• (GFD-2023-14427) [SALAH] Jutaan Pendukung Prabowo Berbalik Arah Mendukung Ganjar

    Sumber: YouTube.com
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    GEGER PAGI INI || TANGIS PRABOWO PECAH, JUTAAN PENDUKUNGNYA BALIK ARAH DUKUNG GANJAR

    Hasil Cek Fakta

    Kanal YouTube KABAR NEWS (@kabarnews672) pada 3 Desember 2023 mengunggah video yang mengklaim bahwa jutaan pendukung Capres nomor urut 2 dalam Pilpres 2024, Prabowo Subianto, telah berbalik arah mendukung Capres nomor urut 3 yakni Ganjar Pranowo.

    Setelah dilakukan penelusuran, faktanya narator dalam video hanya membaca ulang artikel berjudul “Prabowo Yakin Menang Pilpres 2024: Ada Pak Jokowi dan Luhut”.

    Dalam artikel asli milik Liputan 6 tersebut, diberitakan bahwa Prabowo yakin dapat memenangkan Pilpres 2024 bersama Gibran Rakabuming sebagai Cawapresnya. Munculnya keyakinan itu disebabkan karena adanya dukungan dari Presiden Joko Widodo dan Luhut Binsar Pandjaitan untuk kemenangan Prabowo-Gibran.

    Dengan demikian, informasi yang disebarluaskan oleh kanal YouTube KABAR NEWS merupakan informasi yang salah.

    Kesimpulan

    Hasil periksa fakta ‘Ainayya Al Fatikhah.

    Unggahan video yang mengklaim bahwa jutaan pendukung Prabowo Subianto telah berbalik arah untuk mendukung Ganjar Pranowo merupakan konten yang dimanipulasi. Faktanya, narator hanya membaca ulang artikel berjudul “Prabowo Yakin Menang Pilpres 2024: Ada Pak Jokowi dan Luhut”.

    Rujukan

  • (GFD-2023-14426) Cek Fakta: Ganjar Pranowo Sebut di Merauke Tidak Ada Fasilitas Kesehatan

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Dalam debat Pilpres yang digelar di Kantor KPU pada Selasa (12/12/2023) malam, calon presiden (capres) nomor tiga Ganjar Pranowo memaparkan mengenai minimnya fasilitas kesehatan yang ada di wilayah Merauke, Papua.

    Ganjar menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke wilayah tersebut menemui ketiadaan fasilitas puskesmas untuk masyarakat.

    "Ini sesuatu yang penting di Merauke, kami menemukan pendeta namanya Pak Leo dia harus menolong seorang ibu melahirkan karena tidak adanya fasilitas kesehatan dan dia belajar dari YouTube sesuatu hak kesehatan tidak bisa didapat. Maka kita sampaikan kepada Pendeta Leo, kami akan bangunkan satu desa satu puskesmas dengan satu nakes."

    Hasil Cek Fakta

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan melalui situs https://portal.merauke.go.id/ setidakya di Merauke terdapat sejumlah puskesmas baik untuk perawatan maupun untuk non perawatan. Dalam situs tersebut tertulis ada 20 puskesmas yang tersebar di Merauke.

    Puskesman Kimaam
    Puskesmas Waan
    Puskesmas Tabonji
    Puskesmas Ilwayab
    Puskesmas Okaba
    Puskesmas Tubang
    Puskesmas Ngguti
    Puskesmas Kaptel
    Puskesmas Kurik (Kampung Kurik)
    Puskesmas Kumbe (Kampung Onggari)
    Puskesmas Mopah baru (Kelurahan Kelapa Lima)
    Puskesmas Kuprik (Kampung Kuprik)
    Puskesmas Tanah Miring
    Puskesmas Jagebob
    Puskesmas Sota
    Puskesmas Rimba Jaya
    Puskesmas Naukenjerai
    Puskesmas Muting
    Puskesmas Bupul
    Puskesmas Ulilin
    Selain Puskesmas, tertulis empat rumah sakit, yakni:

    Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
    Rumah Sakit Bunda Pengharapan (RSBP)
    Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL)
    Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD)
    Kemudian tersedia dua poliklinik, yakni:

