-3448. Dengan tujuan penipuan modus permintaan dana. Kami himbau agar masyarakat tidak tertipu dan melaporkan kepada pihak kepolisian.”, dilansir melalui akun Instagram Polres Malang.

    Abah Sanusi telah memerintahkan Kominfo Kabupaten Malang untuk menyelidiki siapa permilik serta pengirim akun palsu tersebut. Ia mengimbau kepada masyarakat untuk tidak percaya dan waspada terhadap akun yang mengatasnamakan dirinya.

    Dengan demikian, akun Whatsapp Bupati Malang dapat dikategorikan sebagai Konten Tiruan/Imposter Content.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Rahmah an nisaa (Uin Sunan Ampel Surabaya).

    Faktanya, Polres Malang telah mengklarifikasi melalui akun Instagram resminya, bahwa akun Whatsapp Bupati Malang tersebut adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7179) [SALAH] “sekarang angkut mayat gak lg pake Ambulance”

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/07/2021

    Berita

    Akun Facebook bernama Feny mengunggah postingan yang mengklaim bahwa pengangkatan jenazah saat ini menggunakan truk akibat kondisi yang mengkhawatirkan di Jakarta. Narasi dengan klaim tersebut diunggah pada tanggal 22 Juni 2021, dalam postingannya Ia juga menyematkan Foto truk yang bertuliskan “Mobil Angkutan Jenazah” dengan plat nomor merah B 9280 POR.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, informasi tersebut tidak benar. Dilansir dari CNN Indonesia, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, mengonfirmasi bahwa foto truk pengangkut jenazah yang beredar di sosial media itu hanyalah sebuah simulasi alias percobaan “Itu simulasi,” ujar Suzi kepada tim CNNIndonesia.com, Selasa (22/6).

    Lebih lanjut, Suzi juga menjelaskan lebih detail perihal kelanjutan simulasi tersebut. Suzi mengaku belum mengetahui pasti rencana pengangkutan peti jenazah Covid-19 menggunakan truk akan direalisasikan atau tidak dalam waktu dekat.

    Menanggapi beredarnya informasi tersebut, Kapusdatin Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Ivan Murcahyo juga memastikan hingga saat ini pihaknya masih menggunakan ambulans untuk mengantar jenazah Covid-19 ke Tempat Pemakaman Umum (TPU).

    Dengan demikian, klaim bahwa pengangkatan jenazah saat ini menggunakan truk adalah hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Informasi tersebut salah. Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta, Suzi Marsitawati, mengonfirmasi bahwa foto truk pengangkut jenazah yang beredar di sosial media itu hanyalah sebuah simulasi.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7178) [SALAH] Foto Daftar Obat Dari RS Yang Bisa Digunakan Sendiri oleh Pasien Covid-19

    Sumber: Tangkapan Layar
    Tanggal publish: 02/07/2021

    Berita

    Foto berisi daftar resep obat rujukan RS Wisma Atlet Jakarta yang bisa digunakan sendiri oleh pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri beredar di berbagai saluran media sosial.

    Efri Pulmo, Pulmonologist di RSDC Wisma Atlet, pada tanggal 26/06/21, melalui cuitan akun Twitternya (@efriadzadr) mengunggah foto daftar resep tersebut dan memberikan keterangan bahwa informasi yang beredar tersebut salah dan tidak sesuai dengan anjuran yang seharusnya. Ia juga mengimbau agar masyarakat berhati-hati jika menerima informasi serupa (https://archive.md/Jzw8P).

    Obat Covid19

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, informasi tersebut telah banyak beredar di sosial media, melalui kolom komentar cuitan Efri Pulmo, beberapa orang memberikan kesaksian telah menerima informasi tersebut di beberapa saluran media, salah satunya Whatsapp. Selain itu, di saluran lain seperti Facebook juga ditemukan informasi serupa. Akun Facebook Ummu Hana Hana menggunggah foto tersebut dengan narasi “Bismillah semoga bs bantu.. Hindari kerumah sakit klo memang rumah sakit penuuuh” (27/06/21) (https://turnbackhoax.id/wp-content/uploads/2021/06/SALAH-Daftar-Resep-Obat-Covid-19-dari-RS.pdf.)

