• (GFD-2022-9910) Keliru, Kanker Payudara Disebabkan Penggunaan Bra Berkawat dan Bra Tidak Dicuci

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 03/06/2022

    Berita


    Informasi yang mengkaitkan pemakaian bra dengan kanker payudara, beredar sejak 2019 di Facebook. Unggahan itu mengklaim bahwa kanker payudara disebabkan oleh bra yang tidak dicuci, pemakaian bra hitam di musim panas, menggunakan bra saat tidur dan memakai bra berkawat. ?? 
    “Untuk semua wanita, Kick Off "Kanker Payudara". rawat bayimu dengan ASI, cuci BH Anda setiap hari, hindari BH hitam di musim panas, jangan kenakan BH saat tidur, jangan sekali-kali memakai BH berkawat.”
    Selain itu, kanker rahim juga dikaitkan dengan konsumsi air es dan soda, keramas saat haid, mengkonsumsi mentimun saat haid, dan terbentur dibagian perut saat menstruasi. 
    Informasi itu diklaim berasal dari Lembaga Penyuluhan Kanker Indonesia. 
    Tangkapan layar unggahan dengan klaim Kanker Payudara Disebabkan Penggunaan Bra Berkawat dan Bra Tidak Dicuci

    Hasil Cek Fakta


    Klaim 1: menggunakan bra berkawat 
    Dikutip dari Halodoc, menurut laman UAMS Health, para dokter menyatakan bahwa jenis bra kawat maupun pakaian dalam yang ketat lainnya tidak ada hubungannya dengan risiko kanker payudara. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah satupun yang mendukung rumor yang telah beredar dikalangan wanita ini. Jadi, tidak ada perbedaan risiko antara wanita yang mengenakan bra kawat dan yang mengenakan bra biasa maupun tidak mengenakan bra. Semua wanita berisiko mengidap kanker payudara.
    Klaim 2: bra yang tidak dicuci dan menggunakan bra saat tidur
    Dikutip dari Detik.com, dokter kandungan dan juga konsultan onkologi dari RS Cipto Mangunkusumo, dr Sigit Purbadi, SpOG(K)Onk, mengatakan pencegahan kanker payudara tidak berhubungan dengan kebiasaan mencuci bra setiap hari dan tidak memakai bra saat tidur.
    Mencuci bra lebih terkait pada faktor kebersihan, terutama di area kulit sekitar payudara. Jika Anda tidak mencuci bra dengan rutin, maka Anda lebih berisiko gatal-gatal atau iritasi pada kulit.
    Sementara kebiasaan tidak memakai bra saat tidur juga dikatakan dr Sigit tak memengaruhi risiko kanker payudara. Sebuah studi di tahun 2014 yang dilakukan Fred Hutchinson Cancer Research Center, Seattle menemukan bahwa bra tidak terbukti berpengaruh terhadap risiko kanker payudara.
    Klaim 3: minum air es dan soda saat haid sebabkan kanker rahim
    Dikutip dari KlikDokter, kanker rahim sama sekali tidak berhubungan dengan minum soda,air es dan air kelapa saat haid. Faktor risiko munculnya kanker adalah faktor genetik (riwayat keluarga), gaya hidup, merokok, makanan, dan faktor eksternal lainnya misalnya infeksi virus HPV pada kanker leher rahim.
    Klaim 4: Kanker rahim dipicu karena keramas saat haid
    Fakta: Dikutip dari HelloSehat, kanker rahim memang bisa dipicu oleh siklus menstruasi yang bermasalah. Namun, faktor terbesar yang berisiko memicu kanker adalah rahim terpapar hormon estrogen terlalu lama. Paparan hormon estrogen yang terlalu lama ini bisa disebabkan oleh 3 hal, yaitu: menstruasi lebih cepat (di bawah 12 tahun), menopause terlambat (di atas 50 tahun), dan tidak atau belum pernah hamil.
    Tiga hal tersebut sama sekali tidak berhubungan dengan kebiasaan keramas saat haid atau tidak. Air dan sampo yang mengalir ke kepala Anda tidak akan berpengaruh pada produksi hormon estrogen dalam tubuh sehingga tak ada kaitannya dengan risiko kanker rahim.
    Klaim 4: mengkonsumsi mentimun saat haid sebabkan kanker rahim
    Dikutip dari AloDokter, mentimun yang dikonsumsi tidak akan sampai pada rahim. Namun, nilai gizi dari timun yang ANda konsumsi akan diserap tubuh untuk membantu sistem tubuh Anda. Beberapa manfaat timun yang dapat dirasakan adalah:
    Penyebab kanker payudara dan kanker rahim
    Kementerian Kesehatan menjelaskan, sampai saat ini penyebab pasti kanker payudara belum diketahui. Namun sejumlah faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, yaitu: merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif), pola makan yang buruk (tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet/ pewarna), haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun, menopause (berhenti haid) setelah umur 50 tahun.
    Selain itu, faktor risiko lainnya yakni melahirkan anak pertama setelah umur 35 tahun, tidak pernah menyusui anak, pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas. Serta di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara. 
    Sedangkan penyebab kanker rahim atau serviks, menurut Kementerian Kesehatan, hampir 95% disebabkan oleh virus HPV, yaitu virus papiloma (human papilloma virus). Infeksi Human Papilloma Virus (HPV) biasa terjadi pada perempuan di usia reproduksi.
    Faktor risiko yang menyebabkan perempuan terpapar HPV adalah:

