• (GFD-2022-10418) Keliru, Video Presiden Putin Serahkan Bukti Nyata Kejahatan Australia Mendukung KKB Papua

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 27/07/2022

    Berita


    Video berjudul, Kabar Hari Ini!! Putin Serahkan Bukti Nyata Kejahatan Australia Mendukung KKB Papua pada Indonesia, beredar di Facebook pada 26 Juli 2022. 
    Video berdurasi 9 menit 41 detik itu di antaranya memperlihatkan cuplikan peluncuran roket dan kapal selam juga kegiatan Presiden Cina Xi Jinping.
    Video tersebut dibagikan pasca aksi yang diduga dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dan menewaskan 13 warga sipil di Nduga, Papua pada Sabtu, 16 Juli 2022.
    Tangkapan layar video yang beredar di Facebook tentang Presiden Putin
    Hingga artikel ini dimuat, video tersebut telah disaksikan lebih dari 119.000 kali dan mendapat 189 komentar.
    Benarkah ini video Presiden Putin menyerahkan bukti kejahatan Australia mendukung KKB Papua pada Indonesia?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, video di Facebook tersebut sama sekali tidak memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin saat menyerahkan dokumen berisi bukti dukungan Australia terhadap KKB di Papua. Bahkan video tersebut sama sekali tidak membahas isu keamanan di Papua.
    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo mula-mula memfragmentasi video tersebut dengan menggunakan tool InVid. Selanjutnya penelusuran dilakukan dengan menggunakan reverse image Google dan Yandex. 
    Berikut ini adalah fakta-fakta atas video tersebut:
    Bagian 1
    Pemeriksaan fakta bagian 1
    Video pada menit 1:12, menit 3:50. menit 4:05, dan 6:37 adalah pernah dimuat di kanal China Global Television Network Youtube pada 8 April 2022 dengan judul, China honors outstanding Beijing 2022 individuals and organizations. Dalam  acara yang digelar di Aula Besar Rakyat di Beijing, Xi Jinping memberikan penghargaan atas kontribusi para atlit Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing.
    Bagian 2
    Pemeriksaan fakta bagian 2
    Video berikutnya yakni peluncuran roket, identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal United Launch Alliance pada 26 Mei 2022 dengan judul, ULA 150th Launch. “150 rockets. 150 missions. 100% mission success,” bunyi keterangan video.
    Bagian 3
    Pemeriksaan fakta bagian 3
    Video lainnya memperlihatkan tembakan roket artileri udara. Video ini identik dengan video yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal Bridget Bosch pada 22 Juni 2017 dengan judul, “Aerial Artillery Rocket Fire”.
    Pada keterangan videonya dijelaskan bahwa awak peluncur yang ditugaskan ke Batalyon 3, Resimen Artileri Lapangan 197, Garda Nasional NH, menembakkan roket dari peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi pada 12 Juni di Gagetown, Kanada selama pelatihan tahunan.
    Bagian 4
    Pemeriksaan fakta bagian 4
    Sementara bagian video yang memperlihatkan kapal selam, identik dengan yang pernah diunggah ke Youtube oleh kanal HBB Defense Military pada 11 Desember 2020 dengan judul Royal Navy’s latest Astute Class attack submarine.
    HMS Anson, kapal selam serang Kelas Astute terbaru Angkatan Laut Kerajaan Inggris, telah resmi dinamai dalam upacara virtual di galangan kapal Barrow-in-Furness BAE Systems. Kapal selam ini diklaim sebagai kapal selam serang terbesar, tercanggih, dan paling kuat yang pernah dioperasikan oleh Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
    Tidak ada laporan Presiden Putin Serahkan Kejahatan Australia
    Dengan menggunakan berbagai kata kunci, Tempo tidak menemukan pemberitaan terkait Presiden Putin serahkan bukti kejahatan Australia mendukung KKB Papua. Sejauh ini tidak ada bukti bahwa Australia mendukung aksi KKB di Papua. 
    Video tersebut sama sekali tidak berisi penjelasan Presiden Putin serahkan kejahatan Australia. Narasi dari pengisi suara pada bagian awal video identik dengan artikel yang pernah dimuat situs berita cnbcindonesia.com pada 23 November 2021 dengan judul, Ngeri! RI Dikepung Senjata Nuklir 'Tetangga', Ini Buktinya.
    Selanjutnya, pengisi suara membacakan narasi yang identik dengan artikel berita yang pernah diunggah situs berita yang sama pada 9 Oktober 2021 dengan judul, Dikepung Senjata Nuklir, RI & Negara ASEAN Panik & Terancam.
    Pada bagian akhir, narasi dalam video tersebut identik dengan teks berita yang pernah dimuat kantor berita Antara pada 4 Januari 2022 dengan judul, Perjanjian anti nuklir disepakati, China dorong Indonesia bersuara.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim Presiden Putin menyerahkan bukti kejahatan Australia mendukung KKB Papua pada Indonesia, keliru.
    Video di atas sama sekali tidak memperlihatkan Presiden Rusia Vladimir Putin menyerahkan dokumen berisi bukti dukungan Australia terhadap KKB di Papua. Bahkan video tersebut sama sekali tidak membahas isu keamanan di Papua.
    Melainkan munculnya kemitraan baru di Indo Pasifik yang melibatkan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Australia (AUKUS) sekaligus menandai dimulainya kerjasama kapal selam nuklir antara ketiga negara. 
    Kerjasama itu menimbulkan kekhawatiran negara-negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia dan Malaysia.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10417) Menyesatkan, Homoseksual Jadi Pemicu Utama Penyebaran dan Peningkatan Kasus Cacar Monyet

