===
NARASI:
A: Ibu ingin beri kesempatan untuk berkarir lbh baik Jga kepercayaan ibu
Tingkatkan kinerja mu lbh baik
Smg berprestasi
B: Siap bu
A: Jaga Amanah ibu dgn baik
Kirim sk mu ke wa bp agar pnitia lakukan proses penetapan jab baru mu
082178494245 wa ibu
Sgra laksanakan petunjuk ibu
B: Inggih bu
Mksudnya gimana nib u kda
(GFD-2024-16686) [SALAH] AKUN WHATSAPP Pj Bupati Pulang Pisau Menawarkan Jabatan
Sumber: WhatsApp.comTanggal publish: 16/03/2024
Berita
Hasil Cek Fakta
Terdapat akun WhatsApp mengatasnamakan Nunu Andriani, Pj Bupati Kabupaten Pulang Pisau. Akun bernomor 082178494245 tersebut melakukan komunikasi untuk menawarkan jabatan.
Setelah ditelusuri akun WhatsApp tersebut palsu. Kepala Diksominfosantik Kabupaten Pulang Pisau, Mohahmmad Insyafi dan ajudan Pj Bupati, Nirmala menyatakan akun tersebut bukan milik Nunu Andriani. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan tidak mudah percaya. Selain itu, Insyafi menambahkan telah membuat laporan hoaks melalui saluran aduan konten.
Dengan demikian dipastikan akun WhatsApp mengatasnamakan Nunu Andriani, Pj Bupati Kabupaten Pulang Pisau dengan nomor 082178494245 tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Setelah ditelusuri akun WhatsApp tersebut palsu. Kepala Diksominfosantik Kabupaten Pulang Pisau, Mohahmmad Insyafi dan ajudan Pj Bupati, Nirmala menyatakan akun tersebut bukan milik Nunu Andriani. Pihaknya juga mengimbau kepada masyarakat agar berhati-hati dan tidak mudah percaya. Selain itu, Insyafi menambahkan telah membuat laporan hoaks melalui saluran aduan konten.
Dengan demikian dipastikan akun WhatsApp mengatasnamakan Nunu Andriani, Pj Bupati Kabupaten Pulang Pisau dengan nomor 082178494245 tersebut masuk ke dalam hoaks dengan kategori imposter content atau konten tiruan.
Kesimpulan
Kepala Diskominfosantik Kabupaten Pulang Pisau menyatakan akun tersebut bukan milik Nunu Andriani, Pj Bupati Pulang Pisau.
Rujukan
- https://www.instagram.com/p/C31MlTmPE3o/?igsh=aDQ1OHhsdmhneGpt
- https://balanganews.com/palangkaraya/berita-129177/beredar-akun-palsu-mengatasnamakan-pj-bupati-pulang-pisau.html
- https://www.radarsampit.com/berita/whatsapp-pj-bupati-pulang-pisau-diretas.html
- https://turnbackhoax.id/2024/03/16/salah-akun-whatsapp-pj-bupati-pulang-pisau-menawarkan-jabatan/
(GFD-2024-16685) [SALAH] AirPods Memancarkan Radiasi EMF yang Berbahaya
Sumber: TikTokTanggal publish: 16/03/2024
Berita
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“AirPods membunuh Anda. Paparan EMF yang Anda peroleh dari AirPods benar-benar memasak dan mengacak-acak otak Anda”.
“AirPods membunuh Anda. Paparan EMF yang Anda peroleh dari AirPods benar-benar memasak dan mengacak-acak otak Anda”.
Hasil Cek Fakta
Akun TikTok @thesamknight membuat video dan mengunggahnya di akun pribadinya. Video itu menjelaskan bahwa AirPods akan mengacak-acak otak penggunanya karena menghasilkan radiasi EMF. @thesamknight juga menambahkan di kolom penjelasan bahwa paparan radiasi EMF menyebabkan energi medan jantung penggunanya menjadi tidak koheren. Video yang diunggah pada 21 September 2022 tersebut telah disukai oleh 606 orang, disimpan 159 kali, serta dibagikan ulang 236 kali.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari pernyataan Jerrold Bushberg, seorang profesor klinis radiologi di Universitas California-Davis kepada AFP Fact Check, bahwa telah ada margin keselamatan yang cukup luas dan rinci yang diatur secara internasional. Jerrold menambahkan bahwa standar keselamatan tidak ditetapkan pada ambang batas antara bahaya dan selamat namun ditetapkan 50 kali lipat di bawah tingkatan ‘bahaya’.
