(GFD-2021-8855) [SALAH] Pemerkosa 21 Santriwati Babak Belur dalam Rutan
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 22/12/2021
Berita
“Herry Wirawan pemerkosa 21 santriwati, babak belur di dalam rutan”
Hasil Cek Fakta
Beredar sebuah informasi di media sosial Facebook yang menunjukkan foto Herry Wirawan pelaku pemerkosa 21 santriwati, babak belur. Luka lebam dalam foto tersebut diklaim sebagai luka lebam akibat babak belur di dalam rutan. Diketahui saat ini, Herry Wirawan ditahan di Rutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi yang valid terkait pemberitaan Herry Wirawan telah babak belur dalam hutan. Selain itu, melalui Kompas Riko, Kepala Rutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung telah mengonfirmasi bahwa informasi tersebut merupakan kabar bohong dan membantah keaslian foto babak belur yang beredar “Saya dengar informasi ada foto viral lebam-lebam, saya selaku kepala rutan pastikan kondisi beliau sehat” Ujar Riko.
Dengan demikian klaim pemerkosa 21 santriwati babak belur dalam Rutan merupakan informasi yang tidak benar dan termasuk ke dalam kategori Konten Palsu.
Setelah ditelusuri, klaim tersebut salah. Faktanya, tidak ada informasi yang valid terkait pemberitaan Herry Wirawan telah babak belur dalam hutan. Selain itu, melalui Kompas Riko, Kepala Rutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung telah mengonfirmasi bahwa informasi tersebut merupakan kabar bohong dan membantah keaslian foto babak belur yang beredar “Saya dengar informasi ada foto viral lebam-lebam, saya selaku kepala rutan pastikan kondisi beliau sehat” Ujar Riko.
Dengan demikian klaim pemerkosa 21 santriwati babak belur dalam Rutan merupakan informasi yang tidak benar dan termasuk ke dalam kategori Konten Palsu.
Kesimpulan
Hasil Periksa Fakta Fathia IS.
Klaim tersebut salah. Faktanya , telah dikonfirmasi oleh Kepala Rutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung membantah hal tersebut, kemudian foto yang disematkan dalam informasi tersebut merupakan hasil suntingan.
Klaim tersebut salah. Faktanya , telah dikonfirmasi oleh Kepala Rutan Kelas 1A Kebon Waru Bandung membantah hal tersebut, kemudian foto yang disematkan dalam informasi tersebut merupakan hasil suntingan.
Rujukan
- https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/15/153000165/-hoaks-foto-tersangka-pemerkosaan-herry-wirawan-babak-belur?page=all
- https://www.kompas.tv/article/240721/keanehan-pesantren-milik-herry-wirawan-guru-cuma-satu-hingga-tak-ada-ijazah-bagi-santri-yang-lulus
- https://www.youtube.com/watch?v=G44R4ADabKA
(GFD-2021-8854) [SALAH] Foto “Pecahan Uang Kertas Rp200.000 Resmi Diedarkan Hari Ini”
Sumber: Facebook.comTanggal publish: 22/12/2021
Berita
Akun Facebook Saimah Wati (fb.com/100056551701513) pada 21 Desember 2021 mengunggah sebuah gambar yang memperlihatkan seseorang yang memegang benda seperti uang kertas dan juga terdapat narasi “PECAHAN UANG KRTAS RP 200.000 RESMI DIEDARKAN HARI INI, WAJIB DISHARE!! SEMUA HARUS TAHU. Majulah Indonesia”
Uang baru 200.000
Uang pecahan 200000
Uang baru 200.000
Uang pecahan 200000
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya gambar yang diklaim sebagai uang kertas pecahan Rp200.000 yang resmi diedarkan pada 21 Desember 2021 merupakan klaim yang salah.
Faktanya, bukan uang kertas. Benda yang ada di foto itu sebenarnya adalah voucher potongan harga untuk pembelian produk Polo Ralph Lauren Indonesia yang hanya berlaku pada periode dan tempat tertentu.
Sebelumnya, klaim ini pernah beredar dan diperiksa fakta melalui artikel berjudul “[SALAH] Uang Pecahan Rp 200 Ribu Resmi Diluncurkan” yang diterbitkan di situs turnbackhoax.id pada 20 Agustus 2020. Dilansir dari artikel ini, foto yang identik, diunggah oleh pengguna situs Bukalapak dengan keterangan “Voucher value seharga Rp 50.000,- senilai dengan Rp 200.000,- di Polo”
Di bagian deskripsinya, tertulis keterangan:
“voucher Polo Ralph Lauren Indonesia.