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/07/2022

    Berita


    Beredar video di media sosial Facebook bahwa pemicu utama penyebaran cacar monyet (monkeypox) adalah hubungan homoseksual.
    Dalam video seorang pria menginformasikan bahwa WHO menetapkan status wabah cacar monyet sebagai darurat kesehatan global. Hubungan homoseksual diduga sebagai pemicu utama penyebaran penyakit tersebut. 
    Informasi itu diklaim merujuk riset yang diterbitkan oleh The New England Journal of Medicine.
    Tangkapan layar video dari podcast sebuah radio yang membicarakan homoseksualitas menjadi penyebab utama cacar monyet  

    Hasil Cek Fakta


    Monkeypox atau yang dikenal dengan cacar monyet tidak disebabkan oleh hubungan homoseksual. Badan Kesehatan Dunia telah menyatakan bahwa cacar monyet disebabkan oleh virus monkeypox yang ditularkan ke manusia melalui kontak dekat dengan orang atau hewan yang terinfeksi, atau dengan bahan yang terkontaminasi virus tersebut.
    Tempo memeriksa klaim dalam video itu yang merujuk penelitian di New England Journal of Medicine. Penelitian itu menyebutkan bahwa dari 16 ribu kasus cacar monyet yang dikonfirmasi oleh WHO, hubungan seksual sesama laki-laki diduga menjadi pemicu utama penyebaran cacar monyet dan peningkatan kasus cacar monyet di seluruh dunia.
    Dengan kata kunci “Monkeypox”, Tempo mendapatkan penelitian terbaru tentang cacar monyet berjudul, Monkeypox Virus Infection in Humans across 16 Countries — April–June 2022. Penelitian tersebut dilakukan secara kolaborasi oleh para ahli di Inggris.
    Berikut ini adalah beberapa fakta dalam penelitian tersebut: 
    1. Penelitian ini tidak menyebutkan bahwa kelompok hubungan seksual sesama laki-laki menjadi pemicu utama penyebaran cacar monyet dan peningkatan kasus di seluruh dunia. 
    Hasil penelitian sebenarnya menunjukkan dari 98% orang yang terinfeksi cacar monyet adalah pria gay atau biseksual, 75% berkulit putih, dan 41% memiliki infeksi virus HIV. Data itu diambil dari 528 kasus infeksi pada 27 April dan 24 Juni 2022 di 16 negara. 
    2. Klaim berikutnya menyatakan bahwa 90 persen kasus cacar monyet ditularkan melalui hubungan seksual. 
    Hasil penelitian memang menunjukkan bahwa penularan virus cacar monyet melalui kontak dekat seksual terjadi pada 95% orang. Tetapi ini bukan konfirmasi bahwa cacar monyet adalah infeksi menular seksual.
    Riwayat seksual tercatat pada 406 dari 528 orang. Di antara 406 orang tersebut, jumlah rata-rata pasangan seks dalam 3 bulan sebelumnya sebanyak 5 pasangan, 147 (28%) melaporkan bepergian ke luar negeri pada bulan sebelum diagnosis, dan 103 (20%) telah menghadiri pertemuan besar (>30 orang), seperti acara Pride.
    Bukan disebabkan oleh homoseksual
    Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), monkeypox disebabkan oleh jenis virus zoonosis atau virus yang ditularkan ke manusia dari hewan. Hewan inang termasuk berbagai hewan pengerat dan primata non-manusia.
    Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) menjelaskan, virus cacar monyet tersebut adalah bagian dari keluarga virus yang sama dengan virus variola, virus yang menyebabkan cacar. Gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar, tetapi lebih ringan. Cacar monyet jarang berakibat fatal, bahkan tidak berhubungan dengan cacar air.
    Cacar monyet ditemukan pada tahun 1958 ketika dua wabah penyakit seperti cacar terjadi di koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian. Meskipun dinamai "cacar monyet", sumber penyakit ini tetap tidak diketahui. Namun, hewan pengerat Afrika dan primata non-manusia (seperti monyet) mungkin menyimpan virus dan menginfeksi manusia.
    Kasus cacar monyet pertama pada manusia tercatat pada tahun 1970. Sebelum wabah tahun 2022, cacar monyet telah dilaporkan pada orang-orang di beberapa negara Afrika tengah dan barat.
    Homoseksual adalah kelompok berisiko tinggi
    Badan Kesehatan Dunia (WHO) menekankan bahwa risiko cacar monyet tidak terbatas pada pria yang berhubungan seks dengan pria. Siapa pun yang memiliki kontak dekat dengan seseorang yang terinfeksi, memiliki risiko tertular. Ahli kesehatan saat ini masih meneliti munculnya laporan kasus di komunitas gay dan biseksual, untuk memastikan langkah pencegahan dan penghentian wabah. 
    Artikel kesehatan dari Rumah Sakit Mitra Keluarga juga membantah bahwa penyakit cacar monyet disebabkan karena hubungan seksual sesama jenis yang dilakukan pria dengan pria. Para peneliti menyatakan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit homoseksual, 
    Demikian juga dengan BBC, yang menyebut cacar monyet bukanlah jenis infeksi menular seksual. Namun virus tersebut dapat ditularkan melalui kontak dekat saat berhubungan seksual, menyentuh kulit dan handuk atau menggunakan tempat tidur orang yang telah terinfeksi. Menurut otoritas kesehatan Inggris, pria gay dan biseksual menjadi kelompok berisiko tinggi.  
    Inggris dan Prancis telah mendorong vaksinasi untuk mencegah meluasnya cacar monyet, terutama kepada kelompok berisiko tinggi yakni pada laki-laki yang melakukan hubungan seksual dengan laki-laki lain, orang trans yang memiliki banyak pasangan seksual, termasuk bagi orang-orang yang terlibat atau bekerja di prostitusi.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta di atas, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video berisi klaim bahwa homoseksual menjadi pemicu utama penyebaran dan peningkatan kasus cacar monyet, adalah menyesatkan. 
    Penelitian di New England Journal of Medicine yang dirujuk, tidak memberi kesimpulan seperti klaim di atas. Kelompok homoseksual justru menjadi kelompok berisiko tinggi dapat tertular virus cacar monyet. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10416) Keliru, Judul Berita 'Pedagang: Untuk apa kenal Anda' Kepada Puan Maharani

