“China plants chicken organs in other animals for faster egg production. The Chinese government has once again shown its advances in technology, and this time in the animal kingdom. The Chinese planted organs of gall in other animals for faster egg production.”
“China menanam organ ayam pada hewan lain untuk produksi telur yang lebih cepat. Pemerintah China sekali lagi menunjukkan kemajuan teknologinya, dan kali ini di dunia hewan. Orang China menanam organ empedu pada hewan lain untuk produksi telur yang lebih cepat.”
(GFD-2022-9314) [SALAH] Foto Sapi Bertelur untuk Mempercepat Produksi Telur dari Pemerintah China
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 28/02/2022
Berita
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Jagaban of Africa (@Ecollins10) mengunggah cuitan berupa foto sapi bertelur yang diklaim sebagai teknologi penanaman organ ayam pada hewan lain dari pemerintah China untuk mempercepat produksi telur. Cuitan yang diunggah pada 20 Februari 2022 telah mendapat atensi berupa 8 suka dan 6 retweet.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut adalah hasil manipulasi dari foto sapi ternak berjenis Belgian Blue yang diambil oleh Eric Forget pada 26 Juli 2008 di pameran pertanian Libramont, Belgia Tenggara. Foto itu diunggah Eric pada situs Flickr dan juga digunakan oleh portal berita asal Belanda, Mondiaal Nieuws di artikel berjudul “Boeren verdeeld over landbouwcrisis” terbit pada 1 Agustus 2018.
Sebagai tambahan, tidak ditemukan informasi terkait “kemajuan teknologi” di dunia peternakan China seperti yang diklaim dalam cuitan di atas. Mengutip dari AFP Fact Check, insinyur peternakan di Sekolah Ilmu Pertanian dan Kehidupan (Ecole Nationale Supérieure Agronomique de Toulouse – Ensat) bernama Yayu Huang, mengonfirmasi bahwa tidak ada perkembangan teknologi seperti itu dan menganggap hal tersebut tidak masuk akal.
“Saya tidak berpikir ada ‘kemajuan’ seperti itu di China. Ayam petelur dipilih untuk menghasilkan telur dan mereka sudah sangat efisien,” jelas Huang.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Jagaban of Africa (@Ecollins10) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut adalah hasil manipulasi dari foto sapi ternak berjenis Belgian Blue yang diambil oleh Eric Forget pada 26 Juli 2008 di pameran pertanian Libramont, Belgia Tenggara. Foto itu diunggah Eric pada situs Flickr dan juga digunakan oleh portal berita asal Belanda, Mondiaal Nieuws di artikel berjudul “Boeren verdeeld over landbouwcrisis” terbit pada 1 Agustus 2018.
Sebagai tambahan, tidak ditemukan informasi terkait “kemajuan teknologi” di dunia peternakan China seperti yang diklaim dalam cuitan di atas. Mengutip dari AFP Fact Check, insinyur peternakan di Sekolah Ilmu Pertanian dan Kehidupan (Ecole Nationale Supérieure Agronomique de Toulouse – Ensat) bernama Yayu Huang, mengonfirmasi bahwa tidak ada perkembangan teknologi seperti itu dan menganggap hal tersebut tidak masuk akal.
“Saya tidak berpikir ada ‘kemajuan’ seperti itu di China. Ayam petelur dipilih untuk menghasilkan telur dan mereka sudah sangat efisien,” jelas Huang.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Jagaban of Africa (@Ecollins10) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan dari foto sapi jenis Belgian Blue yang diambil tahun 2008 di Belgia Tenggara. Selain itu, tidak ditemukan informasi seputar pengembangan teknologi penanaman organ ayam di dunia peternakan China seperti yang diklaim dalam cuitan itu.
Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan dari foto sapi jenis Belgian Blue yang diambil tahun 2008 di Belgia Tenggara. Selain itu, tidak ditemukan informasi seputar pengembangan teknologi penanaman organ ayam di dunia peternakan China seperti yang diklaim dalam cuitan itu.
