Beredar sebuah video yang menampilkan pasukan yang tengah berada di bandara pada malam hari di aplikasi percakapan Whatsapp dengan narasi sebagai berikut:
“TAK HARUS “MENUTUP MATA” dg SEPULUH JARI TERBUKA. HENDAK MENGELAK dg CARA APALAGI kalau TERBUKTIKAN dg JELAS “ADANYA PENYUSUP yg DIFASILITASI” dg MENGGUNAKAN SERAGAM LENGKAP dg PERSENJATAANNYA PULA ?????. Inikah yg pada GILIRANNYA kan BERALASAN: Untuk MENGAMANKAN ASSET~ASSETNYA CHINA kala “TERPAKAI tuk PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR di INDONESIA” sementara TIDAK DIBUTUHKAN MENDATANGKAN “PASUKAN LAIN dari LAIN NEGARA” ke INDONESIA, hingga DAPAT DITENGARAI bahwa PASUKAN IMPORT bukan T.K.A China termaksud “DIDATANGKAN tuk HANYA MEMBELA REZIM dalam KEMUNGKINAN PERGOLAKAN yg kan TERJADI di INDONESIA”, lalu …………. kenapa TNI TIDAK BERSIKAP ??”
(GFD-2023-13321) [SALAH] Video “PASUKAN IMPORT bukan T.K.A China termaksud “DIDATANGKAN tuk HANYA MEMBELA REZIM”
Sumber: WhatsAppTanggal publish: 08/08/2023
Berita
Hasil Cek Fakta
Berdasarkan hasil penelusuran, adanya video yang diklaim sebagai pasukan impor yang didatangkan untuk membela rezim merupakan konten yang menyesatkan.
Faktanya, pasukan itu bukanlah pasukan impor melainkan pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua pada bulan Februari 2023 yang lalu.
Sebelumnya, video yang sama juga pernah diklaim sebagai tentara Cina yang masuk ke Indonesia pada tengah malam. Klaim ini sudah dibantah dan diperiksa faktanya melalui artikel berjudul “[SALAH] Tentara Cina Sudah Masuk Indonesia Tengah Malam Secara Terang-terangan Pakai Seragam” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 6 Februari 2023.
Dilansir dari artikel ini, Dansat Intel Korps Brimob Polri Kombes Pol Mulyadi menjelaskan bahwa video puluhan tentara tersebut adalah pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua.
“Intinya, pasukan tersebut adalah personel Brimob yang baru selesai operasi satgas Damai Cartenz Papua,” kata Mulyadi saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (3/2/2023).
Faktanya, pasukan itu bukanlah pasukan impor melainkan pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua pada bulan Februari 2023 yang lalu.
Sebelumnya, video yang sama juga pernah diklaim sebagai tentara Cina yang masuk ke Indonesia pada tengah malam. Klaim ini sudah dibantah dan diperiksa faktanya melalui artikel berjudul “[SALAH] Tentara Cina Sudah Masuk Indonesia Tengah Malam Secara Terang-terangan Pakai Seragam” yang terbit di situs turnbackhoax.id pada 6 Februari 2023.
Dilansir dari artikel ini, Dansat Intel Korps Brimob Polri Kombes Pol Mulyadi menjelaskan bahwa video puluhan tentara tersebut adalah pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua.
“Intinya, pasukan tersebut adalah personel Brimob yang baru selesai operasi satgas Damai Cartenz Papua,” kata Mulyadi saat dikonfirmasi merdeka.com, Jumat (3/2/2023).
Kesimpulan
BUKAN pasukan impor melainkan pasukan Brimob yang tiba setelah bertugas di Satgas Damai Damai Cartenz, Papua pada bulan Februari 2023 yang lalu.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Selengkapnya di bagian PENJELASAN dan REFERENSI.
Rujukan
(GFD-2023-13320) [SALAH] “MAHFUD MD PASANG BADAN UNTUK ROCKY GERUNG AGAR LOLOS HUKUMAN PENJARA”
Sumber: FacebookTanggal publish: 15/08/2023
Berita
:Kabar Baik Buat Pendukung R0ky Gerung, Gak Bisa Di Jer4t Hvkum An4lisa Hukvmnya Menurut Mahfud M-d.
Hasil Cek Fakta
Sebuah akun Facebook dengan nama pengguna “Perspektif” mengunggah video dengan narasi bahwa Mahfud MD pasang badan untuk Rocky Gerung agar lolos dari hukuman penjara.
Setelah melakukan penelusuran, thumbnail video tersebut merupakan hasil editan dan isi video tersebut adalah potongan video dari peristiwa yang tidak berkaitan.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan artikel dari cnnindonesia.com dengan judul “Mahfud MD: Kasus Rocky Gerung Delik Aduan, Pak Jokowi Tak Mau Mengadu”.