Selain itu, informasi serupa juga pernah dibahas oleh turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] AIRPODS MEMANCARKAN RADIASI EMF BERBAHAYA” dan dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @thesamknight merupakan konten yang menyesatkan.
Setelah dilakukan penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari pernyataan Jerrold Bushberg, seorang profesor klinis radiologi di Universitas California-Davis kepada AFP Fact Check, bahwa telah ada margin keselamatan yang cukup luas dan rinci yang diatur secara internasional. Jerrold menambahkan bahwa standar keselamatan tidak ditetapkan pada ambang batas antara bahaya dan selamat namun ditetapkan 50 kali lipat di bawah tingkatan ‘bahaya’.
Selain itu, informasi serupa juga pernah dibahas oleh turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] AIRPODS MEMANCARKAN RADIASI EMF BERBAHAYA” dan dikategorikan sebagai konten yang menyesatkan.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @thesamknight merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Konten yang menyesatkan. Tidak ada bukti valid yang mendukung klaim tersebut, serta emisi AirPod sudah terbukti berada di bawah standar yang ditetapkan oleh regulator AS dan pedoman internasional.
Rujukan
(GFD-2024-16684) [SALAH] Warga Kanada yang Tidak Divaksin COVID-19 Tidak Boleh Mendapatkan Donor Organ
Sumber: TwitterTanggal publish: 16/03/2024
Berita
(Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
“Jadi warga Kanada yang tidak divaksin tidak dapat menerima transplantasi organ jika mereka tidak menerima vaksin COVID-19 yang tidak mengehentikan penularan atau infeksi, namun warga Kanada yang divaksinasi dapat menerima organ dari orang meninggal yang tidak divaksin. Fasisme Medis 101”.
“Jadi warga Kanada yang tidak divaksin tidak dapat menerima transplantasi organ jika mereka tidak menerima vaksin COVID-19 yang tidak mengehentikan penularan atau infeksi, namun warga Kanada yang divaksinasi dapat menerima organ dari orang meninggal yang tidak divaksin. Fasisme Medis 101”.
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter @jjcromag menulis cuitan yang menyatakan bahwa warga Kanada yang tidak divaksin COVID-19 tidak diizinkan untuk menerima organ, namun warga Kanada yang divaksin boleh menjadi pendonor atau menerima donor dari orang meninggal yang tidak divaksin COVID-19. Cuitan yang ditulis pada 13 Juli 2023 tersebut telah disukai oleh 93 orang, dibagikan ulang sepuluh kali, serta telah dilihat lebih dari 2,500 kali.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari artikel berita yang ditulis The Canadian Press, meskipun aturan medis di Kanada berbeda setiap provinsi, tetapi pada intinya tidak ada UU resmi di Kanada yang melarang warga Kanada yang tidak divaksin untuk menerima donor organ. The Canadian Press juga menjelaskan, vaksin COVID-19 merupakan pra-syarat yang penting sebelum seseorang menjadi pendonor atau menerima donor, terutama pada masa awal pandemi. Aturan ini juga telah disetujui secara konsensus oleh masyarakat Kanada yang dipublikasikan pada Januari 2024.
Terlebih lagi, The Canadian Press menjelaskan, pada awal pandemi COVID-19, sebelum vaksin tersedia, penerima transplantasi paru-paru yang tertular COVID-19 memiliki tingkat kematian antara 25 sampai 30 persen.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @jjcromag merupakan konten yang menyesatkan.
Berdasarkan hasil penelusuran, informasi tersebut menyesatkan. Melansir dari artikel berita yang ditulis The Canadian Press, meskipun aturan medis di Kanada berbeda setiap provinsi, tetapi pada intinya tidak ada UU resmi di Kanada yang melarang warga Kanada yang tidak divaksin untuk menerima donor organ. The Canadian Press juga menjelaskan, vaksin COVID-19 merupakan pra-syarat yang penting sebelum seseorang menjadi pendonor atau menerima donor, terutama pada masa awal pandemi. Aturan ini juga telah disetujui secara konsensus oleh masyarakat Kanada yang dipublikasikan pada Januari 2024.
