• (GFD-2023-12013) Keliru, Unggahan dengan Klaim TNI Bakar Laboratorium Senjata Cina

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 09/03/2023

    Berita


    Sebuah video berjudul “TNI Bakar Lab Senjata Cina - Xi Jinping Panik Bukan Main” dibagikan melalui salah satu akun YouTube pada 4 Maret 2023. Konten tersebut berisi sejumlah peristiwa, seperti ledakan, kebakaran dan juga menunjukkan beberapa tentara sedang membawa peralatan perang.
    Narator video mengatakan kepungan dan serang TNI di Wuhan mengincar laboratorium COVID-19 dan menghanguskan senjata biologis Cina. Panglima TNI, Yudo Margono memberikan komando baru kepada puluhan ribu personel TNI yang berada di Wuhan untuk memblokade dan menguasai semua sisi Wuhan, termasuk mengepung laboratorium COVID-19 di Cina 360 derajat. 

    Hingga saat ini, video tersebut telah disukai 907 pengguna YouTube, 186 komentar dan 38 ribuan kali ditonton. Namun, benarkah TNI bakar lab senjata Cina?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil verifikasi Tempo menunjukkan tidak ada peristiwa TNI membakar Laboratorium senjata Cina. Video tersebut sebenarnya berisi peristiwa berbeda-beda, seperti ledakan kereta tanker minyak di Lac-Mégantic, Quebec, Kanada pada 6 Juli 2013 dan ledakan depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara pada Jumat, 3 Maret 2023. 
    Untuk memverifikasi kebenaran klaim di atas, Tim Cek Fakta Tempo memfragmentasi video tersebut menjadi gambar pakai keyframe dan menelusurinya menggunakan Yandex Image Search dan Google Search.
    Video 1

    Pada awal video, pengunggah menampilkan ledakan dan kebakaran di pemukiman. 
    Sebenarnya, ledakan tersebut terjadi di dua lokasi. P ertama terjadi di Lac-Mégantic, Quebec, Canada pada 6 Juli 2013, ketika kereta tanker minyak tergelincir dan meledak. Peristiwa kedua di Koja, Jakarta Utara pada Jumat, 3 Maret 2023. Dikutip dari Detik, saat terjadi depo Pertamina Plumpang meledak.
    Video 2

    Potongan video menit ke-1:25 menunjukkan Presiden Cina, Xi Jinping. Momen ini merupakan saat dia berbicara pada upacara penutupan Kongres Nasional ke-20 Partai Komunis Cina yang berkuasa di Aula Besar Rakyat di Beijing, 22 Oktober 2022.
    Dikutip dari India Express, Kongres utama Partai Komunis China yang berkuasa mengakhiri sesi setelah memilih Komite Sentral partai dan mengeluarkan beberapa resolusi penting, termasuk amandemen Konstitusi untuk memberikan lebih banyak kekuasaan kepada Presiden Xi Jinping.
    Pertemuan tersebut dipimpin Xi, yang diperkirakan akan disahkan untuk masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya pada hari Minggu. Itu memilih Komite Pusat yang terdiri dari lebih dari 370 pemimpin senior.
    Jadi, Xi Jinping tidak membicarakan soal pembakaran yang dilakukan TNI dan tidak ada membicarakan soal bantuan 10.000 personil dari Amerika Serikat.
    Video 3

    Kemudian pada video menit ke-3:43, Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono, terlihat sedang memberikan keterangan. Pada momen ini, Yudo Margono tidak memberikan komando baru kepada puluhan ribu personel TNI yang berada di Wuhan untuk memblokade dan menguasai semua sisi Wuhan, termasuk mengepung lab COVID-19 di Cina.
    Faktanya, Laksamana Yudo Margono, menyikapi aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membakar bangunan sekolah SMK Negeri Oksibil di Pegunungan Bintang Papua dan menembak pesawat logistik milik Trigana Air Ikaros nomor registrasi PK HVV dari Boven Digoel tujuan Oksibil.
    Potongan video Yudo Margono itu tayang pada Senin, 9 Februari 2023 di Kompas TV dengan judul Laksamana Yudo Margono Pastikan TNI akan Menindak Tegas KKB Papua. Saat itu, dia memastikan TNI akan melakukan penindakan tegas kepada kelompok bersenjata sehingga memberikan keamanan masyarakat Papua.

