• (GFD-2022-9988) [SALAH] Gambar Kartu Nikah dengan 4 Kolom Foto Istri

    Sumber: facebook.com
    Tanggal publish: 16/06/2022

    Berita

    Akun Facebook Citro Abu Faiz memposting sebuah gambar Kartu Nikah dengan berlogo Kementrian Agama. Dalam gambar tersebut terdapat 4 kolom untuk foto istri. Postingan tersenbut diunggah pada 8 Juni 2022 pukul 08.57.

    NARASI:
    “Bagus skrng so ada kartu nikah
    Kong dpe latar blkang bagus skali dr bole motamba tempel poto istri smpe 4 😁😁😃😃”

    Hasil Cek Fakta

    Setelah ditelusuri, gambar kartu nikah yang terdapat 4 kolom foto istri merupakan hoaks lama yang kembali beredar. Ditemukan hoaks yang sama pada bulan Agustus 2021, hal tersebut bedasarkan artikel periksa fakta milik turnbackhoax.id yang berjudul “[SALAH] Kartu Nikah Versi Baru dengan Empat Kolom Foto Istri”.

    Lebih lanjut pada website resmi Kementerian Agama Republik Indonesia menjelaskan perihal kartu nikah yang tampilan belakangnya terdapat 4 kolom untuk foto istri merupakan hoaks. Dirjen Bimas Islam Kamaruddim Amin memastikan bahwa kartu tersebut bukan format resmi yang diterbitkan oleh Kementerian Agama. Pada bulan Agustus 2021 Kementerian Agama tidak lagi menerbitkan kartu nikah secara fisik namun akan mendapatkan kartu nikah digital.

    Dengan demikian, gambar kartu nikah berkolom foto 4 istri tidak benar. Kementerian Agama telah menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar dan merupakan hoaks lama yang kembali beredar, sehingga masuk dalam kategori parodi.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Gambar tersebut tidak benar. Faktanya, Kementerian Agama telah menjelaskan bahwa hal tersebut tidak benar dan merupakan hoaks lama yang kembali beredar.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9987) Keliru, Buah Tanpa Biji Hasil Rekayasa Genetika Berbahaya dan Haram Dikonsumsi

