• (GFD-2024-15225) [HOAKS] Bill Gates Membuat Identitas Digital Bersama WEF dan PBB

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 17/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah video mengeklaim bahwa filantropi sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates akan membuat identitas digital global.
    Program tersebut dijalankan dengan menggandeng Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF).
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
    Video soal Bill Gates menggandeng WEF dan PBB untuk membuat identitas digital global, disebarkan oleh akun Facebook ini pada 4 Januari 2024. Arsipnya dapat di sini.
    Berikut narasi yang ditulis pengguna Facebook:
    Sibuk kali Billi Gatelli ini, bukan hanya urus papairus komputer, papairus manusia, punya proyek juga bergandengan dengan WEF membuat kehidupan manusia menjadi serba digital..
    Video berdurasi 59 detik itu menampilkan Gates dan Presiden Bank Sentral Eropa, Christine Lagarde.
    Tim Cek Fakta mengambil tangkapan layar video menampilkan Christine Lagarde yang memakai pakaian ungu, dengan latar biru.
    Hasil pencarian di Google Lens mengarahkan ke situs Bloomberg, 13 Oktober 2023.
    Lagarde menghadiri sesi panel International Monetary Fund and World Bank in Marrakesh, Maroko yang disiarkan oleh Bloomberg TV.
    Salah satu topik yang dibicarakan yakni suku bunga dan mengembalikan inflasi ke angka 2 persen dalam jangka menengah.
    Sementara, video Gates serupa dengan yang ada di kanal YouTube WEF, 25 Mei 2022.
    Gates bicara soal perkembangan global di acara Davos Annual Meeting 2022.
    Salah satu poin yang dibicarakan Gats yakni soal keadilan fasilitas dan akses kesehatan bagi negara berkembang.
    Tidak ada perbincangan soal identitas digital global.
    Juru bicara Program Pembangunan PBB Victor Garrido Delgado membantah narasi soal program identitas digital.
    “Perserikatan Bangsa-Bangsa, sampai saat ini, belum menyatakan bahwa tanda pengenal digital akan diwajibkan,” kata Delgado, dilansir USA Today.
    Yayasan Bill dan Melinda Gates merupakan satu dari delapan organisasi yang berkolaborasi mendukung kampanye 50-in-50.
    Ini adalah program untuk meningkatkan infrastruktur digital di 50 negara.
    Kendati demikian, fakta tersebut disebarkan dengan narasi menyesatkan.

    Hasil Cek Fakta

    Kesimpulan

    Video soal Bill Gates menggandeng WEF dan PBB untuk membuat identitas digital global merupakan hoaks.
    Video Bill Gates dan Christine Lagarde dipakai tidak sesuai dengan konteksnya.
    PBB membantah soal adanya seruan untuk mewajibkan tanda pengenal digital.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15224) [HOAKS] Najwa Shihab dan Raffi Ahmad Promosikan Judi Online

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 17/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Beredar video wawancara Najwa Shihab dengan selebritas Raffi Ahmad mengenai judi online.
    Dalam wawancara tersebut, mereka membicarakan situs judi yang disebut sebagai bisnis terbaru Raffi.
    Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, narasi itu tidak benar atau hoaks.
    Wawancara Najwa Shihab dan Raffi Ahmad soal situs judi online ditemukan di akun Facebook ini pada Minggu (14/1/2024). Arsipnya dapat dilihat di sini.
    Berikut teks yang tertera:
    WAWANCARA PALING VIRAL DENGAN PEMILIK ENTERTAINTMENT TERBESAR SEINDONESIA
    Ada pula video serupa tetapi mempromosikan situs judi yang berbeda.
    Video yang diunggah akun X (Twitter) ini menampilkan Najwa, Raffi, dan Atta Halilintar yang mempromosikan situs judi online.
    Raffi dan Atta menyebutkan, telah menyuntikkan dana untuk situs tersebut dalam rangka membantu keuangan masyarakat.

