• (GFD-2022-10947) [SALAH] Tes Kesehatan Paru-Paru dengan Menahan Nafas

    Sumber: Facebook.com
    Tanggal publish: 09/11/2022

    Berita

    “ayo coba tes kesehatan paru2 kita#fypシ #fypdongggggggg #brandatiktok #fyp #vidio_viral #foryou #lokotre #syukur”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Tiktok joel81._3 memposting sebuah video berdurasi 1 menit 36 detik. Video tersebut berisi cara untuk mengetes kesehatan paru-paru melalui pernafasan dengan cara menahan nafas sesuai petunjuk dalam video.

    Setelah ditelusuri, dengan menahan nafas tidak bisa untuk memastikan apakah paru paru seseorang sehat, hal tersebut dijelaskan oleh Dokter Spesialis Paru, dr Eva Dri Diana, Sp.P.

    “Kemampuan bernapas seseorang diukur dengan alat yang namanya spirometri. Dengan bantuan alat inilah, kita bisa mengetahui pernapasan seseorang normal atau bermasalah,” kata dokter di sebuah rumah sakit di Jakarta ini, melansir dari Tempo.co.

    Lebih lanjut, tes untuk menilai fungsi paru disebut spirometri dengan menilai jumlah udara yang dapat dihirup dan dihembus paru dalam satuan milimeter, serta arus paru dalam satuan mililiter per detik. Pemeriksaan tersebut dengan cara menghirup dan menghembus nafas melalui corong mulut.

    Sedangkan cara untuk mengetahui paru-paru sehat atau bermasalah yang lebih akurat menurut Dokter Spesialis Paru Faisal Yunus dengan foto thorax, uji latih jantung paru dengan sepeda statis atau treadmill dengan berbagai selang detektor yang menempel pada tubuh, spirometri, CT Scan, dan menguji arus puncak ekspirasi.

    Dengan demikian, menahan napas untuk mengetes kesehatan paru-paru bukan hal yang tepat. Kesehatan paru-paru yang akurat menggunakan Spirometer, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Informasi tersebut tidak tepat. Faktanya, mengukur kesehatan paru-paru yang akurat menggunakan Spirometer.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10946) [SALAH] Cara Mengecek Resiko Stroke dengan Menggerakan Jari

    Sumber: Tiktok.com
    Tanggal publish: 09/11/2022

    Berita

    “#AQUADULU coba gerakan jari tangan mu seperti dlm video ini:pray:fyp dong”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Tiktok nurtaria7 memposting sebuah video cara untuk mengecek resiko terkena stroke dengan menggerakan jari seperti contoh di video.

    Setelah ditelusuri, melansir dari Kompas.com dokter spesialis saraf, Bambang Kusnardi menjelaskan pergerakan jari kurang tepat untuk mengecek resiko stroke, karena kedua hal tersebut tidak berhubungan. University of Cincinnati mengembangkan tes sederhana untuk diagnosis stroke dalam 1 menit hal tersebut berdasarkan berita Kompas 2016. Pertama dengan tes tersenyum, selanjutnya pasien diminta menutup kedua mata mereka dan mengangkat kedua tangannya. Umumnya, pasien stroke tidak bisa mengangkat kedua tangannya dengan tinggi yang sama karena salah satunya lemah. Ketiga, pasien diminta mengulang kalimat sederhana.

    Dengan demikian informasi mengecek resiko stroke dengan menggerakkan jari tidak tepat. Dokter spesialis saraf Bambang Kusnardi menjelaskan pergerakan jari kurang tepat untuk mengecek resiko stroke, karena kedua hal tersebut tidak berhubungan, sehingga hal tersebut masuk dalam kategori konten menyesatkan.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Luthfiyah OJ (UIN Raden Mas Said Surakarta).

    Informasi tersebut tidak tepat. Faktanya, dokter spesialis saraf Bambang Kusnardi menjelaskan pergerakan jari kurang tepat untuk mengecek resiko stroke, karena kedua hal tersebut tidak berhubungan.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10945) [SALAH] BuzzeRp Diam Lihat Hutan Gundul

    Sumber: Twitter.com
    Tanggal publish: 09/11/2022

    Berita

    “BuzzRp Tiap Hari Radikal Radikul…?

    BuzzeRp Tiap Hari Menghujat Ulama…?

    BuzzeRp Tiap Hari Bawa Isu Arab Yaman….?

    Tapi Pas Giliran Seperti ini, MEREKA DIAM SERIBU BAHASA !”

    Hasil Cek Fakta

    Akun Twitter dengan nama pengguna “sutanmangara” mengunggah sebuah foto hutan gundul. Unggahan tersebut juga disertai narasi yang menyatakan BuzzeRp yang selalu menghujat ulama diam ketika melihat hutan gundul.

