• (GFD-2022-9313) [SALAH] Foto “Full moon rising – Mount Kilimanjaro ( Tanzania ).”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 28/02/2022

    Berita

    “Full moon rising – Mount Kilimanjaro ( Tanzania ).”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Neil Degrease Tyson (@DegreaseNeil) mengunggah cuitan berupa foto bulan purnama di atas Gunung Kilimanjaro, Tanzania. Cuitan yang diunggah pada 23 Februari 2022 telah mendapat atensi berupa 35 suka dan 8 retweet.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut telah melalui proses penyuntingan. Foto asli dari cuitan tersebut adalah foto Gunung Kilimanjaro tanpa bulan purnama yang telah beredar sejak tahun 2013 dan digunakan untuk artikel di beberapa situs, seperti itravelnet.com, tonpetitlook, Facts For Kids, serta imgur. Selain itu, akun Twitter yang mencuit foto Gunung Kilimanjaro merupakan akun palsu dari ahli astrofisika bernama Neil deGrasse Tyson. Akun asli ahli astrofisika itu adalah @neiltyson yang memiliki 14,5 juta pengikut serta telah terverifikasi oleh Twitter.

    Dengan demikian, cuitan akun Twitter Neil Degrease Tyson (@DegreaseNeil) dikategorikan sebagai Konten yang Dimanipulasi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan. Foto asli Gunung Kilimanjaro itu telah beredar sejak 2013 dan tidak terdapat bulan purnama.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9312) [SALAH] Foto “this is an Amazing shot of San Francisco!!”

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 28/02/2022

    Berita

    “Not sure who the photographer is, but this is an Amazing shot of San Francisco!!”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter Debbie Ryan (@MsDebbieDebDeb) mengunggah cuitan berupa foto pemandangan kota San Francisco pada 21 Februari 2022. Cuitan tersebut telah mendapat atensi lebih dari 440 ribu suka dan 47 ribu retweet.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto cuitan tersebut adalah hasil gabungan dari dua foto kota San Francisco karya fotografer bernama Tristan Zhou. Foto itu Zhou unggah di laman Instagram pribadinya (@trystane) pada 28 November 2021 dengan judul “San Franception”. Di samping itu, Zhou juga melelang hasil karyanya sebagai NFT pada platform bernama Foundation.

    Dengan demikian, cuitan akun Twitter Debbie Ryan (@MsDebbieDebDeb) dikategorikan sebagai Konteks yang Salah.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Renanda Dwina Putri (Anggota Komisariat MAFINDO Universitas Pendidikan Indonesia)

    Faktanya, foto tersebut adalah hasil suntingan karya fotografer bernama Tristan Zhou dari gabungan dua foto yang berbeda dan dilelang sebagai NFT (Non-Fungible Token) pada platform Foundation.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9311) [SALAH] Vaksin Covid 19 Tidak Berguna, karena Bermutasi menjadi Ribuan Varian Covid Baru

    Sumber: Whatsapp.com
    Tanggal publish: 28/02/2022

    Berita

    Mohon yg sdh divaksin baca betul informasi ini, berita dari Univ. Brawijaya…….
    Ya JAGA DIRI agar IMUNITAS tubuh kita tetap TINGGI Hanya dg cara ini kita bisa tahan thd serangan Virus Covid-19 yg menempel pada tubuh kita. Prof. Sutiman Bambang Sumitro adalah seorang peneliti handal yg dimiliki oleh Universitas Brawijaya Malang. Beliau telah meluluskan lebih dari 60 Doktor dlm Bidang Mikrobiologi, reputasinya di Indonesia sdh tdk diragukan lagi. Kemarin, dlm pertemuan di Rektorat UNIBRAW, Malang. Beliau mengatakan bhw Vaksin Virus Covid-19 nyaris tdk ada gunanya. Saya kaget. Apa pasalnya kok Vaksin menjadi tdk berguna? Ternyata inilah penyebabnya: Vaksin Covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan varian Covid-19 baru di seluruh dunia. Beliau bersama anaknya yg ahli IT mengumpulkan data tsb dari seluruh dunia. Di Indonesia sendiri telah ditemukan ratusan varian Covid-19.
    Vaksin rektorat unibraw
    Vaksin tidak ada gunanya

    Hoaks vaksin
    hoax vaksin
    Mohon yg sdh divaksin baca informasi yg baik ini berita dari Univ. Brawijaya JAGA
    vaksin tidak berguna
    vaksin covid tidak ada gunanya

    Hasil Cek Fakta

    Beredar kembali di aplikasi percakapan narasi terkait vaksin Covid 19 yang tidak berguna karena bermutasi menjadi ribuan virus Covid 19 baru.