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 17/06/2022

    Berita


    Sebuah video yang memperlihatkan seseorang tangah membelah buah anggur yang tidak memiliki biji beredar di media sosial. Video tersebut dibagikan dengan klaim bahwa buah tanpa biji hasil rekayasa genetika berbahaya dan haram.
    Berikut narasi selengkapnya:
    “kalau ketemu buah yang tidak ada bijinya jangan makan. kalau dulunya itu buah ada biji. Seperti Anggur, kan ada tuh anggur tanpa biji. Jangan makan. Sekarang pertanyaannya gini, dengarkan baik-baik. Semangka, kalo anda mau nanam semangka apa yang anda tanam? Nah sekarang kalau ngga ada biji nanamnya gimana?”    
    Di Facebook, video tersebut diunggah akun ini pada 7 Juni 2022. Hingga artikel ini dimuat video tersebut telah dibagikan lebih dari 2.200 kali. 
    Tangkapan layar unggahan video yang mengklaim buah tidak berbiji atau hasil rekayasa genetika berbahaya dan haram untuk dimakan.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo menghubungi Prof. Dr. Ir. Antonius Suwanto, M.Sc., Guru Besar Departemen Biologi, FMIPA IPB. Anton memastikan bahwa buah tanpa biji hasil modifikasi genetik, seperti pada semangka tanpa biji, tidak berbahaya.
    Buah tanpa biji, kata Anton, biasa dihasilkan dari variasi genetik yang terjadi secara alami. Salah satu contohnya adalah buah semangka tanpa biji tersebut.
    “Buah tanpa biji tidak berbahaya. Karena buah tanpa biji juga biasa dihasilkan dari alam. Meskipun saat ini buah tanpa biji yang mudah ditemukan di pasaran itu umumnya merupakan hasil modifikasi genetik oleh manusia,” kata Anton saat dihubungi Tempo, Kamis, 16 Juni 2022.
    Pada dasarnya, menurut Anton, para ilmuwan mengembangkan buah tanpa biji  berdasarkan adanya temuan buah tanpa biji yang tumbuh secara alami tersebut. 
    Secara genetis, semangka berbiji mempunyai susunan kromosom 2 pasang atau diploid. Sedangkan semangka tanpa biji memiliki susunan khromosom tiga atau triploid.
    “Untuk menghasilkan benih semangka tanpa biji, maka ilmuwan melakukan persilangan antara semangka diploid dengan semangka tetraploid yang dihasilkan melalui perlakuan kimiawi dengan senyawa colchicine,” jelasnya.
    Menurut Anton, hasil modifikasi genetik menggunakan colchisin hanya meniru kejadian buah tanpa biji yang biasa terjadi di alam. Ini bukan sesuatu yang berbahaya seperti paparan pada pestisida atau toksin.
    “Buah tanpa biji juga tetap ditanam dengan biji yang telah melalui proses persilangan yakni dari tetua yg diploid (2n) vs tetraploid (4n).  Sehingga buahnya tidak lagi menghasilkan biji,” pungkas Anton.
    Dikutip dari unsurtani.com, penelitian semangka tidak berbiji dimulai oleh Jepang pada tahun 1938. Ahli pemulia tanamannya yang terkenal yaitu Prof Hitoshi Kihara dan Dr. Norio Kondo.
    Pada tahun 1950-an petani Jepang sudah mulai membudidayakan semangka tanpa biji. Amerika saat itu baru mulai menelitinya.
    BPOM menjelaskan hingga saat ini belum adanya pengaruh dari Produk Rekayasa Genetik (PRG) terhadap kesehatan manusia. Prinsip bioteknologi sendiri telah digunakan sejak lama oleh manusia untuk kelangsungan hidupnya, termasuk pemanfaatan bioteknologi tradisional adalah persilangan tanaman secara konvensional, pembuatan tempe, cuka, kecap dan roti.
    Indonesia sendiri sudah mengatur peredaran pangan PRG. Sebelum diedarkan untuk dikonsumsi oleh masyarakat, pangan PRG harus dikaji terlebih dahulu. Kebijakan ini telah dimulai sejak tahun 1996 pada saatdisahkannya UU No. 7 Tahun 1996 tentang Pangan saat ini telah direvisi menjadi UU No. 18 Tahun 2012tentang Pangan. 
    Majelis Ulama Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa terkait pangan PRG melalui Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 35 tahun 2013 Tentang Rekayasa genetik dan Produknya.
    Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa melakukan rekayasa genetik terhadap hewan, tumbuhan, dan mikroba adalah mubah (boleh) dengan syarat, dilakukan untuk kemaslahatan (bermanfaat), tidak membahayakan ( tidak menimbulkan mudharat), baik pada manusia maupun lingkungan; dan tidak menggunakan gen atau bagian lain yang berasal dari tubuh manusia.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta Tempo, video dengan klaim bahwa buah tanpa biji hasil rekayasa genetika berbahaya dan haram dikonsumsi,keliru. Hingga saat ini belum adanya pengaruh dari Produk Rekayasa Genetik (PRG) terhadap kesehatan manusia. Selain itu, Majelis Ulama Indonesia sendiri telah mengeluarkan fatwa Nomor 35 tahun 2013 Tentang Rekayasa genetik dan Produknya. Dalam fatwa tersebut dinyatakan bahwa melakukan rekayasa genetik terhadap hewan, tumbuhan, dan mikroba adalah mubah (boleh).
    TIM CEK FAKTA TEMPO
    ** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi  ChatBot  kami.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9986) [SALAH]: Cara Cek Asam Urat Normal Atau Tidak Dengan Menekuk Semua Jari Menyentuh Telapak Tangan

    Sumber: TikTok
    Tanggal publish: 16/06/2022

    Berita

    Sebuah akun Tiktok mengunggah video yang memperlihatkan gerakan jari yang diklaim bisa mengecek apakah seseorang memiliki asam urat normal atau tidak. Dalam narasinya disebutkan apabila seseorang dapat menekuk jari-jarinya hingga menyentuh telapak tangan tandanya asam urat orang tersebut normal.

    [NARASI]:
    “Cara cek asam urat normal atau tidak. Apabila saat semua jari ditekuk bisa menyentuh telapak tangan itu tandanya asam urat anda normal bagaimana denganmu?”

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran, Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menegaskan bahwa foto yang menunjukkan tes sederhana itu tidak benar.

    “Itu hoax. Sekarang orang kalau mau memastikan ya cek laboratorium,” ujarnya saat dihubungi detikHealth, Kamis (11/1/2018).Untuk mendeteksi adanya penyakit asam urat, biasanya timbul beberapa gejala spesifik. dr Ari menyebutkan bahwa asam urat itu adalah suatu peradangan di jari-jari sendi kecil, terutama di bagian jempol kaki.

    “Biasanya ada benjolan, bengkak, nyeri, merah, pas digerakin sakit,” imbuhnya.

    Dilansir dari halodoc.com, Cek asam urat bisa dilakukan dengan dua cara, yaitu tes asam urat dalam darah dan tes asam urat dalam urine. Tes darah dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk kemudian diperiksa di laboratorium atau alat cek asam urat khusus. Sampel darah yang diambil nantinya akan menunjukkan angka yang merupakan kandungan atau kadar asam urat seseorang.

    Sementara pemeriksaan urine dilakukan dengan mengambil sampel air kencing alias urine. Kamu perlu mengumpulkan urine selama 24 jam. Petugas kesehatan akan memberi tahu kamu cara mengumpulkan sampel urine dan menyimpannya.

