• (GFD-2025-28834) [HOAKS] Keberadaan Sniper di Sejumlah Gedung Kota Malang

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial beredar unggahan yang menginformasikan keberadaan penembak jitu (sniper) di sejumlah gedung tinggi di Kota Malang, Jawa Timur.

    Unggahan itu beredar luas di media sosial saat terjadi demonstrasi di Kota Malang pada akhir Agustus dan awal September 2025.

    Namun, setelah ditelusuri, narasi keberadaan sniper di sejumlah titik di Kota Malang tersebut tidak benar atau hoaks.

    Unggahan terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di Kota Malang salah satunya dibagikan akun Facebook ini, ini, dan ini.

    Akun tersebut membagikan pesan berupa imbauan kepada masyarakat untuk tidak keluar malam karena akan ada penembakan secara acak.

    Dalam unggahan juga disebutkan beberapa gedung yang digunakan para sniper untuk melakukan penembakan.

    Hasil Cek Fakta

    Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Kepala Seksi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto membantah informasi terkait keberadaan sniper di sejumlah gedung di wilayahnya.

    Ia pun mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tidak terprovokasi dengan informasi tersebut. 

    "Informasi mengenai sniper di atas gedung-gedung Kota Malang adalah 100 persen tidak benar alias hoaks. Kami mengimbau masyarakat untuk tidak panik, tidak terprovokasi, dan tetap beraktivitas seperti biasa," kata Ipda Yudi Senin (1/9/2025).

    Menurut Yudi, saat ini Kota Malang dalam situasi aman, sehingga masyarakat bisa tetap beraktivitas seperti biasa.

    Yudi  mengingatkan masyarakat untuk tidak menyebarkan informasi yang belum jelas sumber dan kebenarannya. 

    "Pastikan kebenaran setiap informasi yang diterima sebelum meneruskannya ke orang lain. Jangan sampai kita justru ikut andil dalam menyebar kepanikan," kata Yudi. 

    Sebelumnya di media sosial juga muncul hoaks mencatut BEM UI terkait adanya penembakan misterius (Petrus). Penelusuran Kompas.com bisa dilihat di sini. 

    Kesimpulan

    Narasi yang menyebut adanya sniper di sejumlah gedung Kota Malang merupakan informasi tidak benar atau hoaks. 

    Kasi Humas Polresta Malang Kota, Ipda Yudi Risdiyanto memastikan bahwa informasi tersebut adalah hoaks. Ia mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.

    Menurut dia, saat ini kondisi Kota Malang dalam situasi aman sehingga masyarakat bisa beraktivitas seperti biasanya. 

    Rujukan

  • (GFD-2025-28833) [HOAKS] Video Anggota TNI Cilegon Marah ke Effendi Simbolon, Bukan Minta Bubarkan DPR

    Sumber:
    Tanggal publish: 02/09/2025

    Berita

    KOMPAS.com - Di media sosial, beredar video sekelompok anggota TNI tidak terima karena disebut sebagai gerombolan dan disamakan dengan organisasi masyarakat (ormas).

    Video yang disebarkan pada akhir Agustus 2025 tersebut dinarasikan sebagai kemarahan TNI terhadap anggota DPR dan setuju DPR dibubarkan.

    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, video itu disebarkan dengan konteks keliru.

    Video menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI disebarkan oleh akun TikTok ini, ini, ini, ini, dan ini.

    Berikut teks yang tertera dalam video:

    TNI AKAN SELALU ADA DI GARDA TERDEPAN UNTUK RAKYAT INDONESIA

    KEMARAHAN ANGGOTA TNI KEPADA ANGGOTA DPR

    Sementara, berikut teks yang tertera pada thumbnail:

    TNI, Polri dan angkatan bersenjata lainnya setuju DPR di bubarkan mereka pelindung negara tugasnya pertaruh nyawa, gajinya kecil.. sdgkn DPR nagapain gaji fasilitas besar isi korupsi lagi.. maju tak gentar bersama rakyat.. bubarkan DPR

    akun TikTok Tangkapan layar konten dengan konteks keliru di sebuah akun TikTok, menampilkan kemarahan anggota TNI yang diklaim sebagai persetujuan pembubaran DPR RI.

    Hasil Cek Fakta

    Anggota TNI dalam video yang beredar merupakan Batalyon Infanteri Para Raider 305/Tengkorak dan jajaran Kodim 0623 Cilegon.

    Sosok yang berbicara di tengah ialah Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo.

    Hasil penelusuran dengan metode reverse image search mengarahkan ke video serupa di kanal YouTube Tribun Tangerang dan Banten News.

