• (GFD-2022-10399) Menyesatkan, Jokowi Nyatakan Perang Dengan Malaysia Akibat Puluhan WNI Tewas

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/07/2022

    Berita


    Laman Facebook mengunggah video berjudul BVNTVT PVLVH4N WN1 T3W4S, T3P4T M4L4M 1N1 J0K0W1 NY4T4K4N P3R4NG L4W4N M4L4YS14 (Baca: Buntut Puluhan WNI Tewas, Tepat Malam ini Jokowi Nyatakan Perang Lawan Malaysia). 
    Video ini dibuka dengan tulisan Indonesia Angkat Senjata. Kemudian ada pernyataan “Cerita buruk dan tentu menyakitkan, apa yang dialami pekerja migrain  kita disetiap detensi-detensi Malaysia. Bukan pertama kali terjadi. Saya sering menjemput langsung, bertemu dan berdialog dengan mereka. Tidak hanya kekerasan sebetulnya yang terjadi, tapi penghinaan verbal. Negara kita dihina..”
    Tangkapan layar video yang diunggah di Facebook yang menyebarkan narasi Presiden Jokowi menyatakan perang melawan Malaysia.
    Pernyataan ini terkait laporan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) yang mengatakan puluhan Warga Negara Indonesia (WNI) meninggal di Rumah Detensi Imigrasi Sabah, Malaysia.
    Sampai tulisan ini dibuat, video yang diunggah tanggal 3 Juli 2022 ini telah dilihat 641 ribu kali, 4.500 komentar, dan disukai lebih dari 11 ribu pengguna Facebook.

    Hasil Cek Fakta


    Hasil  pemeriksaan Tim Cek Fakta Tempo, video tersebut sama sekali tidak berisi tentang Indonesia angkat senjata untuk berperang melawan Malaysia. Juga tidak ada pemberitaan media dan keterangan resmi terkait perang dengan Malaysia.
    Video tersebut berisi kolase video yang menunjukkan pemulangan WNI dari Malaysia dan upaya pencegahan tenaga kerja yang akan ditempatkan secara ilegal di Timur Tengah. 
    Untuk memverifikasi video ini, Tim Cek Fakta Tempo menonton hingga akhir dan menganalisa fragmen-fragmen gambar, pernyataan dan narasi yang disampaikan. Tempo menggunakan Yandex Image, Google Image, dan Fake News Debunker By InVid untuk menganalisis video atau foto yang identik. Termasuk membaca berita dari media-media yang kredibel serta pernyataan lembaga negara, baik Indonesia maupun Malaysia.
    Hasil penelusuran Tempo, video pada detik 0:10 merupakan potongan pernyataan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani. Video ini merupakan potongan wawancara yang ditayangkan Medcom id tanggal 29 Juni 2022.
    Tangkapan layar pernyataan Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani di Medcom.id, 29 Juni 2022.
    Pernyataan ini berkaitan dengan laporan Koalisi Buruh Migran Berdaulat (KBMB) yang mengungkap data 18 warga negara Indonesia meninggal di pusat tahanan Imigrasi Tawau di Sabah, Malaysia. Hal itu terjadi sejak Januari hingga Maret 2022.
    Benny Rhamdani mengatakan bahwa kekerasan yang terjadi kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI) di detensi-detensi Malaysia bukan pertama kalinya. Bahkan, PMI yang ditahan dirampok harta bendanya, seperti uang, ponsel, kalung, dan gelang emas yang tidak dikembalikan. Ia juga menyebutkan fasilitas yang buruk.