Terlebih lagi, The Canadian Press menjelaskan, pada awal pandemi COVID-19, sebelum vaksin tersedia, penerima transplantasi paru-paru yang tertular COVID-19 memiliki tingkat kematian antara 25 sampai 30 persen.
Dengan demikian, informasi yang disebarkan oleh @jjcromag merupakan konten yang menyesatkan.
Kesimpulan
Konten yang menyesatkan. Pernyataan tersebut tidak sesuai konteks, karena rumah sakit Kanada hanya memberikan informasi bahwa vaksin merupakan salah satu syarat pra-transplantasi yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan transplantasi, bukan menolak mentah-mentah orang yang tidak divaksin sebagai pendonor / penerima donor organ.
Rujukan
- https://turnbackhoax.id/2024/03/16/salah-warga-kanada-yang-tidak-divaksin-covid-19-tidak-boleh-mendapatkan-donor-organ/
- https://www.thecanadianpressnews.ca/fact_checking/some-not-all-canadian-hospitals-require-covid-19-vaccination-for-organ-transplant-patients/article_d7eab4a4-20b8-59b9-905c-d216caa33da1.html
(GFD-2024-16683) [SALAH] Video Seorang ‘Jihadist’ Meledak Setelah Jatuh dari Hoverboard
Sumber: TwitterTanggal publish: 16/03/2024
Berita
“Jihad gone wrong”.
Hasil Cek Fakta
Akun Twitter bercentang biru @HasnaZaruriHai mengunggah video seorang pria yang jatuh saat mengendarai hoverboard, yang kemudian meledak. @HasnaZaruriHai menambahkan komentar bahwa aksi tersebut adalah aksi jihad yang tidak berhasil. Cuitan dan video yang diunggah pada 8 Maret tersebut telah disukai 514 orang, dikutip dan dibagikan ulang lebih dari 80 kali, serta telah dilihat lebih dari 22,000 kali.
Setelah video tersebut ditelusuri, video itu sudah diedit. Video yang asli sudah beredar di internet sejak 2015, salah satunya diunggah oleh akun YouTube “admin admin”. Pada video tersebut terlihat video yang sama persis seperti yang diunggah @HasnaZaruriHai, namun pada akhirnya pria tersebut terjatuh dan tergeletak di jalan, bukan meledak.
Video yang sama persis juga pernah diunggah oleh kanal berita Daily Mail di artikelnya yang berjudul “Painful moment man is sent hurtling down the road face-first after he loses his balance on speeding hoverboard in Dubai”. Tidak ada keterangan pria tersebut merupakan ‘jihadist’ yang meledak pada artikel Daily Mail tersebut. Pada videonya juga tidak ada adegan pria tersebut meledak.
Dengan demikian, video dan informasi yang disebarkan oleh @HasnaZaruriHai merupakna konten parodi.
Setelah video tersebut ditelusuri, video itu sudah diedit. Video yang asli sudah beredar di internet sejak 2015, salah satunya diunggah oleh akun YouTube “admin admin”. Pada video tersebut terlihat video yang sama persis seperti yang diunggah @HasnaZaruriHai, namun pada akhirnya pria tersebut terjatuh dan tergeletak di jalan, bukan meledak.
Video yang sama persis juga pernah diunggah oleh kanal berita Daily Mail di artikelnya yang berjudul “Painful moment man is sent hurtling down the road face-first after he loses his balance on speeding hoverboard in Dubai”. Tidak ada keterangan pria tersebut merupakan ‘jihadist’ yang meledak pada artikel Daily Mail tersebut. Pada videonya juga tidak ada adegan pria tersebut meledak.
Dengan demikian, video dan informasi yang disebarkan oleh @HasnaZaruriHai merupakna konten parodi.
Kesimpulan
Konten parodi. Pada video yang asli, pria yang jatuh dari hoverboard tersebut tidak meledak.
Rujukan
Halaman: 3322/6873


