(GFD-2023-13913) Cek Fakta: Tidak Benar Dalam Video Ini Pembalasan Palestina ke Israel
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 28/10/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video pembalasan Palestina kepada Israel, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 21 Oktober 2023.
Unggahan klaim video pembalasan Palestina kepada Israel menampilkan suasana cahaya berwarna merah, terlihat percikan api dan asap putih di antara bangunan.
Video tersebut diawali dengan tulisan
"PEMBALASAN PALESTINA KEPADA ISRAEL"
"HANYA 1 MENIT, TOLONG JANGAN DI SKIP"
Benarkah klaim video pembalasan Palestina kepada Israel? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim video pembalasan Palestina kepada Israel, dengan menangkap layar video tersebut untuk dijadikan bahan penelusuran menggunakan Google Image.
Penelusuran mengarah pada sejumlah situs salah satunya adalah artikel berjudul "Posts misrepresent Algeria fireworks footage as Israeli strikes on Gaza" yang dimuat situs factcheck.afp.com, pada 13 Oktober 2023.
Situs factcheck.afp.com mengulas video yang identik dengan klaim dan menampilkan potongan gambar gedung dengan nuasa cahaya merah seperti yang ditampilkan pada klaim.
Situs factcheck.afp menyebutkan, berdasarkan konfirmasi Wartawan AFP di Brasil video tersebut diunggah pertama kali pada 27 September 2023 -- lebih dari seminggu sebelum serangan Hamas.
Video tersebut menunjukkan penggemar sepak bola meluncurkan kembang api dan suar di kota Aljir setelah CR Belouizdad memenangkan kejuaraan Aljazair pada tahun 2020 Berdasarkan hasil pengamatan lokasi, terdapat kesamaan dengan tataletak kota Aljir.
Artikel "Fact Check: Israel-Hamas war: Video of red flares and fireworks shows Algeria, not Gaza" yang dimuat situs reuters.com, pada 11 Oktober 2023
Situs Reuters menyebutkan, berdasarkan konfirmasi lokasi video menggunakan citra satelit berada di Aljir, Aljazair, bukan Gaza.
Video diambil dari sebuah bangunan perumahan yang menghadap ke selatan di Rue Lahcen Mimouni, Aljir. Bundaran, terlihat (0:00), cocok dengan Place Al Mokrani.
Papan reklame dan bangunan besar di latar belakang (0:01, 0:05, 0:14) masing-masing cocok dengan Rue Lahcen Mimouni dan gedung Centrale Syndicale. Baliho tersebut juga diambil di Google Street View.
Digeser ke kiri, rekaman menunjukkan jalan lurus (0:03) yang cocok dengan Rue Mada Mohamed, dan menggeser ke kanan dua bangunan dan persimpangan (0:08) yang cocok dengan Place d 1er Mai dan Rue Mohamed Belouizdad.Video tersebut menunjukkan adegan yang mirip dengan perayaan terkait acara sepak bola pada tahun 2020, dan Juli-Agustus 2023.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim video pembalasan Palestina kepada Israel tidak benar.
Berdasarkan penelusuran lokasi, video tersebut berada di kota Aljir setelah CR Belouizdad memenangkan kejuaraan Aljazair pada tahun 2020.
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Rujukan
(GFD-2023-13912) [SALAH] EKSPERIMEN MEMBESARKAN BAYI MANUSIA DAN SIMPANSE BERUJUNG BAYI MANUSIA MENIRU TINGKAH SIMPANSE
Sumber: facebook.comTanggal publish: 28/10/2023
Berita
(Diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia)
DUA PSIKOLOGI PADA TAHUN 1930-AN MENGADOPSI BAYI SIMPANSE DAN MENCOBA MEMBESARKANNYA BERSAMA BAYI LAKI-LAKINYA SENDIRI UNTUK MELIHAT APAKAH INI MENYEBABKAN SIMPANSE BELAJAR PERILAKU MANUSIA. SETELAH SEMBILAN BULAN, MEREKA MENGHENTIKAN EKSPERIMEN KARENA ANAK MEREKA MULAI BERPERILAKU LEBIH SEPERTI SIMPANSE.
DUA PSIKOLOGI PADA TAHUN 1930-AN MENGADOPSI BAYI SIMPANSE DAN MENCOBA MEMBESARKANNYA BERSAMA BAYI LAKI-LAKINYA SENDIRI UNTUK MELIHAT APAKAH INI MENYEBABKAN SIMPANSE BELAJAR PERILAKU MANUSIA. SETELAH SEMBILAN BULAN, MEREKA MENGHENTIKAN EKSPERIMEN KARENA ANAK MEREKA MULAI BERPERILAKU LEBIH SEPERTI SIMPANSE.
