• (GFD-2022-10386) Sebagian Benar, Artikel tentang Pesantren Alquran Terbakar

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 08/07/2022

    Berita


    Sebuah situs memuat artikel berjudul "Innalillahi Turut Berdukacita, Pesantren Alquran Terbakar, 100 Santri Dan Dua Guru Tewas Terpanggang" pada Juli 2022. Artikel tersebut menyertakan tiga foto tanpa keterangan.  Dua foto memperlihatkan bangunan dan masjid terbakar. Sedangkan satu foto terakhir menampilkan kerumunan orang sedang melihat dua petugas tengah mengangkut benda yang terbungkus kain putih.
    Narasi pada artikel tersebut: Kebakaran Sebuah pondok pesantren Alquran di dekat Ibu Kota Monrovia, Liberia terbakar pada Rabu dini hari waktu setempat. Akibat kebakaran tersebut 26 santri dan 2 guru dikabarkan tewas terpanggang.”
    Tangkapan layar srtkel berjudul Pesantren Alquran Terbakar, 100 Santri dan Guru Tewas Terpanggang

    Hasil Cek Fakta


    Tempo menelusuri benar tidaknya peristiwa itu serta foto yang diunggahnya. Untuk memverifikasi ketiga foto tersebut, Tim Cek  Fakta Tempo menggunakan Yandex Reverse Search. Berikut adalah hasilnya:
    Foto 1
    [CEK FAKTA] Tangkapan layar foto kebakaran Kantor Bupati Melawi di Kalimantan Barat (Kalbar) pada 16 November 2016 yang dimuat detik.com.
    Fakta:
    Foto ini adalah kebakaran Kantor Bupati Melawi di Kalimantan Barat (Kalbar) pada 16 November 2016. Sejumlah media daring daerah dan nasional pernah memuat foto tersebut. Salah satunya oleh Detik.com dalam berita yang berjudul Penyebab Kebakaran di Kantor Bupati Melawi Kalbar Diduga Arus Pendek. 
    Foto tersebut merupakan dokumen Polda Kalbar. Kabid Humas Polda Kalbar Kombes Suhadi dalam berita tersebut mengatakan, kebakaran Kantor Bupati Melawi diduga karena arus pendek.  "Sementara diduga arus pendek. Namun, untuk mengetahui penyebab kebakaran pastinya, akan dicek oleh Puslabfor Polri," kata Kapolres Melawi, 16 November 2016. Kebakaran menghanguskan hampir seluruh bangunan dan surat berharga yang ada di dalamnya.
    Foto 2
    [Cek Fakta] Tangkapan layar video kebakaran masjid di Aceh yang diungga akun YouTube Aceh Asia.
    Fakta:
    Tempo menemukan akun YouTube Aceh Asia mengunggah video yang sama dengan peristiwa foto di atas. Pada detik ke 00:46, potongan gambar video tersebut identik dengan foto tersebut. Video diunggah pada 28 Desember 2019 dengan judulnya “Masjid Taqarrub dan 8 Kedai Terbakar di Gampong Alue Bungkoh, Kecamatan Pirak Timur, Aceh Utara”.
    Untuk membuktikan kebenaran peristiwa itu, Tempo menelusuri pemberitaan kebakaran tersebut di media kredibel. Salah satu media local AJNN.net memuat berita kebakaran itu pada 28 Desember 2019. Disebutkan bahwa Masjid Taqarrub di Gampong Alue Bungkuh, Kecamatan Pirak Timu, Aceh Utara terbakar, Sabtu (28/12) pagi. Saksi mata, Ismuhar mengatakan, kubah dan sejumlah fasilitas masjid Taqarrub ludes terbakar.
    Foto 3
    [CEK FAKTA] Tangkapan layar Foto hasil jepretan Carielle Doe dari kantor berita AFP. Tempo menemukan foto ini dimuat oleh media Aljazeera.com
    Fakta
    Foto ini adalah hasil jepretan Carielle Doe dari kantor berita AFP. Tempo menemukan foto ini dimuat oleh media Aljazeera.com. Setelah dialihbahasakan, narasi pada foto bertuliskan, “Para pria meletakkan mayat di atas terpal plastik saat mereka bersiap untuk dimakamkan di Paynesville pada hari Rabu, 18 September 2019”. Foto ini menjadi foto pendukung berita yang berjudul Kebakaran di Sekolah Agama Liberia Tewaskan Puluhan Anak.
    Menurut juru bicara polisi, Moses Carter, kobaran api mulai terjadi sekitar tengah malam dan memusnahkan sebuah asrama dan gedung sekolah tempat para siswa tidur di Paynesville, di pinggiran ibukota Liberia, Monrovia. Setidaknya 26 murid muda dan dua guru tewas.  “Anak-anak sedang belajar Alquran ketika kebakaran terjadi,” katanya.
    Peristiwa kebakaran di Liberia pada 2019
    Isi artikel pada situs berisi tentang kebakaran di sebuah pondok pesantren Al Qur’an di Ibukota Monrovia, Liberia, yang menyebabkan 26 santri dan 2 guru tewas. Merujuk pada Aljazeera, insiden itu terjadi pada 18 September 2019. Kemudian jumlah satri yang tewas bertambah menjadi 28 orang, mengutip data dari Washington Post. Kebakaran itu dipicu oleh masalah listrik. 
    Isi artikel itu berbeda dengan judul yang menyebut jumlah santri tewas hingga 100 orang. 
    Situs bacajuga.my.id bukanlah situs media yang kredibel karena hanya mengambil konten dari situs media lain tanpa menyebutkan sumbernya. Artikel yang dimuat merupakan peristiwa 2019 yang dimuat ulang pada Juli 2022. Selain itu, situs tersebut tidak mencantumkan penanggung jawab media, susunan redaksi dan nomor kontak dan alamat perusahaan.
    Padahal, ketentuan terkait ini diatur dalam Pasal 12 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang berbunyi "Perusahaan pers wajib mengumumkan nama, alamat, dan penanggung jawab secara terbuka melalui media yang bersangkutan; khusus untuk penerbitan pers ditambah nama dan alamat percetakan."
    Selain itu, dalam situs tersebut, tidak ditemukan Pedoman Pemberitaan Media Siber. Padahal, kewajiban untuk memuat Pedoman Pemberitaan Media Siber oleh perusahaan media juga tercantum dalam Pasal 8 Undang-Undang Pers.