Voucher value seharga Rp 50.000,- senilai dengan Rp 200.000,- di Polo Ralph Lauren Indonesia.
Syarat & Ketentuan:
– Voucher ini tidak dapat diuangkan.
– Hanya berlaku pada tanggal dan nama toko yang tertera di voucher.
– Berlaku untuk minimal pembelian Rp 1.000.000,-
– 1 Voucher hanya untuk 1 transaksi.
– Tidak dapat digabung dan tidak berlaku kelipatan.”
Selain itu, Polo Ralph Lauren Indonesia telah mengkonfirmasi kepada AFP lewat pesan tertulis tanggal 20 Juni 2019 bahwa foto yang diklaim uang tersebut sesungguhnya adalah voucher belanja yang telah dikeluarkan perusahaan itu pada bulan Februari 2016.
“Mata uang pecahan Rp.200.000 yang ramai dibicarakan, sebenarnya adalah voucher potongan harga untuk pembelian produk kami pada periode dan tempat tertentu. Untuk desainnya kami memang membuatnya mirip seperti mata uang umumnya di indonesia. Tetapi seluruh materi yang terkandung di dalam desain uang tersebut TIDAK MENGANDUNG ELEMEN YANG MEMILIKI HAK CIPTA DARI DESAIN MATA UANG NASIONAL INDONESIA,” tulis Polo Ralph Lauren Indonesia kepada AFP.
Selain itu, melalui akun Twitter resminya pada 28 April 2018, Bank Indonesia menyatakan bahwa informasi terkait uang pecahan Rp 200 ribu tersebut adalah tidak benar. Sampai saat ini, uang Rupiah pecahan terbesar adalah Rp100.000, dan untuk tiap uang pecahan baru yg dikeluarkan, BI akan mengeluarkan pernyataan resmi di media massa & web bi.go.id
Faktanya, bukan uang kertas. Benda yang ada di foto itu sebenarnya adalah voucher potongan harga untuk pembelian produk Polo Ralph Lauren Indonesia yang hanya berlaku pada periode dan tempat tertentu.
Sebelumnya, klaim ini pernah beredar dan diperiksa fakta melalui artikel berjudul “[SALAH] Uang Pecahan Rp 200 Ribu Resmi Diluncurkan” yang diterbitkan di situs turnbackhoax.id pada 20 Agustus 2020. Dilansir dari artikel ini, foto yang identik, diunggah oleh pengguna situs Bukalapak dengan keterangan “Voucher value seharga Rp 50.000,- senilai dengan Rp 200.000,- di Polo”
Di bagian deskripsinya, tertulis keterangan:
“voucher Polo Ralph Lauren Indonesia.
Voucher value seharga Rp 50.000,- senilai dengan Rp 200.000,- di Polo Ralph Lauren Indonesia.
Syarat & Ketentuan:
– Voucher ini tidak dapat diuangkan.
– Hanya berlaku pada tanggal dan nama toko yang tertera di voucher.
– Berlaku untuk minimal pembelian Rp 1.000.000,-
– 1 Voucher hanya untuk 1 transaksi.
– Tidak dapat digabung dan tidak berlaku kelipatan.”
Selain itu, Polo Ralph Lauren Indonesia telah mengkonfirmasi kepada AFP lewat pesan tertulis tanggal 20 Juni 2019 bahwa foto yang diklaim uang tersebut sesungguhnya adalah voucher belanja yang telah dikeluarkan perusahaan itu pada bulan Februari 2016.
“Mata uang pecahan Rp.200.000 yang ramai dibicarakan, sebenarnya adalah voucher potongan harga untuk pembelian produk kami pada periode dan tempat tertentu. Untuk desainnya kami memang membuatnya mirip seperti mata uang umumnya di indonesia. Tetapi seluruh materi yang terkandung di dalam desain uang tersebut TIDAK MENGANDUNG ELEMEN YANG MEMILIKI HAK CIPTA DARI DESAIN MATA UANG NASIONAL INDONESIA,” tulis Polo Ralph Lauren Indonesia kepada AFP.