Thumbnail pada video yang menampilkan sosok Mahfud MD bersebelahan dengan Rocky Gerung tetapi gambar sebenarnya adalah Mahfud MD dengan Erick Thohir, gambar identik tersebut diunggah oleh inakoran.com dengan judul artikel “Mahfud MD Sebut Pemerintah Ikut Bersemangat dan Dukung R20”.
Salah satu klip pada awal video yang menampilkan sosok Mahfud MD yang sedang melakukan wawancara identik dengan unggahan video oleh kanal Youtube milik KOMPASTV dengan judul video “Presiden Jokowi Enggan Laporkan Rocky Gerung, Mahfud MD: Ini Delik Aduan”.
Dengan demikian, klaim tentang Mahfud MD pasang badan untuk Rocky Gerung agar lolos dari hukuman penjara adalah salah dan masuk kategori konten yang dimanipulasi.
Setelah melakukan penelusuran, thumbnail video tersebut merupakan hasil editan dan isi video tersebut adalah potongan video dari peristiwa yang tidak berkaitan.
Narator dalam video tersebut hanya membacakan artikel dari cnnindonesia.com dengan judul “Mahfud MD: Kasus Rocky Gerung Delik Aduan, Pak Jokowi Tak Mau Mengadu”.
Thumbnail pada video yang menampilkan sosok Mahfud MD bersebelahan dengan Rocky Gerung tetapi gambar sebenarnya adalah Mahfud MD dengan Erick Thohir, gambar identik tersebut diunggah oleh inakoran.com dengan judul artikel “Mahfud MD Sebut Pemerintah Ikut Bersemangat dan Dukung R20”.
Salah satu klip pada awal video yang menampilkan sosok Mahfud MD yang sedang melakukan wawancara identik dengan unggahan video oleh kanal Youtube milik KOMPASTV dengan judul video “Presiden Jokowi Enggan Laporkan Rocky Gerung, Mahfud MD: Ini Delik Aduan”.
Dengan demikian, klaim tentang Mahfud MD pasang badan untuk Rocky Gerung agar lolos dari hukuman penjara adalah salah dan masuk kategori konten yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Hasil periksa fakta Yudho Ardi
Informasi menyesatkan. Judul dan isi video tidak sesuai dan narator dalam video tersebut tidak berkaitan. Dalam video tersebut sama sekali tidak ditemukan informasi bahwa Mahfud MD pasang badan untuk Rocky Gerung agar lolos dari hukuman penjara.
Informasi menyesatkan. Judul dan isi video tidak sesuai dan narator dalam video tersebut tidak berkaitan. Dalam video tersebut sama sekali tidak ditemukan informasi bahwa Mahfud MD pasang badan untuk Rocky Gerung agar lolos dari hukuman penjara.
Rujukan
(GFD-2023-13319) Cek Fakta: Tidak Benar Penemuan Batu Mengandung Listrik di Kongo
Sumber: liputan6.comTanggal publish: 15/08/2023
Berita
Liputan6.com, Jakarta- Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim penemuan batu yang mengandung listrik di Kongo, informasi tersebut diunggah oleh salah satu akun Facebook, pada 10 Agustus 2023.
Unggahan klaim penemuan batu mengandung listrik di Kongo, mempilkan seorang sedang memegang benda berwarna perak kemudian dia menempelkan batu tersebut dengan dua utas kabel dari sisi yang berbeda yang diujungnya terdapat bola lampu.
Terlihat dalam video tersebut lampu menyela ketikan dua kabel ditemperkan pada benda yang menyerupai bongkahan batu kecil tersebut.
Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.
"Di Afrika Tengah, di hutan Kongo, penduduk setempat menemukan batu yang tidak biasa dan bermuatan yang dapat digunakan bola lampu.
Vibranium itu nyata ❗"
Benarkah klaim penemuan batu mengandung listrik di Kongo? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.
Hasil Cek Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim penemuan batu mengandung listrik di Kongo, menggunakan Google Search dengan kata kunci 'Electric rock kongo' penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Fact check: False claim electrically-charged rocks found in Congo" yang dimuat situs usatoday.com, pada 30 Januari 2023.
Dalam situs usatoday.com, Simon Jowitt, seorang profesor geologi di University of Nevada, Las Vegas, mengatakan tidak ada mineral yang mengandung listrik.
"Mineral di dalam bebatuan itu, jika Anda memiliki konsentrasi yang cukup, dapat menghantarkan listrik, tetapi tidak mungkin mereka benar-benar dapat menyimpannya," kata Jowitt dalam email.
“Itu hanya melewati, dari satu ujung ke ujung lainnya, seperti jika Anda memiliki arus listrik yang melewati sepotong logam.”
Anthony Love, seorang ahli geologi di Appalachian State University, mengatakan bebatuan yang ditunjukkan dalam unggahan tersebut tampaknya merupakan sejenis besi sulfida dan bisa jadi pirit, juga dikenal sebagai emas palsu.