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, artikel yang berjudul Innalillahi Turut Berdukacita,Pesantren Alquran Terbakar, 100 Santri Dan Dua Guru Tewas Terpanggang adalah sebagian benar. 
    Isi artikel tentang kebakaran pesantren Al Qur’an di Ibukota Monrovia, Liberia, benar terjadi. Namun peristiwa itu terjadi pada 2019. 
    Hal-hal yang keliru dalam artikel itu yakni dua foto yang tidak terkait dengan kebakaran pesantren tersebut, penyebutan 100 santri tewas dalam judul, serta pemuatan ulang pada Juli 2022 tanpa keterangan waktu peristiwa sebenarnya. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10385) Menyesatkan, Video TikTok dengan Narasi Etnis Madura Buat Masalah dengan Orang Bandung

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/07/2022

    Berita


    Sebuah akun TikTok mengunggah video TikTok yang mengandung rasisme berjudul “Madura selalu buat masalah dulu dengan Sampit sekarang dengan Bandung”. Video ini diunggah pada 5 Juli 2022.
    Video berdurasi 25 detik ini menunjukkan sejumlah orang berjalan bergerombol sambil berteriak-teriak. 
    Sebuah akun TikTok menyebarkan potongan video mengandung rasisme soal perkelahian warga di Pasar Induk Cikopo
    Hingga tulisan ini dibuat, video ini disukai oleh 36.900 akun dan 8.225 komentar.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk verifikasi video ini, Tim Cek Fakta Tempo melakukan penelusuran dengan membaca setiap komentar yang atas video ini. Juga mencari video-video yang identik di media sosial seperti Facebook, Snack Video, Twitter,dan YouTube. Tempo menggunakan Google Map, mattw.io, Youtube Metadata, dan Fake News Debunker By InVid untuk analisis lokasi dan keaslian video.
    Tempo mendapatkan petunjuk dari komentar warganet di Tik Tok yang menyebut kejadian tersebut di kawasan Cipoko, Purwakarta. Dengan petunjuk tersebut, Tempo menelusuri video di Youtube dan menemukan tiga video yang  diunggah Akun Youtube Mari Belajar. Dari tiga video satu video diberi judul “Aksi Memanas, Pasar Induk Cikopo”. Dua video lain identik, hanya diberi judul “Kejadian Pasar Induk Cikopo dan Aksi Preman Pasar Induk Cikopo”. 
    Ketiga video ini diunggah tanggal 4 Juli 2022. Adapun video yang identik dengan yang beredar di TikTok berjudul “Aksi Preman Pasar Cikopo dan Kejadian pasar Induk Cikopo”. Durasi video pun sama, 25 detik. Dari kolom komentar, beberapa pengguna YouTube juga memberikan informasi tentang kejadian di Pasar Induk Cikopo.
    Tempo menggunakan Google Maps untuk menelusuri lokasi Pasar Induk Cikopo di Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Melalui Google Maps, Tempo menemukan lokasi jalan di mana sejumlah orang berjalan kaki dalam video, identik dengan jalan masuk ke Pasar Induk Cikopo. Itu terlihat dari ruas dua jalan yang ditumbuhi tanaman di bagian kanan, kiri dan tengah, serta lampu penerang jalan di antara tanaman.
    Tangkapan layar Google Maps untuk mengidentifikasi kabar hoaks lokasi perkelahian antarpedagang di Cikopo, Purwakarta