Selain itu, melalui akun Twitter resminya pada 28 April 2018, Bank Indonesia menyatakan bahwa informasi terkait uang pecahan Rp 200 ribu tersebut adalah tidak benar. Sampai saat ini, uang Rupiah pecahan terbesar adalah Rp100.000, dan untuk tiap uang pecahan baru yg dikeluarkan, BI akan mengeluarkan pernyataan resmi di media massa & web bi.go.id
Kesimpulan
BUKAN uang kertas. Benda yang ada di foto itu sebenarnya adalah voucher potongan harga untuk pembelian produk Polo Ralph Lauren Indonesia yang hanya berlaku pada periode dan tempat tertentu.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2020/08/20/salah-uang-pecahan-rp-200-ribu-resmi-diluncurkan/
- https://www.bukalapak.com/p/fashion-pria/polo-shirt/xdczf-jual-voucher-value-seharga-rp-50-000-senilai-dengan-rp-200-000-di-polo
- https://periksafakta.afp.com/bukan-ini-bukan-gambar-uang-baru-indonesia-dengan-nominal-rp-200000
- https://twitter.com/bank_indonesia/status/725618762695598080
(GFD-2021-8853) Menyesatkan, Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19
Sumber: cekfakta.tempo.coTanggal publish: 22/12/2021
Berita
Narasi soal para atlet berjatuhan dan gagal jantung setelah vaksinasi Covid-19, beredar di Facebook. Salah satu akun memuat narasi itu beserta unggahan layar tangkapan informasi dan narasi yang diambil dari beberapa situs.
Dalam tangkapan layar informasi tersebut berjudul Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19. Informasi itu memuat foto pertandingan sepak bola dengan salah satu atlet terlentang di lapangan. Narasi panjang yang disertakan memuat sejumlah informasi berikut:
Tangkapan layar unggahan Narasi soal para atlet berjatuhan dan gagal jantung setelah vaksinasi Covid-19 yang beredar di Facebook.
Hasil Cek Fakta
Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan tidak ada penelitian yang mengaitkan vaksinasi Covid-19 dengan peningkatan masalah jantung pada atlet berusia muda.
Mula-mula, Tempo menelusuri foto yang disertakan dalam tangkapan layar informasi berjudul Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19. Hasilnya, foto tersebut bukan insiden yang terjadi di masa pandemi Covid-19.
Dikutip dari situs Total Pro Sport, peristiwa itu terjadi saat pertandingan Liga Belgia pada Juni 2009, di mana pesepak bola Roeselare Anthony Van Loo terjatuh dan menderita serangan jantung melawan Antwerpen.
Tempo juga memeriksa artikel di situs Free West Media yang menjadi salah satu sumber narasi tersebut. Dalam artikel itu terdapat list 69 nama atlet yang diklaim pingsan karena terkena gagal jantung dan radang arteri di otak yang diklaim setelah menerima vaksin Covid-19.
Dari beberapa nama atlet yang Tempo telusuri seperti Martin Lefèvre (16) from FC Agneaux, dikutip dari situs Foot Amaterur Prancis, atlet ini terkena peradangan arteri di otak. Tidak ada penjelasan bahwa peradangan ini dikaitkan dengan vaksin Covid-19.
Niels de Wolf, 27, atlet dari klub White Star Sombe Ke, Belgia, meninggal pada 7 Oktober 2021. Menurut situs berita HLN, Niels meninggal karena stroke setelah koma selama beberapa hari.
Caddy golf Alberto Olguín dari Mexico benar meninggal lapangan golf selama acara PGA Tour Latinoamerica pada 9 Oktober 2021. Namun tidak ada keterangan mengenai penyebab kematiannya, seperti dilaporkan USA Today.
Nama atlet hoki Boris Sadecky (24) dari Bratislava Capitals yang meninggal saat pertandingan karena miokarditis juga masuk dalam list itu. Namun klaim yang mengaitkan miokarditis tersebut dengan vaksin Covid-19 telah dibantah oleh organisasi pemeriksa fakta.
"Sampai saat ini, saya tidak mengetahui adanya komplikasi jantung terkait vaksin COVID dalam olahraga profesional," kata Matthew Martinez, ahli jantung olahraga yang bekerja dengan National Football League, National Basketball Association, National Hockey League dan Major League Soccer, dikutip dari Politifact edisi 16 November 2021.