    Potongan video menit ke-3:14, berdasarkan hasil pencarian identik dengan tayangan LENSA INDONESIA-RTV pada 13 September 2021. Dilansir RTV, BP2MI menggagalkan keberangkatan 21 pekerja ilegal asal Indonesia ke Timur Tengah.
    Tangkapan layar liputan RTV pada 13 September 2021 tentang penggagalan penyelundupan 21 TKI ilegal ke Timur Tengah.
    Sebelum diberangkatkan, para pekerja ini ditampung di sebuah balai latihan kerja di kawasan Batu Ampat, Condet, Kramat Jati, Jakarta Timur.
    Menurut PB2MI, 21 calon pekerja ini diiming-imingi upah Rp 4 juta tiap orang yang bekerja sebagai asisten rumah tangga. Karena penempatan pekerja ini ilegal, BP2MI akan melaporkan perusahaan penyalur tenaga kerja ini kepada Kementerian Tenaga kerja (Kemenaker) RI agar izinnya dicabut.
    Pada menit ke 6:20, terdapat potongan gambar orang pria yang sedang memapah seorang pria berbaju hitam. Hasil penelusuran menunjukkan, potongan video ini identik dengan tayangan YouTube TribunNews tanggal 4 Juni 2022.
    Tangkapan layar liputan Tribun Network tentang 371 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang dideportasi dari Malaysia, Kamis, 2 Juni 2022.
    Dilansir dari Tribun, sebanyak 371 Pekerja Migran Indonesia (PMI) dideportasi dari Malaysia pada Kamis, 2 Juni 2022 melalui Pelabuhan Nunukan, Kalimantan Utara. Diantara PMI tersebut banyak yang menderita penyakit kulit dan rematik hingga tidak bisa berjalan. Mereka mengaku penyakit kulit yang diderita lataran sanitasi yang buruk di Rumah Detensi Imigrasi Sabah Malaysia.
    Pelabuhan Nunukan merupakan pelabuhan lintas dengan Kota Tawau, Malaysia dan menjadi salah satu pintu masuk PMI yang akan bekerja atau pulang dari Malaysia.
    Dilansir Tempo, sekitar 200 lebih warga negara Indonesia (WNI) yang ada di detensi imigrasi Sabah, Malaysia akan segera dipulangkan. Ini terjadi setelah munculnya laporan Koalisi Buruh Migran Berdaulat yang menyebutkan sebanyak 149 WNI meninggal dunia.
    Laporan berjudul “Seperti di Neraka: Kondisi di Pusat Tahanan Imigrasi di Sabah, Malaysia" itu menyebutkan, banyak WNI yang ditahan di Depot Tahanan Imigrasi, Sabah, Malaysia diperlakukan secara tidak manusiawi. Bahkan hingga ada yang diduga tewas akibat dipukuli.
    Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dalam keterangan resmi menjelaskan hasil pertemuan dengan Imigrasi Malaysia diperoleh data WNI yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) di Sabah pada sepanjang 2021 sebanyak 18 orang. Sedangkan periode Januari hingga Juni 2022 sejumlah 7 orang.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan video Buntut Puluhan WNI Tewas, Tepat Malam ini Jokowi Nyatakan Perang Lawan Malaysia ” adalah menyesatkan.
    Berdasarkan fakta dari sumber yang kredibel, memang terdapat 18 orang WNI yang meninggal dunia di Depot Tahanan Imigresen (DTI) di Sabah sepanjang 2021 dan 7 orang pada periode Januari hingga Juni 2022.
    Namun Jokowi tidak pernah menyatakan perang dengan Malaysia.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10398) Menyesatkan, Pisang dengan Bintik Hitam Mengandung TNF Antikanker