    Video lain yang menunjukkan aksi demonstrasi pedagang usai insiden itu diunggah sebuah akun YouTube tanggal 5 Juli 2022. Video ini mengklaim ini adalah berita lanjutan penusukan di Pasar Cikopo Purwakarta. 
    Berita Terkait Kejadian di Cikopo
    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri kejadian seputar wilayah Cikopo, Purwakarta tanggal 3-4 Juli 2022. Batasan tanggal ini sesuai dengan waktu unggah video, baik yang ada di Youtube dan TikTok.
    Dilansir Sindonews pada Minggu, 3 Juli 2022, terjadi perkelahian sesama pedagang di Pasar Induk Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Seorang pedagang sayur meninggal dalam kejadian ini.
    Kapolsek Bungursari, Kompol H Budi Harto dikutip dari Detik, mengatakan perkelahian terjadi di los sayur depan lapak D2, nomor 62, Pasar Induk Modern Cikopo, Desa Cikopo, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta. Perkelahian terjadi sekitar pukul 15.30 WIB, di Pasar Induk Modern Cikopo. Baik korban maupun pelaku merupakan pedagang di Pasar Induk Modern Cikopo.
    Melalui pesan WhatsApp kepada Tempo, Kompol Budi mengatakan ia tidak mengetahui kejadian seperti yang ada di video tersebut. Namun informasi dari manajemen Pasar Induk Modern Cikopo PT. Jakatiya Megah, sudah ada pertemuan antara paguyuban pedagang Madura dan paguyuban pedagang dari Bandung pada Senin, 4 Juli 2022. Pertemuan ini tidak melibatkan pihak kepolisian, hanya kedua perwakilan paguyuban dan manajemen pasar. 
    Humas Polres Purwakarta, Ipda Tini Yutini, kepada Tempo mengatakan, kasus ini sudah ditangani Polres Purwakarta dan masih dalam proses pengembangan.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, video dengan narasi Madura buat masalah dengan Bandung, adalah menyesatkan. 
    Peristiwa dalam video itu dipicu oleh perkelahian dua pedagang di Pasar Induk Cikopo, Purwakarta, Jawa Barat pada 3 Juli 2022. Perkelahian keduanya adalah masalah individu yang tidak terkait dengan suku Madura maupun Sunda.  
    Penyebaran narasi yang menghubungkan masalah tersebut dengan kesukuan membahayakan masyarakat. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10384) Menyesatkan, Video Penangkapan Pelaku Perusakan Tanggul Bethukandi yang Dikaitkan dengan Muslim India

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/07/2022

    Berita


    Video pendek yang menampakkan empat orang pria ditangkap, diunggah salah satu akun di Twitter. Pemilik akun memberikan narasi:  
    “Muslim rasa komunis. Menurut BuzzRep India, 4 orang Muslim ditangkap polisi karena dengan sengaja menyabotase waduk dengan menjebolnya hingga menyebabkan banjir di Assam. Kalau bener, lama-lama Muslim India juga lama-lama bisa jadi ancaman buat NKRI juga nih, selain Hindutva”
    Sebuah akun Twitter menyebarkan kabar penangkapan Muslim oleh polisi India
    Selain empat pria, video juga memuat juga memuat seorang wanita berseragam memberikan keterangan tentang penangkapan empat pria itu. 