    Melalui pemeriksaan ini, akan diketahui bagaimana fungsi ginjal dalam membuang asam urat. Jika ginjal tidak dapat membuang asam urat dari darah secara normal, risiko pembentukan kristal atau batu ginjal menjadi lebih besar.

    Kesimpulan

    Informasi menyesatkan dan merupakan hoaks lama yang berulang. Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia – Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo menegaskan bahwa mendeteksi asam urat bisa ditandai pada jari-jari sendi kecil adanya benjolan, bengkak, nyeri, merah, dan sakit saat digerakkan.

    Rujukan

  • (GFD-2022-9985) Keliru, Baterai Ponsel yang Tersisa 10 Persen Mengeluarkan Radiasi Seribu Kali Lebih Kuat

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 16/06/2022

    Berita


    Unggahan berisi klaim bahwa baterai ponsel yang tersisa 10 persen mengeluarkan radiasi seribu kali lebih kuat, beredar di Facebook pada 13 Juni 2022. 
    Unggahan itu berbentuk poster digital dengan teks dan gambar seorang perempuan memegang ponsel. Teks tersebut bertuliskan, “Jangan jawab telepon ketika batere tinggal kurang dari 10%, karena radiasinya 1000 kali lebih kuat.”
    Unggahan foto dengan klaim baterai ponsel yang tersisa 10 persen mengeluarkan radiasi seribu kali lebih kuat

    Hasil Cek Fakta


    Klaim tersebut tidak memiliki basis data yang kredibel. Faktanya, ponsel (berapa pun level baterainya) memancarkan energi frekuensi radio tingkat rendah, sejenis radiasi non-pengion, yang tidak berbahaya bagi kesehatan. 
    Ketua Departemen Fisika Kedokteran Klaster Medical Technology IMERI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prasandhya Astagiri Yusuf, menjelaskan, seluruh ponsel komersial harus memenuhi syarat batas keamanan untuk konsumen. Untuk lolos syarat tersebut, seluruh ponsel diuji termasuk tingkat radiasi dalam keadaan baterai penuh hingga habis. “Jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan,” kata Prasandya kepada Tempo 15 Juni 2022. 
    Menurut Prasandya, mungkin kekhawatiran orang karena ponsel menjadi lebih panas saat baterai menjelang habis. Kondisi itu, kata dia, karena ponsel menjadi tidak efisien saat mendekati baterai habis, kecuali pemilik ponsel menyalakan fitur “hemat baterai” atau “power saving”. Akan tetapi panas pada ponsel tersebut bukan berarti menyebabkan radiasi seribu kali lebih kuat. 
    Panasnya ponsel juga bisa terjadi saat digunakan untuk menelepon dalam waktu lama. “Jadi jika ingin tetap nyaman, saat menelepon bisa menggunakan speaker phone, handsfree atau bluetooth earphone,” katanya menambahkan.
    Selain itu, radiasi dari ponsel juga dipengaruhi oleh jarak ponsel ke BTS atau pemancar sinyal. Semakin jauh dari BTS (sinyal lemah), ponsel akan mengeluarkan radiasi lebih tinggi. 
    Dikutip dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, ponsel memancarkan radiasi non-pengion tingkat rendah saat digunakan. Jenis radiasi yang dipancarkan oleh telepon seluler disebut juga sebagai energi frekuensi radio (RF). 
    Para ahli FDA yang terdiri dari dokter, ilmuwan, dan insinyur secara teratur telah menganalisis studi ilmiah dan publikasi untuk meneliti efek paparan energi frekuensi radio dari ponsel terhadap kesehatan. Hasilnya, berdasarkan bukti ilmiah selama hampir 30 tahun, tidak ada kaitan antara paparan energi frekuensi radio dari penggunaan ponsel dengan masalah kesehatan, seperti kanker.
    FDA juga memantau dan menganalisis data kesehatan masyarakat tentang tingkat kanker di Amerika Serikat. Data dengan jelas menunjukkan tidak ada peningkatan jumlah kasus kanker otak dan sistem saraf lainnya dalam 30 tahun terakhir meskipun pengguna ponsel meningkat besar. Faktanya, tingkat kanker otak dan sistem saraf lainnya yang didiagnosis di Amerika Serikat telah menurun selama sekitar 15 tahun terakhir.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas klaim bahwa baterai ponsel yang tersisa 10 persen mengeluarkan radiasi seribu kali lebih kuat adalah keliru. Faktanya, ponsel (berapa pun level baterainya) memancarkan energi frekuensi radio tingkat rendah, sejenis radiasi non-pengion, yang tidak berbahaya bagi kesehatan.
    Tim Cek Fakta Tempo
    ** Punya informasi atau klaim yang ingin Anda cek faktanya? Hubungi  ChatBot  kami.

    Rujukan