    Faktanya, setelah ditelusuri klaim tersebut merupakan hoaks lama yang beredar kembali. MAFINDO telah membuat artikel bantahan terkait klaim tersebut dengan judul “[SALAH] “Vaksin covid-19 itu telah bermutasi menjadi ribuan covid-19 baru di seluruh dunia””. Artikel bantahan tersebut menjelaskan bahwa Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin selama mutasi dari virus tersebut tidak mempengaruhi protein pengikat reseptor atau binding domain (RBD) yang merupakan target vaksin.

    Dikutip dari Republika.co.id , pernytataan Profesor Sutiman bukanlah tentang vaksin Covid-19 yang bermutasi melainkan, tentang Covid-19 yang bermutasi menjadi virus lokal yang berdampak pada sulitnya menemukan vaksin ataupun obat secara global.

    dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc, Sp.PD. saat diwawancarai Liputan6.com pada Rabu (2/6/2021) juga menjelaskan bahwa secara umum vaksin-vaksin covid-19 yang ada sekarang masih cukup efektif dalam menangkal varian-varian virus yang baru ada. Ada varian alfa, beta dan seterusnya.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)
    Klaim tersebut adalah Hoaks Lama Beredar Kembali (HLBK). Kepala Lembaga Biologi Molekuler Lembaga Eijkman, Prof. Amin Soebandrio menjelaskan bahwa mutasi Covid-19 tidak akan mempengaruhi kinerja dari vaksin.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9310) [SALAH] Anjuran Ahli Virologi Agar Penerima Vaksin Dosis Ketiga Tes HIV Karena Vaksin Covid Menyebabkan HIV

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 28/02/2022

    Berita

    “Penting untuk kalian ketahui, bhwa peraih nobel bidang bidang virologi Dr. Luc Montgaire bepesan: “bagi anda yang telah menyelesaikan vaksin dosis ke 3 segera lakukan test HIV”. dari hasil study laboratorium, bhw vaksin covid megandung spike protein yg menyebabkan HIV”

    Hasil Cek Fakta

    Beredar sebuah unggahan dari akun Twitter @suara_pembebasa yang memberi informasi dari ahli virologi dan pemenang Nobel bidang Kedokteran dan Fisiologi 2008 Dr Luc Montagnier yang menyarankan orang yang menyelesaikan vaksin dosis ke 3 agar segera melakukan test HIV. Selain itu dalam narasi tersebut menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 mengandung spike protein yang menyebabkan HIV.

    Namun setelah ditelusuri, narasi yang ada di dalam gambar tersebut tidak benar. Melansir Eastmojo.com, Vineeta Bal seorang ahli imunologi mengatakan bahwa tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa Montaignier membuat klaim yang disebutkan dalam narasi di atas. Dia juga mengatakan bahwa vaksin Covid-19 sama sekali tidak meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV.

    Kemudian melansir Reuters.com, Dr Bnar Talabani MBE, doktor dan peneliti yang berbasis di Cardiff yang juga berfokus pada masalah vaksin Covid-19 menjelaskan bahwa tidak ada kemungkinan vaksin COVID-19 yang digunakan dapat menyebabkan HIV maupun AIDS.

    Jadi dapat disimpulkan bahwa narasi yang diunggah oleh akun Twitter @suara_pembebasa merupakan informasi yang tidak benar dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Ari Dwi Prasetyo.

    Faktanya, Luc Montagnier sebagai ahli virologi yang disebut dalam narasi ini sudah meninggal awal Februari 2022 dan beberapa ahli mengungkap tidak ada bukti dia membuat klaim ini. Selain itu ahli imunologi Vineeta Bal mengatakan vaksin Covid sama sekali tidak meningkatkan kerentanan terhadap infeksi HIV.

    Rujukan