    Hasil Cek Fakta


    Tim Cek Fakta Tempo mengawali penelusuran dengan menelusuri video yang menampakkan empat, dan mendengarkan keterangan petugas yang ada di dalam video itu. Dengan Google reverse image milik Google, Tempo menemukan video itu pernah dimuat di situs India, Republic TV, yang diterbitkan pada Selasa, 5 Juli 2022, berjudul Police Arrest 4 For 'vandalism' At Betukandi Dyke That Led To Floods In Assam Silchar. 
    Berita video itu memuat berita bahwa polisi Assam menangkap empat orang diduga melakukan perusakan atau vandalisme di tanggul Betukandi yang menyebabkan banjir besar di Silchar, Assam.
    Tiga distrik yang paling terkena dampak atas banjir itu yakni Cachar, Karimganj, dan Hailakandi. Ribuan orang dikabarkan mengungsi, banyak fasilitas publik yang rusak dan sedikitnya 50 orang kehilangan nyawa mereka dalam banjir.
    Sebuah tangkapan layar berita penangkapan 4 pelaku perusakan tanggul di Assam, India.
    Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma juga memerintahkan penyelidikan atas masalah ini dan mengarahkan polisi untuk menangkap para pelakunya. Polisi mengidentifikasi ada enam pelaku dan telah menangkap empat di antaranya yakni Kabul Khan, Mitu Hussain Laskar, Nazir Hussain Laskar, dan Ripon Khan, dari lokasi yang berbeda. Operasi pencarian masih dilakukan untuk orang lain yang mungkin terlibat.
    Di situs lainnya, Times of india, yang terbit pada Rabu, 6 Juli 2022 dengan judul CID probes dyke 'sabotage' that flooded Silchar, 4 held. Keempat penangkapan itu terjadi lima minggu setelah departemen sumber daya air melapor ke polisi pada 23 Mei 2022 tentang “kelompok orang tak dikenal” yang diduga memotong sebagian dari tanggul di Bethukandi.
    Kabul adalah orang pertama yang ditangkap berdasarkan video yang menggambarkan dugaan sabotase. Tiga orang lainnya ditangkap pada hari Minggu. Setelah itu keempat pria itu dibawa ke Guwahati untuk penyelidikan lebih lanjut.
    Dari video dan kedua sumber berita itu, tidak satupun menyebutkan tentang identitas agama keempat pelaku, alih-alih menghubungkannya dengan komunis. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil verifikasi, unggahan yang menghubungkan penangkapan empat pelaku perusakan bendungan di India dengan umat Muslim adalah menyesatkan. 
    Video itu memang benar tentang empat orang yang ditangkap karena merusak  tanggul Betukandi yang menyebabkan banjir besar di Silchar, Assam. Namun tindakan tersebut tidak terkait dengan agama tertentu. 

    Rujukan

  • (GFD-2022-10383) Menyesatkan, Kolase Foto Bus Transjakarta Rongsokan yang Diklaim Dibeli oleh Ahok

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 07/07/2022

    Berita


    Salah satu akun di Twitter mengunggah kolase foto yang memperlihatkan sejumlah bus Transjakarta dalam kondisi rusak yang terparkir di sebuah lahan kosong. Sebagian bus bahkan sudah dalam keadaan hancur.
    Unggahan pada 26 Juni 2022 tersebut memuat narasi, "Karya fenomenal Ahok beli tanah sendiri, beli bus rongsokan. Maha benar Ahok, anak Tuhan gak mungkin salah.. Bapak Politik Identitas!!" 
    Salah satu akun di Twitter mengunggah kolase foto yang memperlihatkan sejumlah bus Transjakarta dalam kondisi rusak yang terparkir di sebuah lahan kosong.
    Hingga Tanggal 6 Juni 2022 Pukul 12.00 WIB, unggahan itu sudah mendapat 5.366 likes dengan 2.034 kali Retweets.