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/07/2022

    Berita


    Sebuah tangkapan layar pemberitaan situs Gelora tentang Ketua DPR RI Puan Maharani berbelanja ke pasar tradisional, beredar di Facebook, 21 Juli 2022.
    Dalam unggahan itu tertera judul berita, Puan berbelanja daging sapi di pasar dan bertanya, anda kenal saya? Pedagang: Untuk apa saya kenal anda? 
    Akun yang membagikan tangkapan layar tersebut, memberikan tautan dari media lain dan narasi yang salah satunya berisi, “Suka matiin mic sih makanya gak jadi kenalan yekan?”
    Sebuah foto beredar di Facebook mengenai interaksi Puan Maharani dan seorang pedagang pasar

    Hasil Cek Fakta


    Hasil pemeriksaan fakta Tempo menunjukkan bahwa judul berita di dalam tangkapan layar tersebut adalah hasil suntingan. Dalam berita aslinya, memang dua pedagang yang diwawancarai tidak mengenal sosok Puan Maharani. Namun mereka tidak pernah mengatakan, “Untuk apa saya kenal Anda”.
    Untuk membuktikan klaim di atas, Tempo mula-mula menelusuri pemberitaan tersebut yang terbit di Gelora pada 28 Juni 2022. Hasilnya, judul asli yang terbit di situs tersebut yakni, Puan Belanja Daging Sapi di Pasar, Pedagang: Siapa Namanya, Nggak Tahu
    Berita tersebut menggambarkan kunjungan Ketua DPR RI Puan Maharani ke Pasar Jungke, Kelurahan Jungke, Kecamatan/Kabupaten Karanganyar pada Rabu 27 April 2022. Pada kunjungan itu Puan menyempatkan membeli bahan makanan dan membagikan kaos kepada pedagang Pasar Jungke.
    Berita yang dimuat situs Gelora menggabungkan dari dua situs lainnya yakni Tribunnews Solo dan Detik.com. 
    Pada bagian pertama, Gelora menulis aktivitas Puan Maharani saat membeli daging sapi 5 kilogram dan pedagang bakso. Bagian ini mengutip dari berita Tribunnews berjudul Puan Belanja di Pasar Jungke Karanganyar: Bayar 5 Kg Daging Rp 800 Ribu, Kembaliannya untuk Pedagang
    Foto hasil tangkapan reporter Tribunnews saat Puan Maharani berbelanja di Pasar Jungke, Karanganyar, 27 April 2022
    Kemudian pada bagian kedua, Gelora mengutip berita dari Detik.com berjudul, Kala Puan Tak Dikenali Pedagang Saat Belanja di Pasar Karanganyar Jateng
    Berita Detik tersebut memuat alinea berikut ini: 
    Seorang pedagang daging sapi bernama Tumiyatun mulanya mengaku senang daging sapi miliknya dibeli oleh Puan. Namun, sejatinya, Tumiyatun sendiri tidak mengetahui siapa sosok Puan Maharani.
    "Tadi Bu Dewan, siapa namanya nggak tahu. Belanja daging 5 kilo, per kilogram Rp 135 ribu, bayarnya Rp 800 ribu," kata Tumiyatun.
    Sri Rejeki, seorang pedagang bakso, turut merasakan hal serupa. Meski mengaku senang barang dagangannya dibeli Puan, Sri Rejeki tidak mengenali sosok tersebut.
    "Tidak tahu siapa namanya (Puan Maharani). Tadi beli bakso sapi 2 kg, bakso ayam 2 kg, per kilo Rp 40 ribu. Dikasih Rp 300 ribu, mau saya kembalikan sisanya tidak boleh," ujar dia.

    Kesimpulan


    Dari hasil pemeriksaan fakta Tempo, tangkapan layar media berjudul Puan Belanja Daging Sapi di Pasar dan Bertanya, Anda Kenal Saya? Pedagang : Untuk Apa Saya Kenal Anda? adalah keliru.
    Tangkapan layar yang beredar telah disunting dari berita aslinya di Gelora berjudul Puan Belanja Daging Sapi di Pasar, Pedagang: Siapa Namanya, Nggak Tahu. 
    Berita Gelora itu mengutip dari situs Tribunnews berjudul, Puan Belanja di Pasar Jungke Karanganyar: Bayar 5 Kg Daging Rp 800 Ribu, Kembaliannya untuk Pedagang, serta dari Detik berjudul, Kala Puan Tak Dikenali Pedagang Saat Belanja di Pasar Karanganyar Jateng. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10415) Keliru, Foto dan Nama Ahli dalam Iklan Suplemen Mata Orbitrim