    Hasil Cek Fakta

    Video asli Najwa Shihab mewawancarai Raffi Ahmad terdapat di laman Narasi.tv, pada 13 Januari 2021. Pakaian yang dipakai Najwa dan Raffi serupa dalam video yang beredar.
    Dalam wawancara itu, Najwa menanyai Raffi sebagai salah satu orang Indonesia yang mendapat vaksin Covid-19 pertama.
    Raffi bercerita, setelah vaksinasi tangannya pegal dan sedikit mengantuk.
    Selain Raffi, ada pula Atta Halilintar dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang telah mendapat vaksin Sinovac.
    Dalam video, Najwa dan Raffi mengenakan masker karena memang video diambil pada masa pandemi Covid-19.
    Sehingga, tidak terlihat gerak bibir untuk mencocokkan apa yang diucapkan Raffi dan Najwa dalam video.
    Tim Cek Fakta mencoba menguji keaslian suara dengan AI Voice Detector, situs yang dapat mendeteksi apakah suara dibuat dengan artificial intelligence (AI) atau suara asli.
    Pertama, ambil sampel suara dalam format MPEG-1 Audio Layer 3 atau MP3 dengan durasi 5-7 detik.
    Lantas, masukkan sampel suara ke situs Aivoicedetector.com, kemudian akan muncul hasil pendeteksian suara.
    Suara wawancara Najwa dan Raffi yang beredar diindikasi 71,77 persen merupakan suara yang dihasilkan oleh AI.
    Rekayasa suara menyerupai tokoh terkenal memang memungkinkan, mengingat banyak platform pengubah suara yang tersedia di internet.

    Kesimpulan

    Video yang menampilkan Najwa Shihab dan Raffi Ahmad mempromosikan situs judi online merupakan hasil manipulasi.
    Video aslinya merupakan wawancara soal efek vaksin Covid-19 pada 13 Januari 2021.
    AI Voice Detector mendeteksi suara yang dipakai dalam video promosi situs judi online 71,77 persen buatan AI.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15223) [HOAKS] PPATK dan Mahfud MD Temukan Dana Haram Rp 500 Triliun di Kantor Jokowi

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 17/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Sebuah unggahan mengeklaim, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) dan Menko Polhukam Mahfud MD menemukan dana haram Rp 500 triliun di kantor Presiden Joko Widodo.
    Namun, narasi tersebut tidak benar atau hoaks.
    Narasi soal PPATK dan Mahfud MD menemukan dana haram Rp 500 triliun di kantor Jokowi dibagikan oleh akun Facebook ini (arsip). 
    Akun tersebut membagikan video berdurasi 10 menit 26 detik pada 15 Januari 2024 dengan judul:
    Mengerik4n??ppatk & Mahfud Temukan Dana Har4m 500 Triliun Di Kantor Jkw.

    Hasil Cek Fakta

    Setelah video disimak sampai tuntas, tidak terdapat informasi soal PPATK dan Mahfud MD menemukan dana haram Rp 500 triliun di kantor Jokowi.
    Narator hanya membacakan artikel di laman CNN Indonesia ini berjudul “PPATK: 36,67 Persen Duit Proyek Strategis Masuk Kantong ASN-Politisi”.
    Artikel tersebut memuat pernyataan Kepala PPATK Ivan Yustiavandana soal temuan 36,67 persen dana proyek strategis nasional (PSN) tidak digunakan untuk membangun proyek, namun masuk kantong pribadi. 
    Menurut dia, dana tersebut teridentifikasi mengalir ke pihak dengan profil seperti aparatur sipil negara (ASN) dan politisi. 
    Selain itu, narator juga membacakan artikel di laman Viva.co.id ini berjudul "Mahfud MD Dorong KPK, Kejagung dan Polri Selidiki Temuan PPATK Transaksi Triliunan Terkait Pemilu". 
    Artikel tersebut memuat pernyataan Mahfud yang meminta aparat penegak hukum  menelusuri dan memeriksa temuan PPATK terkait dugaan transaksi mencurigakan dana kampanye peserta Pemilu 2024.
     