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 15/07/2022

    Berita


    Menyesatkan, Pisang Berbintik Hitam Mengandung TNF Anti Kanker
    Beredar narasi di media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa pisang dengan kulit yang memiliki bintik hitam mengandung Tumor Necrosis Factor (TNF). Unggahan tersebut beredar di grup Kumpulan Obat Alami Herbal dan Manfaatnya pada 5 Juli 2022.
    Berikut penggalan isi narasi tersebut:
    Semakin banyak bintik-bintik hitam yang ada pada kulit pisang, itu menandakan bahwa kandungan TNF-nya semakin tinggi dan secara otomatis bisa digunakan untuk memperkuat kekebalan imun badan kalian dan jauh dari segala penyakit pastinya. Tak hanya itu saja, ternyata dengan rajin mengkonsumsi pisang matang secara rutin dapat menghindari segala penyakit, salah satunya yaitu kanker.
    Tangkapan layar unggahan di Facebook soal makna bintik hitam pada pisang yang diklaim mengandung zat antikanker

    Hasil Cek Fakta


    Klaim tersebut telah beredar sejak 2013. Faktanya, bintik hitam pada pisang muncul karena reaksi gula dalam buah pisang yang mencuat melalui permukaan kulit pisang, sekaligus menandakan bahwa pisang sudah matang. 
    Pada 2018, National Cancer Institute merilis daftar kandungan gizi dan nutrisi pisang tidak mengandung zat anti kanker. Laman National Cancer Institute menjelaskan, TNF adalah protein yang dibuat oleh sel darah putih sebagai respons terhadap antigen (zat yang menyebabkan sistem imun membuat respons imun spesifik) atau infeksi. Dengan demikian, TNF sebenarnya diproduksi oleh sel darah putih, tidak terkandung di dalam pisang.
    Dari penelusuran Tempo, informasi tentang pisang yang kulitnya berbintik hitam mengandung Tumor Necrosis Factor (TNF), telah beredar di internet sejak 2013 seperti yang dimuat di situs ini. Informasi tersebut mengutip hasil penelitian di Jepang yang diterbitkan di Jurnal Food Science and Technology Research Volume 15 (3) tahun 2009. 
    Namun setelah Tempo memeriksa penelitian tersebut, tidak ada penjelasan bahwa pisang yang berbintik hitam mengandung TNF yang dapat menghindari segala penyakit, termasuk kanker. 
    Pun tidak ada pernyataan atau rekomendasi yang menyarankan seseorang agar sering mengkonsumsi pisang yang berbintik hitam.
    Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji efek peningkatan neutrofil dari buah dan sayuran dan pengaruh utamanya pada induksi sitokin, yang berperan dalam sistem imun. Termasuk pengaruhnya pada TNF. 
    Penelitian menggunakan pisang dari berbagai varietas dan berbagai tingkat kematangan. Mereka menyuntikkan tubuh tikus dengan larutan yang mengandung pisang matang yang dihaluskan dan memberi jus pisang ke tikus dan memantau responnya. Peneliti kemudian mengukur bagaimana tubuh tikus menghasilkan respons imun, termasuk produksi zat TNF. 
    Hasil penelitian menunjukkan respon yang lebih tinggi pada jenis pisang yang matang. Namun, studi tersebut tidak membuat temuan apapun tentang hubungan antara pisang, TNF dan kanker.
    Terkait munculnya bintik hitam pada pisang, menurut artikel Tempo pada 13 Juni 2021, menunjukkan bahwa pisang tersebut dalam kondisi matang. Bintik hitam disebut muncul karena reaksi gula dalam buah pisang yang mencuat melalui permukaan kulit pisang, yang sekaligus menandakan bahwa pisang sudah matang.
    Pisang yang matang secara langsung mempengaruhi rasa manis buahnya. Meski demikian rasa manis yang ada pada buah pisang tidak bersifat glikemik atau tidak mempengaruhi lonjakan gula darah jika mengkonsumsinya secara rutin.
    Menyebar di Sejumlah Negara
    Tidak hanya di Indonesia, informasi tentang pisang mengandung TNF dan mencegah kanker dalam versi bahasa inggris, juga telah beredar ke Australia, Afrika, dan Eropa.
    Sejumlah pemeriksa fakta seperti AFP, Africa Check, dan ABC telah membantah klaim tersebut. 
    National Cancer Institute kepada Africa Check mengatakan nutrisi dari pisang tidak mengandung faktor nekrosis tumor. Pada 2018, NCI merilis detail kandungan gizi dan nutrisi pisang yang tidak menyebut tentang kandungan TNF. 
    “Dengan sedikit pengecualian, penelitian terhadap orang-orang, belum menunjukkan secara pasti bahwa setiap komponen makanan menyebabkan atau melindungi terhadap kanker”, kata NCI. 

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan narasi yang diunggah di Facebook tersebut, Tempo menyimpulkan bahwa klaim pisang dengan bintik hitam mengandung TNF alias zat anti kanker adalah menyesatkan.
    Klaim tersebut telah beredar sejak 2013. Bintik hitam pada pisang muncul karena reaksi gula dalam buah pisang yang mencuat melalui permukaan kulit pisang, yang sekaligus menandakan bahwa pisang sudah matang. Bukan karena pisang mengandung zat anti kanker.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10397) Keliru, Ratusan Jemaah Haji Meninggal Dunia Karena Listrik Padam di Terowongan

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/07/2022

    Berita


    Sebuah akun Facebook mengunggah video yang berisi sejumlah jenazah jemaah haji yang ditutup menggunakan kain putih. Video tersebut diberi narasi, “Ya Allah, R4tusan jam44h h4ji meninggal dunia k4rena listrik padam di terowong4n.”
    Sebuah akun Facebook menyebarkan potongan video dengan klaim jenazah ratusan jemaah haji akibat lampu mati di terowongan Mina
    Sejak diunggah pada Rabu, 13 Juli 2022 pukul 16.00 WIB, video itu sudah ditanggapi sebanyak 683, dikomentari 150 orang, 334 kali dibagikan, dan sudah 50 ribu kali tayang.