    Polikinik AURI
    Poliklinik Polisi

    Kesimpulan

    Dengan demikian, pernyataan Capres Ganjar Pranowo tersebut tidak benar. Sebab sudah ada beberapa puskesmas yang dibangun serta sejumlah rumah sakit dan poliklinik di Merauke.
  • (GFD-2023-14425) CEK FAKTA: Beri Efek Jera, Ganjar Penjarakan Koruptor ke Nusa Kambangan

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Beri Efek Jera, Ganjar Penjarakan Koruptor ke Nusa Kambangan

    Hasil Cek Fakta

    Meski demikian, Dosen Fakultas Hukum Unika Atma Jaya Asmin Fransiska melihat efek jera tidak hanya bisa dilihat dari kurungan penjara atau lokasi penjaranya saja.

    "Efek jera membutuhkan syarat lain seperti kepastian hukum, hukum yang tidak ambigu baik dalam teks maupun konteks. Penghukuman terutama dalam waktu panjang, justru tidak memiliki relevansi dengan efek jera," ujar Asmin. Dia menjelaskan, temuan dari National Institute of Justice menyatakan bahwa penjara yang lama akan membuat individu memiliki kemampuan dalam strategi kriminalitas dari rekannya di dalam penjara.
  • (GFD-2023-14424) Benar, Klaim Anies Soal Laporan Kasus KDRT Mega Suryani Dewi Tidak Ditindaklanjuti Hingga Akhirnya Terbunuh

    Sumber:
    Tanggal publish: 12/12/2023

    Berita

    Calon Presiden Anies Baswedan mengatakan Mega Suryani Dewi, seorang Ibu Rumah Tangga (IRT) telah melaporkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang dialaminya, namun tidak ditindaklanjuti hingga akhirnya terbunuh.

    Hasil Cek Fakta

    Dikutip dari situs berita Suara.com, sebelum tewas, Mega Suryani diduga mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sejak lama. Ia pun sempat melaporkan tindakan sang suami, Nando (25) ke pihak kepolisian.

    Sayangnya, laporan KDRT yang dilakukan awal Agustus itu, tidak ditindaklanjuti oleh polisi. Padahal, ia turut membawa bukti. Pelaporan yang tidak diproses rupanya berujung pahit.

    Dilansir Liputan6.com, Kapolsek Cikarang Barat AKP mengatakan bahwa pelaku mengaku sakit hati lantaran korban sering memakinya saat cekcok lantaran kebutuhan ekonomi. "Motifnya sakit hati karena korban sering memaki tersangka disebabkan kebutuhan ekonomi," kata Rusnawati saat konferensi pers, Senin, 11 September 2023.

    Menurut Direktur Indonesia Judicial Research Society (IJRS), Dio Ashar, kekerasan seksual menjadi salah satu kasus yang rentan tidak mendapatkan penyelesaian.

    Mengacu pada data INFID & IJRS (2020), sebesar 57.3% dari 1586 responden tidak melapor kasus Kekerasan Seksual yang dialaminya, karena mayoritas dari mereka mengalami ketakutan. Responden juga menyatakan tidak mendapatkan penyelesaian atas kasusnya.

    Lentera Sintas Indonesia (2015) menyebutkan 93 persen penyintas perkosaan tidak pernah melaporkan kasus mereka ke aparat penegak hukum.

    “Temuan-temuan ini menunjukkan, bahwa masyarakat masih ketakutan untuk melaporkan peristiwa kekerasan seksual yang dialaminya. Keengganan korban untuk melapor disebabkan oleh stigma negatif dan perilaku yang menyalahkan korban. Alasan lain adalah munculnya ketidakpercayaan terhadap aparat hukum dalam menangani pelaku sekaligus pemulihan psikologis korban,” jelas Dio.

    Kesimpulan

    Berdasarkan verifikasi Tempo, klaim bahwa laporan kasus KDRT Mega Suryani Dewi tidak ditindaklanjuti hingga akhirnya terbunuh adalah benar.

    Sebelum tewas, Mega diduga mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) sejak lama. Ia pun sempat melaporkan tindakan sang suami, Nando (25) ke pihak kepolisian.