    Mahfud menuturkan, lembaga hukum seperti Kejaksaan Agung, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri harus turun tangan. 
    Sementara itu, beberapa klip dalam video tidak terkait dengan narasi soal temuan dana haram Rp 500 triliun.
    Salah satu klip pada awal video yang menampilkan Bendahara Nasdem, Ahmad Sahroni, identik dengan video di kanal YouTube Metro TV ini.
    Dalam video, Sahroni meminta PPATK mengungkap secara gamblang siapa saja nama bendahara partai politik yang menerima aliran dana dari luar negeri.
    Menurut dia, sebaiknya PPATK tidak hanya mengeluarkan angka aliran dana, namun mengungkap sosok penerimanya.

    Kesimpulan

    Narasi bahwa PPATK dan Mahfud MD menemukan dana haram Rp 500 triliun di kantor Jokowi adalah hoaks. Klaim itu tidak sesuai dengan isi video yang dibagikan.
    Narator hanya membahas soal temuan PPATK yang menyebutkan 36,67 persen dana PSN tidak digunakan untuk membangun proyek, namun masuk kantong pribadi.
    Selain itu, narator juga membahas pernyataan Mahfud yang meminta aparat penegak hukum menelusuri dan memeriksa temuan PPATK terkait dugaan transaksi mencurigakan terkait dana kampanye peserta Pemilu 2024.

    Rujukan

  • (GFD-2024-15222) [KLARIFIKASI] Boneka Bayi Palestina Bukan Buatan Israel, tetapi Karya Seniman Anti-Imperialisme

    Sumber: kompas.com
    Tanggal publish: 16/01/2024

    Berita

    KOMPAS.com - Foto dan video boneka bayi Palestina yang tampak penuh luka beredar di media sosial.
    Dalam kemasan boneka itu terdapat pula figur karakter tentara dengan ukuran lebih kecil.
    Akun Twitter ini dan Instagram ini mengeklaim, boneka tersebut dibuat dan dijual oleh Israel.
    "Boneka bayi Palestina yang dibuat di Israel. Ini memuakkan," tulis sebuah akun Instagram, pada 10 Januari 2024.
    Lantas, benarkah narasi tersebut?
    Foto dan video yang beredar serupa dengan konten yang diunggah di akun Instagram @vlocke_negro.
    Videonya dapat dilihat di sini pada 6 Januari 2024 dan fotonya dapat dilihat di sini pada 7 Januari 2024.
    Pemilik akun tersebut merupakan seniman yang membuat boneka untuk menyampaikan dukungan terhadap Palestina.
    Melalui keterangan konten, Vlocke menjelaskan bahwa karyanya dibuat untuk meningkatkan kesadaran atas apa yang dialami Palestina.
    Ia meminta kerja sama dengan pedagang di pasar raya untuk memajang karyanya sementara.
    Pada unggahan 12 Januari 2024, Vlocke menunjukkan proses pembuatan karyanya dengan mengecat boneka dan memakaikan kain.
    Kemudian ia memasukkan boneka itu ke plastik kemasan seolah-olah dijual satu paket bersama figur karakter tentara.
    Dilansir Leadstories, Vlocke berdomisili di Meksiko.
    Jika dilihat dari sejumlah unggahannya, Vlocke merupakan seniman sekaligus aktivis yang kerap menyuarakan anti-imperialisme, dekolonisasi, dan pembebasan.
    Misalnya, konten seni jalanan ini tentang perayaan ke-30 tahun Tentara Pembebasan Nasional Zapatista atau EZLN.
    EZLN merupakan kelompok revolusioner bersenjata yang terdiri dari masyarakat adat di Chiapas.
    Mereka mengorganisasi diri untuk mempertahankan otonomi, kebebasan, dan demokrasi.
    Kemudian, unggahan mengenai Los Crudos, grup musik bergenre hardcore-punk dari Chicago, Illinois.
    Band ini kerap menyuarakan berbagai persoalan yang dialami komunitas warga Amerika Latin, seperti imperialisme, xenofobia, rasisme, dan ketimpangan ekonomi.
    Belakangan, Vlocke sering menggunggah karya seni solidaritas untuk Palestina dan mengkritik serangan Israel yang menewaskan anak-anak.
    Berdasarkan penulusuran Tim Cek Fakta, dapat disimpulkan bahwa boneka bayi Palestina itu bukan buatan Israel, melainkan karya seniman Meksiko sebagai bentuk solidaritas.

    Hasil Cek Fakta

    Rujukan