    Video berdurasi 2 menit 15 detik tersebut ditujukan bagi mantan politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang sempat menjabat sebagai anggota DPR RI.

    Tidak ada ucapan dari Ari yang menyetujui pembubaran DPR RI.

    Peristiwa dalam video juga tidak terkait dengan gelombang aksi massa terkait kinerja anggota parlemen yang terjadi sepanjang akhir Agustus sampai awal September 2025.

    Saat rapat bersama Komisi I DPR RI pada 5 September 2022, Effendi geram karena menemukan banyak ketidakharmonisan dan ketidakpatuhan yang terjadi di tubuh TNI.

    Ia lantas menyebut TNI sebagai "gerombolan lebih-lebih ormas."

    Pernyataan itu memicu kemarahan jajaran TNI, termasuk Kodim 0623 Cilegon yang membuat video untuk menuntut permintaan maaf Effendi.

    Sebagaimana diwartakan Kompas.com, Effendi telah meminta maaf atas ucapannya.

    Kesimpulan

    Video jajaran Kodim 0623 Cilegon menuntut permintaan maaf dari mantan anggota DPR RI, Effendi Simbolon disebarkan dengan konteks keliru.

    Dandim 0623 Cilegon Letnan Kolonel Infanteri Ari Widyo Prasetyo merasa tidak terima atas ucapan Effendi yang menyebut TNI sebagai gerombolan.

    Peristiwa dalam video tidak terkait dengan gelombang aksi massa atas kinerja DPR RI pada Agustus 2025.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28832) Cek Fakta: Hoaks Artikel Jokowi Tantang Pendemo untuk Datang ke Rumahnya

    Sumber:
    Tanggal publish: 03/09/2025

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan artikel mantan Presiden Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya. Postingan itu beredar sejak awal pekan ini.
    Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 1 September 2025.
    Dalam postingannya terdapat cuplikan layar artikel dari Detik.com berjudul:
    "Jokowi Cs Tantang Pendemo Pengecut Coba ke Rumah Saya Kalau Berani Saya Akan Lawan"
    Lalu benarkah postingan artikel mantan Presiden Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan menggunakan kata kunci "Jokowi" di situs berita Detik.com. Hasilnya ada artikel yang identik dengan postingan namun dengan judul berbeda.
    Kesamaan terdapat pada foto yang dipakai, nama penulis artikel, dan juga tanggal artikel diunggah. Dalam artikel asli berjudul "Jokowi Berdukacita Ojol Affan Kurniawan Tewas Dilindas Rantis".
    Isi artikel asli juga sama sekali tidak membahas terkait tantangan Jokowi pada pendemo untuk datang ke rumahnya.
    Artikel itu membahas belasungkawa Jokowi atas tewasnya driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan setelah dilindas rantis Brimob.

    Kesimpulan


    Postingan artikel mantan Presiden Jokowi menantang pendemo untuk datang ke rumahnya adalah hoaks.

    Rujukan

  • (GFD-2025-28831) [SALAH] Tanggal 1 Desember Jaringan Internet Indonesia Akan Diputus

    Sumber: Tiktok
    Tanggal publish: 03/09/2025

    Berita

    Akun tiktok “tiosaepudin_97” pada Minggu (31/08/2025) mengunggah Video [arsip] disertai takarir:
    “Tinggal menghitung hari lagi tgl 1 Desember Jaringan internet Indonesia akan di putus,
    selamat tinggal sosmed, selamat datang kehidupan jaman dulu”

    Hasil Cek Fakta

    Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menelusuri kebenaran klaim dengan memasukkan kata kunci “tanggal 1 Desember jaringan internet Indonesia akan diputus” ke mesin pencarian Google. Hasilnya tidak ditemukan pemberitaan kredibel yang membenarkan klaim.

    Setelah melakukan penelusuran lebih lanjut, Tim Pemeriksa Fakta Mafindo (TurnBackHoax) menemukan bahwa klaim serupa pernah beredar pada akhir tahun 2023 pada laman artikel milik turnbackhoax.id.

    Dalam artikel yang terbit pada Rabu (29/11/2023) tersebut, dijelaskan bahwa Kominfo memastikan kabar pemutusan akses tidak benar. Indonesia memiliki satelit sehingga memiliki jaringan internet mandiri yang dapat digunakan masyarakat, termasuk mengakses medsos.

    Kesimpulan

    Unggahan berisi klaim “tanggal 1 Desember jaringan internet Indonesia akan diputus” merupakan konten palsu (fabricated content).

    Rujukan