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah foto dari halaman facebook bernama Infotale yang menampilkan foto eksperimen seorang anak laki-laki bersama simpanse dengan narasi yang menyatakan bahwa setelah sembilan bulan berjalan eksperimen dihentikan karena bayi laki-laki tersebut mulai berperilaku seperti simpanse.
Eksperimen tersebut dilakukan oleh Winthrop Niles Kellogg yang merupakan psikolog komparatif Amerika yang mempelajari perilaku sejumlah spesies hewan cerdas. Kellogg membesarkan seekor bayi simpanse betina bernama Gua bersama dengan bayi laki-lakinya bernama Donald.
Inti dari eksperimen Kellogg ini adalah upaya untuk menemukan bagaimana jadinya seekor simpanse ketika dibesarkan di lingkungan manusia. Eksperimen dimulai pada tahun 1931.
Dilansir dari Wikipedia, setelah sembilan bulan bekerja, eksperimen tersebut tidak memenuhi harapan Kellogg, dengan alasan simpanse tersebut tidak berusaha untuk berkomunikasi melalui bahasa manusia. Eksperimen dihentikan setelah terlihat keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia. Studi berakhir pada musim semi 1932.
Hoax yang sama pernah beredar pada tahun 2022. turnbackhoax.id telah melakukan pengecekan fakta dengan judul artikel “[SALAH] Eksperimen simpanse dan anak dihentikan karena anak meniru tingkah monyet”.
Dengan demikian, klaim narasi yang menyatakan eksperimen tersebut dihentikan karena bayi laki-laki meniru tingkah simpanse adalah keliru dan termasuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Eksperimen tersebut dilakukan oleh Winthrop Niles Kellogg yang merupakan psikolog komparatif Amerika yang mempelajari perilaku sejumlah spesies hewan cerdas. Kellogg membesarkan seekor bayi simpanse betina bernama Gua bersama dengan bayi laki-lakinya bernama Donald.
Inti dari eksperimen Kellogg ini adalah upaya untuk menemukan bagaimana jadinya seekor simpanse ketika dibesarkan di lingkungan manusia. Eksperimen dimulai pada tahun 1931.
Dilansir dari Wikipedia, setelah sembilan bulan bekerja, eksperimen tersebut tidak memenuhi harapan Kellogg, dengan alasan simpanse tersebut tidak berusaha untuk berkomunikasi melalui bahasa manusia. Eksperimen dihentikan setelah terlihat keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia. Studi berakhir pada musim semi 1932.
Hoax yang sama pernah beredar pada tahun 2022. turnbackhoax.id telah melakukan pengecekan fakta dengan judul artikel “[SALAH] Eksperimen simpanse dan anak dihentikan karena anak meniru tingkah monyet”.
Dengan demikian, klaim narasi yang menyatakan eksperimen tersebut dihentikan karena bayi laki-laki meniru tingkah simpanse adalah keliru dan termasuk ke dalam kategori konteks yang salah.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Pekik Jalu Utomo.
Faktanya eksperimen dihentikan bukan karena tingkah anak yang meniru simpanse, melainkan karena keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia.
Faktanya eksperimen dihentikan bukan karena tingkah anak yang meniru simpanse, melainkan karena keterbatasan struktur tubuh dan otak dari anak simpanse tersebut untuk membatasi perilaku simpanse meniru tingkah laku anak manusia.
Rujukan
(GFD-2023-13911) [SALAH] Gambar Tangkapan Layar Artikel CNBC Berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo”
Sumber: FacebookTanggal publish: 27/10/2023
Berita
“Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Juki Kang Ngibul memposting sebuah tangkapan layar CNCB Indonesia dengan judul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo”. Postingan tersebut diunggah pada 25 Oktober 2023.
Setelah ditelusuri pada website CNBC Indonesia menggunakan indeks dengan memasukan tanggal diunggahnya artikel yaitu 24 Oktober 2023 pukul 12.05 WIB ditemukan asli berjudul “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah artikel, keterangan rubrik, gambar pada artikel dan nama penulis Intan Rakhmayanti Dewi. Terdapat perbedaan pada judul artikel.
Dengan demikian gambar tangkapan layar artikel CNBC berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo” telah disunting pada bagian judul. Judul yang asli adalah “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Setelah ditelusuri pada website CNBC Indonesia menggunakan indeks dengan memasukan tanggal diunggahnya artikel yaitu 24 Oktober 2023 pukul 12.05 WIB ditemukan asli berjudul “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”. Jika dilihat terdapat kesamaan pada tanggal unggah artikel, keterangan rubrik, gambar pada artikel dan nama penulis Intan Rakhmayanti Dewi. Terdapat perbedaan pada judul artikel.
Dengan demikian gambar tangkapan layar artikel CNBC berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo” telah disunting pada bagian judul. Judul yang asli adalah “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”, sehingga masuk dalam kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).