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan, isi video tersebut adalah peristiwa yang terjadi pada 2015. Jenazah-jenazah tersebut adalah jemaah haji yang meninggal saat melempar jumrah.
    Untuk memeriksa kebenaran klaim tersebut, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video itu menjadi gambar dan menelusurinya menggunakan Reverse Images Search milik Google dan Yandex. Melalui langkah tersebut, Tempo menemukan foto dan video yang identik pernah dipublikasikan oleh sejumlah media asing. 
    CBS News misalnya pada 25 September 2015, mempublikasikan artikel berjudul Hajj tragedy brings grief, questions in Saudi Arabia. Artikel itu memuat foto utama yang menampakkan deretan jenazah yang ditutup kain kafan. Foto ini sama dengan isi video pada detik ke-07.
    CBS memberikan keterangan bahwa lebih dari 700 orang meninggal dunia karena terinjak-injak saat melaksanakan ibadah haji di Mina, Mekkah. Ini menjadi bencana terburuk dalam seperempat abad pelaksanaan ibadah haji. 
    Tangkapan layar berita meninggalnya ratusan jemaah haji oleh CBS News pada 25 September 2015.
    Foto dari Reuters tersebut juga dimuat di The Jerussalem Post pada 25 September 2015 dengan keterangan, bahwa itu adalah jemaah haji yang tewas setelah berdesak-desakan di Mina. 
    Video yang menunjukkan jenazah jemaah haji yang tewas pada 2015, di antaranya dimuat oleh Euronews dan Associated Press.
    Dikutip dari Al Jazeera, peristiwa itu terjadi di Mina Jadid, Mekkah, Arab Saudi, Kamis, 24 September 2015. Saat itu para jemaah haji ingin melakukan ritual melempar jumrah atau biasa disebut ‘rajam setan’. Namun sebelum sampai di lokasi, terjadi saling injak di antara para peziarah yang bertemu di sebuah persimpangan.
    Mina adalah tempat peziarah melakukan ‘rajam setan’ dengan melemparkan kerikil ke tiga dinding batu. Tempat tersebut menampung lebih dari 160.000 tenda tempat para peziarah bermalam selama ziarah.
    Akibat kejadian itu, Direktorat Pertahanan Sipil Arab Saudi melaporkan sedikitnya 717 orang meninggal dunia dan 863 jamaah haji lainnya mengalami luka-luka. Para korban luka telah dievakuasi ke empat rumah sakit berbeda di wilayah Mina.
    Tidak ada korban jiwa karena listrik di terowongan padam
    Pada 10 Juli 2022, mati listrik terjadi di terowongan Mina menuju lantai 3 Jamarat. Dikutip dari Okezone, listrik mati kurang lebih 30 menit. 
    Kementerian Agama Republik Indonesia menyatakan tidak ada korban jiwa atas insiden itu. Hal itu telah ditegaskan Kemenag melalui akun resminya di Twitter pada 13 Juli 2022. 
    “Listrik padam terjadi di terowongan Mina pada Minggu (10/7/2022) pagi, Waktu Arab Saudi. Tepatnya di terowongan yang menuju jalur atas jamarat tiga atau lantai tiga. Setelah diperbaiki, listrik kembali nyala, dan TIDAK ADA KORBAN,” tulis Kementerian Agama di akun resmi Twitter

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, video ratusan jamaah haji meninggal dunia karena listrik padam di terowongan adalah keliru. 
    Video yang diunggah tersebut merupakan insiden di Mina Jadid, Mekkah, Arab Saudi pada Kamis, 24 September 2015 silam.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10396) Sesat, Kebakaran SPBU Pertamina Karena Bayar di Tempat Menggunakan Handphone

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 14/07/2022

    Berita


    Sebuah akun Facebook mengunggah video dengan narasi kebakaran SPBU Pertamina karena bayar di tempat. Di dalamnya, pembuat video memuat tulisan Pertamina 1 Juli 2022 Efek bayar pakai handphone.
    Dengan suara latar dari potongan lagu dengan lirik “entah siapa yang salah, ku tak tahu, yang kini menjadi beban”, video berisi potongan gambar kobaran api di sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Tampak sebuah mobil mengeluarkan api. SPBU ini terletak di pinggir jalan, terlihat dari sepeda motor dan mobil yang melintas.
    Tangkapan layar unggahan di Facebook soal kebakaran SPBU Pertamina pada 1 Juli karena efek membayar menggunakan ponsel
    Video berdurasi 15 detik ini diunggah tanggal 2 Juli 2022. Hingga tulisan ini dibuat, unggahan tersebut telah disukai sebanyak 2.400 kali dan 1.600 komentar dari pengguna Facebook.