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 26/07/2022

    Berita


    Sebuah situs memuat iklan suplemen mata Orbitrim, yang diklaim dapat memulihkan penglihatan tanpa operasi, serta memuat nama spesialis rehabilitasi mata beserta fotonya.
    Iklan tersebut diawali dengan kisah insiden di salah satu pusat rehabilitasi penglihatan swasta di Bandung, yang menjual produk tersebut. Kemudian tentang kisah keberhasilan formula itu yang menyembuhkan 87 persen kasus tanpa operasi.
    Sejumlah nama spesialis mata seperti Andi Hartanto sebagai spesialis pusat rehabilitasi penglihatan mata di Bandung. Kedua, nama J. Ahmad sebagai pengembang formula Orbitrim. Salah satu yang merasakan manfaat dari suplemen tersebut, tak lain adalah istrinya sendiri bernama Indah. 
    Tangkapan layar foto iklan Orbitrim yang mengklaim bisa sembuhkan mata tanpa operasi
    Benarkah foto-foto yang dimuat dalam iklan tersebut terkait dengan suplemen penyembuh mata, Orbitrim?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil penelusuran Tempo menemukan bahwa foto-foto yang dimuat dalam iklan obat mata tersebut dicomot dari sejumlah situs. Foto-foto tersebut tidak terkait dengan suplemen Orbitrim. Klaim keberhasilan Orbitrim tersebut juga meragukan karena tanpa merujuk data yang dapat dipertanggungjawabkan.
    Untuk memeriksa foto-foto tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menggunakan reverse image tools dari Google, Yandex dan Tineye. Berikut fakta-faktanya: 
    Foto 1 
    Pemeriksaan fakta foto 1
    Di dalam artikel, foto ini diklaim bernama Andi Hartanto, spesialis pusat rehabilitasi penglihatan mata di Bandung, Jawa Barat. Pusat rehabilitasi tersebut diklaim menjual produk obat baru yang telah membantu 87 persen penglihatan pulih tanpa operasi.
    Faktanya, foto ini diambil dari dokumentasi perusahaan teknologi NTI yang berbasis di Rusia. Foto tersebut merupakan salah satu narasumber NTI yang merepresentasi potensi pasar Asia pada acara peluncuran akselerator ekspor bagi perusahaan NTI untuk memasuki pasar Asia. Foto ini dipublikasi pada 13 September 2018. 
    Foto 2
    Foto (kiri) adalah hasil suntingan foto dari Shutterstock (kanan)
    Di dalam artikel, foto sebelah kiri diklaim bernama J. Ahmad yang menciptakan formula penyembuh mata tanpa operasi, Obitrim. Faktanya, foto tersebut hasil suntingan dari situs jual beli foto Shutterstock, dengan mengubah bagian kepala, sedangkan bagian tubuh, warna pakaian, dan latar belakang foto sama persis. 
    Foto  asli pada Shutterstock memuat seorang pembicara pembicara Asia dengan setelan kasual dalam seminar bisnis atau pendidikan. Foto itu merupakan hasil bidikan fotografer Tzido Sun. Selain itu, nama J. Ahmad tidak terdaftar dalam direktori database Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
    Foto 3
    Foto (kiri) adalah hasil suntingan foto dari Shutterstock (kanan)
    Foto kiri diklaim sebagai J. Ahmad. Seperti sebelumnya, foto tersebut hasil suntingan dari Shutterstock yang dimuat 1 November 2021 dengan keterangan, seorang pembicara Asia yang memberikan presentasi tentang bisnis dan pendidikan di salah satu ruang konferensi.   
    Foto 4
    Pemeriksaan fakta foto 4
    Foto ini diklaim istrinya J. Ahmad, bernama Indah yang dapat membacakan cerita untuk cucu-cucunya tanpa bantuan kacamata, setelah meminum formula tersebut.