    Berdasarkan hasil penelusuran, foto tersebut bukan merupakan foto hutan gundul di Indonesia. Foto tersebut merupakan kondisi deforestasi di Sarawak, Malaysia dan tidak berkaitan dengan pemerintah Indonesia. Foto serupa dapat dilihat dalam artikel berjudul “Can Borneo’s Tribes Survive ‘Biggest Environmental Crime of Our Times’?” yang diunggah oleh National Geographic pada 10 Januari 2015.

    Narasi serupa juga pernah beredar pada tahun 2021 lalu. Artikel dengan topik tersebut telah dimuat dalam situs turnbackhoax.id pada 26 Agustus 2021 dengan judul artikel “[SALAH] Foto Penggundulan Hutan di Kalimantan Barat”.

    Dengan demikian, narasi yang diunggah oleh akun Twitter dengan nama pengguna “sutanmangara” tersebut dapat dikategorikan sebagai Konten yang Menyesatkan/Misleading Content.

    Kesimpulan

    Hasil Periksa Fakta Khairunnisa A.

    Bukan foto hutan gundul di Indonesia. Foto tersebut merupakan kondisi deforestasi di Sarawak, Malaysia dan tidak berkaitan dengan pemerintah Indonesia.

    Rujukan

  • (GFD-2022-10944) Cek Fakta: Tidak Benar Pos Indonesia Bagikan Subsidi dari Pemerintah Rp 10 Juta

    Sumber: liputan6.com
    Tanggal publish: 14/11/2022

    Berita


    Liputan6.com, Jakarta-  Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim PT Pos Indonesia membagikan subsidi dari pemerintah Rp 10 juta, kabar tersebut dibagikan lewat aplikasi percakapan WhatsApp.
    Klaim Pos Indonesia membagikan subsidi dari pemerintah Rp 10 juta yang dibagikan berupa tautan sebagai berikut.
    "behaviororthodox.cn/Posinws/tb.php?qx=xp1668320543757"
    Ketika tautan tersebut diklik mengarah pada halam situs yang terdapat tulisan sebagai berikut.
    "🎉Pos Indonesia National economic subsidy🎊
    13 November, 2022
    Congratulations!
    Pos Indonesia National economic subsidy
    Through the questionnaire, you will have a chance to get 10000000 Rupiah ."
    Dalam situs tersebut penerima informasi diarahkan untuk menjawab sejumlah pertanyaan.
    Benarkah Klaim Pos Indonesia membagikan subsidi dari pemerintah Rp 10 juta? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com.

    Hasil Cek Fakta


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Pos Indonesia membagikan subsidi dari pemerintah Rp 10 juta, dalam  situs resmi PT Pos Indonesia posindonesia.co.id terdapat tulisan "Klarifikasi Pos Indonesia Terkait Informasi Hoax tentang Program Hadiah".
    Situs posindonesia.co.id menyebutkan, beberapa waktu terakhir beredar link atau tautan melalui aplikasi pesan dan media sosial berisi informasi yang mengatasnamakan PT Pos Indonesia (Persero) mengenai program hadiah.
    Saat ini Pos Indonesia tidak memiliki program hadiah sebagaimana disampaikan pada informasi diatas dan disampaikan bahwa informasi yang beredar tersebut adalah tidak benar atau hoaks.
    Corporate Secretary PT Pos Indonesia (Persero) Tata Sugiarta mengatakan bahwa Pos Indonesia saat ini tidak memiliki program hadiah sebagaimana disampaikan oleh link yang saat ini beredar dan dinyatakan bahwa informasi tersebut adalah tidak benar.
    Pos Indonesia menghimbau masyarakat untuk tidak mengklik tautan tersebut dan tetap berhati-hati akan informasi yang tersebar luas pada aplikasi pesan dan media sosial yang mengatasnamakan Pos Indonesia
    Berita dan informasi resmi terkait dengan Pos Indonesia hanya disampaikan melalui website resmi www.posindonesia.co.id, dan melalui media sosial Instagram @posindonesia.ig, twitter @posindonesia dan facebook Pos Indonesia serta bagi masyarakan yang ingin memastikan segala informasi tentang Pos Indonesia bisa menghubungi Pos Call 1500161
    “Seluruh program hadiah atau campaign yang diselenggarakan secara resmi oleh Pos Indonesia selalu disampaikan melalui website resmi dan akun media sosial official Pos Indonesia serta bisa melakukan konfirmasi langsung ke Pos Call 1500161,” pungkas Tata.
     

    Kesimpulan


    Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim Pos Indonesia membagikan subsidi dari pemerintah Rp 10 juta adalah hoaks.
    Pos Indonesia saat ini tidak memiliki program hadiah sebagaimana disampaikan oleh link yang saat ini beredar.

    Rujukan