    Hasil Cek Fakta


    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, menunjukkan video kebakaran sebuah mobil di sebuah SPBU ini merupakan video kejadian lama yang didaur ulang dengan narasi baru. 
    Tim Cek Fakta Tempo menelusuri kejadian ini dengan membaca komentar pada unggahan ini. Kemudian menelusuri video yang identik serta pemberitaan dari media yang kredibel. 
    Dari beberapa komentar, ditemukan petunjuk bahwa kebakaran ini terjadi di Jawa Barat pada  tahun 2020. Tempo menemukan pemberitaan media tentang kebakaran yang terjadi di SPBU 34.43225 Warungkondang di Cianjur, Jawa Barat, pada Kamis 22 Oktober 2020. Lokasi SPBU 34.43225 Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat bisa dilihat menggunakan Google Maps
    Tayangan Kompas TV pada tanggal 23 Oktober 2020 menunjukkan video yang identik. Dilansir Kompas TV, pada 22 Oktober 2020 sore, sebuah mobil terbakar dan meledak sesaat sebelum mengisi bahan bakar di SPBU Warungkondang, Cianjur, Jawa Barat. Mobil itu membawa 40 tabung gas elpiji berukuran 3 kilogram. 
    Tangkapan layar liputan Kompas TV soal kebakaran SPBU di Cianjur, Jawa Barat, 22 Oktober 2020.
    Kapolsek Warungkondang Kompol Surachman, mengatakan kebakaran berawal saat mobil pikap masuk ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar jenis premium. Selang beberapa meter dari pompa pengisian terlihat percikan api di bagian depan mobil. Tak  lama berselang, api menjalar ke seluruh bagian mobil dan membakar beberapa tabung gas.
    "Api sempat meluas di sekitar lokasi SPBU dan membakar bagian lisplang. Namun, berhasil dipadamkan oleh petugas damkar dibantu warga," kata Surachman, dilansir Kompas Tv
    Sementara itu, Unit Manager Communication, Relation & CSR Marketing Operation Region III Eko Kristiawan, dilansir Pikiran Rakyat mengatakan mobil carry pick up yang terbakar terindikasi merupakan pengecer LPG ilegal karena tidak terdaftar sebagai kendaraan pangkalan resmi LPG Pertamina.
    Dilansir CNBC, Eko Kurniawan mengatakan setiap SPBU telah dipasang tanda-tanda untuk menjaga keamanan bersama. Sudah ada himbauan untuk tidak membawa barang yang dapat memicu api, mematikan mesin kendaraan, serta tidak melakukan panggilan telepon saat mengisi bahan bakar.  
    Eko juga menambahkan agar konsumen tidak mengisi BBM selain ke tangki kendaraan atau mengisi tangki BBM yang telah di modifikasi. Serta mengingatkan konsumen agar selalu memperhatikan peraturan keselamatan selama berada di area SPBU.
    Informasi Serupa di Media Massa
    Tim Cek Fakta Tempo, pada tanggal, 13 Juli 2022 juga menulis tentang sebuah video yang beredar di Twitter tentang mobil terbakar di SPBU Wero Gombong, Kebumen, Jawa Tengah. Dikatakan, mobil jenis Carry berwarna hijau mengeluarkan api lantaran membeli Pertalite menggunakan aplikasi MyPertamina.
    Berdasarkan pemeriksaan fakta terhadap video tersebut, Tim Cek Fakta Tempo menemukan bahwa peristiwa dalam video itu memang merupakan peristiwa kebakaran mobil yang terjadi di SPBU Wero Gombong, Kebumen, tanggal 7 Juli 2022.
    Namun, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan kebakaran tersebut terjadi karena percikan api dari bawah mesin saat mobil dinyalakan waktu mengisi BBM. Bukan disebabkan penggunaan aplikasi MyPertamina di telepon seluler.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video berjudul “Pertamina 1 Juli 2022 Efek bayar pakai HP” adalah menyesatkan. 
    Video ini merupakan video tahun 2020 yang didaur ulang dengan narasi baru. Kebakaran tersebut terjadi karena percikan api di bagian depan mobil saat akan mengisi BBM. Kemudian, api menjalar ke seluruh bagian mobil dan membakar beberapa tabung gas yang diangkut.

    Rujukan