    Kesimpulan


    Berdasarkan pemeriksaan fakta, narasi dan video TNI bakar lab senjata Cina adalah keliru.
    Konten video tersebut tidak berkaitan dengan narasi konten video tersebut tidak berkaitan dengan narasi dan tidak ada peristiwa TNI membakar Laboratorium senjata Cina. Video tersebut sebenarnya berisi peristiwa berbeda-beda, seperti ledakan kereta tanker minyak di Lac-Mégantic, Quebec, Canada pada 6 Juli 2013 dan ledakan depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara pada Jumat, 3 Maret 2023.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12012) Menyesatkan, Kandungan Protein HIV dalam Salah Satu Merk Vaksin Covid-19

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 08/03/2023

    Berita


    Sebuah akun Facebook mengunggah konten dengan klaim bahwa salah satu jenis vaksin mengandung protein HIV. Informasi ini disebut berasal dari salah satu media internasional. 
    “Benarkah ada kandungan protein HIV dalam salah satu jenis vaksin? Sumbernya dari BBC loh, media besar, masa iya dia sebar hoax seperti yang disampaikan dalam video pendek ini,” demikian narasi yang menyertai unggahan tersebut.
    Dalam video tersebut, seorang perempuan mengatakan ada cuplikan berita yang dirilis media arus utama yang mengatakan bahwa protein HIV dimasukan ke dalam vaksin Covid-19. Dikatakan juga bahwa, BBC dalam videonya mengatakan protein HIV tersebut dimasukan kedalam vaksin. Dan secara bersamaan Moderna baru saja merilis bahwa vaksin HIV akan tersedia di masa mendatang.

    Benarkah klaim yang mengatakan ada kandungan protein HIV dalam salah satu jenis vaksin? Berikut pemeriksaan faktanya.

    Hasil Cek Fakta


    Pada bulan April 2021, ilmuwan University of Queensland (UQ), Australia, mengumumkan bahwa mereka telah merekayasa ulang vaksin COVID-19. Versi awal pengembangan vaksin ini menggunakan dua fragmen protein yang ditemukan pada HIV untuk menyatukan bagian kunci dari virus SARS-Cov-2, sehingga sistem kekebalan tubuh belajar mengenalinya. Vaksin yang dikembangan UQ ini masih dalam tahap penelitian dan pengembangan, sehingga memerlukan uji coba pada hewan dan uji klinis.
    Berdasarkan penelusuran Tempo, cuplikan video BBC yang disebutkan dalam video tersebut merupakan potongan video dokumenter berjudul “ Horizon Special: The Vaccine Horizon ”. Saat ini video tersebut tidak tersedia dikanal BBC, namun potongan video tersebut beredar melalui platform Rumble dan media sosial.
    Video tersebut merupakan potongan pernyataan Professor Keith Chappell, Ahli Virologi Molekuler, University of Queensland, Australia. Dalam potongan video tersebut, Keith mengatakan vaksin tersebut dikembangkan dengan menggabungkan virus, bahan kimia, dan “penjepit molekuler” dari fragmen kecil HIV. 
    Untuk memeriksa klaim ini, Tim Cek Fakta Tempo menelusuri jurnal ilmiah, pernyataan resmi institusi kesehatan dan pakar, serta berita dari media-media yang kredibel.
    Klaim 1: Video BBC tentang protein HIV digunakan untuk membuat vaksin COVID-19.
    Fakta: BBC pada tanggal 8 Juli 2021 menayangkan film dokumenter berjudul Horizon Special: The Vaccine Horizon. Saat ini video tersebut tidak tersedia dan diberi keterangan “Sorry, this episode is not currently available”. Potongan video ini beredar melalui platform Rumble dan media sosial.

    Dilansir BBC, film dokumenter tersebut menceritakan, sejak tahun 2020 sekelompok kecil ilmuwan yang mencoba mengatasi  salah satu tantangan medis terbesar saat ini yaitu membuat vaksin melawan virus yang belum pernah dilihat siapapun. 