    Hasil Cek Fakta


    Untuk memverifikasi unggahan tersebut, Tim Cek  Fakta Tempo menggunakan Yandex Reverse Search untuk menelusuri empat foto. 
    Foto 1 potongan hoaks bus Transjakarta
    Fakta:
    Foto pertama merupakan hasil jepretan fotografer Merdeka dan diunggah di situs merdeka.com pada Kamis, 8 Juli 2021. Merdeka memberikan keterangan bahwa puluhan bus Transjakarta yang tidak lagi digunakan itu merupakan generasi pertama yang beroperasi pada 2004. 
    Bus-bus tersebut sudah terparkir di Terminal Pulogadung karena tidak layak digunakan lagi sejak 2017.  Pada 2004, Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Sutiyoso. 
    Foto 2 potongan hoaks bus Transjakarta
    Fakta:
    Potongan foto kedua identik dengan yang dimuat Republika.co.id pada 3 November 2020 yang dijepret oleh fotografer Yogi Ardhi. Keterangan pada foto tersebut yakni ratusan bus Transjakarta buatan Cina dibongkar menjadi besi tua di Kawasan Dramaga, Kabupaten Bogor. Mesin, rangka, dan berbagai bagian bus itu kemudian dilebur didaur ulang menjadi bahan logam lainnya. Bus hasil pengadaan bus Transjakarta pada 2013.
    Foto 3 potongan hoaks bus Transjakarta
    Fakta:
    Foto ketiga pernah dimuat oleh situs Republika.co.id pada 2 November 2020. Foto tersebut menjadi foto pendukung berita berjudul "Ratusan ‘Bangkai’ Bus Transjakarta Hasil Tender 2013 Dibelah."  
    Foto tersebut Sejumlah pekerja tampak sedang membongkar atau membelah 'bangkai' bus Transjakarta di sebuah lahan kosong di Desa Dramaga, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bus-bus tersebut adalah hasil pengadaan tahun 2013.
    Foto 4 potongan hoaks bus Transjakarta
    Fakta:
    Foto keempat pernah dimuat oleh TribunnewsBogor.com pada Jumat, 13 November 2020 dalam berita berjudul Gudang Penampungan Bangkai Bus Transjakarta di Dramaga Bogor Terbakar, 37 Bus Hangus. 
    Foto dari Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Bogor itu diambil usai terbakarnya 37 bus Transjakarta di gudang penampungan di Jalan Raya Dramaga Kabupaten Bogor terbakar,  pada 13 November 2020.
    Bagian dari pengadaan bus yang bermasalah
    Pada 14 November 2020, PT Transjakarta mengeluarkan pernyataan bahwa bus-bus yang terbengkalai dan terbakar di Dramaga, Bogor, bukan bagian dari Armada transjakarta. Sementara dikutip dari Kontan.co.id, 300 armada bus itu merupakan aset milik perusahaan bernama PT Adi Teknik Ecopindo yang telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga.
    Berdasarkan pernyataan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo kepada Kumparan.com, bus itu adalah bagian dari pengadaan tahun 2013 yang bermasalah. Saat itu, Pemprov DKI Jakarta dipimpin oleh Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang resmi menjabat sejak 15 Oktober 2012.
    Saat itu, Pemprov DKI memiliki proyek pengadaan TransJakarta melalui 4 penyedia, dengan melelang 14 paket pengadaan 656 bus senilai Rp 1,6 triliun. 
    Dishub DKI telah membayar uang muka sebesar 20 persen dari nilai kontrak atau sebesar Rp 110,2 miliar. Setelah proses lelang, bus tersebut sudah berada di Jakarta. Masalah pun terendus pada 2014. Pemprov DKI tidak mau melunasi 531 unit armada bus TransJakarta yang dinilai bermasalah. Ahok, kala itu, menilai pengadaan TransJakarta terindikasi korupsi. Indikasi itu tercium setelah ditemukan 14 unit bus berkarat dan diduga barang bekas.
    Belakangan diketahui bahwa lelang itu bermasalah karena para peserta lelang bersekongkol agar bisa memenangkan pengadaan. Keputusan KPPU Nomor 15/KPPU-I/2014 memutuskan 19 pihak melanggar aturan lelang.
    Sejumlah pejabat Dishub lalu divonis bersalah karena terbukti korupsi secara bersama-sama. Mantan Kepala Dinas Perhubungan, Udar Pristono, divonis 13 tahun penjara. Dua bawahan Udar, Drajad Adhyaksa dan Setyo Tuhu, divonis masing-masing 7 tahun penjara. 
    Ada juga salah satu pihak yang berperan dalam pengadaan bus, yaitu Direktur PT Ifani Dewi, Agus Sudiarso,  yang kemudian dihukum 12 tahun penjara. Selain PT Ifani Dewi, ada 3 perusahaan lagi yang ikut dalam proses pengadaan TransJakarta tahun 2013.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta dan semua bukti yang ada, Tempo menyimpulkan bahwa kolase foto bus Transjakarta dengan narasi bahwa Ahok membeli tanah dan bus rongsokan itu, adalah menyesatkan.
    Satu foto merupakan bus Transjakarta dari generasi pertama yang beroperasi pada 2004. Saat itu, Gubernur DKI Jakarta dijabat oleh Sutiyoso.
    Sedangkan tiga foto lainnya adalah bus hasil tender yang bermasalah pada 2013 karena para peserta lelang bersekongkol agar bisa memenangkan pengadaan. Keputusan KPPU Nomor 15/KPPU-I/2014 memutuskan 19 pihak melanggar aturan lelang. Sejumlah pejabat Dishub dan perusahaan pengadaan bus telah divonis bersalah karena terbukti korupsi secara bersama-sama.

    Rujukan