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, klaim bahwa pemakaian bra terkait dengan kanker payudara adalah keliru. Termasuk juga klaim bahwa mengkonsumsi air es dan soda, keramas dan makan mentimun saat menstruasi menyebabkan kanker rahim juga tidak akurat. 
    Tim Cek Fakta Tempo
    ** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi ChatBot kami.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9909) [SALAH] Ayah Jokowi Bernama Widjiatno Merupakan Anggota PKI: “Jokowi Asli PKI Tulen!”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 02/06/2022

    Berita

    Akun Twitter @Adrian_HeriF mengunggah foto yang menunjukkan dua pria. Di sebelah kiri merupakan foto Jokowi, sementara di sebelah kanan terlihat seorang komandan yang diklaim bernama Widjiatno dan merupakan ayah Jokowi yang tergabung dalam PKI tahun 1965.

    Narasi:
    “Ini lho bapaknya Jokowi, yang namanya Widjiatno! Dokumen Negara sudah di buka! Jokowi asli PKI Tulen! Ganyang Jokowi PKI”.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah dilakukan penelusuran dengan Google Reverse Image Search, pria tersebut bukan Widjiatno, melainkan Jenderal Wang Zhen. Beliau merupakan tokoh politik Tiongkok yang tergabung dalam Partai Komunis Tiongkok.

    Lebih lanjut, telah banyak beredar foto-foto dari ayah kandung Jokowi yang bernama Wijiatno Notomiharjo. Dilansir dari situs Detik News yang berjudul “Foto-foto Notomiharjo, Ayah Jokowi yang Sempat Jadi Perbincangan”, foto ayah kandung Jokowi dan Jenderal Wang Zhen terlihat jelas berbeda.

    Hoaks serupa juga pernah dibahas oleh turnbackhoax.id dengan judul “[SALAH] “Ini lho bapaknya Jokowi, yang namanya Widjiatno”.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan @Adrian_HeriF merupakan konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Hoaks berulang. Pria yang diklaim bernama “Widjiatno” di foto tersebut merupakan Jenderal Wang Zhen, dan tidak ada keterkaitan apapun dengan Jokowi. Terlebih lagi, tidak ada informasi yang membuktikan bahwa Jokowi adalah keturunan PKI.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9908) [SALAH] Eks Danjen Kopassus: “Buzzer Anies Makhluk Pemakan Bangkai, Tukang Fitnah dan Adu Domba”

    Sumber: twitter.com
    Tanggal publish: 02/06/2022

    Berita

    Akun Twitter @CAKMUS88428468 mengunggah tangkapan layar yang menunjukkan judul sebuah artikel. Judul artikel tersebut bertuliskan “Eks Danjen kopassus sebut Buzzer Anies Makhluk Pemakan Bangkai, Tukang Fitnah Dan Adu Domba”.