    Salah satu bagian dari film ini menampilkan penelitian yang dilakukan di University of Queensland, Australia. Professor Keith Chappell, salah satu peneliti UQ mengatakan mereka mengembangkan vaksin protein yang paling sederhana. Para ilmuwan menggunakan dua fragmen protein HIV untuk menyatukan bagian kunci dari virus SARS-Cov-2 agar sistem kekebalan tubuh mengenalinya.
    Dilansir ABC News, pada bulan April 2021, University of Queensland masih dalam proses penelitian vaksin COVID-19 sehingga tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Pada bulan November 2022, dilansir ABC, vaksin tersebut batal diujicobakan pada manusia.
    Dilansir The Sydney Morning Herald, pada tanggal 11 Desember 2020, pemerintah Australia membatalkan kerjasama pengadaan vaksin Covid-19 yang dikembangkan University of Queensland  dan perusahaan farmasi CSL. Salah satu pertimbangan pemerintah terkait resiko keamanan vaksin.
    Klaim 2: Moderna merilis vaksin HIV
    Fakta: Pada tanggal 28 Januari 2022, perusahaan bioteknologi Moderna mengumumkan bahwa mereka telah meluncurkan uji klinis tahap awal dari vaksin mRNA HIV. Vaksin untuk HIV ini menggunakan metode dan teknologi yang sama seperti vaksin Covid-19.
    Dilansir IAVI, lembaga nirlaba internasional yang menginisiasi vaksin AIDS, pada tanggal 18 Mei 2022, IAVI dan Moderna meluncurkan uji klinis program pengembangan vaksin mRNA HIV pertama di Afrika. Uji coba fase pertama dilakukan di Rwanda dan Afrika Selatan.
    Dilansir National Institutes of Health, pada bulan Maret 2022, National Institute of Allergy and Infectious Diseases (NIAID), telah meluncurkan uji klinis Fase 1 yang mengevaluasi tiga vaksin HIV eksperimental berdasarkan platform messenger RNA (mRNA). mRNA merupakan teknologi yang telah disetujui untuk digunakan dalam beberapa vaksin COVID-19. Uji Coba Vaksin HIV (HVTN) berbasis di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutchinson di Seattle. 
    Klaim 3: Pangeran Harry dari Kerajaan Inggris mengajukan semua orang yang telah divaksin untuk tes HIV
    Fakta: Pada tanggal 10 Februari 2022, dalam rangka National HIV Testing Week, Pangeran Harry jadi tamu dalam podcast yang dipandu Gareth Thomas yang disiarkan Tackle HIV.  Gareth merupakan mantan kapten rugby Wales, yang secara terbuka mengatakan bahwa ia mengidap HIV/AIDS.

    Dilansir Guardian, Harry mendesak orang-orang untuk mengetahui status dan menjalani tes HIV. Ia berharap dapat melanjutkan pekerjaan ibunya untuk membantu memberantas stigma dan kesalahpahaman seputar virus tersebut. “Lakukan tes HIV untuk melindungi orang lain dengan cara yang sama seperti untuk Covid,” kata Harry.

    Kesimpulan


    Berdasarkan hasil pemeriksaan fakta, Tim Cek Fakta Tempo menyimpulkan bahwa video yang yang diklaim ada kandungan protein HIV dalam salah satu vaksin adalah menyesatkan.
    Peneliti di University of Queensland pada tahun 2021 mengembangkan vaksin Covid-19 dengan menggunakan dua fragmen protein HIV untuk menyatukan bagian kunci dari virus SARS-Cov-2. Pengembangan vaksin ini tertunda setelah pemerintah Australia membatalkan kerjasama.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12011) Cek Fakta: Hoaks Kelompok Anti-LGBT Dilarang Beli Kopi Starbucks

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 08/03/2023

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan yang menyebut kelompok anti- LGBT dilarang membeli kopi Starbucks. Postingan ini beredar sejak beberapa waktu lalu.
    Salah satu akun ada yang mempostingnya di Facebook. Akun itu mengunggahnya pada 2 Juli 2017.
    Dalam postingannya terdapat gambar artikel dengan tulisan "Starbucks CEO: If You Support Traditional Marriage Don't Buy Our Coffee" atau dalam Bahasa Indonesia "CEO Starbucks: Jika Anda Mendukung Pernikahan Tradisional Jangan Beli Kopi Kami".
    Akun itu menambahkan narasi: "If you support traditional marriage, DON'T Buy our coffee". Camkan kata-katanya "Kalau kalian mendukung pernikahan traditional (pria dengan wanita-red), JANGAN BELI kopi kami". Berarti hanya orang yang MENDUKUNG LGBT lah yang membeli kopi mereka. Itu menurut nalar saya. Maaf kalau salah."
    Lalu benarkah postingan yang menyebut kelompok anti-LGBT dilarang membeli kopi Starbucks?

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mengetik kata kunci "CEO Starbucks marriage coffee fact check" di mesin pencarian Google. Hasilnya ada beberapa artikel yang membantah klaim tersebut.
    Salah satunya dari AP News dalam artikel "Post twists words of Starbucks CEO on marriage" yang diunggah 3 Februari 2023. Dalam artikel tersebut pihak Starbucks memberikan bantahan yang dikirim melalui email.
    "Pernyataan yang beredar di internet terkait pandangan kami pada konsumen adalah salah," bunyi pernyataan tersebut.
    AP News menjelaskan bahwa postingan pernyataan CEO Starbucks, Howard Schultz tersebut telah beredar sejak beberapa tahun lalu. Pernyataan itu merupakan salah interpretasi pada pidato Schultz pada tahun 2013 terkait dukungan Starbucks pada kelompok LGBT.
    "Ini bukan keputusan ekonomi. Dasar kami mendukung keputusan ini setelah melihat lebih luas dari kacamata kami. Kami memperkerjakan lebih dari 200 ribu dalam perusahaan ini dan sangat menghormati perbedaan," ujar Schultz.
    "Jika ada para pemegang saham yang tidak setuju pandangan ini maka Anda bisa menjual saham Starbucks dan membeli saham lain," katanya menambahkan.