Hal yang sama juga dikatakan Jonathan Kim, seorang profesor kedokteran dan kepala kardiologi olahraga di Emory University di Atlanta. "Saya tidak mengetahui adanya laporan bahwa vaksin pada atlet menyebabkan masalah jantung," katanya.
Dalam laporan Reuters, Profesor Jeffrey Morris, Direktur Biostatistik di University of Pennsylvania mengatakan perlu ada pembuktian yang serius untuk mengaitkan antara penyebab pesepakbola yang kolaps dan miokarditis (peradangan yang terjadi pada miokardium atau otot jantung) yang disebabkan oleh vaksin Covid-19.
“Saya belum melihat data atau makalah yang menghubungkan kaitan untuk mendukung jenis pernyataan ini. Jadi saya akan mengklasifikasikannya sebagai hipotesis yang didorong oleh laporan anekdot yang pasti layak ditindaklanjuti, tetapi tampaknya terlalu dini untuk mulai menyebarkan gagasan itu (disebabkan oleh vaksinasi),” kata Jeffrey kepada Reuter.
Dia menambahkan, sejumlah besar laporan justru menunjukkan bahwa miokarditis yang diinduksi vaksin (dan infeksi) bersifat ringan dan cepat sembuh. Hanya ada satu makalah menunjukkan bahwa tingkat efek serius atau jangka panjang dari miokarditis jauh lebih tinggi pada miokarditis 'klasik' yang tidak terkait dengan COVID -19 daripada dari infeksi atau vaksin.”
Terakhir, Dr Jonathan Drezner, dari sekelompok dokter yang memantau kondisi jantung di kalangan atlet selama pandemi, juga menegaskan bahwa mengaitkan vaksin dengan kematian di lapangan olahraga adalah informasi yang salah. “Belum ada peningkatan serangan jantung mendadak atau kematian pada atlet muda,” katanya pada ABC.
Kesimpulan
Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim Fenomena Para Atlet Berjatuhan dan Kasus Gagal Jantung setelah Vaksinasi Covid-19 adalah menyesatkan. Tidak ada bukti ilmiah yang dapat mengaitkan vaksinasi Covid-19 dengan meningkatnya kasus masalah jantung yang menyebabkan 69 atlet pingsan atau meninggal.
Tim Cek Fakta Tempo
Rujukan
- https://www.facebook.com/photo.php?fbid=429490878791530&set=a.106265757780712&type=3
- https://www.totalprosports.com/2009/06/09/sv-roeselares-anthony-van-loo-has-heart-attack-during-match/
- https://www.footamateur.fr/un-jeune-joueur-de-16-ans-victime-dun-malaise-sur-le-terrain/
- https://www.hln.be/lebbeke/overlijden-niels-de-wolf-27-komt-hard-aan-bij-ex-clubs-vat-vol-talent-in-een-vingerknip-gestopt~ad78bbc9/
- https://golfweek.usatoday.com/2021/10/09/pga-tour-latinoamerica-event-mexico-caddie-collapses-dies/
- https://www.politifact.com/factchecks/2021/dec/01/blog-posting/theres-no-proof-covid-19-vaccines-are-causing-heal/
- https://www.reuters.com/article/factcheck-coronavirus-sport-idUSL1N2SK160
- https://www.news.com.au/sport/football/vaccine-theory-about-footballers-collapsing-debunked/news-story/013da222d688403b2568cc5e8404b1b0
(GFD-2021-8852) [SALAH] Foto “Anak pembunuh pelaku pemerkosaan terhadap ibunya”
Sumber: Portal DaringTanggal publish: 21/12/2021
Berita
Beredar artikel berjudul “Pergoki Ibunya Yang Cacat “Diperk0sa” Tetangga Mabuk, Anak G0r0k Kep4la Pelaku Hingga Putus” yang terbit di situs newsmedia-62[dot]online pada 16 Desember 2021. Di artikel ini terdapat foto seorang laki-laki dengan baju berwarna oranye dengan tato di dada.
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya foto seorang laki-laki dengan baju berwarna oranye dengan tato di dada yang diklaim sebagai anak yang menggorok leher tetangganya yang mabuk dan memperkosa ibunya merupkan klaim yang menyesatkan.