Gambar tangkapan layar artikel CNBC berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo” telah disunting pada bagian judul. Judul yang asli adalah “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”.
Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Gambar tangkapan layar artikel CNBC berjudul “Kasus Google Yang Tak Bisa Menemukan IJAZAh Joko Widodo” telah disunting pada bagian judul. Judul yang asli adalah “Kasus Google Meluas ke Asia, Masa Depan Internet Berubah”.
Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
(GFD-2023-13910) [SALAH] Video Megawati mengatakan merombak Pancasila
Sumber: facebook.comTanggal publish: 27/10/2023
Berita
“Masih mau pilih Ganjar penyuka bokep…?
Pancasila akan mereka ubah. Yuk kompak tenggelamkan PDI-P.”
Pancasila akan mereka ubah. Yuk kompak tenggelamkan PDI-P.”
Hasil Cek Fakta
Akun Facebook Jihad Sanusi memposting sebuah video pendek di grup INDONESIA BERSUARA. Dalam video tersebut nampak Megawati yang sedang berkata “Dengan ilmu baru itu tidak cocok, Pancasila itu apa, tidak ada artinya kita harus rombak, kita harus dirikan yang lain sifatnya.”. Lalu di akhir video terdapat seorang laki-laki yang menyuruh berpikir baik-baik jika mau memilih Ganjar dan PDIP dengan mempertimbangkan video Megawati tersebut. Dalam video tersebut terdapat narasi jika Ganjar menang Pancasila akan diganti Trisila.
Setelah ditelusuri video pidato tersebut merupakan hasil potongan. Berdasarkan video pada kanal Youtube METRO TV berjudul “(Full) Pidato Politik Megawati di Kongres V PDIP 2019 di Bali” yang diunggah pada 8 Agustus 2019, potongan video Facebook diambil pada menit ke 22 detik ke 05. Video tersebut merupakan video Ketua Umum PDIP Megawati yang sedang memberi pidato bahwa tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan pahlawan dengan mencoba merombak dan mengganti pancasila.
Hoaks mengenai video Megawati berpidato anti pancasila merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Berdasarkan artikel berjudul “[SALAH] Video Megawati Pidato Anti Pancasila”l pada turnbackhoax.id, hoaks tersebut muncul pada Juli 2023. Bukan hanya di 2023 hoaks tersebut juga sudah muncul di bulan Oktober 2021.
Dengan demikian video Megawati mengatakan merombak Pancasila adalah hoaks lama yang kembali beredar. Video tersebut merupakan potongan video, video asli Megawati sedang berpidato pada Kongres V PDIP 2019 di Bali dan berpesan untuk menghargai perjuangan pahlawan dengan tidak merombak dan mengganti Pancasila, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Setelah ditelusuri video pidato tersebut merupakan hasil potongan. Berdasarkan video pada kanal Youtube METRO TV berjudul “(Full) Pidato Politik Megawati di Kongres V PDIP 2019 di Bali” yang diunggah pada 8 Agustus 2019, potongan video Facebook diambil pada menit ke 22 detik ke 05. Video tersebut merupakan video Ketua Umum PDIP Megawati yang sedang memberi pidato bahwa tidak boleh menyia-nyiakan perjuangan pahlawan dengan mencoba merombak dan mengganti pancasila.
Hoaks mengenai video Megawati berpidato anti pancasila merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Berdasarkan artikel berjudul “[SALAH] Video Megawati Pidato Anti Pancasila”l pada turnbackhoax.id, hoaks tersebut muncul pada Juli 2023. Bukan hanya di 2023 hoaks tersebut juga sudah muncul di bulan Oktober 2021.
Dengan demikian video Megawati mengatakan merombak Pancasila adalah hoaks lama yang kembali beredar. Video tersebut merupakan potongan video, video asli Megawati sedang berpidato pada Kongres V PDIP 2019 di Bali dan berpesan untuk menghargai perjuangan pahlawan dengan tidak merombak dan mengganti Pancasila, sehingga masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).
Video Megawati mengatakan merombak Pancasila adalah hoaks lama yang kembali beredar. Faktanya, video tersebut merupakan potongan video, video asli Megawati sedang berpidato pada Kongres V PDIP 2019 di Bali dan berpesan untuk menghargai perjuangan pahlawan dengan tidak merombak dan mengganti Pancasila.
Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Video Megawati mengatakan merombak Pancasila adalah hoaks lama yang kembali beredar. Faktanya, video tersebut merupakan potongan video, video asli Megawati sedang berpidato pada Kongres V PDIP 2019 di Bali dan berpesan untuk menghargai perjuangan pahlawan dengan tidak merombak dan mengganti Pancasila.
Selengkapnya pada bagian penjelasan.
Rujukan
Halaman: 3732/6611