    Kesimpulan


    Postingan yang menyebut kelompok anti-LGBT dilarang membeli kopi Starbucks adalah tidak benar.

    Rujukan

  • (GFD-2023-12010) Keliru, Video dengan Klaim Jebol Tembok Cina, Moncong Rudal TNI Menggila

    Sumber: cekfakta.tempo.co
    Tanggal publish: 08/03/2023

    Berita


    Sebuah video diunggah dengan narasi bahwa moncong rudal TNI menjebol tembok Cina. Unggahan tersebut yang memperlihatkan tembakan meriam, rudal, dan pasukan berpakaian loreng, dibagikan oleh akun Facebook pada 3 Maret 2023. 
    Narator video mengatakan bahwa pasukan TNI menghujani 36 rudal berbagai jenis setelah sebelumnya mempersiapkan pasukan untuk menerjang masuk ke jantung kota. TNI menyerang target dari timur hingga barat Cina saat peringatan dari Indonesia tidak didengarkan oleh Xi Jinping untuk meminta negosiasi. Salah satu serangan menewaskan perempuan berusia 79 tahun, melukai sedikitnya 7 orang lainnya.

    Video berdurasi 8:06 menit itu disukai 1,3 ribu kali dan 32 ribu kali tayang. Benarkah klaim bahwa TNI menghujani dengan 36 rudal dan jebol tembok Cina?

    Hasil Cek Fakta


    Hasil penelusuran Tim Cek Fakta Tempo, video di atas merupakan video kompilasi yang tidak terkait dengan narasi bahwa pasukan TNI menembakkan 36 rudal berbagai jenis ke bagian timur dan barat Cina.  Berikut ini fakta-fakta setelah video tersebut difragmentasi menjadi tangkapan layar:
    Video 1
    Video 1
    Potongan gambar pada ini muncul beberapa kali dalam video kompilasi tersebut. Video ini pernah diunggah oleh akun Facebook Indonesia Strong Military pada 7 Juli 2020. Keterangan pada unggahan tersebut sangat singkat: Sistem pertahanan udara ringan Arhanud TNI-AD.
    Video 2
    Video 2
    Gambar ini adalah potongan video yang sebelumnya pernah diunggah oleh akun YouTube berbahasa Rusia pada 28 Oktober 2021. Keterangan pada video tersebut: penghancuran dengan perhitungan "Tulpans" dari Distrik Militer Barat benteng musuh di wilayah Tambov, Rusia.
    Video 3
    Video 3
    Foto ini milik Associated Press. Perempuan dalam foto tersebut adalah korban dari Gempa di  Provinsi Sichuan 2013. Ia menangis sambil duduk di atas tumpukan puing di Kotapraja Lingguan di daerah Baoxing, Provinsi Sichuan barat daya Cina pada 22 April 2013. Gempa telah menewaskan sekitar 200 orang dan melukai lebih dari 11.000 orang. Gempa itu terjadi kurang dari lima tahun setelah gempa besar di wilayah yang sama menewaskan sekitar 70.000 orang.
    Narator Video
    Narator video membacakan sebuah artikel yang dimuat oleh Kompas.com berjudul “Rusia Kembali Hajar Seluruh Ukraina dengan Rentetan 36 Rudal, Ukraina Klaim Tembak Jatuh 16 Rudal”. Beberapa kata sengaja diubah, sehingga mengubah maknanya.
    Narasi paragraf pertama: Pasukan Rusia kembali menyerang Ukraina dengan hujan 36 rudal berbagai jenis pada Kamis (16/2/2023), menyerang target dari timur hingga barat Ukraina saat peringatan satu tahun perang hampir tiba. Pada kalimat tersebut, kata pasukan Rusia diganti menjadi TNI dan Ukraina diubah menjadi Cina. 

    Kesimpulan


    Dari pemeriksaan fakta di atas, video dengan klaim bahwa TNI menjebol tembok Cina adalah keliru. Narasi dan kolase video yang diunggah tidak ada hubungannya dengan judul di atas.

    Rujukan