Faktanya, pria di foto yang dimuat di artikel berjudul “Pergoki Ibunya Yang Cacat “Diperk0sa” Tetangga Mabuk, Anak G0r0k Kep4la Pelaku Hingga Putus” itu adalah Sudirman, tersangka kasus begal saat ditangkap polisi pada tahun 2020, bukan Maulud Riyanto, pelajar SMK di Pasuruan yang nekat menusuk tetangganya karena mengaku dendam kepada korban pada tahun 2019.
Foto yang sama, dimuat di artikel berjudul “Suka Kelabui Polisi, Aksi Sudirman Begal Bermodus Minta Diantar ke Warnet” yang terbit di situs jogja.suara.com pada Sabtu, 04 Juli 2020. Foto ini diberi keterangan “Sudirman, tersangka kasus begal saat ditangkap polisi. (Metrojambi).”Dilansir dari artikel ini, Sudirman (20), buronan kasus begal akhirnya ditangkap anggota Unit Reskrim Polsek Kotabaru.
Penangkapan warga RT 37 Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi itu merupakan hasil pengembangan dari penangkapan dua pelaku lainnya, yakni Andes dan Bima. Kapolsek Kotabaru AKP Afrito Marbaro mengatakan, Sudirman sudah beberapa kali berurusangan dengan pihak kepolisian. Namun ia berhasil lolos dari proses hukum karena mengaku masih di bawah umur.
Untuk penangkapan kali ini, Afrito mengatakan pihaknya tidak mau lagi kecolongan. Dari hasil pemeriksaan dan pelacakan data, diketahui jika pemuda bertato tersebut sudah berusia 20 tahun.
Sementara itu, terkait isi artikel di situs newsmedia-62[dot]online tersebut, ditemukan berita yang identik di situs detik.com dengan judul “Pelajar yang Tusuk Tetangga Hingga Tewas Tak Pernah Coba Membunuh Sebelumnya” yang terbit pada Jumat, 20 Desember 2019.
Di artikel ini, terdapat foto seorang laki-laki yang mengenakan baju tahanan berwarna biru dengan keterangan “Maulud Riyanto (Foto: Muhajir Arifin”. Dilansir dari artikel ini, Maulud Riyanto (18) pelajar kelas XII SMK di Gempol, Pasuruan menusuk tetangganya hingga tewas. Tindakan itu yang pertama dilakukan pelaku.
Meski sejak lama memendam sakit hati pada korban, pelaku tak pernah melakukan tindakan kasar pada korban. Pelaku juga tak pernah melakukan percobaan pembunuhan pada korban sebelumya.
“Sebelumya tersangka ini tak pernah melakukan percobaan penusukan atau pembunuhan pada korban. Aksi yang menyebabkan korban tewas itu yang pertama,” kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adrian Wimbarda kepada detikcom, Jumat (20/12/2019).
Namun, ditegaskan Adrian, aksi penusukan pada 16 Desember lalu memang direncanakan sebulan sebelumnya. Selain sudah menyiapkan pisau, hari itu pelaku juga mengintai keberadaan korban.
Riyanto sendiri mengaku menusuk korban, Yasin Fadilah (49), karena sakit hati. Sakit hati itu, kata Riyanto, karena ia diberitahu beberapa orang bahwa ibunya pernah diperkosa korban saat ia masih bocah.
Namun, dilansir dari artikel berjudul “Pengakuan Pelajar Tusuk Tetangga hingga Tewas: Ibu Saya Pernah Diperkosa” yang terbit di situs detik.com pada 19 Desember 2019, Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adrian Wimbarda menjelaskan dugaan pemerkosaan korban terhadap ibu pelaku belum bisa dipastikan kebenarannya. Saat peristiwa terjadi, pelaku masih bocah.
“Pelaku memang dendam karena mendengar ibunya dulu diperkosa. Tapi dia hanya mendengar, tak melihat,” terang Adrian.
Faktanya, pria di foto yang dimuat di artikel berjudul “Pergoki Ibunya Yang Cacat “Diperk0sa” Tetangga Mabuk, Anak G0r0k Kep4la Pelaku Hingga Putus” itu adalah Sudirman, tersangka kasus begal saat ditangkap polisi pada tahun 2020, bukan Maulud Riyanto, pelajar SMK di Pasuruan yang nekat menusuk tetangganya karena mengaku dendam kepada korban pada tahun 2019.