    Informasi serupa banyak beredar baik berbentuk narasi maupun foto. Narasi serupa yang pernah beredar di tahun 2020 silam dan kembali muncul di akhir juni 2021 ini sempat diulas juga dalam artikel Turnbackhoax.id dengan judul “Resep Obat Untuk Pasien Covid-19” yang diunggah pada tanggal 25/06/21.

    Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan bahwa dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.

    Lebih lanjut, Dr. Andi menjelaskan satu-satunya obat yang bisa diperjualbelikan secara bebas adalah paracetamol, selebihnya harus dipantau penggunaanya oleh dokter “Dezamethason misalnya, tidak boleh digunakan untuk orang sehat atau pasien covid-19 gejala ringan, jika digunakan sembarangan bisa mengganggu imunitas kita”, jelas Dr. Andi kepada tim Liputan6.com, Senin (28/06/2021).

    Dr. RA Adaninggar, SpPD juga ikut memberi tanggapan terkait informasi tersebut, ia menjelaskan bahwa Dexametahson, antivirus, antibiotik semuanya termasuk obat keras, tidak semua pasien bisa minum ada penilaian indikasi dan kontraindikasi dari dokter. Pasalnya kalau tidak maka bisa berpotensi ada bahaya efek samping obat, interaksi obat, dan reaksi obat yang terjadi pada kondisi tertentu.
    Dengan demikian, foto daftar resep obat dari RS Wisma Atlet tersebut merupakan hoaks dengan kategori konten yang menyesatkan

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Informasi tersebut salah. Dilansir dari Liputan6.com, Dr. Andi Khomeini Takdir Haruni., Sp.PD menjelaskan bahwa dokter punya pertimbangan tersendiri dan akan memantau setiap pasiennya saat memberikan obat. Jadi pasien tidak bisa berkreasi sendiri dan meminum obat secara sembarangan.

    Rujukan

  • (GFD-2021-7177) Sebuah artikel online membagikan dokumen rahasia yang bocor dan disandingkan dengan sebuah informasi yang mengklaim bahwa Perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya Covid-19.

    Sumber: artikel online
    Tanggal publish: 02/07/2021

    Berita

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut SALAH. Faktanya dokumen tersebut merupakan surat persetujuan untuk pengembangan vaksin yang melawan virus MERS-CoV, bukan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.

    Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.

    Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.

    Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.

    Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.

    “Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.

    Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, klaim tersebut SALAH. Faktanya dokumen tersebut merupakan surat persetujuan untuk pengembangan vaksin yang melawan virus MERS-CoV, bukan virus SARS-CoV-2 yang menjadi penyebab penyakit Covid-19.

    Dilansir dari Kumparan.com, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) muncul di China pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19.

    Seorang juru bicara Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) mengatakan bahwa Pusat Penelitian Vaksin dan Moderna sejatinya telah berkolaborasi dalam penelitian vaksin sejak 2017.

    Materi yang diajukan untuk dikembangkan adalah sebagai vaksin virus corona MERS CoV, bukan SARS-CoV-2 atau COVID-19.

    Virus MERS-CoV merupakan jenis virus corona yang pernah menyerang manusia di daerah Timur Tengah pada tahun 2012. Sedangkan SARS-CoV-2 merupakan jenis virus corona yang muncul di China pada akhir Desember 2019.

    “Materi yang ditransfer ke UNC pada Desember 2019 adalah kandidat vaksin untuk virus Corona Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS-CoV) dan bukan SARS-CoV-2,” ujar juru bicara NIAID, dikutip dari AFP.

    Dengan demikian klaim moderna mengembangkan vaksin covid-19 beberapa minggu sebelum munculnya covid-19 merupakan HOAX dengan kategori Konten yang Menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Fathia Islamiyatul Syahida (Universitas Pendidikan Indonesia)

    Klaim tersebut SALAH. Faktanya, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) urutan pertama genetik Virus Corona (SARS-CoV-2) dari China muncul pada 11 Januari, sehingga tidak mungkin perusahaan Biofarmasi Moderna, Inc mengembangkan Vaksin Covid-19 sebelum munculnya pandemi.

    Rujukan