    Cuitan yang diunggah pada 26 Mei tersebut telah disukai sebanyak 14 kali dan dibagikan ulang sebanyak lima kali.

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan hasil penelusuran, judul dari portal berita islam.org memang benar tertulis demikian. Namun, isi dari artikel tersebut tidak ada yang memperlihatkan bahwa mantan Danjen Kopassus menyebut buzzer Anies secara spesifik.

    Mantan Denjen Kopassus, Mayjen (Purn) Soenarko memang mengatakan bahwa buzzer sebagai makhluk pemakan bangkai karena sering menyebarkan fitnah dan mengadu domba. Namun, hal tersebut tidak spesifik ditujukan kepada buzzer Anies.

    Lebih lanjut, informasi serupa pernah dibahas oleh turnbackhoax.id pada Desember lalu dengan judul “[SALAH] Eks Danjen Kopassus Sebut Buzzer Anies Makhluk Pemakan Bangkai, Tukang Fitnah dan Adu Domba”.

    Dengan demikian, tangkapan layar yang disebarluaskan oleh akun Twitter @CAKMUS88428468 merupakan konteks yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Evarizma Zahra.

    Hoaks berulang. Mantan Danjen Kopassus tidak menyebutkan pendukung Anies secara spesifik, melainkan merujuk kepada buzzer secara umum.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9907) [SALAH] Metode Pertolongan Pertama melalui Pelepasan Darah bagi Penderita Stroke

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 02/06/2022

    Berita

    Beredar kembali postingan yang mengklaim metode pertolongan pertama melalui pelepasan darah pada penderita stroke, dengan cara menusukkan jarum pada jari jari hingga menarik daun telinga dan menusukknya dengan jarum.
    Sembuhkan stroke
    Sembuhkan stroke
    Tusuk ujung jari dengan jarum

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri klaim tersebut ternyata sudah pernah di bahas dalam Trunbackhoax.id dengan judul “[SALAH] Pertolongan pertama pada stroke dengan tusukan jarum ke ujung setiap jari masing-masing atau bagian bawah daun telinga” pada 23 September 2019. Kemudian dengan judul “[SALAH] Pertolongan Pertama Pada Stroke Dengan Tusuk Jari” pada 1 November 2020.

    Kedua artikel diatas menyatakan bahwa sejauh ini tidak ada penelitian seperti itu, tidak diketahui efektif atau tidaknya tindakan tersebut. Dokter spesialis saraf di Rumah Sakit St. Carolus, Jakarta, dr. Sigit Dewanto, Sp.S,FINS,FINA membantah cara pengobatan tersebut. Menurutnya, tidak benar mengobati orang yang terserang stroke dengan cara menusukkan jarum ke ujung jari hingga keluar darah.

    “Tidak benar. Bahkan respons nyeri akibat tusukan jarum dapat meninggikan tekanan darah yang berisiko memperburuk stroke-nya,” tegas spesialis saraf dari FK Unika Atma Jaya, Dr.dr. Yuda Turana, Sp.S

    Penanganan awal stroke adalah menjaga patensi jalan nafas dan kestabilan sirkulasi darah pasien. Jika pasien tidak sadar, pastikan pasien dalam lingkungan yang aman, baringkan pada tempat yang aman. Posisikan pasien dengan tubuh menghadap ke samping kiri, untuk mencegah masuknya cairan ke saluran pernafasan (recovery position). Segera panggil pertolongan untuk membawa pasien ke unit gawat darurat terdekat. Penanganan pasti dari stroke tergantung dari jenis stroke yang terjadi. Hal ini dapat dipastikan dengan melakukan pemeriksaan penunjang seperti CT scan dan MRI.

    Dengan demikian informasi yang berisi tentang penanganan pertolongan pertama pada stroke dengan menusukkan jari dengan jarum adalah tidak benar dan masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta Riza Dwi (Anggota Tim Kalimasada)

    Salah, cara penanganan awal stroke dengan mengeluarkan darah dari ujung jari tidak memiliki manfaat dalam penyembuhan pasien stroke. Beberapa Dokter juga menyatakan bahwa tindakan seperti narasi adalah tidak benar bahkan membahayakan.

    Rujukan