Foto yang sama, dimuat di artikel berjudul “Suka Kelabui Polisi, Aksi Sudirman Begal Bermodus Minta Diantar ke Warnet” yang terbit di situs jogja.suara.com pada Sabtu, 04 Juli 2020. Foto ini diberi keterangan “Sudirman, tersangka kasus begal saat ditangkap polisi. (Metrojambi).”Dilansir dari artikel ini, Sudirman (20), buronan kasus begal akhirnya ditangkap anggota Unit Reskrim Polsek Kotabaru.
Penangkapan warga RT 37 Kelurahan Simpang III Sipin, Kecamatan Kotabaru, Kota Jambi itu merupakan hasil pengembangan dari penangkapan dua pelaku lainnya, yakni Andes dan Bima. Kapolsek Kotabaru AKP Afrito Marbaro mengatakan, Sudirman sudah beberapa kali berurusangan dengan pihak kepolisian. Namun ia berhasil lolos dari proses hukum karena mengaku masih di bawah umur.
Untuk penangkapan kali ini, Afrito mengatakan pihaknya tidak mau lagi kecolongan. Dari hasil pemeriksaan dan pelacakan data, diketahui jika pemuda bertato tersebut sudah berusia 20 tahun.
Sementara itu, terkait isi artikel di situs newsmedia-62[dot]online tersebut, ditemukan berita yang identik di situs detik.com dengan judul “Pelajar yang Tusuk Tetangga Hingga Tewas Tak Pernah Coba Membunuh Sebelumnya” yang terbit pada Jumat, 20 Desember 2019.
Di artikel ini, terdapat foto seorang laki-laki yang mengenakan baju tahanan berwarna biru dengan keterangan “Maulud Riyanto (Foto: Muhajir Arifin”. Dilansir dari artikel ini, Maulud Riyanto (18) pelajar kelas XII SMK di Gempol, Pasuruan menusuk tetangganya hingga tewas. Tindakan itu yang pertama dilakukan pelaku.
Meski sejak lama memendam sakit hati pada korban, pelaku tak pernah melakukan tindakan kasar pada korban. Pelaku juga tak pernah melakukan percobaan pembunuhan pada korban sebelumya.
“Sebelumya tersangka ini tak pernah melakukan percobaan penusukan atau pembunuhan pada korban. Aksi yang menyebabkan korban tewas itu yang pertama,” kata Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adrian Wimbarda kepada detikcom, Jumat (20/12/2019).
Namun, ditegaskan Adrian, aksi penusukan pada 16 Desember lalu memang direncanakan sebulan sebelumnya. Selain sudah menyiapkan pisau, hari itu pelaku juga mengintai keberadaan korban.
Riyanto sendiri mengaku menusuk korban, Yasin Fadilah (49), karena sakit hati. Sakit hati itu, kata Riyanto, karena ia diberitahu beberapa orang bahwa ibunya pernah diperkosa korban saat ia masih bocah.
Namun, dilansir dari artikel berjudul “Pengakuan Pelajar Tusuk Tetangga hingga Tewas: Ibu Saya Pernah Diperkosa” yang terbit di situs detik.com pada 19 Desember 2019, Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adrian Wimbarda menjelaskan dugaan pemerkosaan korban terhadap ibu pelaku belum bisa dipastikan kebenarannya. Saat peristiwa terjadi, pelaku masih bocah.
“Pelaku memang dendam karena mendengar ibunya dulu diperkosa. Tapi dia hanya mendengar, tak melihat,” terang Adrian.
Kesimpulan
Pria di foto yang dimuat di artikel berjudul “Pergoki Ibunya Yang Cacat “Diperk0sa” Tetangga Mabuk, Anak G0r0k Kep4la Pelaku Hingga Putus” itu adalah Sudirman, tersangka kasus begal saat ditangkap polisi pada tahun 2020 bukan Maulud Riyanto, pelajar SMK di Pasuruan yang nekat menusuk tetangganya pada tahun 2019 karena mengaku dendam kepada korban.
Rujukan
- https://jogja.suara.com/read/2020/07/04/121856/suka-kelabui-polisi-aksi-sudirman-begal-bermodus-minta-diantar-ke-warnet
- https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4830748/pelajar-yang-tusuk-tetangga-hingga-tewas-tak-pernah-coba-membunuh-sebelumnya
- https://news.detik.com/berita-jawa-timur/d-4828884/pengakuan-pelajar-tusuk-tetangga-hingga-tewas-ibu-saya-pernah-diperkosa
Halaman: 3670/5300