Rujukan
(GFD-2022-9313) [SALAH] Foto “Full moon rising – Mount Kilimanjaro ( Tanzania ).”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 28/02/2022
Berita
“Full moon rising – Mount Kilimanjaro ( Tanzania ).”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Neil Degrease Tyson (@DegreaseNeil) mengunggah cuitan berupa foto bulan purnama di atas Gunung Kilimanjaro, Tanzania. Cuitan yang diunggah pada 23 Februari 2022 telah mendapat atensi berupa 35 suka dan 8 retweet.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut telah melalui proses penyuntingan. Foto asli dari cuitan tersebut adalah foto Gunung Kilimanjaro tanpa bulan purnama yang telah beredar sejak tahun 2013 dan digunakan untuk artikel di beberapa situs, seperti itravelnet.com, tonpetitlook, Facts For Kids, serta imgur. Selain itu, akun Twitter yang mencuit foto Gunung Kilimanjaro merupakan akun palsu dari ahli astrofisika bernama Neil deGrasse Tyson. Akun asli ahli astrofisika itu adalah @neiltyson yang memiliki 14,5 juta pengikut serta telah terverifikasi oleh Twitter.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Neil Degrease Tyson (@DegreaseNeil) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut telah melalui proses penyuntingan. Foto asli dari cuitan tersebut adalah foto Gunung Kilimanjaro tanpa bulan purnama yang telah beredar sejak tahun 2013 dan digunakan untuk artikel di beberapa situs, seperti itravelnet.com, tonpetitlook, Facts For Kids, serta imgur. Selain itu, akun Twitter yang mencuit foto Gunung Kilimanjaro merupakan akun palsu dari ahli astrofisika bernama Neil deGrasse Tyson. Akun asli ahli astrofisika itu adalah @neiltyson yang memiliki 14,5 juta pengikut serta telah terverifikasi oleh Twitter.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Neil Degrease Tyson (@DegreaseNeil) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan. Foto asli Gunung Kilimanjaro itu telah beredar sejak 2013 dan tidak terdapat bulan purnama.
Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan. Foto asli Gunung Kilimanjaro itu telah beredar sejak 2013 dan tidak terdapat bulan purnama.
Rujukan
(GFD-2022-9312) [SALAH] Foto “this is an Amazing shot of San Francisco!!”
Sumber: Twitter.comTanggal publish: 28/02/2022
Berita
“Not sure who the photographer is, but this is an Amazing shot of San Francisco!!”
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter Debbie Ryan (@MsDebbieDebDeb) mengunggah cuitan berupa foto pemandangan kota San Francisco pada 21 Februari 2022. Cuitan tersebut telah mendapat atensi lebih dari 440 ribu suka dan 47 ribu retweet.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut adalah hasil gabungan dari dua foto kota San Francisco karya fotografer bernama Tristan Zhou. Foto itu Zhou unggah di laman Instagram pribadinya (@trystane) pada 28 November 2021 dengan judul “San Franception”. Di samping itu, Zhou juga melelang hasil karyanya sebagai NFT pada platform bernama Foundation.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Debbie Ryan (@MsDebbieDebDeb) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.
Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut adalah hasil gabungan dari dua foto kota San Francisco karya fotografer bernama Tristan Zhou. Foto itu Zhou unggah di laman Instagram pribadinya (@trystane) pada 28 November 2021 dengan judul “San Franception”. Di samping itu, Zhou juga melelang hasil karyanya sebagai NFT pada platform bernama Foundation.
Dengan demikian, cuitan akun Twitter Debbie Ryan (@MsDebbieDebDeb) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)
Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan karya fotografer bernama Tristan Zhou dari gabungan dua foto yang berbeda dan dilelang sebagai NFT (Non-Fungible Token) pada platform Foundation.
Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan karya fotografer bernama Tristan Zhou dari gabungan dua foto yang berbeda dan dilelang sebagai NFT (Non-Fungible Token) pada platform Foundation.
Rujukan
(GFD-2022-9311) [SALAH] Vaksin Covid 19 Tidak Berguna, karena Bermutasi menjadi Ribuan Varian Covid Baru
Sumber: Whatsapp.comTanggal publish: 28/02/2022
Berita
Mohon yg sdh divaksin baca betul informasi ini, berita dari Univ. Brawijaya…….
Ya JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita. Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi. Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang. Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna? Ternyata inilah penyebabnya: Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19.
Vaksin rektorat unibraw
Vaksin tidak ada gunanya
Hoaks vaksin
hoax vaksin
Mohon yg sdh divaksin baca informasi yg baik ini berita dari Univ. Brawijaya JAGA
vaksin tidak berguna
vaksin covid tidak ada gunanya
Ya JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita. Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi. Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang. Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna? Ternyata inilah penyebabnya: Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19.
Vaksin rektorat unibraw
Vaksin tidak ada gunanya
Hoaks vaksin
hoax vaksin
Mohon yg sdh divaksin baca informasi yg baik ini berita dari Univ. Brawijaya JAGA
vaksin tidak berguna
vaksin covid tidak ada gunanya
Hasil Cek Fakta
Beredar kembali di aplikasi percakapan narasi terkait vaksin Covid 19 yang tidak berguna karena bermutasi menjadi ribuan virus Covid 19 baru.
Faktanya, setelah ditelusuri klaim tersebut merupakan hoaks lama yang beredar kembali. MAFINDO telah membuat artikel bantahan terkait klaim tersebut dengan judul “[SALAH] “Vaksin covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan covid-19 baru di seluruh dunia””. Artikel bantahan tersebut menjelaskan bahwa Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin selama mutasi dari virus tersebut tidak mempengaruhi protein pengikat reseptor atau binding domain (RBD) yang merupakan target vaksin.
Dikutip dari Republika.co.id , pernytataan Profesor Sutiman bukanlah tentang vaksin Covid-19 yang bermutasi melainkan, tentang Covid-19 yang bermutasi menjadi virus lokal yang berdampak pada sulitnya menemukan vaksin ataupun obat secara global.
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. saat diwawancarai Liputan6.com pada Rabu (2/6/2021) juga menjelaskan bahwa secara umum vaksin-vaksin covid-19 yang ada sekarang masih cukup efektif dalam menangkal varian-varian virus yang baru ada. Ada varian alfa, beta dan seterusnya.
Faktanya, setelah ditelusuri klaim tersebut merupakan hoaks lama yang beredar kembali. MAFINDO telah membuat artikel bantahan terkait klaim tersebut dengan judul “[SALAH] “Vaksin covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan covid-19 baru di seluruh dunia””. Artikel bantahan tersebut menjelaskan bahwa Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin selama mutasi dari virus tersebut tidak mempengaruhi protein pengikat reseptor atau binding domain (RBD) yang merupakan target vaksin.
Dikutip dari Republika.co.id , pernytataan Profesor Sutiman bukanlah tentang vaksin Covid-19 yang bermutasi melainkan, tentang Covid-19 yang bermutasi menjadi virus lokal yang berdampak pada sulitnya menemukan vaksin ataupun obat secara global.
dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. saat diwawancarai Liputan6.com pada Rabu (2/6/2021) juga menjelaskan bahwa secara umum vaksin-vaksin covid-19 yang ada sekarang masih cukup efektif dalam menangkal varian-varian virus yang baru ada. Ada varian alfa, beta dan seterusnya.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
Klaim tersebut adalah Hoaks Lama Beredar Kembali (HLBK). Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin.
Klaim tersebut adalah Hoaks Lama Beredar Kembali (HLBK). Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin.
Rujukan
Halaman: 3798/5542