Seperti beberapa mineral lainnya, pirit dapat menghantarkan listrik, artinya listrik dapat mengalir melaluinya. Faktanya, pirit dinamai karena kemampuannya memancarkan percikan api saat terkena logam.
Namun, tidak mungkin mineral menyimpan atau menghasilkan listrik sendiri, para ahli geologi setuju.
"Tidak ada mineral yang menghasilkan listrik secara alami tanpa menambahkan energi ke dalam sistem," kata Love melalui email. "Saya akan mewaspadai 'penemuan' yang diumumkan di media sosial."
Jowitt dan Love menebak bahwa semacam baterai dan kabel tersembunyi digunakan untuk membuatnya tampak seolah-olah batu itu menghasilkan listrik sendiri.
Penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Posts falsely claim electrically-charged rocks found in Congo" yang dimuat situs apnews.com.
Dalam situs apnews.com, Profesor geologi ekonomi di University of Nevada, Las Vegas mengatakan, mineral di dalam bebatuan itu jika memiliki konsentrasi yang cukup dapat menghantarkan listrik, tetapi tidak mungkin mereka benar-benar dapat menyimpannya.
“Itu hanya melewati, dari satu ujung ke ujung lainnya, seperti jika Anda memiliki arus listrik yang melewati sepotong logam.” katanya
Para ahli mengatakan tidak jelas persis bagaimana sumber energi cahaya dalam video itu, tetapi semua batu yang disepakati saja tidak dapat menyimpan daya listik.
Batuan tidak seperti baterai, tidak dapat melepaskan listrik dengan sendirinya karena tidak memiliki reaksi kimia yang melepaskan elektron dan memungkinkan elektron mengalir.
“Tidak ada kapasitas reaktif kimiawi di dalam batu yang akan Anda dapatkan di baterai,” katanya.
Yaoguo Li, seorang profesor geofisika di Colorado School of Mines, menanggapi tentang batu dapat menyimpan listrik. "Kami tidak mengetahui mekanisme apa pun, sejauh ini, yang benar-benar mendukung fenomena semacam itu."
Yuzhang Li, asisten profesor teknik kimia dan biomolekuler di University of California, Los Angeles, mengungkapkan, batuan alami biasanya tidak memiliki semua komponen baterai yang diperlukan, seperti elektroda positif dan negatif.
“Saya kira tidak ada fisika baru yang ditemukan di sini. Saya ragu bahwa batu itu sendiri menghasilkan semacam tegangan," kata Li.
Kesimpulan
Hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com, klaim penemuan batu mengandung listrik di Kongo tidak benar.
Batuan tidak seperti baterai, tidak dapat melepaskan listrik dengan sendirinya karena tidak memiliki reaksi kimia yang melepaskan elektron dan memungkinkan elektron mengalir.
Rujukan
(GFD-2023-13318) [SALAH] Rakyat Tuntut Presiden Jokowi untuk Mundur dari Jabatannya
Sumber: YoutubeTanggal publish: 11/08/2023
Berita
Kanal YouTube Gajah Mada TV (https://www.youtube.com/@UpilGajahGaming) pada 25 Juli 2023 mengunggah video yang mengklaim bahwa rakyat Indonesia mengggelar aksi dalam rangka menuntut Presiden Joko Widodo untuk turun dari jabatannya. Selain itu, DPR dan MPR pun juga diminta mengadakan sidang untuk mengadili Presiden Jokowi.
Hasil Cek Fakta
Setelah dilakukan penelusuran, faktanya narator hanya membaca ulang artikel opini dari laman website Suara Nasional berjudul “Setop Era Kedunguan dan Kepalsuan!” yang telah diunggah pada 20 Juli 2023.
Pada artikel asli tersebut, penulis beropini bahwa era pemerintahan Jokowi merupakan era pemerintahan paling kelam karena negara dianggap telah berstatus darurat restorasi. Selain itu, lembaga negara di era ini juga dianggap tidak memiliki kredibilitas karena telah ikut berkonspirasi dengan presiden dalam kedunguan dan kepalsuan.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh kanal YouTube Gajah Mada TV merupakan informasi yang dimanipulasi.
Pada artikel asli tersebut, penulis beropini bahwa era pemerintahan Jokowi merupakan era pemerintahan paling kelam karena negara dianggap telah berstatus darurat restorasi. Selain itu, lembaga negara di era ini juga dianggap tidak memiliki kredibilitas karena telah ikut berkonspirasi dengan presiden dalam kedunguan dan kepalsuan.
Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh kanal YouTube Gajah Mada TV merupakan informasi yang dimanipulasi.
Kesimpulan
Unggahan video yang mengklaim bahwa rakyat Indonesia mengggelar aksi untuk menurunkan Presiden Joko Widodo merupakan konten yang dimanipulasi. Faktanya, narator hanya membaca ulang artikel opini dari Suara Nasional berjudul “Setop Era Kedunguan dan Kepalsuan!”.
Rujukan
Halaman: 3001/5734