    Faktanya, foto ini pernah dimuat oleh situs jual-beli foto, Adobe, pada 18 November 2021 dengan keterangan, seorang nenek Asia membacakan dongeng untuk cucunya di rumah. Nenek senang bersantai bersama cucunya menikmati waktu berkualitas di tempat tidur di malam hari. 
    Dianggap informasi palsu di Taiwan
    Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) Thailand menilai klaim Orbitrim sebagai suplemen yang menyembuhkan penglihatan mata tanpa operasi, adalah informasi palsu. Hal itu dimuat oleh Anti-Fake News Center Thailand pada 19 Januari 2021. 
    FDA meneliti registrasi produk dan situs yang mempromosikan suplemen tersebut. Situs yang diteliti memiliki ciri khas yang sama dengan di Indonesia, yakni memuat nama dan foto tenaga medis dan institusinya.
    Namun setelah ditelusuri, tidak ada nama tenaga medis dalam database Dewan Kedokteran setempat. Foto-foto tersebut juga dicomot dari internet. 
    Tempo mengecek nama produk Obitrim di BPOM RI, namun juga tidak menemukan produk tersebut dalam database. 
    Tangkapan layar hasil pencarian produk Orbitrim di laman resmi BPOM.
    Penanganan penyakit mata
    Menurut Ririn Hardiyanti, dokter lulusan Universitas Sam Ratulangi Manado, setiap penyakit mata memiliki cara penanganan yang berbeda-beda. Ada beberapa penyakit mata yang mungkin bersifat sementara dan akan sembuh dengan sendirinya, tetapi ada juga penyakit mata yang datang secara serius dan seringkali membutuhkan penanganan yang serius pula. 
    Biasanya dalam pengobatan pada penyakit mata bisa berbeda-beda berdasarkan penyebabnya. Penyakit mata ringan dapat disembuhkan dengan obat tetes mata atau penggunaan kaca mata.
    Namun, jika penyakit mata seperti glaukoma atau katarak dan sudah dalam kondisi parah maka perlu dilakukan perawatan laser hingga pembedahan atau operasi. 
    “Jadi bisa dikatakan penanganan penyakit mata tergantung pada penyebabnya. Setiap penyakit berbeda-beda, tergantung hasil diagnosis awal,” kata Ririn saat dihubungi Tim Cek Fakta Tempo, Senin, 25 Juli 2022.
    Ririn mengatakan, hingga saat ini belum ada obat yang dapat digunakan untuk mengatasi semua penyakit mata. Pemberiaan obat pada mata biasanya dilakukan setelah dilakukan diagnosis awal.
    Para ahli farmakologi dan dokter mata bahkan akan sangat berhati-hati memberikan obat mata. Hal ini disebabkan karena secara anatomi dan fisiologi, mata memiliki karakteristik yang sangat unik.
    Ada banyak hambatan secara statis dan dinamis yang biasanya akan mempersulit proses pemberian obat pada mata. “Pemberian obat mata tidak bisa dilakukan sembarangan, dan setahu saya belum ada satu obat yang bisa menyelesaikan semua penyakit mata. Bagi penderita penyakit mata ringan bisa menggunakan kacamata untuk membantu penglihatan,” kata Ririn.

    Kesimpulan


    Dari hasil verifikasi tersebut, Tempo menyimpulkan foto dan nama spesialis kesehatan dalam iklan suplemen Orbitrim adalah keliru. 
    Foto-foto yang dimuat dalam iklan tersebut diambil dari sejumlah situs di Internet dan tidak memiliki kaitan dengan suplemen tersebut. Klaim dapat menyembuhkan penglihatan mata tanpa operasi tidak didukung data yang kredibel. FDA Thailand telah menandai informasi tersebut palsu. Di Indonesia, produk tersebut juga tidak terdaftar di BPOM RI. 
    Ririn Hardiyanti, dokter lulusan Universitas Sam Ratulangi Manado mengungkapkan, pengobatan setiap penyakit mata berbeda-beda bergantung penyebab dan keparahan sakit. 

    Rujukan